Diana sedang berjalan dan sesekali melihat bunga tulip dan mawar merah yang dia tanam di pot bunga, dia menatapnya dengan bahagia, dia merasa tanaman yang dia tanam semuanya masih bagus dan juga tumbuh dengan indah, suasana hatinya sedikit membaik. Diana melihat sekelilingnya lagi dan dia tidak sengaja melihat Kirana yang sedang duduk malas di kursi sambil memainkan ponselnya, dia duduk di dekat taman tidak jauh dari tempat Diana berdiri sekarang, di atas kepala ada payung besar dan itu memang di tempatkan di atas kursi itu untuk melindungi dari hujan dan juga panas.
Kirana yang masih duduk tidak menyadari Diana yang sedang menatapnya dari kejauhan dia masih fokus dengan ponselnya. Diana yang merasa Kirana tidak sadar akan kehadarinnya membuatnya tenang, tanpa pikir panjang lagi dan dia juga tidak mau menyapa atau mendekati Kirana, karena jika dia dekati sekarang dia tidak mau melihat ekspresi aneh di wajah kirana, seperti jijik dengannya tidak suka dengannya atau mencari ma
Tidak lama pintu yang diketuk oleh Novita dibuka oleh ayah Diana, ayah Diana menatap Novita dengan heran sekaligus bertanya-tanya siapa gadis yang ada di hadapanya ini dan juga apa yang ingin dia lakukan disini, mereka berdua berhadapan dan terdiam cukup lama, Novita yang tidak tahan karena di tatap sekaligus dengan keadaan yang canggung ini dia langsung berkata, "Permisi om, apa ini benar rumah Diana?" Ayah Diana kembali dari pikiran panjangnya dan dia malu sekarang karena terlalu lama menatap seseorang yang baru di kenal, dia tersenyum dan menjawab, "Iya, kamu mencari Diana?" Novita langsung menganggukan kepalanya dan berkata dengan tergesa-gesa "Iya apa dia ada di dalam om?" Novita Khawatir sekarang dengan Diana, dia takut terjadi apa-apa dengan temannya ini, tapi dia tidak mau terlalu terburu-buru karena ini adalah rumah orang apalagi ini adalah rumah orang tua Diana, jika dia tidak hormat atau langsung masuk saja dia takut jika suatu saat dia kar
Mereka berdua sudah masuk di dalam kamar, Diana berjalan dengan pelan ke arah kasur dan duduk, dia masih menundukan kepalanya dan mentap ke lantai dengan tatapan kosong. Novita yang masih berada di depan pintu hanya bisa menghela nafas tanpa daya, sambil menatap lekat-lekat kearah Diana yang masih diam, dia bingung apa yang sudah di lalui Diana beberapa jam lalu atau kemarin, dia memikirkannya dalam hati selama beberapa menit dan dia tidak menemukan jawaban apapun, dia mencoba menatap Diana sejak tadi juga tidak berhasil menebak atau mengira apa yang sudah dia lalui, Novita merasa sangat putus asa, dia merasa sangat tidak berdaya sekarang, dia bingung dan sekaligus menayalahkan diri sendiri karena apa mungkin karena dia memaksa Diana tadi, tapi itu hanya menganggkat dagunya bukan hal yang mengejutkan hanya ingin melihat eskpresinya, tapi... melihat Diana yang masih tampak diam dan seperti kesepian, Novita memberanikan dirinya berjalan ke arah Diana, jika dia salah sekarang o
Nathan menghela nafas lega, walaupun ekspresinya masih dingin tapi dia merasa tenang sekarang karena tidak ada perempuan itu yang menganggunya, dia tidak mau berhubungan dengan perempuan itu lagi bahkan ingin menatapnya saja sekarang ia merasa sangat jijik dan bahkan tidak suka.Diana Yang sudah berpamitan dengan orang tuanya, dia sempat berpelukan dengan ayahnya, dia ingin berpelukan juga dengan ibunya tetapi ibunya masih saja menatapnya dengan tatapan menghina dan sepertinya ibunya sangat membencinya, tapi Diana tidak mau memikirkannya mungkin tanpa dia sadari dari dulu ibunya selalu tidak menyukainya, Diana tersenyum dengan lembut ke ayah dan ibunya, setelah itu dia berbalik dan berjalan ke luar menuju mobil Novita.Novita yang sudah berada di dalam mobil dan melihat Diana membuka pintu dan masuk, dia duduk tepat di sebelah Novita, karena melihat Diana sudah masuk dan duduk Novita langsung melajukan mobilnya dengan ringan.Mereka berdua tidak berbicara selama
Beberapa menit yang laluDiana dan Novita sudah sampai di depan hotel, mereka berdua berjalan dengan langkah santai, tetapi mengundang beberapa lelaki atau perempuan yang melihat mereka berdua dengan kangum, bahkan hari ini dandanan mereka bisa di bilang menarik dan sangat cantik, Diana malu di perhatikan seperti itu dan dia hanya bisa menundukan kepalanya untuk menyembunyikan rasa malunya. Berbeda dengan Novita dia tidak peduli dengan tatapan orang dia hanya menatap ke depan dengan fokus.Diana sedikit mendongak dan melirik Novita yang ada di sebelahnya dia penasaran ekspresi apa yang akan tampak di wajah cantik Novita, tapi yang di lihat oleh Diana hanya ketidak peduliaan dan acuh tak acuh menatap kedepan dan tidak peduli dengan tatapan semua orang yang melihatnya. Dia tidak lagi melirik Novita dia kembali menunduk, ketika mereka sampai di depan ruangan hotel tempat acara itu di mulai, mereka berdua di hentikan oleh seseorang di depan, dia menggunakan baju pelayan at
Nathan sudah sampai di depan hotel, dia memarkirkan mobilnya dengan cepat dan berjalan masuk ke dalam hotel, karena wajahnya yang tanpa ekspresi dingin dan juga tampan, orang-orang yang sedang duduk atau yang melewatinya meliriknya ada yang meliriknya sekilas tampak tidak peduli, ada juga yang menatapnya dengan bertanya-tanya apa yang di lakukan di sini, atau ada yang tampak seperti mengaguminya dan Nathan tidak peduli sama sekali dengan tatapan orang yang mengarah kepadanya mau itu laki-laki atau perempuan, karena sekarang yang ada di pikirannya adalah menemukan istrinya dan membawanya pulang.Nathan berjalan dengan langkah besar, dia tampak marah sekarang, bahkan saat resepsionis berbicara kepada bertanya, dia menjawabnya dengan dingin dan sangat singkat, sampai resepsionis dia gertak, dan resepsionis itu hanya bisa pasrah padahal resepsionis itu adalah seseorang perempuan.Nathan sebenarnya datang ke hotel tidak sendiri, dia bersama dengan seseorang lelaki menggunak
Novita yang ditarik keluar ruangan hanya bisa dengan pasrah mengikuti Billy, dia dibawa oleh Billy ke lorong yang cukup sepi dan sama sekali tidak ada orang yang lewat. Setelah mereka sampai Billy melepas gengaman tangannya dari pergelangan tangan Novita, dia berbalik dan menghap kearah Novita lekat-lekat.Novita yang ditatap seperti itu merasa sangat tidak nyaman, dia mencoba menundukan kepalanya dan menginggit bibirnya dengan keras, dia berpikir apa salah dia kenapa rasanya Billy menatapnya dengan dingin dan tidak seperti biasa dia yang bersikap lembut bahkan dia bisa tersenyum, tapi sekarang senyum lembut dan hangatnya seperti tidak ada sama sekali.Novita sangat bingung apa yang terjadi dengan Billy dan juga kenapa dia bisa ada di sini untuk apa? dan ada bos juga di sini untuk menjemput Diana, darimana mereka tau? aku tidak ada memberitahu mereka berdua apalagi bos?, Novita bertanya-tanya dalam benaknya sampai di kesal sendiri karena tidak tau alasannya mereka berd
Tapi Tangan Kirana baru menyentuh bahu Diana dan sedikit lagi dia akan mendorongnya, tetapi tanpa dia sadari Nathan yang masih memeluk Diana entah bangun atau tidak dia mendorong Kirana dengan kasar, Kirana terjatuh tapi wajahnya tampak sangat terkejut, dia tidak tau siapa yang mendorongnya dan dia tidak siap, dia terjatuh dengan sangat memalukan. Semua orang yang ada di dalam ruangan menatapnya dengan tatapan heran, berbeda dengan Kirana dia tampak sangat malu dan juga marah dia seperti ingin merobek Diana menjadi beberapa bagian atau membuat Diana hilang selamanya karena sudah mempermalukannya. Dia menjadi semakin membenci Diana, padahal bukan Diana yang sudah mendorongnya tapi semua kesalahan dia tuduhkan kepada Diana. Diana yang tidak tau bahwa dia semakin di benci oleh Perempuan yang ada di belakangnya dia hanya bisa menghela nafas berbalik dan ingin membantunya, dia mengulurkan tangannya ke arah Kirana, tapi ditepis oleh Kirana dengan keras, Diana merasa tangannya saki
Nathan yang masih kesurupan dan menatap lekat-lekat ke arah Diana yang ada di atasnya, dia sangat terpesona sekarang bahkan rasanya dia ingin sekali menghentikan waktu hanya untuk melihat wajah tersenyum itu untuk waktu yang lama. Diana yang tidak sadar bahwa dia di tatap oleh suaminya sejak tadi, tidak merasakan apa-apa dia masih tertawa dengan sangat manis. Kecuali Novita dan Billy yang sudah sadar bahwa Nathan sudah bangun dan menatap Diana, mereka berdua masih tertawa tampak tidak peduli seperti bukan urusan mereka dan mereka juga tidak mau mengejutkan Diana karena mereka berdua melihat pemandangan yang sangat manis di antara mereka, walapun satunya tampak tidak sadar dan yang satunya masih mendongak tampak sangat terpesona. Novita sangat lucu melihat mereka berdua dan ini adalah pertama kalinya dia melihat bosnya yang sangat terpesona dengan seseorang perempuan karena mau mantan bosnya yang baru saja dia temui tadi (Kirana), dia tidak pernah melihat bosnya yang
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.