Share

2. Bunga

Penulis: Bonamija(Mondi)
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ya, sudah, biar Mama yang antar kalian ke sekolah pagi ini." Amelia mengelus puncak kepala Arusha dengan penuh kasih sayang. "Sashi ga apa kalo kepagian berangkat sekolahnya?" lanjut Amelia sambil menatap lembut pada anak perempuannya yang pendiam dan pemalu itu.

 

"Iya, ga, apa." Sashi seolah tahu apa yang menimpa kedua orang tuanya. 

 

Sashi semalam tidak sengaja mendengar kedua orang tuanya berbicara. Ia memang belum paham apa yang dikatakan sang mama 'perceraian' itulah yang didengarnya. Hanya saja, gadis yang wajahnya sangat mirip dengan Arusha itu merasa sedih. Ia takut akan kehilangan kebersamaan dengan kedua orang tuanya.

 

"Nah, Aron, kita antar kakak ke sekolah, ya. Mama pesan taksi online dulu," kata Amelia membuat anak bungsunya kini berbinar-binar karena bahagia.

 

"Holeee ... ikut cekolah Kakak Alu dan Kakak Sashi." Aron kini kegirangan sambil mengangkat kedua tangannya dan hendak melompat.

 

Amelia hanya tersenyum, ia bahagia melihat ketiga anaknya kali ini baik-baik saja. Wanita yang kini sudah siap dengan baju berkerah dan celana panjang berbahan katun berwarna hitam itu segera mengambil ponselnya. Jari-jemarinya yang lentik itu dengan cepat mengetikkan pesanan sebuah mobil taksi online untuk mengantar kedua anak kembarnya sekolah. Pagi, masih sangat pagi untuk ukuran anak SD berangkat sekolah.

 

"Tunggu sebentar, Mama ambil dompet dan tas juga siapkan susu dan air putih untuk Aron. Kalian jangan lupa bawa bekalnya," kata Amelia sambil berjalan menuju ke kamarnya.

 

Saat masuk ke dalam kamar, terdengar suara mandi terburu-buru. Arsa, ia mandi sangat terburu-buru saat ini. Entah, semalam tidur pukul berapa. Sebab, tidak biasanya Arsa terlambat bangun dan tergesa-gesa. 

 

Ponsel Arsya berkedip berulang kali. Nama seorang wanita tertera pada layar benda pipih itu. Nama kesayangan yang membuat hati Amelia merasakan sakit yang luar biasa. Arsa memberi nama Prita dengan sebutan Bungaku.

 

Sepintas, Amelia membaca pesan yang terpampang dalam layar tersebut. Sebuah pesan dari wanita yang kini juga nasibnya sedang diujung tanduk. Pesan untuk membuat drama. Tak terasa air mata Amelia menetes.

 

"Ka-kamu ...." Arsa tampak gugup saat Amelia sedang menatap ponselnya.

 

Amelia buru-buru menghapus air matanya dan segera mengambil tas selempang lamanya. Tas yang dikirim oleh Diana--sahabat baiknya saat SMA dulu. Tas yang menjadi kesayangan mereka bertiga bersama dengan Tia. Arsa tampak kelimpungan saat ini.

 

"Tenang saja, aku tidak membuka ponselmu. Lagi pula ponsel itu ada pasword rahasianya." Amelia berusaha tersenyum meski ingin sekali marah.

 

"Mel ... aku bisa jelaskan semuanya. Ada yang harus kamu dengar saat ini," kata Arsa dengan panik karena melihat Amelia tidak baik-baik saja.

 

"Maaf, aku akan mengantar anakku ke sekolah dulu. Pesanan mobil online-ku juga lima menit lagi sampai." Amelia menolak ajakan Arsa untuk berbicara saat ini.

 

"Mereka juga anak-anakku, Mel. Tak bisakah kamu memberikan aku waktu hingga semua masalah ini selesai?" tanya Arsa berusaha lembut, tetapi Amelia tetap berjalan keluar dari kamar.

 

Arsa tidak bisa mengejar Amelia saat ini. Ia harus ke kantor dengan cepat. Berita perselingkuhannya langsung menyebar dengan pesat bak debu yang bertebaran dan semua orang langsung tahu. Arsa tidak tahu bagaimana bisa Fajar, atasannya sendiri bisa memergokinya kala itu.

 

"Argh ...!" Arsa berteriak karena sangat frustrasi saat ini.

 

Teriakan Arsa terdengar hingga ruang tamu. Anak-anak sangat terkejut saat mendengar suara keras dari sang ayah. Aron langsung memeluk Arusha karena ketakutan. Amelia juga terkejut mendengar suara teriakan sang suami.

 

"Mama ... Papa kenapa?" tanya Sashi dengan mata berkaca-kaca.

 

"Eh, mungkin Papa kaget ada cicak. Yuk, kita berangkat, itu mobil online-nya sudah nungguin kita." Amelia menunjuk ke depan di mana ada sosok sopir yang sudah turun dari mobil yang dikemudikannya.

 

Mereka berempat pun segera menuju ke halaman. Ada sebuah kebiasaan yang mendadak hilang dari ketiga anak-anak Amelia. Mereka kini sudah sangat jarang mencium punggung tangan papa mereka. Alasan kesibukan membuat Arsa juga lupa memperhatikan ketiga anaknya. 

 

"Maaf, Pak, jadi menunggu lama." Amelia merasa tidak enak hati pada sosok sopir muda dan tampan itu. 

 

"Ga, apa, Bu. Saya barusan datang juga. Mari, silakan masuk." Sopir itu mempersilakan Amelia dan ketiga anaknya masuk ke dalam mobil.

 

Arusha duduk di kursi depan samping kemudi. Kebiasaan ketika mereka semua bepergian bersama. Sedangkan Amelia dan kedua anaknya berada di kursi penumpang nomor dua. Entah kapan terakhir keluarga mereka naik satu mobil yang sama. Amelia kini justru berkaca-kaca saat mengingat nasib rumah tangganya yang diambang kehancuran.

 

"Nah, sudah, sampai," kata sopir itu dan membuat Amelia terkejut..

 

"Wah ... ayo kita turun. Ini ongkosnya, saya bayar cash saja," kata Amelia sambil menyerahkan uang pecahan lima puluh ribuan. 

 

"Ini gratis, Bu. Aplikasi sedang promosi besar-besaran." dusta sopir itu yang entah tujuannya apa.

 

"Wah ... saya kok ga perhatikan, ya, Pak, kalo ada gratis kaya gini. Terima kasih, semoga ke depannya semakib maju dan banyak rezekinya," doa Amelia dengan tulus. 

 

Mereka berempat pun turun dari mobil taksi online itu. Tanpa menyadari siapa sebenarnya sosok sopir taksi itu. Amelia merasa tidak mengenal sosok laki-laki muda itu. Entahlah, pernah lihat, tetapi di mana.

 

"Ma ... Mama kenal sama Om tadi?" tanya Sashi yang saat ini tangannya digandeng oleh Amelia.

 

Amelia menoleh ke arah sang putri. Ia tidak paham siapa yanh dimaksud olehnya. Apa maksudnya sopir taksi tadi? Rasanya untuk apa sang putri menanyakan hal itu?

 

"Om? Om siapa?" tanya Amelia dengan bingung.

 

"Om yang tadi nyupirin kita," kata Shasi sambil memegang tangan sang mama.

 

"Oh, enggak. Baru lihat pagi ini saja. Emang kenapa?" tanya Amelia yang mendadak penasaran lalu menoleh ke belakang mencari sosok yang ditanyakan oleh sang putri.

 

"Om itu dari tadi liatin Mama dari spion depan. Pas aku ga sengaja liat, Om itu senyum ke aku," adu Sashi pada sang mama.

 

 

"Oh, mungkin karena tadi udah dekat, makanya Om supirnya liatin Mama." Amelia tidak mau memikirkan banyak hal saat ini. "Nah, itu kelasnya, Mama, antar sampai sini, ya. Nanti kalo pulang sekolah, Mama, jemput lagi. Jangan pergi-pergi sebelum Mama datang," pesan Amelia pada kedua anak kembarnya.

 

Kedua anak kembarnya hanya mengangguk sebagai jawaban. Amelia paham beberapa waktu belakangab ini, kedua anaknya mendadak menjadi pendiam. Mereka berdua seolah paham dengan yang menimpa kedua orang tuanya. Benar atau tidak, kedua anaknya pasti pernah sesekali melihat mama mereka menangis.

 

Sementara itu, Sultan masih berada di depan gerbang sekolah kedua anak Amelia. Ia mengamati Amalia dari jauh. Tentu, wanita yang telah lama mencuri hatinya itu tidak akan sadar. Sultan--kakak tingkat beda jurusan dengan Amalia saat kuliah dulu.

 

Sultan Akbar, sosok sederhana yang sebenarnya kaya raya. Sejak kecil sudah terbiasa hidup sederhana. Begitulah didikan kedua orang tuanya. Hingga usia tiga puluh enam tahun ini, ia masih betah melajang.

 

Sultan, sosok karismatik dengan sepasang lesung pipi menambah daya tarik bagi kaum hawa. Tidak hanya itu, tatapan matanya yang teduh banyak membuat lawan jenisnya terpikat. Tak banyak yang tahu tentang kehidupan pribadinya. Ia sosok pribadi yang sangat tertutup.

 

'Mel, kamu masih sama seperti dulu. Cantik dan baik hati, dua hal yang bikin aku ga bisa move on pada gadis lain. Hampir empat belas tahun aku menunggumu, apakah juga akan sia-sia?' Sultan hanya bermonolog di dalam hatinya.

 

 

 

 

 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu selidikin arsa Sultan .kasian Amelia telah d poligami sama Arsa .padahal polisi g boleh punya istri dua dn Arsa telah berselungkuh dr Amelia .kmu sdbar d medsos perselingkuhan nya Arsa dn Prita biar 2 orang itu d pecat ...
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kamu aja yg tolol dan g ingin menyelamatkan rumahtangga mu. udah dari sejak lama kau tau suami mu selingkuh tapi g berbuat apa2. terlalu drama
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   3. Sopir Taksi

    Pukul satu siang dan Amelia sudah berada di depan sekolah kedua anak kembarnya. Lima belas menit lagi mereka akan pulang. Rutinitas setiap hari yang dilakoni sebagai seorang ibu dari ketiga anaknya--antar jemput sekolah. Ia sama sekali tidak pernah mengeluh meski harus berpanas-panasan di dalam angkutan umum. Hanya sesekali saja mereka naik taksi online seperti tadi pagi. Amelia sengaja agar sang suami tidak banyak mengajaknya berbicara. Ia sudah memikirkan matang-matang perceraian itu. Rasa sakit dan sesak di dadanya mungkin akan hilang setelah mereka berpisah."Bagaimana hari ini? Apakah menyenangkan?" tanya Amelia kepada dua anaknya yang baru saja keluar kelas."Huft ... ada tugas, Ma. Piknik bersama keluarga dan melakukan hal yang menyenangkan. Tapi, ga akan aku kerjakan, karena Papa selalu sibuk." Arusha kali ini menampakkan wajah masamnya."Iya, Ma, aku juga ga akan kerjakan tugas itu." Sashi ikut menimpali ucapan saudara kembarnya itu.Kedua anak Amelia memang tidak lagi dekat

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   4. Ibu Mertua Yang Kasar

    Entah sejak kapan mama mertua Amelia berada di rumahnya itu. Amelia memejamkan matanya sejenak. Sebentar lagi pasti akan ada cecaran pertanyaan beruntun dati Ratna--ibu mertuanya. Amelia juga tidak menyadari jika Sulthan masih mengantarkannya hingga depan pintu rumahnya."Oh, jadi sekarang sudah berani bawa laki-laki lain saat Arsa sibuk kerja banting tulang buat kasih kamu makan?!" Ratna menunjuk ke arah Sultan yang saat ini berdiri tepat di belakang Amelia. "Kamu minta cerai dari Arsa karena kamu menuduhnya berselingkuh. Kenyataan yang Mama lihat justru sebaliknya, kamu-lah yang berselingkuh!" lanjutnya dengan geram."Maksud Mama bagaimana? Saya tidak paham?" tanya Amelia dengan wajah lelahnya siang ini."Dia siapa?" tanya Ratna sambil menunjuk ke arah Sultan dan membuat Amelia menoleh ke arah belakang tubuhnya.Amelia terkejut karena sopir taksi itu ikut mengantarkannya hingga depan rumahnya. Ia sama sekali tidak menyadarinya. Sudah pasti Ratna akan salah paham. Parahnya, sosok ibu

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   5. Diskusi

    "Mas, untuk menjadi anggota kepolisian 'kan ga mudah. Apa kata orang tuaku nanti jika mendadak aku mengundurkan diri?" "Ya, kamu bilang apalah gitu. Mau fokus urus rumah tangga.""Mas, jangan egois. Pangkat kita saja berbeda. Lebih tinggi pangkatku."Dada Arsa kembang kempis menahan amarah saat Prita membahas tentang pangkat. Tidak usah disebutkan tentang pangkat. Sejak awal semua sudah tahu jika Prita Yuliana lulusan Akademi Kepolisian dengan nilai kelulusan yang sangat baik. Arsa kesal setiap kali membahas masalah pangkat."Maksud kamu, aku yang harus keluar?!""Mas? Kita semua tahu dari awal masalah kita sangat pelik saat ini. Aku ga bisa kalo harus mundur dari keanggotaan kepolisian ini.""Terserah kamu. Kalo karirku hancur, kamu juga harus ikut menanggungnya!"Arsa mematikan panggilan itu karena jika dilanjutkan perdebatan mereka tidak akan selesai. Sosok ayah tiga anak itu menjambak rambut cepaknya dengan kasar. Masalah yang dihadapinya tidak akan selesai begitu saja. Uang? Apa

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   6. Arsa Marah

    Amelia duduk di kamar Sashi sambil memangku Aron. Pikirannya sama sekali tidak fokus saat ini. Permintaan sang suami telah menyakiti hatinya. Bagaimana bisa seorang suami meminta istri sahnya untuk bersabar dan meminta kehadiran wanita lain dalam rumah tangganya. "Mama ... ih, ga dengar pasti yang Sashi omongin barusan." Sashi kini merajuk karena kesal dengan sikap tidak peduli Amelia. "Eh? Apa, Nak? Maaf, Mama malah bengong. Kamu bicara apa?" tanya Amelia sambil mengubah mimik wajahnya agar tampak tidak sedih. "Mama! Aku sama Arusha sepakat kalo nanti week end kita jalan-jalan berempat aja. Papa pasti sibuk kerja. Sayang kalo ga mengerjakan tugas. Takutnya nilaiku sama Aru nanti kurang," kata Sashi mengulang ucapannya tadi. "Baiklah. Emang mau kemana kita?" tanya Amelia dengan lembut agar sang anak tidak tersinggung. "Tadi sih, Arusha bilang ke Taman Warna aja, Ma. Yang ga terlalu mahal dan bisa bawa makanan dari rumah. Nanti bawa bekal dan tikar kecil aja, Ma. Naik angkutan umum

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   7. Tuduhan

    "Aku pendarahan, Mas." Arsa memejamkan mata saat mendengar ucapan dari yang mengubunginya. Amelia hanya diam dan mengajak anak-anaknya keluar dari ruangan tempat Arsa sedang menerima panggilan itu. Ia tidak tahu nanti anaknya akan bertanya banyak hal perihal telepon itu. Arsa menatap kepergian Amelia dengan wajah sendu. Bodoh! Mengapa Prita menghubunginya saat ia sedang bersama dengan Amelia. Sudah bisa dipastikan, Arsa akan segera meninggalkan rumah. Panggilan telepon dari wanita itu akan membuat Arsa lupa dengan segalanya. Beruntung anak-anak tidak mengiakan ajakan Arsa untuk jalan-jalan. Mereka pasti akan sangat kecewa. "Apa?!" Arsa terkejut karena mendengar berita itu. Semenjak melakukan hubungan intim dengan wanita simpanannya Arsa selalu menggunakan pengaman. Ia tidak mau semua rusak hanya karena Prita menggandung. Hari ini justru ada berita jika wanita itu mengalami pendarahan. Arsa tidak bisa berpikir panjang lagi dan benar seperti dugaan Amelia; sang suami keluar dari ru

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   8. Tuduhan(2)

    Amelia meninggalkan Arsa setelah mengatakan hal itu. Arsa yang masih sangat emosi itu segeta mengambil ponsel milik sang istri. Benda pipih lawas dengan model yang sudah ketinggalan zaman itu tergeletak begitu saja. Arsa memeriksa satu per satu pesan dan panggilan masuk dan keluar. Tidak ada pesan untuk Fajar sama sekali. Juga tidak ada nomor kontak milik Fajar. Arsa berulangkali mencocokkan setiap nomor ponsel dalam ponsel milik Amelia. Tetap saja, tidak ada nomor milik Fajar. Salah paham dan begitulah setiap saat. Tanpa Arsa ketahui fakta yang sebenarnya terjadi. Amelia selalu saja sebagai pihak yang tersudut dan selalu salah. Ia lupa bagaimana perjuangan Amelia dulu. Bukan jumlah yang sedikit keluarga sang istri membantu perusahaan milik keluarga Arsa. Sayangnya, tidak semua orang paham cara balas budi. Mereka seolah menganggap Amelia hanya menumpang hidup pada Arsa. Miris dan sangat menyedihkan setelah kepergian kedua orang tua Amelia dan usaha kedua orang tuanya dinyatakan ban

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   9. Hampir Saja

    Arsa terdiam, tidak tahu harus bagaimana menanggapi ucapan Amelia. Sang istri bahkan tidak mengajaknya berbicara saat mengajukan gugatan cerai. Mengadukan gugatan cerai? Kapan? Mendadak Arsa ketakutan saat ini. Apakah Amelia melapor pada Fajar ssbagai atasannya di kantor? Kapan? Lagi-lagi semua pertanyaan itu sulit untuk mendapatkan sebuah jawaban. Rumit dan sama sekali tidak ada jalan keluar saat ini."Kita tidur lagi, ya, Nak. Maaf, tadi Mama ke kamar mandi. Mama tadi buang air kecil dulu. Takutnya, Mama, mengompol nanti kalo menahan pipis." Amelia berusaha membujuk sang putra saat iniTerdengar suara Aron dan Amelia tertawa. Arsa masih bisa mendengarkannya dengan jelas obrolan mereka berdua. Sudah sangat lama, ia tidak lagi punya waktu mengobrol dengan anak-anaknya. Keberadaan Prita mengalihkan dunianya sesaat.Dering beda pipih di samping Arsa mengejutkan sosok ayah tiga anak itu. Prita, nama yang tertera dalam layar ponselnya. Amelia menulikan telinganya saat ini. Ia paham, sebe

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   10. Rencana Ratna(1)

    Arsa langsung bungkam seketika saat mendengar jawaban dari sang istri. Terlebih kedua anak kembarnya menatap dengan banyak tanya pada mata mereka. Arusha paling ingin tahu dengan kelanjutan ucapan sang papa. Siapa yang disangka iri itu? "Prit siapa? Kenapa Mama harus iri padanya?" tanya Arusha sambil menatap kedua orang tuanya secara bergantian. "Papa hanya salah bicara, Nak. Ayo kita segera berangkat. Angkutan umum akan penuh saat hari libur begini." Amelia segera mengajak ketiga anaknya agar segera bersiap. Napas Arsa seolah tersengal seperti baru saja berlomba lari. Emosinya yang sering meledak-ledak itu selalu salah tempat. Amelia selalu menjadi sasaran amukannya. Salah apa istri pertamanya itu? "Kalian mau kemana?" tanya Ratna saat Amelia baru saja membuka pintu rumahnya. "Kami mau ke taman, Nek. Ada tugas sekolah jadi kami harus mengerjakannya," jawab Sashi dengan lembut. "Dikira saya bodoh apa? Heh! Anak kamu itu jangan diajari berbohong. Mau jadi apa nanti dia!" Ratna be

Bab terbaru

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 3

    Semenjak kejadian itu, Sashi memilih tinggal bersama dengan Arusha--saudara kembarnya. Sudah enam bulan dan Aditya sama sekali tidak mencarinya. Entah apa yang mereka lakukan setelah Sashi keluar dari neraka yang mereka sebut rumah. Arusha merasa geram dengan ulah Santika."Mending kamu ajukan gugatan. Apa yang mau kamu pertahankan bersama dengan dia? Sejak awal, aku udah rasa jika mereka hanya akan memanfaatkan kamu saja." Arusha mengepalkan tangan karena merasa tidak terima saudara kembarnya diperlakukan tidak adil oleh mereka semua. "Aku menggugat cerai? Tidak, tidak akan aku lakukan. Aku ingin membuat mereka paham, siapa aku dan siapa mereka. Aku sedang menunggu kehancuran mereka satu per satu." Sashi tampak tidak setuju dengan pendapat saudara kembarnya."Kamu pikir dengan menunggu mereka akan hancur? Bodoh! Mereka justru sedang berbahagia sekarang. Lihat, gundik Aditya sedang memamerkan test pek ini," kata Arusha menyerahkan ponselnya pada Sashi.Sekuat apa pun Sashi, tetaplah

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 2

    Anak-anak Amelia bersama Arsa sudah dewasa. Sashi bahkan sudah menikah. Hidup Amelia pun bahagia bersama dengan Sultan. Ia benar-benar merasa diratukan oleh laki-laki yang tepat."Ma, kenapa dulu Mama mengambil keputusan cerai?" tanya Sashi yang siang ini berada di rumah sang mama. Wajah Sashi seperti sedang menahan kesedihan yang luar biasa dalam. Amelia menatap sang putri yang sudah dua tahun menikah dengan tatapan benyak pertanyaan. Selama ini, Sashi tidak pernah menceritakan masalah rumah tangganya pada siapa pun. Ia menutup rapat-rapat masalah keluarga."Kenapa tanya seperti itu?" tanya Amelia yang merasa aneh pada pertanyaan sang putri.Sashi meraih piring di depannya dan mulai memakan buah potong. Amelia menyuguhkan camilan buah untuk sang putri. Ia tahu jika Sashi tidak begitu suka kue atau kudapan yang berbahan dasar tepung. Bukan diet, hanya saja Sashi memang kurang suka."Hanya tanya saja, Ma. Apa karena ada perempuan lain?" tanya Sashi dengan santai agar sang mama tidak c

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part

    "Terima kasih, Sayang, penantianku selama dua puluh satu tahun ga sia-sia. Akhirnya kamu menerima kamu." Sultan memeluk sang istri yang tak lain adalah Amelia putri.Mereka menikah setelah Amelia menjanda selama lima tahun. Tidak mudah bagi Sultan untuk meyakinkan hati sang istri. Amelia punya trauma luar biasa pada pernikahan. Apalagi Sultan punya semua yang wanita inginkan. "Maaf, aku belum sepenuhnya bisa percaya pada laki-laki." Amelia mengatakan terus terang pada sang suami.Menerima lamaran Sultan secara resmi pun karena ketiga putranya yang memintanya. Sejak kematian Arsa, Amelia memilih untuk menyibukkan diri dengan bekerja. Ia seolah menjaga jarak dengan banyak laki-laki. Cenderung galak pada laki-laki yang datang mendekatinya.Sejak Suriyana meminta Amelia membuka hati untuk Sultan, ternyata keduanya cocok. Ditambah lagi, ketiga anak Amelia sangat lengket pada Sultan. Mereka membutuhkan sosok seorang ayah yang tidak didapatkan dari mendiang Arsa. Sultan memberikan semua hal

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   81. Akhir Cerita

    Mita tersenyum ke arah Ratna yang saat ini ketakutan. Entah mengapa, sejak menjalani sidang, Mita adalah sosok yang menakutkan bagi Ratna. Padahal, mereka sama sekali tidak bersinggungan satu dengan lainnya. Mita tidak ditunjuk menjadi tim penyidik kasus besar ini. "Apakah aku begitu mengerikan di matamu? Hai! Ternyata kamu juga dalang penculikan anak-anak di kota ini. Kamu menikmati uang dari itu semua. Ck! Ternyata otakmu luar biasa. Ya, tapi semua harus berakhir di sini sekarang. Nikmati sisa usia kamu!" Mita langsung meninggalkan Ratna setelah sukses membuat mama Arsa itu ketakutan dan histeris.Mita lantas meninggalkan RSJ tempat Ratna dirawat. Hanya tinggal satu orang yang akan dibuat gila lagi. Dia adalah Prita. Wanita yang menjadi duri dalam rumah tangganya. Mita juga tidak ingin Prita hidup tenang dalam penjara."Antar aku ke penjara. Aku ingin ketemu Prita," kata Mita pada sopir pribadinya."Baik, Bu!" Sopir itu menjawab dengan tegas.Rupanya hari ini adalah jadwal para nar

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   80. Pada Akhirmya

    Satu per satu dari mereka yang ditetapkan sebagai terdakwa harus menjalani proses sidang. Hari ini adalah sidang Prita dan Arsa. Mantan suami Amelia putri sebelumnya datang ke sidang putusan cerai. Ia menangis ketika harus melepaskan Amelia."Aku titip anak-anak," kata Arsa setelah selesai sidang putusan perceraian mereka berdua kepada Amelia.Arsa berlinang air mata saat mengatakannya. Amelia baru pertama kali melihat mantan suaminya menangis. Sebelumnya sama sekali tidak pernah. Akan tetapi, hatinya sudah benar-benar mati rasa saat ini."Ya. Sudah kewajibanku mendidik dan membesarkan mereka. Aku ikhlaskan agar suatu saat kamu bersama Prita." Amelia menegaskan hal itu lalu pergi meninggalkan Arsa.Arsa sadar, hidupnya setelah ini tidak akan baik-baik saja. Ia harus bertanggungjawab atas semua kesalahan di masa lalunya. Penjara sudah menanti dan jabatannya pun dicopot begitu saja oleh pihak kepolisian. Terlalu banyak kejahatan yang diperbuat oleh Prita dan Arsa.Hanya saja, Arsa mungk

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   79. Kemunculan Suriyana

    "Mau mengamuk silakan. Kamu akan ditangkap oleh rekan kerja sendiri. Kalian yang selama ini menutupi kebusukan suami saya, juga sudah saya laporkan." Mita menunjuk dua orang ajudan Joko yang kini wajahnya pias."Argh!" Joko frustasi saat ini menghadapi sang istri.Atasan Joko dikenal tidak bisa kompromi sama sekali. Sudah jelas jabatan akan diturunkan atau dipecat. Hanya tinggal menunggu nasib baik saja yang memihak. Ternyata selama ini diam-diam Mita mengintai semua kegiatan Joko. Satu bulan setelah masa penyidikan dan ketiga tersangka pembunuhan Salina harus disidang di pengadilan. Ditambah satu lagi; Joko. Joko dianggap ikut terlibat karena berselingkuh dengan korban. Ratna adalah sosok yang pertama kali disidangkan. Sesuai dengan janjinya, Dandi tidak melibatkan Mita.Salina jatuh terduduk seorang diri bukan karena didorong. Setelahnya dibunuh dengan ditembak tepat pada kepalanya. Sebenarnya bukan kasus yang rumit. Menjadi rumit karena banyak pihak yang terlibat karena dendam. "

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   78. Penyerahan Bukti Kejahatan

    Dandi menerima rekaman cctv itu dengan banyak tanya di dalam kepalanya. Apa hubungan Mita dengan Salina? Astaga! Rumit sekali masalah ini. Baru kali ini ada kasus pembunuhan yang melibatkan banyak orang. Entahlah, siapa yang benar dan siapa yang berbohong.Dandi membuka rekaman itu setelah disambungkan pada komputer di meja kerjanya. Mita menunggu dengan harap-harap cemas saat ini. Ia pun sudah siap jika setelah ini juga menjadi seorang pesakitan seperti Prita."I-ini apa maksudnya, Kak?" tanya Dandi saat melihat rekaman itu.Mita mengusap air matanya. Wanita itu benar-benar terpukul karena penghianatan suaminya. Sosok yang dicintainya memilih bermain dengan wanita lain saat dirinya sedang berusaha untuk bisa hamil. Salah satu wanita itu adalah Prita. "Sekarang kamu tahu 'kan, kenapa aku selalu membuat jebakan dan mengintai Prita? Dia salah satu simpanan suamiku." Mita mengatakan dengan lirih sambil mengusap air matanya. "Aku sudah curiga sejak lama hubungan mereka. Rumah yang diakui

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   77. Talak Tiga Dari Arsa

    Joko tentu saja terkejut dengan semua ucapan Amelia. Rencana yang sudah disusun gagal total di tangan Amelia. Wajah wanita itu tampak sangat tegas dan tidak ingin dibantah sama sekali. Amelia sedang tidak ingin berkompromi dengan siapa pun dan apa pun itu."Silakan tinggalkan tempat ini. Kita tidak saling kenal," usir Amelia tanpa basa-basi sama sakali saat ini."Baiklah. Tapi, aku jamin suatu saat kamu membutuhkan bantuanku. Tidak sekarang, tapi pasti akan butuh." Joko berkata dengan penuh nada ancaman."Tidak. Aku dikelilingi oleh banyak orang baik. Aku hanya membutuhkan mereka semua." Amelia tidak takut sama sekali pada Joko saat ini. Joko tertawa miris. Ia kalah begitu saja dengan wanita rendahan. Bu Dibyo hanya diam dan memperhatikan interaksi keduanya. Ia tidak mau ikut campur terlalu jauh pada masalah ini. Ia belum tahu, apa yang membuat Amelia bersikap sinis pada Joko.Joko akhirnya meninggalkan rumah sakit. Ia marah sekaligus kecewa, tetapi tidak bisa berbuat banyak. Jika me

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   76. Informasi Mengejutkan Dari Arsa

    Prita bisa kabur dari tahanan. Ia bekerja sama dengan polisi yang berjaga. Wanita simpanan Arsa itu menjanjikan sejumlah uang pada petugas. Entah apa yang dicari Prita saat ini.Amelia tidak mungkin menang melawan wanita yang datang bersama dengan empat orang laki-laki. Mereka semua berperawakan tinggi besar. Preman itu disewa Prita untuk meneror Amelia saat ini. Prita merasa, istri Arsa itu telah menjebaknya."Dia yang bikin aku dalam masalah harus dapat hukuman. Cari barang bukti itu!" Prita memerintahkan anak buahnya agar bekerja dengan cepat. "Beruntung aku bisa membuka pintu itu dengan mudah," kata Prita lagi yang seolah tidak takut apa pun.Prita sangat marah karena Amelia dianggap lancang telah membuat masalah. Bukan hanya itu, Prita kini tidak bisa mengelak tentang senjata api yang saat ini digunakan sebagai barang bukti. Memang tidak ada sidik jari yang menempel, tetapi polisi sudah tahh bagaimana cara kerja Prita itu. Tuduhan itu membuat Prita marah dan mendendam pada Amelia

DMCA.com Protection Status