Lana jatuh ke kolam renang dengan suara keras, membuat munculnya lapisan ombak.Dia tahu cara berenang, tapi karena bolak-balik dibenamkan ke dalam air begitu lama oleh Madeline, dia secara tidak sengaja menelan banyak air. Dia juga telah mengeluarkan banyak energi selama berjuang tadi. Dia tidak punya banyak energi lagi untuk berenang sekarang.Ketika mencoba keluar dari kolam, kerahnya ditarik dengan keras oleh Madeline.Sebelum bisa mengatur nafasnya, sekali lagi napasnya ditahan.Dia membuka matanya yang kelilipan air dan melihat cahaya dingin menyembur keluar dari sepasang mata Madeline."Dengar, Lana, kalau hukum tidak bisa menghukummu, aku yang akan melakukannya sendiri! Apa kau benar-benar mengira kalau kau tidak perlu khawatir cuma karena memiliki geng Stygian Johnson yang mendukungmu? Aku kasih tahu sekarang. Selama aku masih hidup bahkan jika hanya sehari saja, aku pasti akan melakukan segala cara untuk mengirimmu ke penjara! Kecuali jika kau membunuhku terlebih dahulu!"Set
Jeremy menatapnya dengan penuh minat. "Apa itu?"Lana melangkah ke samping, menyalakan sebatang rokok, dan mulai merokok. Dia berpikir sejenak sebelum tiba-tiba bertanya pada Jeremy, "Jeremy, apa kau kenal orang dengan pengaruh besar yang diam-diam melindungi Eveline? Selain kedua orangtuanya, tentu saja."Mata Jeremy langsung berubah. "Kenapa kau tanya itu?""Karena..." Lana mengembuskan asap dan melanjutkan, "Karena ada pria misterius di belakang kakakku. Kakakku sepertinya agak takut dengan pria ini. Dia tidak mengizinkanku memprovokasi Eveline karena itu juga yang diinginkan pria misterius itu. Jadi aku penasaran siapa pria ini."Mengetahui situasi ini, Jeremy benar-benar terkejut.Terlepas dari siapa pria misterius ini, dia membantu Madeline.Sepertinya ini bagus.Namun, siapa pria yang mampu membuat Yorick kalang-kabut ini?Sambil merenungkan hal ini, dia tiba-tiba mendengar Lana dengan enggan berkata, "Jeremy, kau juga lihat sikap Yorick barusan. Aku telah melakukan banyak hal u
Hanya saja dia benar-benar tak menyangka seseorang sudah berhasil menyusup ke dalam geng Stygian Johnson dan bahkan mampu membuat Yorick menuruti perintahnya. Terlepas dari pengaruh orang tersebut, dia masih tidak bisa mencabut geng Stygian Johnson, yang menunjukkan betapa kokohnya pondasi geng itu.Setelah meninggalkan kafe, Jeremy pergi ke sekolah tempat Jackson dan Lilian belajar.Dia menunggu sampai jam pelajaran berakhir, tetapi masih tidak melihat dua kakak beradik itu keluar dari gedung.Merasa bingung, dia turun dari mobil dan masuk ke sekolah untuk bertanya kepada guru yang saat ini bertugas di depan.Guru itu mengenali wajah Jeremy dan berbicara dengan sedikit khawatir, "Saya benar-benar minta maaf soal ini, Mr. Whitman. Karena saya tidak menjaga Lilian dengan baik makanya dia mengalami musibah.”"Mrs. Whitman bilang Lilian tidak bisa datang ke sekolah untuk beberapa hari ini. Jackson juga telah memberikan pemberitahuan soal ketidakhadirannya."Setelah mendengar jawaban guru
Faktanya, Jeremy sudah tahu siapa yang datang ketika mendengar langkah-langkah kaki yang akrab.Saat melihat ke belakang, memang benar Madeline yang dia lihat.Inilah wanita yang dia harap bisa dia leburkan dengan darah dan nyawanya.Madeline bahkan tidak melirik Jeremy. Dia berjalan lurus ke arah dua anak itu. Dengan senyum lembut dan penuh kasih di wajahnya, dia menyentuh dua wajah kemerahan yang menggemaskan itu. "Jack, bawa adikmu masuk. Mommy akan membuat kue untuk kalian berdua sebentar lagi."Jackson mengangguk patuh. Dia menggandeng tangan kecil Lilian yang putih dan lembut dengan tangan kecilnya sendiri, melirik Jeremy sebelum berbalik.Setelah melihat kedua anak itu memasuki rumah, senyum di wajah Madeline berangsur-angsur menghilang."Berani-beraninya kau masih datang menemui Lilian?" Madeline mengejeknya dengan sinis. "Kau sudah lihat sekarang, ‘kan? Lilian tidak bisa berbicara lagi. Apa kau puas dengan rencana besar pacarmu?"Jeremy tidak menanggapi kata-kata Madeline. Dia
Dia bersandar ke kursi mobil dengan lelah, air mata membasahi kedua sudut matanya.'Lilian, maafkan Daddy.’'Kuharap sebelum aku pergi, aku masih bisa mendengar tawa manismu dan mendengarmu dengan riang memanggilku 'Daddy'.'Dia menyentuh potret keluarga yang dia simpan diam-diam dan membiarkan kesedihan mengaliri sekujur tubuhnya. Semakin jelas rasa sakitnya, semakin dalam dia bisa mengingat siapa wanita yang dia cintai...Madeline berdiri membeku di tempat untuk waktu yang lama, tak bisa memahami perilaku Jeremy.Dia masih berharap pria itu punya perjuangannya sendiri, tetapi tindakannya sangat kejam—begitu kejam hingga dia tak bisa menemukan alasan untuk membela pria itu.Dalam tiga hari ke depan, dia akan menikah dengan Ryan.Karen juga menghitung mundur hari. Dua hari sebelum pernikahan, dia pergi mencari Madeline sambil dengan sengaja membawa Pudding di pelukannya. “Eveline, apa kau benar-benar akan menikahi Ryan? Apa tidak ada lagi kesempatan untuk Jeremy?”Madeline memasukkan p
Meski langit gelap dan lampu di dalam sudah dimatikan, Madeline masih bisa melihat dengan jelas.Seorang wanita dengan rambut pendek mengenakan gaun seksi sedang memeluk dan mencium seorang pria jangkung.Wanita berambut pendek itu tentu saja Lana, dan pria itu, siapa lagi kalau bukan Jeremy?Meskipun Jeremy bilang dia sudah tidur dengan Lana, Madeline selalu meragukannya.Namun pada saat ini, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Dia tak ingin mempercayainya tetapi harus.Dia pikir bisa menghadapinya dengan tenang, tapi setiap detak jantungnya hanya menyakitinya sementara napasnya menjadi tidak teratur. Pada saat ini, dia merasa tercekik.Madeline menatap pemandangan di dalam yang semakin tidak sedap dipandang. Setelah mendengar suara tawa menggoda wanita itu, dia tiba-tiba berbalik dan berjalan menuju lift. Dia asal tekan tombol lift dengan jarinya. Perutnya mulai kram, membuatnya mual.Jeremy dengan jelas melihat sosok Madeline yang marah pergi, lalu menyalakan lampu di ruangan
"Jeremy, apa yang sebenarnya kau pikirkan?"Pria itu menatapnya dengan ekspresi tenang dan acuh tak acuh."Eveline, tak peduli apa yang aku pikirkan, aku tidak akan memikirkanmu lagi," katanya dingin dan mengeluarkan kartu identitasnya lagi. “Ambillah jika kau mau. Kalau kau pikir itu kotor, maka kurasa kau tidak perlu membuat rekening bank untuk anakmu.”"Anakku? Apa dia cuma anakku?” Madeline tertawa sinis. Tetesan halus hujan semakin deras, mengaburkan pandangannya.“Apa kau masih ingat apa yang kau katakan ketika berlutut di depanku? Kau berkata, 'Linnie, aku akan membahagiakanmu selama sisa hidupmu.' Tapi ternyata kebahagiaan yang kau berikan padaku hanya berumur pendek.”Dia melihat kartu identitas yang basah karena hujan. Dia menahan emosinya yang tertahan di ambang kehancuran dan menolak untuk meneteskan air mata.“Aku akan menikah dengan Ryan lusa. Aku akan mengembalikan kartu identitasmu nanti saat kau hadir di upacara pernikahanku.”Madeline mengambil kartu identitas itu dan
Jeremy terkejut. Dia tak tahu kapan Madeline muncul dari belakangnya.Madeline juga terkejut karena wajah Jeremy sepucat selembar kertas.Keduanya saling memandang dan waktu sepertinya berhenti pada saat ini.Jeremy berjuang untuk menekan bau darah yang menyengat dan rasa gatal yang kering di kerongkongannya. Dia memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan Madeline, terbatuk ringan.Hati Jeremy sangat kacau saat ini. Dia takut Madeline akan mengetahui ada yang tidak beres dengannya dan wanita itu akan melihat semuanya."Maddie, kenapa kau berdiri di sana? Sudah waktunya untuk foto bersama." Panggilan Ava datang dari kejauhan.Madeline memandang pria yang menghadapnya dari samping dan menyerahkan kartu identitas."Aku mau mengembalikan ini padamu," katanya dingin sambil mengulurkan tangannya pada Jeremy.Jeremy mengepalkan tinjunya, tahu dia tak bisa menjangkau Madeline.Kedua telapak tangannya berlumuran darah.Melihat Jeremy acuh tak acuh, Madeline mengerutkan kening. "Jika melihat
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka