“Aku memberikan ini pada Vera,” kata Jackson pelan.Jeremy menatap pria kecil di depannya dengan sebuah tatapan ganjil di wajahnya. “Kau menaruh chip di gelang ini?” Dia bertanya, namun tak mendapat jawaban.Jackson berdiri dan menatap danau di depannya. Permukaan danau yang tenang diusik oleh tetesan hujan, dan kedua mata Jackson hampa.Namun, pada saat ini, Jeremy melepas mantelnya dan tanpa ragu-ragu terjun ke danau. Dia ingin mencari Vera…Waktu berlalu dan langit sudah gelap.Hujan telah berhenti dan pencarian dilanjutkan.Saat ini adalah permulaan musim gugur, angin malam yang dingin menyerang mereka berdua. Saat hembusan angin menerpa pakaian basah mereka, hawa dingin langsung menembus ke tulang-tulang mereka.Sudah enam jam sejak Vera terjatuh, jadi Meredith tahu dialah pemenangnya.Banyak penyelam profesional didatangkan namun mereka masih belum bisa menemukan Vera. Wanita itu pasti sudah menemui ajalnya.Meredith lega. Dia ingin meninggalkan tempat itu, namun saat melihat Jer
Ketika Jackson melihat bahwa Madeline selamat tak kurang suatu apa pun, kedua mata besarnya bersinar terang.Dia tak mengatakan apa-apa. Namun, kelegaan yang dia rasakan tergambar jelas di wajahnya.“Vera Quinn, kau melakukan begitu banyak perbuatan kejam dan kau masih selamat tak kurang suatu apa pun! Kau bahkan punya nyali untuk berjalan kembali ke sini dengan santai!” Eloise menunjuk Madeline dan berteriak, “Kejahatan apa yang ingin kau tuduhkan pada putriku sekarang?”Madeline mengangkat sepasang matanya yang sebening kristal. "Mrs. Montgomery, kau ingin sekali aku mati ya?" Dia bertanya sambil tersenyum. Sepasang matanya tampak tak berdasar saat melanjutkan, "Aku khawatir kau tidak akan pernah merasakan kedamaian lagi jika aku mati, Mrs. Montgomery.”“Hmph, perempuan sepertimu tidak akan dikenang meski kau sudah mati. Mana mungkin aku merasa tidak tenang jika kau mati?" Eloise menatapnya dengan dingin. “Vera, aku sarankan untuk menghentikan apa yang kau lakukan. Bertahan dalam kej
“...” Laki-laki itu mati ucap.Madeline perlahan mengeluarkan selembar tisu dari saku baju olahraganya yang kedap air. Lalu, dia membungkuk dan memungut amplop itu lewat sudutnya.“Apa kau sudah menelepon polisi, Mrs. Montgomery?” Dia tersenyum, kedua matanya berubah menjadi bulan sabit.Eloise melotot. “Vera, polisi akan segera sampai. Jangan berpikir untuk bisa bersilat lidah nanti.”“Kau harus memberikan kesempatan untuk bersilat lidah kepada putrimu yang berharga." Madeline menggoyangkan amplop di tangannya. “Terima kasih telah memberikan buktinya kepadaku. Kupikir seharusnya sidik jari penyuapnya ada di sini.”“...”“...”Ekspresi pria itu membeku saat dia tanpa sadar menatap Meredith.Sebaliknya, kedua ujung bibir Meredith bergerak-gerak. Dia tampak seakan sedang bingung.Senyum Madeline semakin lebar saat melihat ekspresi mereka. "Mrs. Montgomery, kau bisa menyewa pengacara untuk putrimu sekarang. Aku penasaran mengenai apa yang akan kau katakan kepada mereka ketika mereka bert
“B-bagaimana mungkin…” Eloise tak bisa menerima apa yang sedang dia dengar dari percakapan di telepon.Kata-kata keji dan mengancam Meredith... Bagaimana gadis itu memanggil Jackson ‘anak terkutuk itu’...“Tidak! Itu tidak mungkin! Itu bukan suara Mer!” Eloise menyangkal dengan yakin. “Vera Quinn, berani-beraninya kau memalsukan bukti? Kau pasti sudah menyuruh seseorang untuk berpura-pura sebagai Meredith!”Meredith kembali tersadar. Dia tak menyangka bahwa ketika Vera mendekatinya, gadis itu sudah mulai merekam.Namun, dia tak akan mengakui perbuatan kotornya hanya dengan bukti ini.“Mom, percayalah padaku. Itu bukan aku. Orang di video itu bukan aku!” Meredith menyangkal. “Jeremy, seseorang pasti berusaha menyakitiku. Video itu pasti palsu! Mana mungkin aku ingin melukai Jack? Dia darah daging kita!”Meredith berbalik dan menatap Madeline dengan berurai air mata.“Vera Quinn, kau benar-benar rela melakukan segalanya untuk mendapatkan Jeremy. Laki-laki itu tadi sudah menunjukmu dan ka
Eloise mulai menangis ketika mendengar itu. “Semua ini salahku. Tubuhku berada dalam kondisi yang sangat buruk setelah melahirkan Mer. Kau sibuk merawatku dan itulah mengapa kita menelantarkan Mer…”Sean meraih pundak Eloise dalam keputusasaan dan berkata, “Jangan menangis, Ellie. Jangan khawatir, Mer adalah satu-satunya anak kita. Aku akan memastikan dia kembali ke rumah dengan selamat tak kurang suatu apa pun.”Jon dan Rose bergegas ke kantor polisi untuk menjenguk Meredith setelah mengetahui kalau sesuatu telah terjadi pada gadis itu.Ketika Rose melihat Meredith mengenakan seragam penjara dan terlihat acak-acakan di ruang pertemuan, dia benar-benar tercengang.Seolah-olah dia menyaksikan pohon uangnya akan segera tumbang.“Mer, Mer, apa kabarmu? Apa yang terjadi?”Meredith menatap Jon dan Rose dengan tidak sabar. Dia berkata dengan pikiran jernih, “Tak ada gunanya bilang macam-macam sekarang. Eloise dan Sean adalah satu-satunya pihak yang bisa menyelamatkanku sekarang.”Jon dan Ros
Meredith mencemooh dengan jijik. “Omong kosong apa itu? Kapan aku melakukan semua hal itu padamu? Kaulah yang menggoda Jeremy dengan wajahmu itu. Kaulah yang melakukan semua hal itu. Jadi misalnya pun aku ingin melukaimu nanti, kau hanya punya dirimu sendiri untuk disalahkan.”“Diriku sendiri untuk disalahkan?”“Kau sendiri yang membuat masalah mendatangimu! Dasar pelacur! Kau sama murahannya dengan si pelacur Madeline itu. Kematian kalian berdua tak akan disesali!”Setelah mendengar teriakan Meredith, Madeline tanpa ragu-ragu menampar wajah Meredith.Meredith tercengang selama dua detik. Saat dia hendak menyumpahi Madeline, gadis itu mencengkeram kerahnya, dan seketika itu juga, dia kesulitan untuk bernafas.Meredith mengangkat kepalanya dan bertemu dengan sepasang mata tajam Madeline. Kemudian, sebuah kilatan dingin melintas di kedua mata itu. Meredith mau tak mau gemetaran.“Aku yang mendatangkan masalah untuk diriku sendiri? Kematianku tak akan disesali? Bagaimana bisa kau mengucap
“Sana bilang padanya.” Madeline mengejek. “Kau pikir dia akan percaya padamu atau aku?”“...” Kedua mata Meredith kehilangan nyawanya. Dia tak punya apa-apa untuk menjawab itu.Dia tak berani, atau lebih memilih, tak akan pernah mengatakan kebenaran itu pada Jeremy!Jika Jeremy tahu bahwa Vera adalah Madeline, pria itu tak hanya tidak akan percaya padanya, tapi Jeremy akan bahagia dan terkejut. Pria itu akan menggunakan seluruh kekuatannya untuk memanjakan, mencintai, dan memuja Madeline.Jeremy mencintai Madeline, terutama setelah gadis itu ‘mati’. Cinta Jeremy pada gadis itu selalu disalah artikan dan pria itu menyimpannya di bagian hatinya yang terdalam.Ketika melihat bahwa Meredith tidak bisa berkata-kata, Madeline tersenyum. “Atau mungkin kau bisa memberi tahu orang tuamu yang sekarang. Kau bisa memberi tahu mereka bahwa aku adalah Madeline. Tapi, apa kau punya nyali untuk melakukan itu?”“...” Kedua sudut bibir Meredith bergerak-gerak. Kilatan agresif di kedua matanya ingin seka
Madeline memberi pria itu senyum setengah hati. “Jeremy, kau di sini untuk menjenguk Meredith? Apa kau masih tak bisa melepaskan dia?”Jeremy berjalan sampai ke depan Madeline, sepasang matanya yang memikat menatap ke dalam kedua matanya. “Orang yang tak bisa kulepaskan sekarang adalah kamu.”“Sungguh?” Madeline menatap dalam-dalam sepasang mata Jeremy seolah-olah dia terkejut. “Kalau benar begitu, aku sangat bahagia.”“Tentu saja, itu benar.” Jeremy mengulurkan tangannya. “Selama kau bersedia, mulai dari sekarang, aku yang akan bertanggung jawab untukmu.”Madeline menatap tangan Jeremy yang terulur. Sendi-sendi jarinya terlihat dengan jelas. Semuanya panjang dan indah, tampak menyenangkan untuk dilihat. Dia dulu pernah merindukan kehangatan telapak tangan pria itu.Ketika Jeremy melihat Madeline tetap diam sembari menatap tangannya, sedikit kecemasan muncul di wajahnya. “Kau tidak bersedia?”Madeline menatap pria itu dan tersenyum. Tangannya menyambut tangan Jeremy sambil berkata dala
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka