Diana langsung bergegas berjalan mencari taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit, dia berterima kasih di dalam hatinya untuk perempuan yang berteriak mengatakan alamat rumah sakit tadi.
Jika kita bertemu, aku akan mengatakan terima kasih
Diana tersenyum bahagia, dia akhrinya bisa tau alamat rumah sakit anak itu, jadi dia tidak lelah mencarinya. Diana berjalan menuju pinggir jalan, ada sebuah taksi berwarna biru di ujung jalan menuju ke tempatnya, dia lansung melambaikan tangannya untuk memanggil taksi itu. Tidak lama Diana melambaikan tangannya, taksi itu berhenti di sebelahnya, Diana berjalan mendekat ke taksi membuka pintu langsung masuk.
sopir taksi yang sedang memegang kemudi, membalikan tubuhnya dengan lembut bertanya kepada Diana
"Mbak mau pergi kemana?"
"kerumah sakit xi adrian hospital, bisa pak?"
"bisa mbak"
sopir taksi, membalikan tubuhnya ke depan, dengan lembut memegang kemudi, menjalankan mobilnya. Diana di dalam t
Tidak terasa mereka bertiga sudah sampai di depan ruangan vip yang di pesan Nathan untuk anak yang di selamatkan Diana, Billy dan Diana melihat Novita seperti memohon untuk membukakan pintu, Novita paham dengan tatapan mereka langsung membuka pintu, terlihat Nathan yang sedang duduk memegang gelas di tangannya, dengan wajah dingin tapi tatapanya kesal melihat Diana. Diana tidak melihat mata kesal Nathan dia hanya berjalan mendatangi anak yang dia selamatakan tadi yang masih berbaring di atas kasur rumah sakit. Novita berjalan ke sebalah kanan Nathan dengan gugup, berpikir bosanya pasti sedang marah karena kejadin tadi, Billy berjalan medekati Diana sambil mengecek keadaan anak itu. Nathan menoleh ke kanan menatap Novita yang sedang berdiri di sebelahnya dengan tangannya yang terkait erat mencubit kuku-kukunya dengan gugup, Nathan tidak peduli dengan kegugupan Novita, dia mengerakan tangannya memanggil Novita untuk menundukan kepalnya. Karena tidak mau bosnya semakin marah No
laki-laki itu berkata: "Bil ini kamu kamu teryata kerja di rumah sakit ini?" Billy menjawab dengan bahagia: "iya kamu juga di sini Rama apa kamu sedang sakit? tapi sepertinya tidak?" Rama menjawab dengan lantang: "Tidak aku tidak sakit aku ingin mencari Diana, ada yang berkata Diana di rumah sakit ini jadi aku mengeceknya" Billy tersenyum menjawab: "Oh, dia ada di sini malah tepat di dalam ruangan Vip ini" Rama terkejut: "Diana kenapa dia ada di dalam ruangan ini? apakah dia sakit?" Billy menjawab sambil tertawa: "tidak-tidak dia hanya tidak sengaja menyelamatkan seseorang anak, jadi dia kesini hanya mengeceknya, dari dulu kamu selalu menghawatirkan Diana" Rama tersenyum kaku: "itu.." Rama mengalihkan pandangannya ke Novita yang masih duduk di kursi, dan kembali memandangan Billy dengan tatapan penasaran, karena Biily dan Rama sudah bersahabat sejak SMA, Billy paham apa yang dimaksud oleh Rama. Biily memegang lembut tan
Beberapa menit sebelumnya Novita, Billy dan Rama yang di tinggalkan oleh Diana yang tidak sadar menarik tangan Nathan dan Nathan yang biasa saja di tarik oleh Diana. Rama menggertakan giginya marah, ingin mengejar mereka tapi di pegang bahunya oleh Billy, Rama berbalik memukul tangan Billy dari bahunya marah. "Apa yang kamu lakukan Bil!!" Billy menghela napas panjang menenangkan Rama sambil menggelengkan kepalanya: "Coba kamu tenag dulu, dan jangan pikirkan kata-kata si Nathan tadi, untuk Diana mungkin dia memiliki sesuatu hal yang mau dikatakan kepadanya, itu adalah urusan mereka" Rama tidak peduli dengan ucapan Billy dia langsung berjalan dengan marah dan sakit hati. Aku tau dia sudah di jodohkan dengan Nathan Tapi aku hanya ingin melihat dia terakhir kali aku hanya ingin Diana bahagia menikah dengan seseorang yang dia sayang walapun itu bukan aku tapi jika Nathan memperlakukan Diana dengan kasar, aku tidak akan menye
Nathan berjalan menuju parkiran mobil, Diana masih berada di lengannya dan masih pingsan dengan tenang, meninggalkan Rama yang masih teridam di pinggir kolam dengan ekspresi tidak pasti di wajahnya, dia kesal, marah, dan tidak rela di hatinya ia menggepalkan jari tangannya dan mengigit bibirnya menahan rasa kesal dan marah di hatinya.Diana aku menyukaimu tapi... jika seperti ini sepertinya aku akan menyerahaku memang tidak percaya dengan yang di katakan oleh Nathanjika kamu tidak menjawab apa-apa Diana aku akan berkata itu benar, walapun yang aku harapkan itu tidak benarTapi aku akan tetap dengan Niatku padamu, aku akan menjagamu seperti teman, jika dia melakukan hal yang menyakitimu dan membuat kamu menangis aku akan membelamu, melindungimu walapun kita hanya teman, Perasaanku tidak terlalu penting daripada perasaanmu.Rama menghela napas panjang memegang dadanya yang sakit, sambil melihat sekeliling danau yang sepi dia melihat beberapa meter
Rama teryata menanggapi pertanyaan Billy tapi menjawab denhan bodoh: "aku tidak pulang aku di sini saja ingin menengakan hatiku" mendengar jawaban Rama membuat Billy menempuk-nepuk lembut bahunya:" aku tau kamu menyukai dia dari dulu kan, mengapa kamu tidak menyatakan perasanmu saja padanya?" Rama menjawab dengan desahan mengatakan: "aku ingin... tapi aku takut dia membenciku dan dia akan menjaga jarak dariku, tidak menggap aku teman, senyuman yang dia perlihatkan padaku bukan senyum cerianya lagi aku takut itu terjadi" Billy mendengar semakin jauh ucapan Rama membuat Billy memahami rasa sakit yang di rasakannya sama seperti dia yang sudah lama menyukai seseorang, tetapi seseorang itu tidak menyukainya hanya menggapnya teman, seperti kata menyerah, tak apa dia bukan menjadi miliku dengan melihat senyumannya saja bisa membuatku bahagia, tapi Billy bukan Rama dia pasti akan berjuang. Billy menghela napas menjawab ucapan Rama dengan nada santai menyembun
Diana berjalan duluan di depan, pelayan tadi mengikuti Diana di belakangnya, Saat sampai di pintu masuk Diana mendengar suara sebuah pas bunga pecah, dia terkejut tidak tau apa yang terjadi di dalam, Diana membuka pintu dan melihat Nathan yang sedang duduk di kursi dengan wajah kesal, vas bunga berwarna putih masih berserakan di lantai, dan pelayan hanya diam sambil menundukan kepalanya, Diana hanya bisa mengela napas menggelengkan kepalanya.... ini apa lagi, Nathan memang tempramentalDiana mendekati pelayan di sebelahnya berbisik: "apa yang terjadi? selama aku di luar tadi?"Pelayan menjawab dengan nada bergetar, berbisik: "ini... tadi, tuan Nathan di dalam mencari sebuah baju perempuan yang paling bagus di toko ini, kami sudah memberikannya tapi tuan Nathan berkata baju ini terlalu jelek, karena pelayan menjawab sudah tidak ada baju yang lebih bagus lagi, tuan Nathan malah marah dan melempar vas bunga yang ada di atas meja.Setelah mendegar jawaban pe
45 menit Novita melaju dengan mobilnya dia akhirnya sampai di rumah sakit, Novita langsung memarkirkan mobilnya setelah selesai, ia keluar dan berjalan ke dalam rumah sakit, Novita berjalan dengan santai walapun dalam hatinya dia gugup dan merasa bersalah dengan Billy karena kejadian kemarin, dia pergi begitu saja sewaktu dokter yang di panggil oleh Billy itu adalah pamannya. Novita masih merasa bersalah menghela napas panjang sambil berjalan, saat Novita di tengah perjalanan dia melihat Billy berdiri di depannya sambil melipat kedua tangannya di dada, seperti menunggu seseorang datang, Novita berjalan maju sambil melirik Billy, diao berpikir Billy menunggu seseorang dan orang itu bukan dia, jadi Novita berjalan lurus walapun dia masih merasa bersalah di dalam hatinya. Novita terus berjalan hanya melirik Billy, sampai dia mendekati bahu Billy, Billy menarik lembut tangan Novita, dia yang merasa di tarik berbalik menghadap ke mata Billy yang terlihat sedih, Melihat tatapan mata Billy
Diana kembali melirik Nathan yang berada di sebelah pintu, tapi entah kapan, Nathan sudah berada di depanya, Diana terkejut tapi dia menyembunyikannya masih menatap Nathan dengan tatapan biasa.Nathan melirik Diana malas, sambil berkata: "Besok kita akan menikah dan hari ini, kamu kembali ke toko baju tadi dan membeli gaun pengantin, besok acaranya hanya akan di hadiri oleh keluarga saja, tidak ada yang boleh tau kita menikah ini rahasia"Dia menambahkan sambil menaikan satu alisnya: "setelah kamu beli baju, kamu harus datang ke rumahku dan bertemu ibuku... tapi sebelum itu kamu harus meneleponku dulu"Diana melirik Nathan, ingin membahas soal Rama yang sudah tau bahwa dia sudah ingin menikah dengan Nathan, tapi Diana tidak mau berdebat lagi dengan Nathan, jadi dia hanya berkata: "Itu saja?"Pertanyaan Diana membuat Nathan malas menjawabnya, dia berbalik tidak menatap Diana lagi dan pergi, Diana melihat bahu Nathan sudah menjauh dari pandangannya dia hany
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.