'Mengapa aku harus mencapai pantai?’‘Itu bukan salahmu, Linnie. Dari awal aku memang tidak pernah pantas untukmu.’‘Kuharap kau tidak akan pernah memikirkanku lagi, laki-laki yang sering membuatmu menangis.’Jeremy memastikan untuk tidak langsung mengeluarkan Lana dari tahanan. Sebaliknya, dia memastikan wanita itu tinggal selama 48 jam penuh di tahanan polisi terlebih dahulu sebelum dia pergi membayar jaminan.Begitu tiba di vila, Lana mulai memaki-maki Madeline sampai langit ke tujuh."Mantan istrimu benar-benar punya banyak trik yang dia sembunyikan, Jeremy." Dia mengejek, mengatakan, "Apa dia tidak takut aku akan membunuhnya suatu hari nanti?"Alis Jeremy berkerut saat es melintas di kedua matanya. “Eveline dan aku sudah bercerai. Kenapa kau harus membebani dirimu sendiri dengan masalah yang tidak perlu dengan terus mengganggunya?”Lana menggertakkan gigi-giginya dengan marah saat berjalan ke arah Jeremy dengan kecurigaan di matanya. “Kau masih mencintai Eveline, ya, Jeremy?”“Ya
"Eveline!"Ryan terlambat menghentikannya dan langsung memanggil taksi dari sisi jalan, hendak mengejar mobilnya.Dia segera memutar nomor Madeline, tapi begitu tersambung, panggilannya diputus.Khawatir akan hal gila apa yang akan dilakukan orang yang melarikan mobilnya, Ryan pun tanpa ragu membalas panggilan yang baru saja masuk. “Segera terjunkan Tim A dan lacak mobilku secara daring. Pastikan orang-orang di dalam mobil tidak dalam bahaya!"Saat ini di dalam mobil Ryan.Sebuah belati mengkilat menempel di leher Madeline, dan di depannya, Naomi mencengkeram kemudi dengan satu tangan dan melarikan mobil dengan panik.Naomi mengemudikan mobil dengan canggung dan menerobos beberapa lampu merah.Madeline baru saja menyelesaikan masalah malam amal dua hari yang lalu dan hanya meluangkan waktu hari ini untuk makan bersama Ryan. Dia tak menyangka saat ini Naomi akan mengganggu mereka lagi.Awalnya Madeline sudah merasa lelah dan bahkan lebih lelah lagi sekarang. Namun, dia tetap tenang dan
Mendengar itu, Naomi jelas kesal."Tidak mungkin bagimu untuk bersamaku, ‘kan? Kau ingin bersama Eveline, ‘kan? Baiklah, aku akan mati bersamanya sekarang!" Seolah-olah telah dirasuki iblis, dia mengangkat belatinya dan mengayunkan benda itu hendak menusuk jantung Madeline.Ketika akan menghindar, Madeline tiba-tiba melihat Ryan merogoh jasnya dan mengeluarkan revolver dari pinggang belakangnya. Dia mengarahkannya ke belati Naomi dan menembak.Peluru itu mendarat tepat di gagang belati. Benturannya membuat Naomi kesakitan dan segera melepaskan belatinya yang kemudian jatuh ke tanah.Sementara Madeline masih kaget dengan tindakan Ryan, pria itu sudah berlari ke arahnya, mengeluarkan sapu tangan, dan menempelkannya di lehernya yang berdarah. "Eveline, kau baik-baik saja?"Melihat Ryan yang begitu mengkhawatirkan Madeline, Naomi mengambil belati, bangkit, dan hendak melukai Madeline lagi.Tangan Naomi yang terangkat tiba-tiba bergesekan dengan peluru panas.Dia menjerit kesakitan. Belati
Madeline mendengar tangisan putranya dan buru-buru keluar tanpa alas kaki.Dia langsung mengangkat bayi mungil itu untuk menenangkannya lalu mengulurkan tangan untuk mengambil botol susu. Namun, ketika tangannya menyentuh botol itu, dia merasa botol itu telah digunakan sebelumnya dan jumlah susu di dalam botol sekarang sedikit berkurang.Dia melirik putranya yang masih menangis dengan ekspresi bingung.Tidak mungkin bayi kecil ini mengambil botol dan meminumnya sendiri.Dia pikir mungkin Karen yang barusan masuk, jadi dia tidak terlalu memikirkannya. Setelah dengan sabar menidurkan bayi kecil itu, dia kemudian mengeringkan rambutnya dan berbaring di tempat tidur.Dia sangat lelah hingga membiarkan lampu menyala, tapi tetap tidak bisa tertidur untuk waktu yang lama.Madeline membuka laci lemari samping tempat tidur dan mengeluarkan dua cincin kawin serta kerang dan pembatas buku.Setelah melihat dengan cermat untuk beberapa saat, dia memasukkan benda-benda itu ke dalam kotak perhiasan d
"Kau mau menemaniku?" Lana tampak kaget. "Sungguh?"Jeremy mengangguk. "Aku pacarmu sekarang. Bukankah sudah menjadi kewajibanku untuk menemanimu menangani hal-hal yang tidak terlalu serius?"Mendengar itu, senyum Lana semakin lebar. "Oke, kau bisa ikut denganku."Tempat pertemuan mereka adalah sebuah restoran bintang lima, dan Jeremy berjalan di samping Lana saat mereka memasuki sebuah ruangan privat.Orang yang mereka temui adalah seorang pria yang tampaknya bukan seseorang yang akan terlibat dalam transaksi ilegal, tetapi penampilan bisa saja menipu.Jeremy mendengarkan dengan acuh tak acuh seolah-olah dirinya hanyalah pasangan pajangan yang menemani Lana.Tidak butuh waktu lama menyelesaikan permasalahan mereka dengan lancar. Ketika mereka hendak pergi, pria itu bahkan menggoda dengan mengatakan, “Miss Johnson, pacar baru Anda lumayan juga. Tampaknya bisnis geng Stygian Johnson hanya akan tumbuh semakin besar.”Lana mengeluarkan sebatang rokok dengan sok. "Tentu saja. Aku akan meny
Jeremy tidak menyangka Madeline akan menikah dengan Ryan.Dia pikir Madeline berbohong padanya, tetapi setelah membuka surat undangan, dia memang melihat nama Madeline dan Ryan di situ."Cepat juga ya pernikahan keduamu?" Jeremy bertanya sambil tersenyum.Madeline menatapnya dengan dingin. "Tidak, kau salah, ini yang ketiga.""...""Aku telah berkali-kali berpisah dan bertemu kembali denganmu, bahkan menikah dua kali dan bercerai denganmu dua kali. Ketika aku putus asa untuk mendapatkan surat cerai denganmu untuk kedua kalinya, kupikir kau akan menjadi satu-satunya pendukungku selama sisa hidupku, tetapi kebenaran telah membuktikan bahwa kita tidak akan berhasil."Madeline memandang pria itu dengan senyum di bibirnya, melirik acuh tak acuh."Aku benar-benar lelah. Saat masih muda, aku berharap kedua orangtuaku akan mencintai dan memujaku. Setelah hampir 30 tahun kemudian, aku akhirnya mendapatkannya, tetapi mereka sekarang telah meninggalkanku untuk selamanya. Saat aku dewasa, aku meni
Namun, Jeremy tidak memberi Karen kesempatan untuk bertanya. Dia bangkit dan langsung pergi.Agar tidak mengganggu Madeline, Karen tidak memanggil Jeremy lagi.Melihat Jeremy memasuki kamar Jackson dan Lilian, dia tidak mengikutinya agar tidak mengganggu mereka.Jeremy memeluk kedua anak kecil yang sedang tertidur itu. Melihat dua wajah anteng itu, hatinya dipenuhi dengan kebencian pada dirinya sendiri dan rasa bersalah.Dia menatap wajah tidur Lilian, sepasang matanya yang dalam lembut dan berair."Lilian, aku tidak akan pernah punya kesempatan lagi untuk mendengarmu memanggilku 'Daddy', tapi kau satu-satunya putri kecil di hatiku."Dia menundukkan kepalanya dan ingin mencium pipi kecil yang lucu itu, tetapi memikirkan darah yang baru saja dia keluarkan karena batuk, dia merasa bahwa dirinya bahkan tidak memenuhi syarat untuk memeluk anak itu.Jeremy pergi dengan sedih, menatap pintu kamar Madeline dalam diam untuk waktu yang lama sebelum bersiap pergi. Namun, ketika berbalik, dia mel
Setelah mendengar apa yang dikatakan putranya, sesuatu tampaknya menarik-narik kesadaran Madeline dengan keras.Dia kembali ke akal sehatnya dan menjadi tenang, bertanya sambil tersenyum, "Jack, apa ayahmu benar-benar bilang begitu? Kapan dia memberitahumu?""Daddy datang mengunjungi Lilly dan aku tadi malam, tapi dia cepat sekali pergi." Sepasang mata besar Jackson dipenuhi dengan kesepian dan keengganan. Orang bisa melihat bahwa perasaannya terhadap Jeremy sangat dalam.Detak jantung Madeline menjadi sangat tidak beraturan setelah mendengar kata-kata putranya.Seolah-olah tidak ada apa-apa, dia mencium pipi kecilnya yang menggemaskan dan menghiburnya. "Jack, kamu sarapan dulu. Lihat, bahkan Lilly hampir selesai makan."Ketika mendengar Madeline menyebut-nyebut namanya, Lilian mengangkat kedua matanya yang besar dan tersenyum.Patah hati Madeline sedikit terobati dengan senyum hangat itu, tapi dia masih merasa terganggu dengan apa yang dikatakan putranya barusan.Usai mengantar kedua