Naya menghentikan langkahnya. Saat melihat Daniel yang tampan dan dingin, Naya tak bisa menahan diri untuk bertanya-tanya apakah Daniel juga menonton siaran langsung di internet itu. Namun, dia masih memegang secercah harapan terakhir dan berjalan ke depan Daniel sambil tersenyum.“Dan, ini sudah sangat larut. Apa kau ke sini untuk menjengukku?”Dia menatap Daniel dengan tatapan mesra. Sebelum Daniel bisa berbicara, dia mendengar orang-orang menunjuk-nunjuk ke arahnya sambil berbicara."Itu wanita itu."“Dia yang ada di siaran langsung barusan.”“Dia terlihat sangat jelek. Tidak heran dia sangat tidak berperasaan.”“ … ”Naya bahkan tak menyangka seseorang akan mengomentari penampilannya. Meskipun sangat marah, dia tidak mau mengakui bahwa orang-orang itu membicarakannya."Dan, mari kita bicara di mobil jika ada yang ingin kau katakan padaku." Naya ingin segera meninggalkan tempat ini.Namun, Daniel tiba-tiba berkata dengan dingin, "Mari kita bicara di sini saja."Naya baru saja mulai
Benar saja, bagian komentar dipenuhi dengan netizen yang melontarkan caci maki padanya.Naya kemudian melihat video lengkap siaran langsung Ava di pencarian trending. Dia mengklik dan melihat betapa arogan dan puas dirinya. Ditambah lagi, dia bisa dengan jelas mendengar percakapan antara dia dan ibunya.Braak!Naya dengan marah melemparkan tablet ke lantai.“Ava, kau harus membuat semua orang menjadi pecundang dalam situasi ini, ya? Jika aku tidak bisa menang dalam situasi ini, aku akan membuat hidupmu seperti neraka! Aku hanya akan menyeretmu jatuh bersamaku!"Naya dengan kejam menggumam. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan dia hadapi ketika citranya benar-benar hancur.Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Naya bergegas ke kantor polisi. Ketika dia tiba, kebetulan Ava hendak pergi.Begitu melihat Ava, Naya melangkah maju dan langsung menuduh, “Pak, ini orangnya. Dia memasang kamera di bangsalku dan melanggar privasiku! Itu melanggar hukum!”Melihat Naya yang begitu emosional, poli
Naya tercengang. Dia menjadi tersangka sekarang?Meskipun dia memang membayar seseorang untuk melakukan hal-hal itu, dia hanya bermaksud menakut-nakuti Ava.Namun, Ava tampaknya sama sekali tidak takut. Kalau tidak, bagaimana dia bisa dengan tenang membuat laporan?“Miss Mendez, tolong ikut aku. Ada yang ingin kami tanyakan padamu.” Polisi membuat gerakan mengundang Naya agar mengikutinya.Naya menekan kecemasan di hatinya dan tersenyum acuh tak acuh. “Kalau kalian ingin menyelidikiku, selidiki saja. Aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Tapi, jika kalian menemukan kalau laporan itu tidak ada hubungannya denganku setelah kalian selesai melakukan penyelidikan, aku mau kalian meminta maaf kepadaku.”“Miss Mendez, masyarakat wajib bekerja sama dengan polisi dalam penyelidikan semacam ini. Kami mengandalkan bukti saat menangani kasus. Jadi, kau bisa yakin bahwa tidak akan ada penyelesaian kasus yang tidak adil.”“ … ” Meskipun merasa sangat tidak senang, Naya tidak
Tidak ada yang dia keluhkan dari pria itu. Sebaliknya, dia sangat senang karena Daniel tidak pernah meragukannya dari awal hingga akhir.“Ayolah, Danny. Mobilku terparkir di pinggir jalan. Aku akan membawamu ke dokter yang aku kenal untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.”Setelah selesai mengatakan itu, Ava membawa Daniel ke mobil yang dia pinjam dari Madeline ketika dia keluar pagi ini.Daniel mengikuti dari dekat, tetapi saat dia membuka pintu kursi penumpang, sekelompok reporter tiba-tiba muncul entah dari mana. Mereka mengepung Ava dan Daniel."Miss Long, bisakah Anda menjelaskan apa yang terjadi dalam siaran langsung Anda tadi malam?"“Saya dengar itu adalah rencana Anda untuk diam-diam merekam Naya. Apakah itu benar?"“Bagaimana rencana Anda untuk melawan Naya setelah dia menjebak Anda seperti itu?”“Apakah karena Mr. Daniel Graham jadi Anda punya dendam pada Naya?”Sambil menanyakan itu, reporter mengalihkan perhatiannya ke Daniel."Mr. Graham, apa pendapat Anda tentang Mi
Tentu saja, Ava tidak dapat memahami isi laporan CT scan otak, tetapi dia melihat Neil memperhatikan laporannya dengan saksama.Dia menatap pria itu. Pria itu adalah ayah kandungnya yang dulu membuatnya menjadi yatim piatu. Pria itu sekarang menjadi seorang profesor berwibawa dengan pengaruh besar di dunia medis.Dia juga tahu bagaimana pria ini sangat ingin mengakui dirinya sebagai putrinya lagi, tetapi ketika dia memikirkan tentang apa yang telah terjadi, perasaan campur aduk langsung muncul di hatinya.“Ava, Ava.”Tiba-tiba, suara dalam dan lembut Daniel terdengar di sebelah telinganya.Ava kembali tersadar dan menyadari bahwa pikirannya telah mengembara.Dia tersenyum santai pada Daniel dan menoleh untuk melihat Neil mengambil hasil CT scan Daniel. Dia menatap mereka dengan ekspresi santai.“Aku sudah melihat hasilnya. Aku punya banyak pengalaman dengan kasus-kasus seperti ini.”Jawaban Neil sangat menenangkan Ava. Dia tak bisa menunggu dan bertanya, "Apakah itu berarti kita bisa m
“Ava? Ava?”"Hah?" Ava tersentak kembali ke akal sehatnya dan mendapati konsentrasinya terpecah lagi.“Sepertinya kau sedang melamun. Kenapa tidak aku saja yang mengemudi?”“Mana bisa aku membiarkanmu mengemudi? Kau seorang pasien.” Ava tersenyum untuk mencairkan suasana di dalam mobil. “Kau sebaiknya duduk diam saja. Aku akan membawamu pulang dulu. Sesampainya di rumah nanti, kau harus mengikuti instruksi Dr. Long dan beristirahat dengan baik. Kau tidak boleh terlalu kesal.”"Aku tidak kesal, tetapi aku merasa kalau semua kejadian yang baru-baru ini terjadi telah membuatmu sangat sedih." Daniel terdengar tertekan ketika mengatakan itu.Melalui kaca spion, Ava melihat seikat bunga tulip yang diletakkan di kursi belakang dan saat itu juga merasa bahwa semua masalahnya telah tersapu bersih.Dia menyalakan radio dan ingin mengubah stasiun untuk mendengarkan musik, tetapi tanpa dia sadari, dia telah mengubah saluran ke saluran siaran langsung.Dalam siaran langsung tersebut, baik Ava maupu
Naya tampaknya sudah gila. Setelah mengatakan ini, dia menginjak pedal gas dan menatap mobil di depannya.Dia bertekad untuk membunuh Ava, tetapi tentu saja, dia tidak mau mati bersama wanita itu.Pengemudi mobil yang melaju dengan kecepatan normal di depan Naya penasaran saat mendengar suara mesin mobil sport mendekat dengan sangat cepat. Pengemudi itu mendongak dan tercengang saat menemukan sebuah mobil sport merah melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Mobil itu sepertinya lepas kendali.Ketika pengemudi itu ingin menghindari mobil sport yang mengarah ke dirinya, dia melihat mobil sport merah itu tiba-tiba mengepot dan bagian depan mobil itu menabrak pintu pengemudi mobilnya.“Aaah!” Wanita itu berteriak ngeri.Teriakannya diikuti dengan suara tabrakan yang sangat keras.Braaakkk!Naya telah menabrak sebuah mobil dan sangat puas dengan mahakaryanya, tetapi ketika tubuhnya dikirim terbang ke depan karena inersia, kepalanya membentur kemudi dan seketika itu juga dia kehilangan kes
Ibu Daniel terdiam karena terkejut. “Dan, apa maksudmu? Apa kau curiga kalau Naya sengaja menabrak mobil itu untuk bunuh diri demi mendapatkan simpatimu?”“Dia tidak ingin mendapatkan simpatiku. Dia ingin membunuh orang di mobil yang dia tabrak.” Ekspresi Daniel menjadi semakin serius. “Orang yang mengantarku pulang barusan adalah Ava.”" ... apa? Ava?” Ibu Daniel terkejut, tapi lambat laun dia mengerti apa yang dimaksud Daniel.Mobil yang dikendarai Ava barusan model dan warnanya sama dengan mobil yang ditabrak Naya. Naya pasti mengira Ava-lah pengemudi mobil yang dia tabrak, jadi dia…“Dan, mung―mungkinkah kau salah? Mana mungkin Naya mempertaruhkan nyawanya sendiri?” “Jadi, apa kau juga berpikir kalau dia tidak akan serius mencoba bunuh diri untukku? Kau sudah tahu kalau dia mungkin bersandiwara ketika dia mengaku telah mencoba bunuh diri dengan overdosis obat, ‘kan?” Daniel bertanya dengan nada tajam, matanya tertuju pada tatapan menghindar ibunya.“Ummm…” Ibu Daniel tidak tahu ba