Diana berdiri dari kursinya dan ingin berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan, tetapi dia di hentikan oleh Keyla yang bertanya kepadanya, "Diana kamu ingin kemana, makanan kamu belum habis kamu makan"
Diana menjawab dengan nada biasa, "Aku ingin ke kamar mandi, aku ingin membersihkan rokku yang basah"
Dengan wajah kesal dan mengerucutkan bibirnya tampak tidak suka, Keyla berkata, "lelaki itu tidak bertanggung jawab, padahal dia yang sudah menumpahkan air ke rok kamu"
Diana tersenyum dengan lembut sambil membujuk Keyla, "Dia tadi memang mau bertanggung jawab, tetapi aku tolak kan cuman sedikit saja yang terkena, tidak semua rokku basah tidak apa key, sudah ya aku mau ke kamar mandi dulu"
Keyla dengan enggan menganggukan kepalanya, dia memang tidak suka dengan lelaki yang menumpahkan air ke rok Diana tadi dia melihat anak itu tampak tidak enak di pandang, ganteng saja tidak biasa saja seperti orang miskin.
Rian yang melihat Keyla tampak seperti me
Kirana memulai rencannya dengan mantab, dia pertama-tama mencari murid kelas 8 atau 9 yang paling membenci Diana dan kebencian orang itu kepada Diana akan dia manfaatkan untuk membuat hidup Diana tidak tenang selama dia bersekolah, bahkan di rumah juga dia akan membuat hidup Diana tidak nyaman. Dia mencari di kelas lain yaitu kelas 8 atau kelas 9 dan saat dia berjalan melewati beberapa murid perempuan, dia mendengar salah satu perempuan sedang membicarakan tetang seseorang perempuan yang sangat narsis di sekolah ini dia sok cantik, pura-pura polos, dan juga suka mencari perhatian, saat mendengar ucapan perempuan itu membuat mata Kirana berbinar dan senyum tipis dan dinginnya muncul di sudut bibirnya saat dia mendengar nama Diana keluar dari ucapan perempuan itu. Dia berjalan dengan perlahan-lahan mendekati perempuan yang berbicara dan saat da sampai dia langsung menjawab kata-kata perempuan itu dengan ramah dan juga tersenyum lembut, terlihat seperti siswi biasa dan juga cuk
Itu bukanlah akhir dari pembullian Kirana dan Elis mereka terus melakukan itu kepada Diana, dari mengurungnya di kamar mandi, atau menakutinya saat mereka ada kelas malam, kelas malam itu adalah les, siapa murid yang ingin ikut diperbolehkan, karena Diana adalah anak yang rajin dan juga pintar dia sangat suka sekali ikut les seperti ini karena bisa juga menambah teman.Walaupun hanya beberapa murid yang ikut dan sekarang di kelas hanya sepuluh murid saja, mereka menggunakan kelas 9A untuk tempat mereka belajar, karena kelas itu dekat dengan ruang guru jadi guru nyaman memantau mereka dari dekat.Diana duduk di depan dan di belakangnya ada David, Diana tidak tau kenapa David bisa ikut kelas malam padahal dari yang dia tau David itu bekerja paruh waktu saat malam, oleh karena itu Diana ingin sekali bertanya kepada saat nanti pulang. Diana juga melirik Kirana dan Elis yang duduk di sebelahnya, meja mereka berbeda beberapa langkah saja, hanya dibatasi untuk orang lewat saj
Diana merasakan sangat tidak nyaman sekarang dia bermimpi kejadian yang dia alami di masa lalu, ruangan gelap itu, tetapi dia melihat sedikit cahaya dan merasa ada orang baik yang menolongnya, dan kejadian selanjutnya tidak mau dia pikirkan lagi dia tidak mau membebani pikirannya dengan semua kenangan masa lalu yang tidak meyenangkan itu lagi. Diana mencoba duduk perlahan dan mencoba mencari ponselnya untuk melihat jam, dia melihat jam 21.00, sudah jam sembilan malam, dia mebelalakan matanya terkejut dia lupa memberitahu suaminya bahwa dia hari ini, akan menginap di rumah orang tuanya. Tanpa pikir panjang lagi, Diana langsung mengetik di ponselnya dan juga tadi melihat banyak panggilan telpon dari Nathan, tetapi karena dia juga tidak nyaman untuk telponan sekarang dia hanya bisa mengirimkan pesan teks kepadanya. Diana : Mas aku hari ini menginap di rumah ayah dan ibu, maaf aku tadi tidak mengangkat telpon Diana langsung mengirimkan pesannya kepada suaminya, t
Diana sedang berjalan dan sesekali melihat bunga tulip dan mawar merah yang dia tanam di pot bunga, dia menatapnya dengan bahagia, dia merasa tanaman yang dia tanam semuanya masih bagus dan juga tumbuh dengan indah, suasana hatinya sedikit membaik. Diana melihat sekelilingnya lagi dan dia tidak sengaja melihat Kirana yang sedang duduk malas di kursi sambil memainkan ponselnya, dia duduk di dekat taman tidak jauh dari tempat Diana berdiri sekarang, di atas kepala ada payung besar dan itu memang di tempatkan di atas kursi itu untuk melindungi dari hujan dan juga panas. Kirana yang masih duduk tidak menyadari Diana yang sedang menatapnya dari kejauhan dia masih fokus dengan ponselnya. Diana yang merasa Kirana tidak sadar akan kehadarinnya membuatnya tenang, tanpa pikir panjang lagi dan dia juga tidak mau menyapa atau mendekati Kirana, karena jika dia dekati sekarang dia tidak mau melihat ekspresi aneh di wajah kirana, seperti jijik dengannya tidak suka dengannya atau mencari ma
Tidak lama pintu yang diketuk oleh Novita dibuka oleh ayah Diana, ayah Diana menatap Novita dengan heran sekaligus bertanya-tanya siapa gadis yang ada di hadapanya ini dan juga apa yang ingin dia lakukan disini, mereka berdua berhadapan dan terdiam cukup lama, Novita yang tidak tahan karena di tatap sekaligus dengan keadaan yang canggung ini dia langsung berkata, "Permisi om, apa ini benar rumah Diana?" Ayah Diana kembali dari pikiran panjangnya dan dia malu sekarang karena terlalu lama menatap seseorang yang baru di kenal, dia tersenyum dan menjawab, "Iya, kamu mencari Diana?" Novita langsung menganggukan kepalanya dan berkata dengan tergesa-gesa "Iya apa dia ada di dalam om?" Novita Khawatir sekarang dengan Diana, dia takut terjadi apa-apa dengan temannya ini, tapi dia tidak mau terlalu terburu-buru karena ini adalah rumah orang apalagi ini adalah rumah orang tua Diana, jika dia tidak hormat atau langsung masuk saja dia takut jika suatu saat dia kar
Mereka berdua sudah masuk di dalam kamar, Diana berjalan dengan pelan ke arah kasur dan duduk, dia masih menundukan kepalanya dan mentap ke lantai dengan tatapan kosong. Novita yang masih berada di depan pintu hanya bisa menghela nafas tanpa daya, sambil menatap lekat-lekat kearah Diana yang masih diam, dia bingung apa yang sudah di lalui Diana beberapa jam lalu atau kemarin, dia memikirkannya dalam hati selama beberapa menit dan dia tidak menemukan jawaban apapun, dia mencoba menatap Diana sejak tadi juga tidak berhasil menebak atau mengira apa yang sudah dia lalui, Novita merasa sangat putus asa, dia merasa sangat tidak berdaya sekarang, dia bingung dan sekaligus menayalahkan diri sendiri karena apa mungkin karena dia memaksa Diana tadi, tapi itu hanya menganggkat dagunya bukan hal yang mengejutkan hanya ingin melihat eskpresinya, tapi... melihat Diana yang masih tampak diam dan seperti kesepian, Novita memberanikan dirinya berjalan ke arah Diana, jika dia salah sekarang o
Nathan menghela nafas lega, walaupun ekspresinya masih dingin tapi dia merasa tenang sekarang karena tidak ada perempuan itu yang menganggunya, dia tidak mau berhubungan dengan perempuan itu lagi bahkan ingin menatapnya saja sekarang ia merasa sangat jijik dan bahkan tidak suka.Diana Yang sudah berpamitan dengan orang tuanya, dia sempat berpelukan dengan ayahnya, dia ingin berpelukan juga dengan ibunya tetapi ibunya masih saja menatapnya dengan tatapan menghina dan sepertinya ibunya sangat membencinya, tapi Diana tidak mau memikirkannya mungkin tanpa dia sadari dari dulu ibunya selalu tidak menyukainya, Diana tersenyum dengan lembut ke ayah dan ibunya, setelah itu dia berbalik dan berjalan ke luar menuju mobil Novita.Novita yang sudah berada di dalam mobil dan melihat Diana membuka pintu dan masuk, dia duduk tepat di sebelah Novita, karena melihat Diana sudah masuk dan duduk Novita langsung melajukan mobilnya dengan ringan.Mereka berdua tidak berbicara selama
Beberapa menit yang laluDiana dan Novita sudah sampai di depan hotel, mereka berdua berjalan dengan langkah santai, tetapi mengundang beberapa lelaki atau perempuan yang melihat mereka berdua dengan kangum, bahkan hari ini dandanan mereka bisa di bilang menarik dan sangat cantik, Diana malu di perhatikan seperti itu dan dia hanya bisa menundukan kepalanya untuk menyembunyikan rasa malunya. Berbeda dengan Novita dia tidak peduli dengan tatapan orang dia hanya menatap ke depan dengan fokus.Diana sedikit mendongak dan melirik Novita yang ada di sebelahnya dia penasaran ekspresi apa yang akan tampak di wajah cantik Novita, tapi yang di lihat oleh Diana hanya ketidak peduliaan dan acuh tak acuh menatap kedepan dan tidak peduli dengan tatapan semua orang yang melihatnya. Dia tidak lagi melirik Novita dia kembali menunduk, ketika mereka sampai di depan ruangan hotel tempat acara itu di mulai, mereka berdua di hentikan oleh seseorang di depan, dia menggunakan baju pelayan at
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.