Share

6. Arsa Marah

Penulis: Bonamija(Mondi)
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Amelia duduk di kamar Sashi sambil memangku Aron. Pikirannya sama sekali tidak fokus saat ini. Permintaan sang suami telah menyakiti hatinya. Bagaimana bisa seorang suami meminta istri sahnya untuk bersabar dan meminta kehadiran wanita lain dalam rumah tangganya.

 

"Mama ... ih, ga dengar pasti yang Sashi omongin barusan." Sashi kini merajuk karena kesal dengan sikap tidak peduli Amelia.

 

"Eh? Apa, Nak? Maaf, Mama malah bengong. Kamu bicara apa?" tanya Amelia sambil mengubah mimik wajahnya agar tampak tidak sedih.

 

"Mama! Aku sama Arusha sepakat kalo nanti week end kita jalan-jalan berempat aja. Papa pasti sibuk kerja. Sayang kalo ga mengerjakan tugas. Takutnya nilaiku sama Aru nanti kurang," kata Sashi mengulang ucapannya tadi.

 

"Baiklah. Emang mau kemana kita?" tanya Amelia dengan lembut agar sang anak tidak tersinggung.

 

"Tadi sih, Arusha bilang ke Taman Warna aja, Ma. Yang ga terlalu mahal dan bisa bawa makanan dari rumah. Nanti bawa bekal dan tikar kecil aja, Ma. Naik angkutan umum juga ga apa," kata Sashi yang penuh dengan semangat.

 

"Baiklah. Mama setuju. Besok Mama siapkan dulu. Kamu juga catat apa saya yang harus dibawa." Amelia tersenyum penuh kasih sayang pada sang putri yang kini tampak bahagia.

 

Hanya sederhana kebahagian keluarga ini. Tidak perlu liburan keluar kota atau bahkan ke luar negeri, tidak sama sekali. Mereka hanya memerlukan kebersamaan kedua orang tuanya saja. Sayang, mereka kini pincang, Arsa telah merusak segalanya.

 

Diam-diam Arsa mendengar obrolan anak dan istrinya. Ia tentu sangat terkejut saat anak perempuannya seolah tidak membutuhkan kehadirannya. Hanya perasaannya atau memang benar adanya seperti itu? Siapa yang salah jika sudah seperti itu?

 

"Papa? Ngapain di depan kamar Sashi? 'Kan bisa langsung masuk," kata Arusha yang hendak masuk ke kamar saudara kembarnya itu.

 

"Ini juga mau masuk. Kakak mau kerjakan PR, ya? Sini biar Papa bantu," kata Arsa sengaja menawarkan bantuan pada putranya itu.

 

"Oh ... enggak, Pa. Aku mau tanya jawab aja sama Sashi. Biar besok lancar saat mengerjakan ulangannya," jawab Arusha yang memang merasa tidak memerlukan bantuan sang papa.

 

Arsa akhirnya ikut masuk ke dalam kamar Sashi. Suasana mendadak canggung antara suami dan istri itu. Dulu, mereka akan bercanda tawa, tetapi tidak untuk hari ini. Amelia telah kehilangan rasa dalam hatinya.

 

Arsa beberapa kali tampak mencuri pandang pada sang istri. Wanita itu masih tampak cantik. Hanya saja, Amelia memang jarang punya waktu untuk merias wajahnya. Lain halnya dengan Prita yang selalu tampak segar setiap kali bertemu dengannya.

 

"Mama, pengen pipis," kata Aron yang sudah mulai lepas dari diapers. 

 

"Biar aku saja yang antar Aron. Kamu duduklah," Arsa berusaha membantu Amelia saat ini.

 

"Ga, mau. Mau sama Mama," Aron menepis kasar tangan sang papa.

 

Arsa sangat terkejut dengan reaksi anak bungsunya itu. Ia menatap Amelia dengan tatapan bertanya. Dari dekat, tampak jelas terlihat bekas lima jari pada wajah Amelia. Arsa yakin itu bukan karena jatuh seperti ucapan sang istri.

 

"Ayo, nanti ngompol di kamar Kak Sashi," kata Amelia sambil beranjak berdiri dan menggandeng tangan sang anak.

 

Arsa mengekori sang istri hingga kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari kamar milik Sashi. Arsa menunggu Aron hingga selesai buang air kecil. Suara kucuran air dalam wc menandakan sang anak sudah selesai buang air kecil. Arsa masih menunggu dengan sabar.

 

"Ma ... kenapa nenek tadi menampal Mama?" Pertanyaan Aron membuat Arsa terkejut.

 

"Hmm ... bukan ditampar, Nak. Mama, tadi terhuyung. Mungkin karena Mama sangat lelah," jawab Amelia yang sengaja menutupi kesalahan mertua.

 

"Mama jangan bohong lagi. Nenek selalu jahat sama Mama juga Kakak. Aku pelnah lihat kalo nenek talik lambut Kak Alu," Aron kali ini mengadukan apa yang pernah dilihatnya.

 

Amelia samgat terkejut saat melihat ada Arsa duduk tak jauh dari kamar mandi. Ibu tiga anak itu sengaja menyibukkan dirinya saat ini dengan mencoba menggendong Aron. Amelia memang sengaja menghindar dari sang suami. Ia tidak mau membahas perihal sikap kasar ibunda dari Arsa--Ratna.

 

"Apa benar yang aku dengar barusan?" tanya Arsa sambil menatap ke arah pipi Amelia yang masih ada bekas lima jari tangan.

 

"Apa?" Amelia balik bertanya dan mencolek Aron agar tidak bicara apapun saat kedua orang tuanya sedang berbicara.

 

"Kamu ditampar Mama. Apa masalah kalian sampai Mama menamparmu?" tanya Arsa yang memang sering mendengar tentang sikap ketus Amelia dari sang mama.

 

Amelia menghela napas sambil menahan rasa sakit dalam hatinya. Untuk apa bercerita pada sosok laki-laki yang sangat dicintainya itu? Jika pun bercerita, ia tidak akan mendapatkan pembelaan. Justru Arsa akan menyalahkannya tanpa mau mendengar ucapannya.

 

"Jawab aku, Mel!" Arsa membentak sang istri karena wanita itu hanya diam saja. 

 

"A-apa yang harus aku jawab?" tanya Amelia dengan gagap karena mendengar bentakan dari sang suami di depan anak bungsunya.

 

"Kamu ga bisu 'kan? Mama aku ga akan pernah marah jika kamu ga mancing-mancing emosi beliau! Mama orang yang paling sabar. Mustahil beliau ringan tangan kalo kamu ga caro masalah!" Arsa tampak kesetanan saat ini karena terkejut mendengar ucapan sang putra.

 

Arsa akan selalu membela wanita yang telah melahirkannya. Amelia bisa apa ketika tidak ada kesempatan untuk menjelaskan permasalahan mereka. Hanya salah paham biasa dan bukan masalah yang besar. Ratna-lah yang terbiasa membesar-besarkan masalah.

 

Suara menggelegar Arsa membuat kedua anak kembarnya keluar dari kamar. Mereka takut jika sang mama akan disakiti oleh papa mereka. Arusha mendekati kedua orang tuanya. Ia mengatakan sesuatu dan membuat Arsa diam seketika.

 

"Mama ga salah. Tadi, saat kami pulang sekolah mendadak Nenek marah besar. Hanya karena sopir taksi online mengantar kami berempat. Sopir taksi itu membawakan tas milikku dan Sashi. Nenek juga selalu kasar pada Mama walaupun tidak ada masalah." Arusha menggandeng tangan sang mama dan mengajaknya pergi dari hadapan sang papa.

 

Arsa terkejut bukan main mendengar ucapan sang anak. Arusha anak yang jujur. Keberhasilan Amelia mendidik ketiga anaknya adalah sebuag kejujuran. Amelia mengusap air matanya yang mengalir dengan lancang. Arsa merasa bersalah saat ini.

 

Benarkah seperti itu? Arsa tidak paham lagi dengan apa yang menimpa keluarganya. Mustahil jika Arusha berdusta. Astaga! Siapa yang salah di sini? Mengapa mendadak hati Arsa merasa sangat sakit.

 

Arsa segera menyusul sang istri di kamar Aron yang sedang rewel. Jelas anak bungsunya ketakutan saat melihat sang papa marah tadi. Arsa benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya. Tampak di depan sana Amelia sedang membujuk Aron agar diam.

 

"Ma ... maafkan aku. Maafkan aku yang tidak mendengar penjelasanmu. Aku ...." Dering ponsel milil Arsa membuat ucapan ayah tiga anak itu terhenti karena harus mengangkat panggilan itu.

 

Tanpa melihat siapa yang menghubunginya Arsa langsung saja mengangkat telepon itu. Suara dari penelepon masih terdengar dengan jelas oleh Amelia. Ibu tiga anak itu tahu siapa yang menghubungi sang suami. Jika sudah demikian, Arsa pasti akan keluar rumah malam ini dan membuat alasan ada tugas mendadak dari kantor. 

Bonamija(Mondi)

Mari baca naskah ini, yuk simpan di perpustakaan, ya. Terima kasih

| 2

Bab terkait

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   7. Tuduhan

    "Aku pendarahan, Mas." Arsa memejamkan mata saat mendengar ucapan dari yang mengubunginya. Amelia hanya diam dan mengajak anak-anaknya keluar dari ruangan tempat Arsa sedang menerima panggilan itu. Ia tidak tahu nanti anaknya akan bertanya banyak hal perihal telepon itu. Arsa menatap kepergian Amelia dengan wajah sendu. Bodoh! Mengapa Prita menghubunginya saat ia sedang bersama dengan Amelia. Sudah bisa dipastikan, Arsa akan segera meninggalkan rumah. Panggilan telepon dari wanita itu akan membuat Arsa lupa dengan segalanya. Beruntung anak-anak tidak mengiakan ajakan Arsa untuk jalan-jalan. Mereka pasti akan sangat kecewa. "Apa?!" Arsa terkejut karena mendengar berita itu. Semenjak melakukan hubungan intim dengan wanita simpanannya Arsa selalu menggunakan pengaman. Ia tidak mau semua rusak hanya karena Prita menggandung. Hari ini justru ada berita jika wanita itu mengalami pendarahan. Arsa tidak bisa berpikir panjang lagi dan benar seperti dugaan Amelia; sang suami keluar dari ru

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   8. Tuduhan(2)

    Amelia meninggalkan Arsa setelah mengatakan hal itu. Arsa yang masih sangat emosi itu segeta mengambil ponsel milik sang istri. Benda pipih lawas dengan model yang sudah ketinggalan zaman itu tergeletak begitu saja. Arsa memeriksa satu per satu pesan dan panggilan masuk dan keluar. Tidak ada pesan untuk Fajar sama sekali. Juga tidak ada nomor kontak milik Fajar. Arsa berulangkali mencocokkan setiap nomor ponsel dalam ponsel milik Amelia. Tetap saja, tidak ada nomor milik Fajar. Salah paham dan begitulah setiap saat. Tanpa Arsa ketahui fakta yang sebenarnya terjadi. Amelia selalu saja sebagai pihak yang tersudut dan selalu salah. Ia lupa bagaimana perjuangan Amelia dulu. Bukan jumlah yang sedikit keluarga sang istri membantu perusahaan milik keluarga Arsa. Sayangnya, tidak semua orang paham cara balas budi. Mereka seolah menganggap Amelia hanya menumpang hidup pada Arsa. Miris dan sangat menyedihkan setelah kepergian kedua orang tua Amelia dan usaha kedua orang tuanya dinyatakan ban

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   9. Hampir Saja

    Arsa terdiam, tidak tahu harus bagaimana menanggapi ucapan Amelia. Sang istri bahkan tidak mengajaknya berbicara saat mengajukan gugatan cerai. Mengadukan gugatan cerai? Kapan? Mendadak Arsa ketakutan saat ini. Apakah Amelia melapor pada Fajar ssbagai atasannya di kantor? Kapan? Lagi-lagi semua pertanyaan itu sulit untuk mendapatkan sebuah jawaban. Rumit dan sama sekali tidak ada jalan keluar saat ini."Kita tidur lagi, ya, Nak. Maaf, tadi Mama ke kamar mandi. Mama tadi buang air kecil dulu. Takutnya, Mama, mengompol nanti kalo menahan pipis." Amelia berusaha membujuk sang putra saat iniTerdengar suara Aron dan Amelia tertawa. Arsa masih bisa mendengarkannya dengan jelas obrolan mereka berdua. Sudah sangat lama, ia tidak lagi punya waktu mengobrol dengan anak-anaknya. Keberadaan Prita mengalihkan dunianya sesaat.Dering beda pipih di samping Arsa mengejutkan sosok ayah tiga anak itu. Prita, nama yang tertera dalam layar ponselnya. Amelia menulikan telinganya saat ini. Ia paham, sebe

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   10. Rencana Ratna(1)

    Arsa langsung bungkam seketika saat mendengar jawaban dari sang istri. Terlebih kedua anak kembarnya menatap dengan banyak tanya pada mata mereka. Arusha paling ingin tahu dengan kelanjutan ucapan sang papa. Siapa yang disangka iri itu? "Prit siapa? Kenapa Mama harus iri padanya?" tanya Arusha sambil menatap kedua orang tuanya secara bergantian. "Papa hanya salah bicara, Nak. Ayo kita segera berangkat. Angkutan umum akan penuh saat hari libur begini." Amelia segera mengajak ketiga anaknya agar segera bersiap. Napas Arsa seolah tersengal seperti baru saja berlomba lari. Emosinya yang sering meledak-ledak itu selalu salah tempat. Amelia selalu menjadi sasaran amukannya. Salah apa istri pertamanya itu? "Kalian mau kemana?" tanya Ratna saat Amelia baru saja membuka pintu rumahnya. "Kami mau ke taman, Nek. Ada tugas sekolah jadi kami harus mengerjakannya," jawab Sashi dengan lembut. "Dikira saya bodoh apa? Heh! Anak kamu itu jangan diajari berbohong. Mau jadi apa nanti dia!" Ratna be

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   11. Rencana Ratna(2)

    Ratna menatap mata anaknya dengan tajam. Mata sang putra tampak sedang bingung saat ini. Ratna paham bagaimana kondisi sang putra. Wanita serakah itu hanya mengincar kekayaan keluarga Prita saja. Ratna sama sekali tidak tahu siapa Prita sebenarnya. Uang dan harta adalah tolak ukur bagaimana Ratna menyayangi menantunya. Amelia jelas tidak akan disayang karena jatuh miskin. Uang dan kekayaan telah membutakan hati wanita yang telah melahirkan Arsa itu. "Jangan menjadi laki-laki munafik. Mama tahu kamu lebih mencintai Prita dibandingkan Amelia. Lihat istri tuamu itu, wajahnya kusam, tubuhnya bau, dan tidak lagi muda seperti dulu. Mama menganggap wajar ketika kamu jatuh cinta pada wanita muda lainnya." Ucapan Ratna membuat mata Arsa melebar karena terkejut. Kedua orang tua Arsa tidak pernah bertengkar satu sama lain. Mereka juga tidak ada pihak ketiga. Mama dan Papanya masing-masing sangat setia kepada pasangannya. Mengapa saat ini justru wanita paruh baya itu mendukung perselingkuhanny

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   12. Menjemput Prita di Rumah Sakit

    Wanita mana yang tidak hancur hatinya saat mendengar ada seorang ibu mertua yang justru mendukung sikap anaknya yang menghianati istri sahnya? Amelia hanya wanita biasa yang sudah rapuh sejak penghiantan sang suami empat tahun yang lalu. Perih, sakit, dan kecewa sudah menjadi bagian dalam hidup Amelia. Arusha dan Sashi tampak bingung, mereka sama sekali tidak paham. "Nak, jangan katakan apapun, ya. Kita semua akan baik-baik saja." Amelia memberikan nasihat pada kedua anaknya dan mereka hanya mengangguk. "Ka-kamu sejak kapan di sini?" tanya Arsa yang kaget saat membuka pintu hendak mengantar sang mama dan di depan pintu sudah ada anak dan istrinya. "Baru saja." Amelia menjawab dengan datar. "Suami tanya itu jawabnya yang baik. Sopan sedikit, bukan pakai wajah songong seperti itu!" Ratna selalu saja ikut campur masalah anak dan menantunya itu. "Ma, sudahlah, mungkin Mamanya anak-anak sedang capek," kata Arsa masih dengan rasa gugup yang luar biasa saat ini. Tanpa basa-basi lagi, A

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   13. Ketahuan

    Arsa melajukan mobilnya menuju ke rumah Prita. Prita mempunyai sebuah rumah mewah. Wajar, dia lahir dan besar dari keluarga kaya raya. Saat ini sosok wanita perusak rumah tangga Arsa dan Amelia itu menjadi prioritas Ratna. "Ini rumah kamu?" tanya Ratna yang memandang takjub pada rumah mewah dan megah milik Prita. "Iya, Bu. Rumah pemberian Papa sebagai hadiah karena aku lulus Akpol dan tugas di sini. Udah lumayan lama sih belinya," jawab Prita sambil tersenyum lebar. Ratna berdecak kagum saat mobil milik Arsa memasuki halaman rumah Prita. Sangat jauh jika dibandingkan dengan rumah Arsa yang dibelinya dengan susah payah. Prita memang kaya raya. Hal itu yang ada di benak Ratna. "Aku nanti langsung pulang, ya." Arsa mengatakannya dengan nada dingin pada Prita. "Heh! Ngapain kamu pulang. Prita habis dirawat di rumah sakit dan kamu mau pulang?!" Ratna membentak Arsa di depan Prita. "Lagian kamu juga ngapain pulang? Di rumah juga ada wanita menyebalkan itu," lanjut Ratna yang merasa tida

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   14. Kita Bicara

    Sepanjang perjalan menuju ke rumah sang Mama, Arsa hanya diam. Ratna berusaha menenangkan sang putra, tetapi gagal. Suami Amelia itu kini kini luar biasa takut. Tidak hanya masalah di rumah yang timbul, tetapi di kantor juga. Bisa berharap apa saat ini? Mita bukan orang yang mudah mendengar penjelasan nanti. Fajar pasti akan membuat semuanya jadi rumit. Lampu merah di jalan raya menghentikan laju mobil Arsa saat ini. "Arghh ....!" Arsa meremas rambutnya karena frustasi. "Sa ... kamu harus tenang. Besok jelaskan jika memang kebetulan Mama dan Prita saling kenal. Dia itu potensial alias kaya raya. Jauh kalo dibandingkan sama Amelia yang dekil," kata Ratna dengan nada sinis. Arsa sama sekali tidak menanggapi ucapan sang mama. Ia memilih diam, kepalanya sangat sakit saat ini. Tidak ada jalan keluar sama sekali. Satu hal yang mengusik hatinya; ia mendengar suara sang anak tadi saat di telepon. Benarkah Amelia merindukan kedua orang tuanya? Dusta apalagi yang diciptakannya saat ini? Ars

Bab terbaru

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 3

    Semenjak kejadian itu, Sashi memilih tinggal bersama dengan Arusha--saudara kembarnya. Sudah enam bulan dan Aditya sama sekali tidak mencarinya. Entah apa yang mereka lakukan setelah Sashi keluar dari neraka yang mereka sebut rumah. Arusha merasa geram dengan ulah Santika."Mending kamu ajukan gugatan. Apa yang mau kamu pertahankan bersama dengan dia? Sejak awal, aku udah rasa jika mereka hanya akan memanfaatkan kamu saja." Arusha mengepalkan tangan karena merasa tidak terima saudara kembarnya diperlakukan tidak adil oleh mereka semua. "Aku menggugat cerai? Tidak, tidak akan aku lakukan. Aku ingin membuat mereka paham, siapa aku dan siapa mereka. Aku sedang menunggu kehancuran mereka satu per satu." Sashi tampak tidak setuju dengan pendapat saudara kembarnya."Kamu pikir dengan menunggu mereka akan hancur? Bodoh! Mereka justru sedang berbahagia sekarang. Lihat, gundik Aditya sedang memamerkan test pek ini," kata Arusha menyerahkan ponselnya pada Sashi.Sekuat apa pun Sashi, tetaplah

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 2

    Anak-anak Amelia bersama Arsa sudah dewasa. Sashi bahkan sudah menikah. Hidup Amelia pun bahagia bersama dengan Sultan. Ia benar-benar merasa diratukan oleh laki-laki yang tepat."Ma, kenapa dulu Mama mengambil keputusan cerai?" tanya Sashi yang siang ini berada di rumah sang mama. Wajah Sashi seperti sedang menahan kesedihan yang luar biasa dalam. Amelia menatap sang putri yang sudah dua tahun menikah dengan tatapan benyak pertanyaan. Selama ini, Sashi tidak pernah menceritakan masalah rumah tangganya pada siapa pun. Ia menutup rapat-rapat masalah keluarga."Kenapa tanya seperti itu?" tanya Amelia yang merasa aneh pada pertanyaan sang putri.Sashi meraih piring di depannya dan mulai memakan buah potong. Amelia menyuguhkan camilan buah untuk sang putri. Ia tahu jika Sashi tidak begitu suka kue atau kudapan yang berbahan dasar tepung. Bukan diet, hanya saja Sashi memang kurang suka."Hanya tanya saja, Ma. Apa karena ada perempuan lain?" tanya Sashi dengan santai agar sang mama tidak c

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part

    "Terima kasih, Sayang, penantianku selama dua puluh satu tahun ga sia-sia. Akhirnya kamu menerima kamu." Sultan memeluk sang istri yang tak lain adalah Amelia putri.Mereka menikah setelah Amelia menjanda selama lima tahun. Tidak mudah bagi Sultan untuk meyakinkan hati sang istri. Amelia punya trauma luar biasa pada pernikahan. Apalagi Sultan punya semua yang wanita inginkan. "Maaf, aku belum sepenuhnya bisa percaya pada laki-laki." Amelia mengatakan terus terang pada sang suami.Menerima lamaran Sultan secara resmi pun karena ketiga putranya yang memintanya. Sejak kematian Arsa, Amelia memilih untuk menyibukkan diri dengan bekerja. Ia seolah menjaga jarak dengan banyak laki-laki. Cenderung galak pada laki-laki yang datang mendekatinya.Sejak Suriyana meminta Amelia membuka hati untuk Sultan, ternyata keduanya cocok. Ditambah lagi, ketiga anak Amelia sangat lengket pada Sultan. Mereka membutuhkan sosok seorang ayah yang tidak didapatkan dari mendiang Arsa. Sultan memberikan semua hal

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   81. Akhir Cerita

    Mita tersenyum ke arah Ratna yang saat ini ketakutan. Entah mengapa, sejak menjalani sidang, Mita adalah sosok yang menakutkan bagi Ratna. Padahal, mereka sama sekali tidak bersinggungan satu dengan lainnya. Mita tidak ditunjuk menjadi tim penyidik kasus besar ini. "Apakah aku begitu mengerikan di matamu? Hai! Ternyata kamu juga dalang penculikan anak-anak di kota ini. Kamu menikmati uang dari itu semua. Ck! Ternyata otakmu luar biasa. Ya, tapi semua harus berakhir di sini sekarang. Nikmati sisa usia kamu!" Mita langsung meninggalkan Ratna setelah sukses membuat mama Arsa itu ketakutan dan histeris.Mita lantas meninggalkan RSJ tempat Ratna dirawat. Hanya tinggal satu orang yang akan dibuat gila lagi. Dia adalah Prita. Wanita yang menjadi duri dalam rumah tangganya. Mita juga tidak ingin Prita hidup tenang dalam penjara."Antar aku ke penjara. Aku ingin ketemu Prita," kata Mita pada sopir pribadinya."Baik, Bu!" Sopir itu menjawab dengan tegas.Rupanya hari ini adalah jadwal para nar

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   80. Pada Akhirmya

    Satu per satu dari mereka yang ditetapkan sebagai terdakwa harus menjalani proses sidang. Hari ini adalah sidang Prita dan Arsa. Mantan suami Amelia putri sebelumnya datang ke sidang putusan cerai. Ia menangis ketika harus melepaskan Amelia."Aku titip anak-anak," kata Arsa setelah selesai sidang putusan perceraian mereka berdua kepada Amelia.Arsa berlinang air mata saat mengatakannya. Amelia baru pertama kali melihat mantan suaminya menangis. Sebelumnya sama sekali tidak pernah. Akan tetapi, hatinya sudah benar-benar mati rasa saat ini."Ya. Sudah kewajibanku mendidik dan membesarkan mereka. Aku ikhlaskan agar suatu saat kamu bersama Prita." Amelia menegaskan hal itu lalu pergi meninggalkan Arsa.Arsa sadar, hidupnya setelah ini tidak akan baik-baik saja. Ia harus bertanggungjawab atas semua kesalahan di masa lalunya. Penjara sudah menanti dan jabatannya pun dicopot begitu saja oleh pihak kepolisian. Terlalu banyak kejahatan yang diperbuat oleh Prita dan Arsa.Hanya saja, Arsa mungk

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   79. Kemunculan Suriyana

    "Mau mengamuk silakan. Kamu akan ditangkap oleh rekan kerja sendiri. Kalian yang selama ini menutupi kebusukan suami saya, juga sudah saya laporkan." Mita menunjuk dua orang ajudan Joko yang kini wajahnya pias."Argh!" Joko frustasi saat ini menghadapi sang istri.Atasan Joko dikenal tidak bisa kompromi sama sekali. Sudah jelas jabatan akan diturunkan atau dipecat. Hanya tinggal menunggu nasib baik saja yang memihak. Ternyata selama ini diam-diam Mita mengintai semua kegiatan Joko. Satu bulan setelah masa penyidikan dan ketiga tersangka pembunuhan Salina harus disidang di pengadilan. Ditambah satu lagi; Joko. Joko dianggap ikut terlibat karena berselingkuh dengan korban. Ratna adalah sosok yang pertama kali disidangkan. Sesuai dengan janjinya, Dandi tidak melibatkan Mita.Salina jatuh terduduk seorang diri bukan karena didorong. Setelahnya dibunuh dengan ditembak tepat pada kepalanya. Sebenarnya bukan kasus yang rumit. Menjadi rumit karena banyak pihak yang terlibat karena dendam. "

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   78. Penyerahan Bukti Kejahatan

    Dandi menerima rekaman cctv itu dengan banyak tanya di dalam kepalanya. Apa hubungan Mita dengan Salina? Astaga! Rumit sekali masalah ini. Baru kali ini ada kasus pembunuhan yang melibatkan banyak orang. Entahlah, siapa yang benar dan siapa yang berbohong.Dandi membuka rekaman itu setelah disambungkan pada komputer di meja kerjanya. Mita menunggu dengan harap-harap cemas saat ini. Ia pun sudah siap jika setelah ini juga menjadi seorang pesakitan seperti Prita."I-ini apa maksudnya, Kak?" tanya Dandi saat melihat rekaman itu.Mita mengusap air matanya. Wanita itu benar-benar terpukul karena penghianatan suaminya. Sosok yang dicintainya memilih bermain dengan wanita lain saat dirinya sedang berusaha untuk bisa hamil. Salah satu wanita itu adalah Prita. "Sekarang kamu tahu 'kan, kenapa aku selalu membuat jebakan dan mengintai Prita? Dia salah satu simpanan suamiku." Mita mengatakan dengan lirih sambil mengusap air matanya. "Aku sudah curiga sejak lama hubungan mereka. Rumah yang diakui

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   77. Talak Tiga Dari Arsa

    Joko tentu saja terkejut dengan semua ucapan Amelia. Rencana yang sudah disusun gagal total di tangan Amelia. Wajah wanita itu tampak sangat tegas dan tidak ingin dibantah sama sekali. Amelia sedang tidak ingin berkompromi dengan siapa pun dan apa pun itu."Silakan tinggalkan tempat ini. Kita tidak saling kenal," usir Amelia tanpa basa-basi sama sakali saat ini."Baiklah. Tapi, aku jamin suatu saat kamu membutuhkan bantuanku. Tidak sekarang, tapi pasti akan butuh." Joko berkata dengan penuh nada ancaman."Tidak. Aku dikelilingi oleh banyak orang baik. Aku hanya membutuhkan mereka semua." Amelia tidak takut sama sekali pada Joko saat ini. Joko tertawa miris. Ia kalah begitu saja dengan wanita rendahan. Bu Dibyo hanya diam dan memperhatikan interaksi keduanya. Ia tidak mau ikut campur terlalu jauh pada masalah ini. Ia belum tahu, apa yang membuat Amelia bersikap sinis pada Joko.Joko akhirnya meninggalkan rumah sakit. Ia marah sekaligus kecewa, tetapi tidak bisa berbuat banyak. Jika me

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   76. Informasi Mengejutkan Dari Arsa

    Prita bisa kabur dari tahanan. Ia bekerja sama dengan polisi yang berjaga. Wanita simpanan Arsa itu menjanjikan sejumlah uang pada petugas. Entah apa yang dicari Prita saat ini.Amelia tidak mungkin menang melawan wanita yang datang bersama dengan empat orang laki-laki. Mereka semua berperawakan tinggi besar. Preman itu disewa Prita untuk meneror Amelia saat ini. Prita merasa, istri Arsa itu telah menjebaknya."Dia yang bikin aku dalam masalah harus dapat hukuman. Cari barang bukti itu!" Prita memerintahkan anak buahnya agar bekerja dengan cepat. "Beruntung aku bisa membuka pintu itu dengan mudah," kata Prita lagi yang seolah tidak takut apa pun.Prita sangat marah karena Amelia dianggap lancang telah membuat masalah. Bukan hanya itu, Prita kini tidak bisa mengelak tentang senjata api yang saat ini digunakan sebagai barang bukti. Memang tidak ada sidik jari yang menempel, tetapi polisi sudah tahh bagaimana cara kerja Prita itu. Tuduhan itu membuat Prita marah dan mendendam pada Amelia

DMCA.com Protection Status