Novita tidak tahan terlalu lama berdiri di sebelah bosnya, dia ingin keluar dan menghirup udara, dia juga sedikit penasaran dengan siapa orang yang dipilih bosnya tadi, dia hanya mendengar desas-desus yang dikatakan ayahnya tidak lama ini, ayahnya berkata Nathan sedang mencari seseorang perempuan yang bertemu dengannya dia saat kecil, perempuan itu memiliki boneka beruang berwarna coklat, itu adalah tanda bukti bahwa perempuan yang dia temui dulu.
Novita juga penasaran kenapa Nathan tidak mengenali gadis itu dari cara jalannya, sifat, atau suarannya saja, kenapa harus boneka. Saat itu ayah Novita juga tidak mengehatuhinya kenapa Nathan hanya mengetahui perempuan itu dari boneka, tapi ayah Novita tidak mau mempermasalahkannya karena tujuan dia menyuruh Novita bekerja untuk Nathan hanya untuk menguji skillnya atau membuatnya terbiasa dengan pekerjaan perusahaan, agar nanti di masa depan perusahaan ayahnya bisa diturunkan untuknya.
Walaupun Novita seorang perempuan, seben
Perempuan yang menangis itu adalah Ibu Nathan dia bernama intan, saat ini dia masih berpenampilan sangat muda, dengan fitur wajah yang cantik, bibir merahnya yang tertutup dengan lipstik berwarna merah, hidung mancung dan matanya yang masih saja meneteskan air mata, terlihat sangat menyedihkan, tetapi ada sedikit rasa syukur di matanya yang tampak menyedihkan, dia awalnya tidak meyangka kejadian seperti ini akan menimpa anak dan suaminya, dia pikir semuannya hanya mimpi, tidak nyata sama sekali.Tetapi kenyataan sangat berbeda dari hal yang dibayangkan, dia sebenarnya tidak mau menerima semua ini, dia takut setengah mati, apalagi tadi saat melihat suaminya di kamar mayat, dia kira dia akan ditinggalkan sendirian di dunia ini, dia tidak memiliki keluarga lain, selain suami dan anaknya, orangtuanya sudah meninggal sejak dia awal menikah dengan suaminnya, mereka mempercayakan dia kepada suaminya untuk menjaganya, dia berpikir dia sudah menjadi perempuan yang bahagia di dunia ini
Intan mendekatkan dirinya kearah gadis kecil yang ada dihadapannya, menatapnya dengan ringan, tatapan mereka bertemu mereka saling menatap dari mata besar kemata kecil. Mereka menatap lama gadis kecil itu hanya bisa tersenyum malu malu, karena terlalu lama ditatap oleh seorang perempuan yang bahkan dia tidak kenal.Sampai tidak lama Intan duduk, di dekat anak kecil itu, menghadapnya sambil mengelus rambutnya pelan berkata, "Nak nama kamu siapa?"Gadis itu manatap intan tertegun sambil memiringkan kepalanya seperti memikirkan pertanyaan perempuan yang ada dihadapannya, Intan melihat gadis kecil itu tampak bingung dia hanya bisa menghela nafasnya tetapi masih menatap gadis kecil sambil tersenyum lembut.Gadis kecil menatap Intan masih tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan, berkata "Tidak tau"Intan terdiam, dia tidak tau apa yang terjadi dengan gadis kecil ini, karena dia tadi terburu-buru untuk meminta pendapat gadis kecil ini, untuk meminta dia m
Nathan dibawa berjalan memutari beberapa tempat dirumah sakit, tetapi dia tidak tau pemandangan apa yang sekarang ada di sekitarnya, dia tidak bisa melihatnya dia hanya bisa mengerucutkan bibirnya menjadi garis lurus tampak menahan kesedihannya karena tidak bisa melihat. Entah sejak kapan gadis kecil yang membawa Nathan tiba-tiba berhenti dengan tiba-tiba, setelah itu dia berbalik menatap Nathan dengan senyum manis berkata, "Karena tidak bisa melihat aku akan menceritakan semuannya yang ada disini untukmu." Nathan kecil tertegun, dia mencoba mendongak kearah suara, mencoba menjangkau wajah anak kecil yang ada dihadapannya untuk menyentuh wajahnya. Sebaliknya gadis kecil itu tidak menghindar dia hanya diam menunggu Nathan menyentuh wajahnya, gadis kecil itu tidak menghindar karena dia merasa Nathan sangat baik dengannya sudah memegang tangannya saat dia sakit, menemaninnya sekarang walapun dia lupa ingatan tidak tau yang mana orang jahat, baik atau orang yang dia kena
Hari-hari berlalu dengan sangat cepat dan sudah seminggu Nathan dan gadis kecil itu mengenal, mereka tampak sangat dekat jadi saat Intan meninggalkan Nathan untuk bekerja dia tidak perlu takut anaknya merasa tidak nyaman atau ditinggal dirumah sakit sendirian. Mereka berdua tinggal dirumah sakit selama seminggu dan hari ini adalah hari terakhir mereka bersama, Nathan bahkan tidak pernah menanyakan nama gadis kecil itu karena dia pernah bertanya sekali dengan ibunya, ibunya hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Ibu tidak tau nak, dia saja tidak tau namanya siapa", karena itulah Nathan tidak mau bertanya karena jika jawabannya sama saja tidak tau, pasti membuat gadis itu tidak nyaman. Nathan tidak tau bahwa hari ini adalah hari terakhir dia menginap dirumah sakit, berbeda dengan gadis kecil yang berada diruangan anggrek dia tau hari ini adalah hari mereka berpisah, dia juga tau bahwa ada pasangan suami istri yang mengaku sebagai ayah dan ibunya, gadis kec
Beberapa jam berlalu dengan sangat cepat dan tidak terasa hari sudah malam, banyak bintang-bintang yang menerangi langit malam ada juga bulan yang memancarkan cahaya terang, menyinari setengah dari ruangan operasi tempat Nathan kecil berbaring sekarang.Dia masih berada diruang operasi karena ibunya menolak untuk memindahkannya keruangan biasa, Nathan yang tidak tau maksud ibunya hanya bisa patuh mengikuti, dia sudah terbangun sekarang tetapi dia tidak bisa duduk karena dokter tidak memperbolehkannya bergerak apalagi duduk pasti dia tidak bisa, tetapi hatinya merasakan perasaan yang sangat bahagia dia sudah membayangkan wajah gadis kecil itu seperti apa dan sebentar lagi dia bisa melihatnya, Nathan sangat tidak sabar bahkan sekarang senyuman bahagia muncul disudut bibirnya.Intan melihat anaknya yang tersenyum sangat bahagia tidak membuat dia bahagia sama sekali, karena dia sangat takut anaknya akan marah kepadanya, jika anaknya tau gadis kecil itu sudah pergi tadi sor
Nathan memaksakan dirinya untuk berjalan mencari ibunya, kasa yang menutupi matanya sudah longgar tetapi Nathan tidak peduli dia tidak ingin memperbaikinya sama sekali karena tujuan dia sekarang adalah bertemu dengan ibunya bertanya tentang gadis kecil itu pasti ibunya tau!.Nathan terus berjalan dia tidak tau arah karena kemarahan dan sakit hati membuatnya buta dengan arah, mungkin jika dia sabar dia akan menemukan ibunya dengan cepat, tetapi dia tidak mau sabar sama sekali, dia merasa sangat putus asa sekarang dia hanya ingin satu hal di dunia ini ingin mendengar suara gadis kecil itu mengucapkan selamat tinggal dengan manis sekali saja kenapa itu begitu sulit bahkan tidak bisa, jika dia tau dia pasti akan membalas pelukan gadis itu lebih erat lagi.Di tempat lainIntan masih saja duduk diatas kursi sambil menghadap kolam dengan linglung dia masih memikirkan masa depannya dengan anaknya akan menjadi bagaimana nantinya tanpa suaminya, jika soal kebutuhan
Nathan tersenyum mencela diri sendiri, dia masih saja memikirkan gadis kecil itu sampai hari ini adalah hari dia bertemu gadis kecil yang dia temui saat dia kecil dlu, tetapi kenapa hatinya mengatakan itu bukan gadis kecil walapun benar boneka yang dia berikan kepada gadis kecil itu adalah boneka yang dipengang oleh perempuan yang bernama Kirana itu. Mungkin besok dia memang harus menyelidiknya sendiri apa perbedaan mereka, tetapi dia tidak terlalu ingat lagi bagaimana sifat anak kecil yang dia temui dulu, dia hanya ingat beberapa hal saja dia baik, lembut, pemberani dan mau meminta maaf jika dia sendiri yang membuat masalah. Nathan merenung sangat lama sampai dia tidak sadar jam makan siang sudah berlalu, Novita yang masih berdiri diluar juga tidak menyadari jam makan siang sudah berlalu, dia malah tidak ada makan sama sekali sejak tadi pagi, karena ayahnya menyuruhnya cepat-cepat kerumah Nathan untuk memulai bekerja, dia kira dulu bosnya itu adalah orang yang baik,
Novita menjadi kesal sekarag kenapa dia memikirkan gunung es itu, dia ingin berteriak keras di hatinya sambil mengeluh.ahhh kenapa aku harus bekerja dengannyaNovita asik dengan pikirannya sampai suara familiar terdengar ditelinganya, "Nak, ayo sarapan sudah jam delapan, kamu hari ini bekerja jam sembilan kan?"Itu adalah suara seseorang wanita dia berumur sekitar empat puluh, suaranya sangat lembut dia memiliki pupil mata berwarna coklat dengan alis tidak terlalu tebal matanya cukup besar apalagi saat matanya menyipit melihat anaknya terlihat sangat lembut dengan bibir merah dan gigi putih, terlihat seperti ibu yang sangat sayang kepada anaknya dia memiliki rambut panjang yang teruarai dengan bebas dibahunya. Dia adalah ibu Novita dia terlihat awet muda dia bernama Ayu.Berbeda dengan Ayahnya yang cukup terlihat garang, ayahnya hanya beda satu tahun dengan ibunya jadi umurnya empat satu tahun, dia berpenampilan sangat bagus sering menggunakan baju jas b