“Ava? Ava?”"Hah?" Ava tersentak kembali ke akal sehatnya dan mendapati konsentrasinya terpecah lagi.“Sepertinya kau sedang melamun. Kenapa tidak aku saja yang mengemudi?”“Mana bisa aku membiarkanmu mengemudi? Kau seorang pasien.” Ava tersenyum untuk mencairkan suasana di dalam mobil. “Kau sebaiknya duduk diam saja. Aku akan membawamu pulang dulu. Sesampainya di rumah nanti, kau harus mengikuti instruksi Dr. Long dan beristirahat dengan baik. Kau tidak boleh terlalu kesal.”"Aku tidak kesal, tetapi aku merasa kalau semua kejadian yang baru-baru ini terjadi telah membuatmu sangat sedih." Daniel terdengar tertekan ketika mengatakan itu.Melalui kaca spion, Ava melihat seikat bunga tulip yang diletakkan di kursi belakang dan saat itu juga merasa bahwa semua masalahnya telah tersapu bersih.Dia menyalakan radio dan ingin mengubah stasiun untuk mendengarkan musik, tetapi tanpa dia sadari, dia telah mengubah saluran ke saluran siaran langsung.Dalam siaran langsung tersebut, baik Ava maupu
Naya tampaknya sudah gila. Setelah mengatakan ini, dia menginjak pedal gas dan menatap mobil di depannya.Dia bertekad untuk membunuh Ava, tetapi tentu saja, dia tidak mau mati bersama wanita itu.Pengemudi mobil yang melaju dengan kecepatan normal di depan Naya penasaran saat mendengar suara mesin mobil sport mendekat dengan sangat cepat. Pengemudi itu mendongak dan tercengang saat menemukan sebuah mobil sport merah melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Mobil itu sepertinya lepas kendali.Ketika pengemudi itu ingin menghindari mobil sport yang mengarah ke dirinya, dia melihat mobil sport merah itu tiba-tiba mengepot dan bagian depan mobil itu menabrak pintu pengemudi mobilnya.“Aaah!” Wanita itu berteriak ngeri.Teriakannya diikuti dengan suara tabrakan yang sangat keras.Braaakkk!Naya telah menabrak sebuah mobil dan sangat puas dengan mahakaryanya, tetapi ketika tubuhnya dikirim terbang ke depan karena inersia, kepalanya membentur kemudi dan seketika itu juga dia kehilangan kes
Ibu Daniel terdiam karena terkejut. “Dan, apa maksudmu? Apa kau curiga kalau Naya sengaja menabrak mobil itu untuk bunuh diri demi mendapatkan simpatimu?”“Dia tidak ingin mendapatkan simpatiku. Dia ingin membunuh orang di mobil yang dia tabrak.” Ekspresi Daniel menjadi semakin serius. “Orang yang mengantarku pulang barusan adalah Ava.”" ... apa? Ava?” Ibu Daniel terkejut, tapi lambat laun dia mengerti apa yang dimaksud Daniel.Mobil yang dikendarai Ava barusan model dan warnanya sama dengan mobil yang ditabrak Naya. Naya pasti mengira Ava-lah pengemudi mobil yang dia tabrak, jadi dia…“Dan, mung―mungkinkah kau salah? Mana mungkin Naya mempertaruhkan nyawanya sendiri?” “Jadi, apa kau juga berpikir kalau dia tidak akan serius mencoba bunuh diri untukku? Kau sudah tahu kalau dia mungkin bersandiwara ketika dia mengaku telah mencoba bunuh diri dengan overdosis obat, ‘kan?” Daniel bertanya dengan nada tajam, matanya tertuju pada tatapan menghindar ibunya.“Ummm…” Ibu Daniel tidak tahu ba
Ibu Naya menatap Naya dengan heran dan buru-buru mengulurkan tangannya untuk menopang Naya.“Naya, pelan-pelan. Kau baru bangun. Kenapa kau menanyakan itu?”Ibu Naya bingung dan bertanya dengan suara rendah, “Mungkinkah kau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu pada Ava?”Naya benar-benar waspada kali ini. Setelah memastikan bahwa tidak ada orang dan hal mencurigakan di sekitarnya, dia menjawab dengan suara rendah."Buat apa aku harus berbaring di sini jika aku tidak mencoba menabraknya?""Apa? Apa maksudmu?" Ibu Naya bahkan lebih heran lagi. “Mung―mungkinkah kau yang…”"Ya, aku sengaja menabraknya!" Mata Naya menyipit, dan sorot matanya penuh dengan kekejaman.Mendengar jawaban itu, ekspresi Mrs. Mendez berubah. Dia dengan cepat berjalan lalu menutup pintu bangsal, kemudian bertanya dengan tidak percaya."Naya, apa kau mengatakan kalau kau melajukan mobilmu ke mobil itu?""Betul sekali." Naya mengakuinya dengan sangat ringan, lalu dia bertanya dengan tidak sabar, “Jadi, bagaimana
Setelah mengatakan itu, kedua polisi itu langsung berjalan ke ranjang rumah sakit.Kedua polisi itu menatap Naya yang tampak lemah dengan tatapan serius. "Miss Mendez, tolong bekerja sama dengan kami untuk menjawab beberapa pertanyaan."Naya mengangkat kelopak matanya dengan susah payah, ingin menunjukkan bahwa dia tidak dapat bekerja sama dalam penyelidikan polisi karena kondisinya saat ini.Ibu Naya mengerti maksud Naya dan buru-buru menjelaskan kepada polisi, “Pak, putriku baru bangun, jadi dia masih sangat lemah. Aku khawatir dia tidak bisa menjawab pertanyaan kalian. Bisakah kalian membiarkan putriku beristirahat dulu?”"Mrs. Mendez, sebelum kami datang, kami sudah bertanya pada dokter yang merawat Miss Mendez. Dokter mengatakan bahwa Miss Mendez hanya menderita luka yang tidak dalam dan tidak dalam kondisi serius. Selama dia sadar, dia bisa bekerja sama dalam penyelidikan kami.”“ … ” Dengan ekspresi malu, Ibu Naya melirik Naya setelah mendengar penuturan polisi.Naya juga meras
Naya awalnya mengira Daniel mengkhawatirkan keselamatannya, makanya pria itu datang ke rumah sakit untuk menjenguknya. Dia tak pernah membayangkan kalau Daniel datang untuk Ava.Namun, ada sesuatu yang tidak dimengerti Naya. Apakah sesuatu terjadi pada Ava?Dua polisi di samping Naya juga bingung ketika melihat Daniel menanyai Naya dengan begitu emosional.“Tuan, apakah temanmu hilang? Karena kau datang lalu menanyai Naya dengan tergesa-gesa, apa kau curiga kalau hilangnya temanmu ada hubungannya dengan Naya?”Naya menjadi resah saat polisi menanyakan hal itu.“Pak, aku korban salah tuduh. Aku bahkan tidak tahu apa yang dia bicarakan.”Naya menatap Daniel dengan polos.“Dan, bagaimana kau bisa menanyaiku seperti ini saat Ava hilang? Aku baru saja mengalami kecelakaan mobil belum lama ini dan nyawaku hampir saja melayang. Mana aku tahu apa yang terjadi pada Ava?”“Daniel, kau benar-benar keterlaluan! Bagaimanapun juga, Naya adalah tunanganmu. Apa kau mencoba untuk membuatnya hancur deng
Ibu Naya segera melangkah maju dan menutup pintu bangsal. Ketika melihat kembali ke Naya, dia melihat wajah Naya telah berubah. Pada saat ini, matanya suram, dan giginya terkatup karena marah.“Naya, apa yang terjadi? Apakah Ava…”“Aku benar-benar tidak mengharapkan ini.” Naya mencibir. “Aku sudah mengenal Daniel selama bertahun-tahun, tetapi aku tidak sebanding dengan Ava yang baru mengenalnya selama beberapa tahun? Dan masih menderita amnesia, jadi dia bahkan tidak ingat siapa Ava. Tapi, dalam keadaan seperti itu, dia masih membela perempuan jalang itu.”Naya sangat marah dan merasa sangat dirugikan.Ibu Naya tampak sedikit tertekan saat berdiri di samping Naya. Kemudian, dia bergegas menghibur putrinya. “Naya, jangan marah. Dengan kualifikasi yang kamu miliki, kau tidak harus menikahi Daniel. Ada banyak putra dari keluarga kaya dan bangsawan di Glendale yang bisa kau pilih.”“Tentu saja aku tahu kalau masih banyak pria yang bisa aku nikahi, tetapi aku hanya ingin menikahi Daniel! Ak
Sebelum dirinya benar-benar terjaga, Ava mendengar suara kasar seorang laki-laki yang memberinya perintah.Dia merasakan sakit di bagian belakang lehernya. Dia ingin mengangkat tangannya untuk memijatnya, tetapi mendapati kalau dirinya tidak bisa mengangkat tangannya."Apa kau dengar aku? Aku bicara padamu!" Laki-laki itu mendesak dengan tidak sabar dan mendorong Ava tanpa belas kasihan.Baru kemudian Ava terjaga sepenuhnya. Dia mendongak dan melihat seorang laki-laki berbaju serba hitam berdiri di depannya. Setelah itu, dia ingat apa yang terjadi sebelum dirinya jatuh pingsan.Dia sedang mengemudi di jalan dan menunggu lampu merah ketika laki-laki ini bergegas ke arahnya, mencekiknya, hingga membuatnya pingsan.Meskipun dia orang yang suka berterus terang, Ava juga tahu untuk bertindak sesuai situasi.Pada saat ini, dirinya diikat dan tidak tahu di mana dia berada. Tentu saja, dia hanya bisa bersikap tenang."Siapa kamu? Kenapa kau membawaku ke sini?” Ava pura-pura takut saat menatap