Kalau benar dia, identitas apa yang dia pakai saat membantunya melunasi utangnya? Suaminya?Akan tetapi, harapan Madeline seketika musnah. Pria itu menyebutkan namanya—Daniel.Madeline segera menelepon Daniel. Setelah beberapa saat, pria itu datang.Saat Madeline menanyakan hal itu padanya, Daniel menghela nafas lega. “Aku pikir sesuatu yang buruk telah terjadi padamu, Maddie. Ternyata kau cuma mau menanyakan soal pelunasan utang. Itu bukan apa-apa. Tidak perlu dimasukkan ke hati.”“Tidak bisa begitu.” Madeline menatap Daniel dengan serius. “Dan, aku tak tahu kapan aku bisa membayarmu kembali. Terima kasih banyak.”“Tidak perlu buru-buru. Aku tidak membutuhkan uangnya dalam waktu dekat.”“Aku tahu, tapi—”“Maddie, kalau kau memang mau berterima kasih padaku, kau bisa traktir aku makan. Aku datang ke sini dengan perut kosong.” Daniel menginterupsi Madeline. Pria itu menatapnya dalam-dalam dengan tatapan lembutnya . “Aku senang bisa membantu meringankan bebanmu.”Madeline bisa mencium ar
Wajah Madeline memucat. Di dalam hati pria ini, ia memang sangat kotor dan babak belur.“Jeremy, jaga mulutmu dan beri respek pada Madeline!” Daniel menarik Madeline ke belakangnya dan atmosfer di antara mereka seketika menjadi ajang permusuhan yang sama.Jeremy terkekeh pelan. “Respek? Kau berduaan dengan seorang wanita yang sudah menikah di depan umum dan kau masih mencoba menceramahiku soal respek?Dia mengeluarkan kata-kata tajam, menunjukkan kalau dia bahkan tidak peduli pada perasaan Madeline.“Memangnya kapan kau memperlakukan Madeline selayaknya istrimu? Lagi pula, Madeline bukan lagi istrimu!” Daniel tidak takut pada pria ini. Dia sudah siap berkonfrontasi dengan Jeremy.Wajah Jeremy tertutup selapis udara dingin. Dia menatap Madeline dengan tatapan menyeramkan di matanya. “Beginikah caramu menggoda laki-laki di luar rumah?”Madeline merasakan hawa dingin deras mengalir ke tulang belakangnya. Ia tidak mengerti dengan keputusasaan di mata Jeremy.Jeremy mengulurkan tangannya da
Suara bass Jeremy yang dalam masih terngiang di telinganya, dan jantung Madeline berdegup kencang. Namun, ia tidak akan punya ekspektasi naif seperti yang ia punyai dulu.Sekarang, cintanya buat Jeremy telah dikalahkan oleh rasa bencinya.Madeline tidak menyangka kalau Old Master Whitman tidak mempermasalahkan dirinya yang dipenjara selama tiga tahun. Sebaliknya, beliau menyuruh Madeline untuk memulai lagi hidupnya dan menjalani hidup yang bahagia bersama Jeremy.Old Master Whitman adalah orang yang konservatif. Karena itu, akan bisa dimengerti kalau beliau sangat marah dan bahkan jijik dengan cucu menantunya yang sudah melakukan tindak kejahatan. Namun, saat ini, Madeline tertegun. Ia merasa bersyukur dan hatinya menghangat.Sosok Old Master Whitman juga mengingatkannya pada kakeknya yang telah wafat. Mereka berdua orang tua yang berhati mulia.Madeline ikut makan malam di Whitman Manor. Ia merasa kalau semua orang, kecuali Old Master Whitman, terang-terangan memandangnya dengan tatapa
Bocah kecil itu berbalik karena mungkin mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Wajah polosnya yang menggemaskan sekarang menghadap ke arah Madeline. Matanya yang terang dan jernih bagaikan kelereng yang berkilauan saat mengedip dan menatap Madeline.Percikan kemarahan dalam hati Madeline seperti dipadamkan dalam sekejap. Kemudian, digantikan oleh cinta dan kebaikan yang tak bisa dilukis kan dengan kata-kata.Air mata menyengat sudut-sudut matanya dan tiba-tiba ia punya keinginan yang sangat kuat untuk menangis.‘Kalau anakku masih di sini, dia akan semenggemaskan anak ini.’Lagi pula, Jeremy sangat luar biasa. Keturunannya yang mewarisi gennya sudah pasti setampan ayahnya.Madeline berjongkok dan mengusap wajah lembut dan menggemaskan anak itu. “Siapa namamu, Sayang?”Bocah kecil itu mengedip dan berkata dengan manis, “Mommy dan Daddy memanggilku Jack.”‘Mommy dan daddy’.Kata-kata itu melukai Madeline.Putrinya seharusnya juga punya mommy dan daddy-nya juga, tapi sekarang...“Mad
Haruskah ia pulang dengan pria ini?Madeline menarik sudut-sudut bibirnya menjadi seulas senyum dan menjawab dengan manis, “Oke.”Setelah memberikan jawaban, ia memutar kepalanya dan menatap Meredith. Saat ini, wajah Meredith segelap arang dan kedua bibirnya terkatup rapat-rapat. Wanita itu sangat marah hingga hampir meremukkan giginya sendiri.Akan tetapi, penampilannya yang kontraslah yang paling membuat Madeline senang. Wanita itu sudah nyaris meledak, tapi dia tidak mau merusak citranya sebagai wanita lembut dan penuh kasih.Madeline melihat Jeremy berjalan mendekati Meredith. Dia pasti akan menenangkan pelacur bermuka dua itu.Dari kejauhan, Madeline melihat Meredith menggendong anaknya saat mendekati Jeremy dengan tatapan meminta belas kasihan.“Jeremy, aku sangat takut Maddie akan menyakiti aku dan anakku lagi. Di berada dalam penjara selama tiga tahun, dan mentalnya terlihat semakin tidak stabil sekarang.” Meredith mengeluh.“Jeremy, kau tidak lupa apa yang kau janjikan padaku
Cengkeraman Jeremy sangat kuat. Dan meskipun Madeline meronta-ronta ingin membebaskan diri, ia tetap dipaksa masuk ke dalam mobil.Madeline tidak tahu kapan pria ini berhenti berpikir kalau ia akan mengotori mobilnya. Sekarang dia bahkan membolehkannya duduk di kursi depan.Langit tiba-tiba menjadi suram. Tak lama kemudian, diikuti dengan angin kencang dan hujan deras.Suasana hati Madeline mulai terdampak. Setiap kali hujan deras, ia akan ingat malam saat ia dipaksa melahirkan sebelum waktunya.Di dalam ruangan sempit, rasa takut di dalam hatinya semakin membesar. Ia tidak mau melihat lagi malam kelam itu, malam berdarah yang memisahkannya dengan putrinya.“Jeremy, kemana kau akan membawaku? Apa kau berencana membunuhku juga karena aku menolak menceraikanmu? Aku tidak akan membiarkanmu berhasil lagi.Ia tidak boleh mati. Ia belum membalaskan dendam putrinya!Jeremy sepat-cepat mengunci pintu mobil dan menginjak rem.“Madeline, apa kau sudah gila?” Pria itu mengerutkan alisnya dan mena
“Kau lihat itu? Terima kasih atas perhatianmu, Mr. Whitman. Kau membiarkanku hidup bahagia, setiap hari, selama lebih dari seribu hari di penjara.”Madeline tersenyum pahit, air matanya yang hangat jatuh di tangan belakang Jeremy. Jari-jari ramping pria itu bergetar pelan. Dia tidak pernah tahu kalau air mata bisa begitu hangat.Hujan semakin deras, dan Madeline mendengar suara karet penyeka menggesek kaca mobil depan.Udara di sekitar tubuhnya tiba-tiba seperti berhenti. Madeline menyeka air matanya, tatapan matanya tiba-tiba menjadi lebih tenang.“Jeremy, kalau aku bisa mengulang kembali, aku lebih memilih untuk tidak bertemu denganmu.”Setelah mendengar kata-kata Madeline, Jeremy sepertinya sudah kembali ke alam sadarnya. Dia menatap gadis itu dengan matanya yang seolah tak berdasar.“Madeline, kau tidak punya pilihan. Kau sudah menjadi istriku, dan kau tidak akan bisa mengubah fakta ini sepanjang hidupmu.”Madeline melemparkan cemoohan sarkastik, “Oh? Benarkah? Mr. Whitman, kau bil
Meredith menunjuk-nunjuk dan meneriaki Madeline. Ia sudah lupa dengan citra lembut yang munafik yang biasa dia perlihatkan.Mrs. Hughes tidak terkejut dengan keganasan dan kekejaman Meredith. Jelas dia sudah melihat wajah asli Meredith sejak lama.Madeline awalnya ingin pergi, namun melihat Meredith bingung sekaligus kesal saat ini, ia hanya duduk di sofa dan membuka bibirnya perlahan. “Akulah nyonya rumah di rumah ini, jadi anehkah bila aku di sini? Yang aneh adalah kenapa orang luar sepertimu ada di dalam rumahku?”“Kau nyonya rumah di rumah ini?” Meredith seakan-akan baru saja mendengar sebuah lelucon besar. “Madeline, apa kau jadi bodoh saat kau di dalam penjara? Akulah nyonya rumah yang sebenarnya! Dan kau cuma seekor anjing yang mengejar-ngejar Jeremy!”Kata-kata Meredith benar-benar penuh penghinaan dan fitnah. Dia terlihat sangat jahat saat gigi-giginya menggertak, dan dia sama sekali tidak punya sikap seorang nyonya muda dari sebuah keluarga kaya.Madeline terkekeh pelan. "Kal
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka