Setelah mengatakan itu, kedua polisi itu langsung berjalan ke ranjang rumah sakit.Kedua polisi itu menatap Naya yang tampak lemah dengan tatapan serius. "Miss Mendez, tolong bekerja sama dengan kami untuk menjawab beberapa pertanyaan."Naya mengangkat kelopak matanya dengan susah payah, ingin menunjukkan bahwa dia tidak dapat bekerja sama dalam penyelidikan polisi karena kondisinya saat ini.Ibu Naya mengerti maksud Naya dan buru-buru menjelaskan kepada polisi, “Pak, putriku baru bangun, jadi dia masih sangat lemah. Aku khawatir dia tidak bisa menjawab pertanyaan kalian. Bisakah kalian membiarkan putriku beristirahat dulu?”"Mrs. Mendez, sebelum kami datang, kami sudah bertanya pada dokter yang merawat Miss Mendez. Dokter mengatakan bahwa Miss Mendez hanya menderita luka yang tidak dalam dan tidak dalam kondisi serius. Selama dia sadar, dia bisa bekerja sama dalam penyelidikan kami.”“ … ” Dengan ekspresi malu, Ibu Naya melirik Naya setelah mendengar penuturan polisi.Naya juga meras
Naya awalnya mengira Daniel mengkhawatirkan keselamatannya, makanya pria itu datang ke rumah sakit untuk menjenguknya. Dia tak pernah membayangkan kalau Daniel datang untuk Ava.Namun, ada sesuatu yang tidak dimengerti Naya. Apakah sesuatu terjadi pada Ava?Dua polisi di samping Naya juga bingung ketika melihat Daniel menanyai Naya dengan begitu emosional.“Tuan, apakah temanmu hilang? Karena kau datang lalu menanyai Naya dengan tergesa-gesa, apa kau curiga kalau hilangnya temanmu ada hubungannya dengan Naya?”Naya menjadi resah saat polisi menanyakan hal itu.“Pak, aku korban salah tuduh. Aku bahkan tidak tahu apa yang dia bicarakan.”Naya menatap Daniel dengan polos.“Dan, bagaimana kau bisa menanyaiku seperti ini saat Ava hilang? Aku baru saja mengalami kecelakaan mobil belum lama ini dan nyawaku hampir saja melayang. Mana aku tahu apa yang terjadi pada Ava?”“Daniel, kau benar-benar keterlaluan! Bagaimanapun juga, Naya adalah tunanganmu. Apa kau mencoba untuk membuatnya hancur deng
Ibu Naya segera melangkah maju dan menutup pintu bangsal. Ketika melihat kembali ke Naya, dia melihat wajah Naya telah berubah. Pada saat ini, matanya suram, dan giginya terkatup karena marah.“Naya, apa yang terjadi? Apakah Ava…”“Aku benar-benar tidak mengharapkan ini.” Naya mencibir. “Aku sudah mengenal Daniel selama bertahun-tahun, tetapi aku tidak sebanding dengan Ava yang baru mengenalnya selama beberapa tahun? Dan masih menderita amnesia, jadi dia bahkan tidak ingat siapa Ava. Tapi, dalam keadaan seperti itu, dia masih membela perempuan jalang itu.”Naya sangat marah dan merasa sangat dirugikan.Ibu Naya tampak sedikit tertekan saat berdiri di samping Naya. Kemudian, dia bergegas menghibur putrinya. “Naya, jangan marah. Dengan kualifikasi yang kamu miliki, kau tidak harus menikahi Daniel. Ada banyak putra dari keluarga kaya dan bangsawan di Glendale yang bisa kau pilih.”“Tentu saja aku tahu kalau masih banyak pria yang bisa aku nikahi, tetapi aku hanya ingin menikahi Daniel! Ak
Sebelum dirinya benar-benar terjaga, Ava mendengar suara kasar seorang laki-laki yang memberinya perintah.Dia merasakan sakit di bagian belakang lehernya. Dia ingin mengangkat tangannya untuk memijatnya, tetapi mendapati kalau dirinya tidak bisa mengangkat tangannya."Apa kau dengar aku? Aku bicara padamu!" Laki-laki itu mendesak dengan tidak sabar dan mendorong Ava tanpa belas kasihan.Baru kemudian Ava terjaga sepenuhnya. Dia mendongak dan melihat seorang laki-laki berbaju serba hitam berdiri di depannya. Setelah itu, dia ingat apa yang terjadi sebelum dirinya jatuh pingsan.Dia sedang mengemudi di jalan dan menunggu lampu merah ketika laki-laki ini bergegas ke arahnya, mencekiknya, hingga membuatnya pingsan.Meskipun dia orang yang suka berterus terang, Ava juga tahu untuk bertindak sesuai situasi.Pada saat ini, dirinya diikat dan tidak tahu di mana dia berada. Tentu saja, dia hanya bisa bersikap tenang."Siapa kamu? Kenapa kau membawaku ke sini?” Ava pura-pura takut saat menatap
Ava tercengang saat mendengar dering itu. Kemudian, dia melihat ID penelepon berkedip-kedip di layar.‘Mengapa Maddie meneleponku sekarang?’Ava masih bertanya-tanya dalam hati saat laki-laki itu tiba-tiba mengangkat telepon Madeline.Madeline tidak tahu apa-apa soal penculikan Ava. Dia hanya ingin bertanya jam berapa Ava akan pulang ke rumah. Dia tidak mengira seorang laki-laki akan menjawab panggilannya ke ponsel Ava."Siapa kau? Di mana Ava?” Madeline secara tidak sadar merasa bahwa orang yang menjawab telepon tersebut bukanlah orang baik karena cara bicara dan nada bicaranya yang agak kasar."Kamu siapanya Ava?" tanya laki-laki itu dengan arogan.“Kau harus menjawab pertanyaanku dulu. Siapa kamu? Kenapa ponsel Ava ada padamu?”“Ava? Karena kau sangat mengkhawatirkannya, kau seharusnya adalah teman baik atau sahabat Ava. Dengar aku baik-baik. Ava bersamaku sekarang, dan aku mau sepuluh juta sebagai tebusan, jadi cepat siapkan uangnya. Kalau tidak, jangan pernah berpikir untuk bisa m
Tidak butuh waktu lama buat Jeremy untuk berpikir sebelum akhirnya mengambil keputusan."Kita harus memberi tahu polisi dulu.""Tapi penculik itu bilang..."“Linnie, aku tahu kau mengkhawatirkan Ava. Tapi di saat seperti ini, kita harus percaya pada polisi. Bahkan jika kau tidak memercayai polisi, percayalah. Aku tidak akan mempertaruhkan keselamatan sahabatmu.” Nada lembut Jeremy meyakinkan Madeline.Madeline menatap sepasang mata dalam Jeremy lalu mengangguk."Oke, aku percaya padamu."Jeremy meremas tangan Madeline untuk memberinya sedikit ketenangan sebelum mengemudi langsung ke kantor polisi.Sesampainya mereka di kantor polisi, mereka juga menemukan bahwa Daniel telah berada di sini untuk mengajukan laporan juga.Madeline dan Jeremy segera memanggil Daniel. Setelah ketiganya bertemu, Daniel tidak tampak seperti orang asing seperti saat pertama kali pria itu mengalami amnesia. Sebaliknya, Daniel langsung memberi tahu Jeremy dan Madeline apa yang dia ketahui.“Ava diculik, dan kura
“Mommy.”“Mommy ada di sini. Pudding anak pintar,” kata Madeline sambil menepuk kepala kecilnya dengan penuh kasih.“Mom, bukankah Aunty Ava seharusnya datang ke rumah kita hari ini?” Jackson juga bertanya dengan rasa ingin tahu.Madeline sedang mencoba mencari alasan untuk menjawab pertanyaan putranya ketika mendengar langkah kaki yang familier datang dari pintu masuk. Dia mendongak dan melihat Jeremy sudah kembali.Madeline berdiri sambil menggendong putra bungsunya. “Jeremy, kau sudah pulang. Ada kabar terbaru?"Jeremy mengambil putranya dari gendongan Madeline dan menciumnya dengan mesra.“Belum ada kabar, tapi aku sudah tahu siapa yang menculik Ava.”"Siapa?"“Penculiknya hanyalah seorang gelandangan pemalas yang memiliki banyak catatan kriminal. Untuk menghasilkan uang dengan cepat, dia akan melakukan apa saja.” Setelah itu, Jeremy menganalisis situasinya dan berkata, “Aku menemukan bahwa baru-baru ini orang itu telah menerima banyak uang di rekeningnya, dan jumlahnya sama dengan
Madeline mendongak dan melihat seorang laki-laki berpakaian serba hitam dan mengenakan kacamata hitam. Dia tampak seperti pencuri atau perampok.Dia yakin kalau dirinya tidak mengenal laki-laki ini, tetapi dia merasa laki-laki ini tampak familier.Setelah berpikir selama satu atau dua detik, Madeline tiba-tiba teringat kalau laki-laki ini adalah penjahat yang menculik Ava.Sepasang mata Madeline berbinar saat dia mengingat rekaman yang Jeremy tunjukkan padanya tadi malam. Laki-laki di depannya ini pastilah orang yang menculik Ava.Tok, tok, tok. Laki-laki itu mengetuk jendela mobil Madeline lagi.Madeline dengan hati-hati menurunkan jendelanya sedikit. Celah itu tidak cukup bagi siapa pun untuk memasukkan tangan mereka.Dia menatap laki-laki itu dengan ekspresi tenang dan bingung, "Ada apa, Pak?""Kamu Eveline Montgomery, ‘kan?" Laki-laki itu langsung bertanya, dan suaranya yang sekasar amplas membuat Madeline semakin yakin bahwa orang inilah penculik yang menginginkan uang tebusan sep