Novita menjadi kesal sekarag kenapa dia memikirkan gunung es itu, dia ingin berteriak keras di hatinya sambil mengeluh.
ahhh kenapa aku harus bekerja dengannya
Novita asik dengan pikirannya sampai suara familiar terdengar ditelinganya, "Nak, ayo sarapan sudah jam delapan, kamu hari ini bekerja jam sembilan kan?"
Itu adalah suara seseorang wanita dia berumur sekitar empat puluh, suaranya sangat lembut dia memiliki pupil mata berwarna coklat dengan alis tidak terlalu tebal matanya cukup besar apalagi saat matanya menyipit melihat anaknya terlihat sangat lembut dengan bibir merah dan gigi putih, terlihat seperti ibu yang sangat sayang kepada anaknya dia memiliki rambut panjang yang teruarai dengan bebas dibahunya. Dia adalah ibu Novita dia terlihat awet muda dia bernama Ayu.
Berbeda dengan Ayahnya yang cukup terlihat garang, ayahnya hanya beda satu tahun dengan ibunya jadi umurnya empat satu tahun, dia berpenampilan sangat bagus sering menggunakan baju jas b
Nathan menatap perempuan yang ada dihadapannya yang masih terdiam, Nathan sebenarnya ingin berbicara sesuatu dengannya, tapi dia tau perempuan yang ada didepannya seperti takut dengannya, Nathan bukan orang bodoh dia tau bagaimana ekspresi seseorang walaupun dia menyembunyikannya dengan baik.Nathan mendengus dingin dia melirik Kirana dari atas kebawah dan entah kenapa perasaanya seperti campur aduk, dia seperti merasa seseorang yang ada dihadapannya berbohong kepadanya tentang sesuatu hal, tetapi dia tidak tau apa itu, mungkin itu tidak ada hubunganya dengannya.Nathan menggelengkan kepalanya, membuka bibirnya dan berbicara dengan dingin, "Kamu kirana yang kemarin?"Kirana hanya mengangguk tanda dia menyetujui ucapan Nathan, Nathan juga tidak suka basa basi dia melanjutkan bertanya, "Apa kamu ingat dimana kamu mendapatkan boneka itu?"Saat mendengar asal-usul boneka itu entah kenapa, Kirana merasa sangat tidak nyaman bahkan dia samar-samar merasakan hawa
Nathan masih menatap Novita dengan dingin, tetapi dia sedikit senang melihat sekertarisnya patuh, tetapi Nathan masih mendengus dingin dan berjalan menuju ruangannya.Nathan berjalan sambil menyilangkan tangannya didadanya sambil sesekali menaikan alisnya tampak berpikir keras, beberapa karyawan yang melihat bosnya tampak sangat fokus dengan pikirannya mereka hanya bisa diam melirik pelan kearah bosnya dan tidak berani menganggu pikiran bosnya, jika sampai bosnya marah mereka semua akan dipecat atau dikeluarkan dengan paksa dari kantor, seperti pernah seseorang perempuan yang menganggu makan siang Nathan dia selalu suka mengoceh bahkan seperti manja dengan Nathan, Nathan adalah seseorang yang tidak terlalu suka diganggu, jadi gadis itu dia keluarkan dari kantornya dengan kasar bahkan keesokan harinya perempuan itu malah memohon untuk kembali bekerja dengan Nathan, tetapi Nathan sudah kesal dengan perempuan itu dia menendang perempuan itu untuk keluar dari kantor, seperti dia
Tidak terasa Novita sudah sampai ditoko baju dan perhiasan yang dia tuju namanya adalah toko Angela, Novita langsung keluar dari mobilnya dengan bahagia, karena dia dilepaskan dari hukuman dan juga dia berada jauh dari bosnya, itu membuat Novita sangat bahagia.Saat Novita masuk kedalam toko dia melihat-lihat disekelilingnya, dia memutuskan untuk masuk kedalam toko baju terlebih dahulu, setelah itu baru berjalan kearah toko perhiasan. Dia membeli beberapa gaun yang cukup bagus dan juga mahal ditoko itu, dia pikir itu bagus untuk perempuan yang bernama Kirana itu, walaupun dia tidak pernah tau seperti apa wajah perempuan itu, tetapi dia hanya bisa, menebak acak seperti yang dia lakukan dan mungkin saja kesukaan perempuan itu barang mewah juga mungkin, Novita membeli tiga gaun, yang satu berwarna biru dengan pola bunga mawar putih, dan dua lainya berwarna merah muda dan putih dengan pola yang berbeda, terlihat sangat bagus untuk dipakai seseorang perempuan seumurannya, Novita m
Nathan sedang duduk dikafetaria dengan cemberut dia sangat tidak senang sekarang, sudah tiga jam Novita pergi untuk membeli beberapa barang yang dia suruh, tapi sekarang dia belum datang juga, Nathan hanya duduk dia tidak memesan makanan atau minuman karena suasana hatinya sedang kesal sekarang, mana mungkin dia mau makan untuk membuat pikiranya tenang, dia hanya bisa menunggu dengan sabar, padahal dia sendiri saja tidak sabar sekarang.Sampai seorang gadis mendatanginya, dia adalah Shakila, dia duduk disebelah Nathan dan dengan centil mengedipkan matanya kearah Nathan, saat melihat gadis yang dia anggap sangat menjengkelkan dia ingin sekali menendangnya, dia sedang dalam mood yang buruk sekarang, tapi dia tidak menendang Shakila dia hanya memandang kearah depan menatap dengan kosong dan tidak tau apa yang dipikirkannya.Shakila yang melihat Nathan tidak mengusirnya secara kasar, membuat matanya berbinar dia berpikir Nathan pasti sudah menerimannya dan tidak memarahiny
Tapi Novita tidak terlalu mau terlibat lebih banyak dengan mereka, dia hanya penasaran tentang latar belakang kedua pria yang berbicara itu dan sepertinya mereka punya latar belakang keluarga yang cukup kaya bisa membuat mereka memecat seseorang dari kantor ini?.Mungkin orang tua mereka lebih kaya dari keluarga Adrian?, Novita terus berpikir seperti itu, tetapi dari apa yang dia lihat dan juga dia sudah tinggal lama dikota ini, dia pikir tidak ada seorang keluargapun yang lebih kaya dari keluarga Adrian, bahkan keluarga Novita saja hanya dianggap orang kaya kedua dari keluarga Adrian dan tentu saja keluarga Adrian yang pertama.Novita melihat kedua orang itu sudah berhenti berbicara dan berjalan jauh meninggalkan Novita yang masih saja sibuk berpikir. Sampai tidak lama Novita tersadar dari lamunanya karena suara ponselnya yang terdengar sangat keras, tanpa menunggu lebih lama lagi, Novita mengangkat telpon dan berkata dengan terges-gesa."Halo?"Terdenga
Shakila masih merasa sangat bahagia karena memikirkan Novita yang sebentar lagi akan pergi dari kantor ini, tetapi dia dengan cepat menyembunyikan kebahagiaannya dengan tersenyum mengejek, dia masih ingin membully Novita biar dia tau siapa bosnya. "Aku sarankan kamu cepat pergi dari kantor ini!, jika tidak lihat saja besok kamu tidak akan bisa hidup tenang". Beberapa orang masih saja mencibir dengan berbisik "Aku tebak dia akan mengundurkan diri besok" "Yah, dia pasti tidak akan tahan, apa kalian ingin menebak beberapa hari dia akan tahan dikator ini?" "Aku rasa, hanya beberapa minggu" "Kalau aku satu bulan" "Kalau aku satu tahun" "Selamanya mungkin". Beberapa orang yang berbisik itu langsung menatap seorang lelaki separuh baya, seperti umur 23 atau 24, dengan wajah yang masih muda, dia memilki mata yang terlihat jernih, suka tersenyum tipis, cukup tampan dan lembut, beberapa orang yang melihat wajahnya tercenga
Kirana masih mencoba tenang, suasana mereka sangat hening , mereka berdua saja tidak berbicara hanya terus diam, sampai-sampai hanya terdengar suara air yang mengalir deras terus menerus dibawah mereka, sampai tidak lama suara Nathan memecahkan keheningan. Nathah masih berdiri disisi jembatan sambil melihat pemadangan didepanya, padahal didepannya hanya ada pohon yang menjulang tinggi dan beberapa rumput, yang cukup tinggi seperti hutan, sebenarnya itu adalah hutan yang tergenang air sungai. Terlihat biasa-biasa saja , tapi entah kenapa Nathan merasakan suasana hatinya sedang baik hari ini. Nathan berkata tanpa menatap atau melirik Kirana yang ada disebelahnya, dia terus menatap kearah depan, tapi entah kenapa suasana hatinnya menjadi lebih baik, bahkan dia merasakan sangat bahagia sekarang, tapi dia tidak tau kenapa dia merasa sangat bahagia. Walaupun suasana hatinya sedang bagus sekarang, dia masih saja berkata dengan dingin, "Apa kamu mengingat masa
Setahun kemudianNathan sudah mengenal Kirana cukup lama bahkan dia sudah tau sifat kirana yang mungkin dikatakan lembut, tapi dia tau sebenarnya Kirana sangat licik, dia tau bahwa Kirana ingin memanfaatkannya untuk menguasai hartanya, tapi dia masih saja dengan bodohnya mempercayai Kirana, dia tidak peduli sama sekali mau kirana memanfaatkannya, dia masih saja ingin Kirana berasamannya dia tidak apa dimanfaatkan, asal Kirana mau bersamannya Karena dia sudah memikirkannya sejak lama, apapun yang terjadi dia masih akan tetap dengan keras hati dan dengan tekat yang keras dia akan menerima apapun.Tapi dia tidak tau beberapa hari setelah dia memutuskan hal itu, dia sendiri akan menerima sesuatu hal yang sangat membuatnya sangat tidak percaya dengan pikirannya dan dia ingin sekali memukul dirinya dimasa lalu karena terlalu bodoh.Beberapa hari setelah dia memutuskan hal itu, Nathan melihat Kirana disebuah kafe sedang duduk bersebelahan dengan seseorang lelaki, Kiran