Saat mencium aroma familier itu di belakangnya, Madeline langsung tahu siapa orang yang memeluk pinggangnya.Akan tetapi, mengapa Jeremy di sini?Apakah dia juga membawa Jackson ke sini?Apakah bocah itu juga di sini?Madeline tiba-tiba mulai memikirkan Jackson. Kemudian, ia menyeimbangkan tubuhnya dan melepaskan diri dari pelukan Jeremy.“Halo, Tuan yang baik!”Lilian memanggil Jeremy bersamaan dengan munculnya cengiran senang di wajah merah mudanya. Tampaknya Lilian sangat menyukai Jeremy.Ada sedikit senyum di wajah tampan Jeremy. Dia menatap Lilian, lalu mengalihkan pandangannya ke Madeline.“Kukira aku sudah membuat keputusan yang tepat untuk keluar hari ini." Pria itu punya beberapa nada tambahan dalam kalimatnya. “Kenapa kau tidak mengangkat semua teleponku?”Madeline mengangkat kepalanya dan memalsukan seulas senyum. “Maaf, Mr. Whitman. Saya sibuk menghabiskan waktu bersama Felipe dan putri saya. Saya tidak punya waktu untuk menjawab panggilan yang tidak berarti.”“Panggilan ta
“Kau mengenalnya selama tiga tahun tapi anakmu sudah berusia dua tahun?” Jeremy mengerutkan kening. Dia menatap tajam Madeline. “Itu artinya kau sudah mulai mengencaninya sesaat setelah kalian saling kenal.”“Felipe dan saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya langsung tahu kalau saya ingin bersamanya dan memberinya anak. Ada masalah dengan itu?” Tanpa basa basi Madeline menjawab tanpa keragu-raguan sedkit pun.Hati Jeremy karam, namun semua kecurigaan yang tak mau hilang itu muncul lagi dalam dirinya.“Jeremy!”Tiba-tiba, jeritan Meredith menembus gendang telinga mereka.Madeline mengangkat kepalanya dan ia melihat Meredith berlari mendekat dengan panik. Saat kedua pasang mata mereka bertemu, ada rasa jijik dan amarah dalam kedua mata Meredith.Meredith terlihat lumayan bersemangat hari ini dibandingkan hari itu di tengah hujan saat dia terlihat sangat lemah.Dia berlari ke Jeremy dan menggaet tangan pria itu yang sedang menggenggam Madeline. Dia melirik ke situ sebelum menatap J
Pada saat itu, Madeline mengingat sesuatu. Ia dengan cepat berbalik dan berlari ke suatu tempat.Langit sudah gelap dan lampu-lampu jalan sudah dinyalakan. Taman hiburan yang kosong telah kehilangan kehidupannya sejak pagi. Saat ini, yang terdengar hanyalah suara gemerisik pepohonan yang tertiup angin.“Jeremy, apa yang harus kita lakukan sekarang? Jack pasti diculik!” Saat ini, Meredith menyandarkan dirinya pada Jeremy dengan wajah ketakutan dan khawatir.“Jeremy, aku tak sanggup kehilangan Jack! Dia satu-satunya anak kita!”Dia menekankan kata-kata ‘satu-satunya anak kita’ dan tak menyadari ekspresi Jeremy yang karam saat dirinya menyebutkan itu.Saat Jeremy hendak mengatakan sesuatu, dia melihat sesosok figur yang familiar lewat sudut matanya.“Sebaiknya kau kembali saja dulu. Aku punya sesuatu yang harus aku tangani,” ucap Jeremy untuk membuat Meredith pergi sebelum akhirnya segera pergi setelah mengatakan itu.“Jeremy! Jeremy!” Meredith memanggil pria itu, namun Jeremy terus berja
Madeline berbalik sembari berkata, “Satu lagi, saya sarankan Anda membawa Jackson ke dokter. Saya akan pergi sekarang.”“Dia bukan satu-satunya anakku.”?Penjelasan aneh Jeremy terdengar dari belakangnya. Pria ini juga mengatakan itu siang tadi.Madeline berhenti melangkah, dan ia bisa merasakan Jeremy mendekatinya dari belakang.“Aku punya seorang anak perempuan.”“...”Madeline merasakan jantungnya melewati satu detakan saat kilatan rasa kehilangan bisa terlihat dalam sepasang matanya.Apakah Jeremy jadi curiga setelah apa yang ia katakan siang tadi? Mungkin pria ini menemukan sesuatu selama periode waktu yang singkat ini?Namun, ketika pikiran Madeline mulai berkelana, ia mendengar suara Jeremy di telinganya. “Dengan mantan istriku.”“...”Ia membelalakkan matanya sekejap karena syok, merasakan sakit yang menusuk tulang di hatinya.“Benarkah?” Ia bertanya. Ia berbalik untuk menatap ke dalam sepasang mata pria itu sambil menyunggingkan senyum. “Di mana anak itu sekarang?”Jeremy men
Ken ragu-ragu. Kemudian, dia menyuarakan kecurigaannya, berkata, “Perusahaan dan bisnis Felipe masih berada di Glendale sepanjang waktu ini, namun untuk beberapa alasan, dia pergi ke negara F.”“Felipe tinggal di negara F selama tiga tahun belakangan dan jarang meninggalkan negara itu. Menurut sumber saya, dia bertemu Vera di pesawat dan jatuh cinta pada gadis itu pada pandangan pertama.”Negara F.Jeremy ingat kalau Vera juga berasal dari negara F. Namun, dari penampakannya, gadis itu jelas bukan penduduk asli negara F.Setelah menutup telepon, Jeremy perlahan membaca informasi dari Ken dengan seksama.Tak satupun informasi mengenai Vera yang mencurigakan. Namun, dia melihat satu tanggal yang tak mungkin dia lupakan dari lembaran informasi mengenai Felipe.Hari itu tiga tahun yang lalu, tubuh dingin Madeline terbaring di pelukannya. Gadis itu tak lagi bernafas maupun memiliki denyut nadi. Madeline meninggalkannya untuk selamanya.Akan tetapi, di hari itulah Felipe meninggalkan Glendal
Lilian memanggil dengan suara jernihnya, wajah gadis kecil itu hampir sama persis dengan Madeline.Jeremy berjongkok dan mengusap kepala mungil itu.“Halo, Lilly. Aku ayah Jackson.”“Aku ingat kamu.” Gadis kecil itu mengedipkan mata jernihnya. “Apa kau kesini untuk bermain bersamaku, Tuan yang baik?”Jeremy tersenyum hangat lalu mengeluarkan sebuah boneka dari saku celananya.“Hari ini aku yang mengantarkan Jackson, karena aku sudah di sini jadi aku sekalian menemuimu. Ini untukmu.”“Wow, kelinci yang imut!” Lilian benar-benar tertarik dengan boneka halus itu.Menggunakan kesempatan ini, Jeremy mencabut sehelai rambut dari kepala Lilian.Menatap wajah polos dan menggemaskan di hadapannya ini, dia punya terlalu banyak pengharapan dan kerinduan di dalam hatinya.Jeremy kemudian mendatangi sebuah klinik pemeriksaan DNA dengan perasaan yang tak terlukiskan di hatinya. Dia menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya untuk mempercepat proses tes itu.Pegawai klinik memberitahunya kalau proses itu
Setelah mendengar apa yang dikatakan si penelepon, Jeremy mengencangkan pegangannya pada kemudi.Setelah menutup telepon, dia membuka email di ponselnya dan membuka email terakhir yang dia terima. Kedua pupil matanya mengkerut saat jarinya melayang di atas layar, namun dia tak mengetuk layar itu.Din, din! Mobil-mobil di belakangnya mulai membunyikan klakson karena lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau.“Anda baik-baik saja, Mr. Whitman?” Madeline menatapnya penasaran.Jeremy memencet tombol kunci di layar dan melempar ponselnya ke sisinya. “Aku baik-baik saja.”Dia menginjak pedal gas. Kedua matanya yang dalam menatap Madeline dengan intens sebelum kembali menatap jalan di depan mereka.Madeline ingin tahu lebih dalam mengenai Jackson, itulah mengapa ia masuk ke mobil. Namun, setelah panggilan telepon itu, atmosfer di dalam mobil menjadi tegang dan kesunyiannya menakutkan.Setelah mobil berhenti di depan taman kanak-kanak, Madeline menjemput Lilian tapi tak bertemu Jackson. S
Setelah mengalami pengalaman menyakitkan dengan hubungan sebelumnya, ia akan memilih untuk dicintai lagi jika ada pilihan.…Jeremy kembali ke rumah sambil memegang telepon dengan erat di tangannya. Ada jawaban di dalamnya yang dia tidak sabar untuk tahu.Namun, begitu memasuki rumah, dia melihat Meredith sedang memasak di dapur sambil memberi perintah pada para pelayan yang membantunya.Pemandangan ini membuat dirinya ingat Madeline.Dia teringat pada malam-malam saat Madeline berada di sini membuatkan makan malam untuknya, namun, dia mengabaikannya begitu saja. Dia malah menghabiskan malam di luar daripada pulang dan menghadapi gadis yang menurutnya kotor dan keji itu.Ketika Meredith mendengar dia kembali, gadis itu berbalik dan berlari ke arahnya. “Jeremy, kau sudah kembali. Aku tadi menjemput Jack dan aku membuat makan malam khusus untuk kalian malam ini. Ini pertama kalinya aku memasak makan malam, jadi aku harap kau menyukainya.”Dia menatap Jeremy dengan mata penuh gairah dan