Naya tercengang. Dia menjadi tersangka sekarang?Meskipun dia memang membayar seseorang untuk melakukan hal-hal itu, dia hanya bermaksud menakut-nakuti Ava.Namun, Ava tampaknya sama sekali tidak takut. Kalau tidak, bagaimana dia bisa dengan tenang membuat laporan?“Miss Mendez, tolong ikut aku. Ada yang ingin kami tanyakan padamu.” Polisi membuat gerakan mengundang Naya agar mengikutinya.Naya menekan kecemasan di hatinya dan tersenyum acuh tak acuh. “Kalau kalian ingin menyelidikiku, selidiki saja. Aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Tapi, jika kalian menemukan kalau laporan itu tidak ada hubungannya denganku setelah kalian selesai melakukan penyelidikan, aku mau kalian meminta maaf kepadaku.”“Miss Mendez, masyarakat wajib bekerja sama dengan polisi dalam penyelidikan semacam ini. Kami mengandalkan bukti saat menangani kasus. Jadi, kau bisa yakin bahwa tidak akan ada penyelesaian kasus yang tidak adil.”“ … ” Meskipun merasa sangat tidak senang, Naya tidak
Tidak ada yang dia keluhkan dari pria itu. Sebaliknya, dia sangat senang karena Daniel tidak pernah meragukannya dari awal hingga akhir.“Ayolah, Danny. Mobilku terparkir di pinggir jalan. Aku akan membawamu ke dokter yang aku kenal untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.”Setelah selesai mengatakan itu, Ava membawa Daniel ke mobil yang dia pinjam dari Madeline ketika dia keluar pagi ini.Daniel mengikuti dari dekat, tetapi saat dia membuka pintu kursi penumpang, sekelompok reporter tiba-tiba muncul entah dari mana. Mereka mengepung Ava dan Daniel."Miss Long, bisakah Anda menjelaskan apa yang terjadi dalam siaran langsung Anda tadi malam?"“Saya dengar itu adalah rencana Anda untuk diam-diam merekam Naya. Apakah itu benar?"“Bagaimana rencana Anda untuk melawan Naya setelah dia menjebak Anda seperti itu?”“Apakah karena Mr. Daniel Graham jadi Anda punya dendam pada Naya?”Sambil menanyakan itu, reporter mengalihkan perhatiannya ke Daniel."Mr. Graham, apa pendapat Anda tentang Mi
Tentu saja, Ava tidak dapat memahami isi laporan CT scan otak, tetapi dia melihat Neil memperhatikan laporannya dengan saksama.Dia menatap pria itu. Pria itu adalah ayah kandungnya yang dulu membuatnya menjadi yatim piatu. Pria itu sekarang menjadi seorang profesor berwibawa dengan pengaruh besar di dunia medis.Dia juga tahu bagaimana pria ini sangat ingin mengakui dirinya sebagai putrinya lagi, tetapi ketika dia memikirkan tentang apa yang telah terjadi, perasaan campur aduk langsung muncul di hatinya.“Ava, Ava.”Tiba-tiba, suara dalam dan lembut Daniel terdengar di sebelah telinganya.Ava kembali tersadar dan menyadari bahwa pikirannya telah mengembara.Dia tersenyum santai pada Daniel dan menoleh untuk melihat Neil mengambil hasil CT scan Daniel. Dia menatap mereka dengan ekspresi santai.“Aku sudah melihat hasilnya. Aku punya banyak pengalaman dengan kasus-kasus seperti ini.”Jawaban Neil sangat menenangkan Ava. Dia tak bisa menunggu dan bertanya, "Apakah itu berarti kita bisa m
“Ava? Ava?”"Hah?" Ava tersentak kembali ke akal sehatnya dan mendapati konsentrasinya terpecah lagi.“Sepertinya kau sedang melamun. Kenapa tidak aku saja yang mengemudi?”“Mana bisa aku membiarkanmu mengemudi? Kau seorang pasien.” Ava tersenyum untuk mencairkan suasana di dalam mobil. “Kau sebaiknya duduk diam saja. Aku akan membawamu pulang dulu. Sesampainya di rumah nanti, kau harus mengikuti instruksi Dr. Long dan beristirahat dengan baik. Kau tidak boleh terlalu kesal.”"Aku tidak kesal, tetapi aku merasa kalau semua kejadian yang baru-baru ini terjadi telah membuatmu sangat sedih." Daniel terdengar tertekan ketika mengatakan itu.Melalui kaca spion, Ava melihat seikat bunga tulip yang diletakkan di kursi belakang dan saat itu juga merasa bahwa semua masalahnya telah tersapu bersih.Dia menyalakan radio dan ingin mengubah stasiun untuk mendengarkan musik, tetapi tanpa dia sadari, dia telah mengubah saluran ke saluran siaran langsung.Dalam siaran langsung tersebut, baik Ava maupu
Naya tampaknya sudah gila. Setelah mengatakan ini, dia menginjak pedal gas dan menatap mobil di depannya.Dia bertekad untuk membunuh Ava, tetapi tentu saja, dia tidak mau mati bersama wanita itu.Pengemudi mobil yang melaju dengan kecepatan normal di depan Naya penasaran saat mendengar suara mesin mobil sport mendekat dengan sangat cepat. Pengemudi itu mendongak dan tercengang saat menemukan sebuah mobil sport merah melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Mobil itu sepertinya lepas kendali.Ketika pengemudi itu ingin menghindari mobil sport yang mengarah ke dirinya, dia melihat mobil sport merah itu tiba-tiba mengepot dan bagian depan mobil itu menabrak pintu pengemudi mobilnya.“Aaah!” Wanita itu berteriak ngeri.Teriakannya diikuti dengan suara tabrakan yang sangat keras.Braaakkk!Naya telah menabrak sebuah mobil dan sangat puas dengan mahakaryanya, tetapi ketika tubuhnya dikirim terbang ke depan karena inersia, kepalanya membentur kemudi dan seketika itu juga dia kehilangan kes
Ibu Daniel terdiam karena terkejut. “Dan, apa maksudmu? Apa kau curiga kalau Naya sengaja menabrak mobil itu untuk bunuh diri demi mendapatkan simpatimu?”“Dia tidak ingin mendapatkan simpatiku. Dia ingin membunuh orang di mobil yang dia tabrak.” Ekspresi Daniel menjadi semakin serius. “Orang yang mengantarku pulang barusan adalah Ava.”" ... apa? Ava?” Ibu Daniel terkejut, tapi lambat laun dia mengerti apa yang dimaksud Daniel.Mobil yang dikendarai Ava barusan model dan warnanya sama dengan mobil yang ditabrak Naya. Naya pasti mengira Ava-lah pengemudi mobil yang dia tabrak, jadi dia…“Dan, mung―mungkinkah kau salah? Mana mungkin Naya mempertaruhkan nyawanya sendiri?” “Jadi, apa kau juga berpikir kalau dia tidak akan serius mencoba bunuh diri untukku? Kau sudah tahu kalau dia mungkin bersandiwara ketika dia mengaku telah mencoba bunuh diri dengan overdosis obat, ‘kan?” Daniel bertanya dengan nada tajam, matanya tertuju pada tatapan menghindar ibunya.“Ummm…” Ibu Daniel tidak tahu ba
Ibu Naya menatap Naya dengan heran dan buru-buru mengulurkan tangannya untuk menopang Naya.“Naya, pelan-pelan. Kau baru bangun. Kenapa kau menanyakan itu?”Ibu Naya bingung dan bertanya dengan suara rendah, “Mungkinkah kau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu pada Ava?”Naya benar-benar waspada kali ini. Setelah memastikan bahwa tidak ada orang dan hal mencurigakan di sekitarnya, dia menjawab dengan suara rendah."Buat apa aku harus berbaring di sini jika aku tidak mencoba menabraknya?""Apa? Apa maksudmu?" Ibu Naya bahkan lebih heran lagi. “Mung―mungkinkah kau yang…”"Ya, aku sengaja menabraknya!" Mata Naya menyipit, dan sorot matanya penuh dengan kekejaman.Mendengar jawaban itu, ekspresi Mrs. Mendez berubah. Dia dengan cepat berjalan lalu menutup pintu bangsal, kemudian bertanya dengan tidak percaya."Naya, apa kau mengatakan kalau kau melajukan mobilmu ke mobil itu?""Betul sekali." Naya mengakuinya dengan sangat ringan, lalu dia bertanya dengan tidak sabar, “Jadi, bagaimana
Setelah mengatakan itu, kedua polisi itu langsung berjalan ke ranjang rumah sakit.Kedua polisi itu menatap Naya yang tampak lemah dengan tatapan serius. "Miss Mendez, tolong bekerja sama dengan kami untuk menjawab beberapa pertanyaan."Naya mengangkat kelopak matanya dengan susah payah, ingin menunjukkan bahwa dia tidak dapat bekerja sama dalam penyelidikan polisi karena kondisinya saat ini.Ibu Naya mengerti maksud Naya dan buru-buru menjelaskan kepada polisi, “Pak, putriku baru bangun, jadi dia masih sangat lemah. Aku khawatir dia tidak bisa menjawab pertanyaan kalian. Bisakah kalian membiarkan putriku beristirahat dulu?”"Mrs. Mendez, sebelum kami datang, kami sudah bertanya pada dokter yang merawat Miss Mendez. Dokter mengatakan bahwa Miss Mendez hanya menderita luka yang tidak dalam dan tidak dalam kondisi serius. Selama dia sadar, dia bisa bekerja sama dalam penyelidikan kami.”“ … ” Dengan ekspresi malu, Ibu Naya melirik Naya setelah mendengar penuturan polisi.Naya juga meras