Tanpa mengajukan pertanyaan lebih lanjut, Jeremy menyunggingkan senyum setuju dan menjawab, "Aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi."Sepasang mata Madeline berbinar saat senyum tersungging di kedua sudut mulutnya. Dia sekali lagi bersandar di pelukan Jeremy dengan mesra.Malam ini bintang-bintang tidak bersinar terang, tetapi pada saat ini, Madeline merasakan hatinya hangat.Keesokan paginya, Madeline pergi ke kantor polisi bersama Jeremy.Setelah meninggalkan kantor polisi, Jeremy mengendarai mobilnya sampai ke pintu masuk utama Grey Manor.Madeline dan Jeremy dilarang masuk oleh pengawal yang berjaga di pintu masuk, tapi Jeremy bukanlah seseorang yang akan membiarkan dirinya dihentikan begitu saja.Hari ini Carter dan Camille awalnya berniat mencarter sebuah pesawat pribadi untuk membawa Shirley kembali ke St. Piaf, tapi ibu Ada tiba-tiba muncul dengan marah.Saat ini, wanita itu berada di ruang tamu, menuntut penjelasan dari Carter dan Camille.Madeline dan Jeremy baru saja tiba
"Menjauh dari istriku!" Jeremy memperingatkan dengan nada yang sangat dingin.Ibu Ada langsung berhenti, takut melangkah lagi ke arah Madeline.Jeremy memancarkan aura yang mengintimidasinya.Ekspresi di mata Carter sudah cukup menakutkan. Namun, pada saat ini, dia merasa bahwa tatapan Jeremy bahkan lebih mematikan. Namun, sekarang dia telah sampai di titik ini, tidak ada jalan untuk kembali.Jika dia mundur sekarang, Ada akan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan pembakaran dan pembunuhan."Eveline, kenapa kau mengeluarkan tuduhan palsu kalau putriku Ada yang membuat kebakaran itu?""Sebaiknya kau bicara dengannya dengan lebih hormat." Jeremy mengingatkan ibu Ada dengan dingin. "Jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu. Menyinggung istriku membuatmu berada dalam bahaya yang lebih besar daripada menyinggung aku."Hati ibu Ada bergetar ketakutan saat mendengar kata-kata itu."Aku ... aku tidak peduli. Aku hanya ingin bertanya pada Eveline ini, mengapa dia memfitnah putriku
Ibu Ada tidak akan menyadari kalau wanita kotor dan tidak terawat di hadapannya ini adalah Ada jika dia tidak melihat lebih dekat!Jika tidak melihatnya sendiri, Madeline tidak akan tahu bahwa Carter benar-benar pria yang sanggup melakukan apa saja.Ada tersentak panik di kaki ibunya, menarik-narik celana ibunya. "Mom, tolong bawa aku pulang. Aku ingin pulang! Aku tidak ingin menjadi viscountess lagi. Aku hanya ingin diperlakukan sebagai manusia sekarang!"Ada tersentak saat memohon pada ibunya. Dengan takut-takut, dia mengangkat matanya untuk melihat Carter.Ada sekali lagi bergidik ketika bertemu dengan tatapan gelap pria itu.Ibu Ada terdiam selama beberapa saat sebelum kembali sadar dan membungkuk untuk membantu Ada berdiri.Dia menyibak rambut Ada yang berantakan dan kotor dan menatap lama wajah Ada yang sudah berhari-hari tidak dibersihkan. Sekali lagi, dia tercengang."Ada, apa yang terjadi padamu..." Dia bertanya, kemudian tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Carter deng
Madeline mengamati ekspresi bingung Ada dan dengan tenang mengeluarkan sebuah benda dari sakunya."Mrs. Grey, bolehkah aku memintamu untuk melebarkan matamu dan memperhatikan ini baik-baik. Apakah ini milikmu?"Serentak semua mata tertuju pada sebuah benda terbungkus plastik yang dijepit di antara jemari Madeline.Begitu pun Ada, yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah objek tersebut. Ketika melihat kalung di tangan Madeline itu, dia tanpa sadar mengulurkan tangannya dan menyentuh lehernya yang telanjang."Reaksimu, Mrs. Grey, menegaskan bahwa ini memang kalungmu.""... Eveline, berani-beraninya kau mencuri kalungku!" Ada menggigit balik.Namun, Madeline tidak bergeming. Dengan jijik dia menatap Ada, yang masih memprotes dengan putus asa, dan dengan tenang berjalan ke arah wanita itu."Aku tidak mencuri kalung ini. Aku mengambilnya di lokasi kebakaran sehari setelah itu terjadi.""..."Saat ini juga Ada menjadi panik.Dia tidak tahu kapan dia kehilangan kalung itu, dia juga tida
Ibu Ada tak menyangka Ada akan mengkhianatinya di saat kritis seperti ini!Matanya melebar tak percaya saat menatap wanita di depannya yang berteriak padanya."Ini semua idemu! Kau menyuruhku untuk membakar Adam sampai mati. Kau memberitahuku bahwa begitu dia mati, Shirley tidak akan pernah bisa pulih! Ini mungkin juga akan membuatnya sangat marah hingga bayi dalam kandungannya mungkin tidak akan bertahan hidup!""..."Dalam melampiaskan semua kemarahannya pada ibunya, Ada mengungkapkan bagaimana dia diperintah oleh ibunya untuk melakukan kejahatan."Apa? Jadi kamu yang menghasut anakmu melakukan itu? Kalian berdua benar-benar luar biasa. Ibu dan anak sama saja!" Camille terkejut mendengar apa yang dikatakan Ada.Wajah ibu Ada langsung berubah menjadi hijau. Dia takut polisi juga akan menangkapnya, tetapi dia lebih takut Carter akan menyiksanya karena ini.Namun Carter tidak bergerak meskipun kemarahan sudah membara di kedua matanya.Meskipun dia mungkin orang yang jahat, dia tidak aka
Jeremy langsung meraih bahu Madeline dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya, lalu mengangkat kakinya yang panjang dan tanpa ampun menendang perut Ada."Aaah!"Ada menjerit kesakitan dan jatuh ke lantai lagi. Mulutnya membentur lantai, dan rasa darah segera memenuhi mulutnya.“Eveline!” Ada mengepalkan tinjunya karena kesal."Berani-beraninya kau menjebakku!"“Menjebakmu? Kurasa kau bahkan tidak layak untuk kujebak. Separuh dari alasan trik kecilku bisa berhasil adalah karena kau bodoh; separuh lainnya adalah karena kau memiliki hati nurani yang bersalah. Jika kau tidak pernah melakukan itu, maka kau tidak akan pernah berakhir seperti ini.”“…” Ada berbaring di lantai saat dia dengan marah menggigit bibirnya yang berdarah. Matanya tampak dipenuhi racun. Dia benar-benar ingin menenggelamkan Madeline ke dalam racun.“Dasar pelacur kau, Eveline!”“Pelacur!”“Kau telah mengacaukan rencanaku, lagi dan lagi! Aku akan mengutukmu! Kau akan mati dengan kematian yang menyakitkan!”"Tutup mulu
Carter hendak berbicara dengan Jeremy ketika tiba-tiba mendengar teriakan pelayan di lantai atas.Saat berbalik, dia juga mendengar suara benturan keras yang datang dari tangga seolah-olah sesuatu yang berat sedang menggelinding menuruni tangga.Ketika mengangkat matanya untuk melihat lebih dekat, dia melihat Shirley jatuh dari tangga bersama dengan kursi rodanya, dan dia pun tercengang.“Shirley!” Panik, Carter bergegas menghampiri Shirley yang jatuh dari tangga.Camille juga bergegas mendekat.Madeline dan Jeremy juga terkejut. Terlepas dari semua tindakan tercela yang telah dilakukan Shirley, ekspresi mereka tidak terlihat dingin saat melihat kejadian itu dari pinggir.Pelayan di lantai bawah berdiri diam seperti patung saat melihat Shirley jatuh sepanjang anak tangga hingga ke dasar tangga.Carter sudah berulang kali menyuruh pelayan itu untuk menjaga Shirley dengan benar, tetapi sekarang setelah Shirley jatuh dari tangga bersama dengan kursi rodanya, pelayan itu khawatir dia juga
"Maafkan aku. Kuharap belum terlambat bagiku untuk menebus dosa-dosaku.”Mendengar apa yang Shirley katakan, lubuk hati paling dalam Madeline dan Jeremy merasa sedikit tersentuh.“Jangan bicara lagi. Jika Adam tahu hal ini, dia pasti juga tidak ingin kamu menjadi seperti ini. Ayo pergi ke rumah sakit.”Madeline mendesak tetapi Shirley menggelengkan kepalanya dengan perlahan, sepasang matanya mulai terpejam karena kelelahan.“Aku rindu kedua orang tuaku dan adikku. Aku juga ingin meminta maaf kepada gadis yang telah merawatku selama ini…”Sherly memejamkan matanya. Air mata hangat mengalir dari kedua sudut matanya.Mata Carter memerah saat dia mulai terisak.“Shirley, kau hanya ingat kedua orang tuamu, adikmu, dan Cathy yang tidak memiliki hubungan darah denganmu. Tapi bagaimana denganku? Apa kau pernah memikirkan anak kita?”“Heh.”Shirley memejamkan kedua matanya dan tertawa.“Kita tidak punya anak. Anak ini dari awal sudah ditakdirkan untuk mati di dalam rahimku.”“ ... ”Sekali lagi
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka