Shakila masih merasa sangat bahagia karena memikirkan Novita yang sebentar lagi akan pergi dari kantor ini, tetapi dia dengan cepat menyembunyikan kebahagiaannya dengan tersenyum mengejek, dia masih ingin membully Novita biar dia tau siapa bosnya.
"Aku sarankan kamu cepat pergi dari kantor ini!, jika tidak lihat saja besok kamu tidak akan bisa hidup tenang".
Beberapa orang masih saja mencibir dengan berbisik
"Aku tebak dia akan mengundurkan diri besok"
"Yah, dia pasti tidak akan tahan, apa kalian ingin menebak beberapa hari dia akan tahan dikator ini?"
"Aku rasa, hanya beberapa minggu"
"Kalau aku satu bulan"
"Kalau aku satu tahun"
"Selamanya mungkin".
Beberapa orang yang berbisik itu langsung menatap seorang lelaki separuh baya, seperti umur 23 atau 24, dengan wajah yang masih muda, dia memilki mata yang terlihat jernih, suka tersenyum tipis, cukup tampan dan lembut, beberapa orang yang melihat wajahnya tercenga
Kirana masih mencoba tenang, suasana mereka sangat hening , mereka berdua saja tidak berbicara hanya terus diam, sampai-sampai hanya terdengar suara air yang mengalir deras terus menerus dibawah mereka, sampai tidak lama suara Nathan memecahkan keheningan. Nathah masih berdiri disisi jembatan sambil melihat pemadangan didepanya, padahal didepannya hanya ada pohon yang menjulang tinggi dan beberapa rumput, yang cukup tinggi seperti hutan, sebenarnya itu adalah hutan yang tergenang air sungai. Terlihat biasa-biasa saja , tapi entah kenapa Nathan merasakan suasana hatinya sedang baik hari ini. Nathan berkata tanpa menatap atau melirik Kirana yang ada disebelahnya, dia terus menatap kearah depan, tapi entah kenapa suasana hatinnya menjadi lebih baik, bahkan dia merasakan sangat bahagia sekarang, tapi dia tidak tau kenapa dia merasa sangat bahagia. Walaupun suasana hatinya sedang bagus sekarang, dia masih saja berkata dengan dingin, "Apa kamu mengingat masa
Setahun kemudianNathan sudah mengenal Kirana cukup lama bahkan dia sudah tau sifat kirana yang mungkin dikatakan lembut, tapi dia tau sebenarnya Kirana sangat licik, dia tau bahwa Kirana ingin memanfaatkannya untuk menguasai hartanya, tapi dia masih saja dengan bodohnya mempercayai Kirana, dia tidak peduli sama sekali mau kirana memanfaatkannya, dia masih saja ingin Kirana berasamannya dia tidak apa dimanfaatkan, asal Kirana mau bersamannya Karena dia sudah memikirkannya sejak lama, apapun yang terjadi dia masih akan tetap dengan keras hati dan dengan tekat yang keras dia akan menerima apapun.Tapi dia tidak tau beberapa hari setelah dia memutuskan hal itu, dia sendiri akan menerima sesuatu hal yang sangat membuatnya sangat tidak percaya dengan pikirannya dan dia ingin sekali memukul dirinya dimasa lalu karena terlalu bodoh.Beberapa hari setelah dia memutuskan hal itu, Nathan melihat Kirana disebuah kafe sedang duduk bersebelahan dengan seseorang lelaki, Kiran
Novita sudah sampai dirumahnya, dia bergegas berjalan menuju ke kamarnya, dia masih sangat mengkhatirkan Diana sekarang, Kirana berjalan menuju kamarnya dengan cepat, dia mengetuk pintu dengan ringan, dia mengetuk beberapa kali dan tidak ada yang menjawab, dia kira Diana sedang istrirahat sekarang, dia pikir mungkin Diana lelah, jadi dia mendorong pintu dengan lembut, tapi yang dia lihat hanya kasur yang kosong hanya terlihat sedikit berantakan, membuat Novita terkejut, dia langsung berjalan keluar dari kamar untuk mencari Diana disekitar rumah, beberapa kali dia berkeliling tetapi tidak menemukan Diana bahkan jejaknya saja tidak terlihat, Novita tampak putus asa dan semakin merasa khawatir terjadi sesuatu hal yang tidak menyengangkan kepada Diana, sampai seorang pelayan datang kepadanya, pelayan ini adalah seorang wanita yang cukup tua sekitar umur awal lima puluhan, dia adalah pelayan yang bekerja paling lama dirumah Novita, dia pelayan yang lembut dan cukup sopan dia berdiri dide
Keesokan harinya di pagi hari yang cerahDiana membuka perlahan kedua kelopak matanya, sebelum dia bisa membuka matanya lebar, dia melihat sepasang mata yang menatapnya dengan lembut, Diana terkejut sampai detak jantungnya menjadi semakin cepat, tapi untung saja dia dengan cepat mencoba menenagkan dirinya.Dan tidak lama lelaki yang ada dihadapannya berkata dengan nada lembut, "Bangun?"Diana mengangguk dengan lembut, tapi jantungnya masih saja berdetak dengan cepat, dia gugup sekaligus terkejut saat melihat wajah suaminya dipagi hari, walaupun suaminya tampan dan juga menjadi sangat lembut, tapi siapa yang tahan jika dipagi hari saat bangun dari tidur tiba-tiba melihat wajah seseorang yang dekat sekali dengan wajahnya bahkan hanya berjarak satu jari kelingking.Nathan tidak menyandari keterkejutan Diana, dia semakin mendekati tubuh Diana dan Diana langsung mundur, dia tidak tau apa itu karena tubuhnya atau pikirannya sekarang yang masih bingung. Nathan m
Novita berbicara dengan gagap, "Itu...d...dia...sebenarnya hanya temanku bu".Novita menghela nafas panjang hanya untuk menyelesaikan semua kata-katanya, Ayu tau anaknya berbohong, ibu mana yang tidak tau sifat anaknya bahkan saat anaknya melakukan kesalahan sedikit saja dia tau, sebenarnya Ayu menanyakan ini dia hanya penasaran dengan lelaki yang dia tidak tau kapan, lelaki itu sudah sangat dekat dengan anaknya bahkan sampai memeluknya, dia waktu itu tidak sengaja melihat anaknya dipeluk oleh seorang lelaki awalnya dia berpikir itu agak tidak bisa dipercaya, dia kira anaknya yang bisa dibilang sedikit dingin, cukup galak bahkan terkadang jika dia kesal dia akan memarahi orang itu, tapi dia tau anaknya tidak pernah memarahi bosnya, karena dia juga tau bos anaknya terlalu dingin acuh tak acuh.Tapi dia juga merasa sangat bahagia saat tau ada seorang lelaki yang sangat dekat dengan anaknya, walaupun dia hanya melihat lelaki itu sekilas atau hanya sebentar dia merasakan b
Novita mendengar nada dering ponselnya dari dalam tas kantornya, dia takut itu adalah panggilan atau pesan penting, jadi dia langsung mengambil ponselnya dari dalam tas, dan menatap nama Diana yang ada dilayar ponselnya dan tanpa pikir panjang lagi dia langsung mengangkatnya, tapi sebelum itu dia berdiri dengan perlahan dan berkata, "Aku mau mengangkat telpon terlebih dahulu, ibu dan Billy bisa lanjutkan makannya ya, aku pergi dulu". Setelah berbicara Novita langsung pergi keluar rumah dengan terburu-buru, dia bersandar ditiang depan rumah dan langsung menjawab telpon Diana, "Halo Na, kenapa kamu meneleponku?". Diana yang masih saja merasakan mual dan tidak nyaman mencoba menahan semua itu sambil berkata, "Nov, bisa kita bertemu hari ini, aku ingin bertanya tentang sesuatu kepadamu". Novita memikirkan sesuatu selama beberapa menit tapi dia tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Diana sekarang dan untuk apa dia ingin bertemu dengannya, sebelum Novita bisa menj
Kirana mencoba mendorong Diana sekali lagi, untung saja sekarang Diana sudah tau apa yang akan dilakukan Kirana, dia sudah siap dengan semua itu, tapi sayangnya Kirana mendorong Diana dengan banyak tipu daya dan tentu saja sama seperti yang awal Diana terjatuh lagi, tapi sekarang David tidak bisa menangkap Diana lagi, karena dia juga tidak sadar bahwa Kirana akan mendorong Diana lagi.Untung saja Novita dan Billy sudah berada tepat dibelakang Diana, Novita langsung menarik tangan Diana untuk berdiri dengan tegak dan berkata dengan terengah-engah sambil menunjuk-nunjuk Kirana, "Na, apa yang terjadi denganmu?, kenapa kamu di dorong perempuan ini?!"Jujur saja karena terlalu cemas dengan Diana, Novita sampai lupa berjalan perlahan dia terus saja berlari mengelilingi taman hanya untuk mencari sosok Diana dan untung saja saat itu dia menemukan Diana tepat waktu, jika tidak dia takut Kirana akan melakukan hal yang lebih dari mondorong Diana.Novita melirik David yang
Billy menatap David dengan tatapan curiga, dia hanya asal menebak bahwa David menyukai Diana, tapi itu hanya tebakan acaknya, tapi dari yang dia lihat dari perlakuan David ke Diana, itu sepertinya memang David memiliki perasaan kepada Diana, Billy yang masih menatap David, tapi tidak lagi menatapnya curiga hanya menghela nafas dan berkata, "Jadi... kamu mengatakan hal itu untuk apa?".Billy menambahkan sambil mencondongkan tubuhnya kearah David sekaligus menggodanya dan berbisik, "Atau jangan-jangan kamu menyukainya?"David melebarkan matanya, dia menatap Billy dengan tatapan terkejut, apa lelaki yang dihadapannya ini tau bahwa dia menyukai Diana?, tapi darimana dia tau mereka saja baru dua kali bertemu, pertama di pesta reuni itu juga hanya pertemuan kebetulan mereka dan yang kedua adalah pertemuan itu, tapi dari sejak kapan lelaki ini curiga bahwa dia menyukai Diana, tapi memang dia memeliki beberapa perasaan untuk Diana tapi itu hanya dimasa lalu karena dia sangat b
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.