Tetapi dia tidak tau sama sekali ada orang berdiri dibelakangnya dan itu adalah seorang lelaki yang tersenyum ringan, dia menepuk ringan bahu Novita, karena rekasi tubuhnya yang ingin melindungi diri, dia langsung berbalik sambil mengayunkan kakinya, untuk menendang seseorang yang berada dibelakangnya, tetapi saat dia melihat wajah lelaki yang dikenalnya yaitu dani dia dengan cepat menurunkan kakinya sambil berkata, "Maaf, Billy aku..."
Billy menempelkan jari telunjuknya dibibirnya sambil mengeluarkan suara, "Shhttt".
Novita langsung mengangguk dengan malu dan juga rasa bersalah, dia memang seperti itu waktu itu saja Billy hampir dia pukul menggunakan tangannya, sekarang untuk kedua kalinya dia akan memukul Billy lagi dengan menggunkan kakinya, terkadang dia tidak terlalu nyaman dengan Refleks tubuhnya apalagi saat disentuh oleh orang baru dia kenal, pernah ada kejadian dia menedang seseorang lelaki dengan keras karena tidak sengaja, dia langsung meminta maaf tetapi sa
Diana hanya tersenyum ringan kepada perempuan itu dan dia tidak mengatakan apa-apa, dia yang diabaikan oleh Diana dia tidak peduli sama sekali, malah dia dengan arogan menatap Diana dan berkata, "Namaku Fani, katakan kepada perempuan tadi, aku pasti akan membuatnya menyesal!, karena mendekati Billy".Diana ingin sekali memutar matanya malas, tetapi dia hanya diam dan tersenyum sedikit kerah Fani sambil berteriak didalam hatinya, "Aku sama sekali tidak bertanya siapa namamu!, kenapa kamu mirip sekali dengan Kirana sama-sama arogan!".Diana tidak bisa tidak mengeluh, ada satu Kirana saja di dunia ini sudah merepotkan apalagi ada satu lagi yang mirip dengannya, Diana menggelengkan kepalanya ringan, dia menatap Fani dan berkata dengan nada ringan, "Jadi?, apa aku harus menyampaikannya?, ini bukan urusanku ini urusan kalian!".Jika dia seperti dahulu dia akan diam dan tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia sudah menikah dan dia rasa dirinya sudah dewasa sekarang dia ti
Setelah Billy melepaskan bibirnya dari bibir Novita, dia tersenyum sambil menatap wajah Novita yang sudah sangat memerah membuatnya geli dan ingin menciumnya lagi, tetapi dia hanya bisa diam sambil menatap perempuan yang ada didepannya, bagaimana dia ingin mencium lagi dia sudah melihat bibir bawah Novita yang sudah terluka karena gigitannya bahkan mengeluarkan darah yang membuat bibir tipis Novita terlihat terluka tetapi juga sangat merah, malahan menjadi semakin menggoda, Billy mengalihkan pandangannya sambil menahan detak jantungnya.Dia mengigit bibirnya sambil menahan gejolak dihati dan dadanya ingin memakan Novita hidup-hidup, Billy menarik nafas sambil sesekali membuangnya perlahan, setelah dia merasa cukup tenang dia mengalihkan pandangannya lagi kearah Novita, tetapi tampilan Novita sama seperti tadi, dia menahan dirinya sambil berkata dengan lembut, "Nov, bibir kamu apakah sakit?... Maaf".Novita tidak tau ingin tertawa atau marah, dia ingin marah tetapi dia
Novita sudah sampai didepan pintu dia membukanya dengan perlahan dan melihat bosnya sedang menyuapi Diana mereka berdua sedang duduk dikursi sambil berhadap-hadapan, Diana berada disebelah kiri dan Nathan berada kanan, dia masuk sambil tersenyum diam-diam menutupi mulutnya dengan kedua telapak tangannya, dia mencari sudut dan berdiri tidak terlalu jauh dibelakang mereka berdua dan masih tersenyum dan sesekali tertawa kecil tanpa disadari oleh dua orang yang ada didepannya.Novita terus menatap mereka berdua seperti tidak kehilangan minatnya dan juga tidak bosan masih dengan senyum kecil disudut bibirnya, dia sangat bahagia melihat bosnya dan Diana seperti itu walaupun wajah bosnya masih tanpa ekspresi, tapi dia tau didalam hati bosnya Diana sangat penting dan bos selalu memanjakannya, menuruti semua keinginan Diana, walaupun Diana pernah memberitahunya bahwa dia tidak membutuhkan apapun dia hanya ingin suaminya selalu disisinya dan juga memperlakukannya dengan lembut, dan itu
Novita yang menatap bunga dengan linglung, dia menatapnya cukup lama dia sebenarnya memikirkan kenapa perempuan yang ada disebelahnya yang sedang menyeka air matanya yang terus berjatuhan tanpa sebab membuatnya sangat bingung, apalagi saat dia melihat Diana tadi menangis tanpa sebab padahal dia tidak melakukan hal yang membuat sedih atau seperti suaminnya menyakitinya, Novita mengerutkan bibirnya, dia menoleh kearah Diana, menyatukan kedua telapak tangannya dan menumpunya kedagunya sambil menatap Diana berkata dengan lembut, "Na, kamu kenapa menagis?, katakan saja kepadaku tidak apa-apa, kalau kamu mau merahasiakannya kepada bos seperti terakhir kali akan aku sembunyikan, apa kamu perlu aku bersumpah?".Diana menggelengkan kepalanya lembut, air matanya sudah berhenti, tapi dia tidak menatap atau melirik Novita dia hanya menunduk menatap roknya sambil berkata dengan suara serak, "Tidak perlu bersumpah Nov, aku hanya merasa sangat tidak nyaman saja sekarang, aku tadi seperti me
Beberapa hari kemudian setelah kejadian yang dirasa Diana cukup menyenangkan dan juga sedikit menyedihkan dia kembali kerumah sakit untuk menerima hasil tes, dia sedikit penasaran tentang hasil tesnya apakah benar-benar dia hamil atau tidak, sebenarnya dia berharap dia hamil, bagaimana tidak dia akan sangat bahagia mengandung anak dari seseorang yang dia cintai yaitu suaminya dia sudah sangat mencintai suaminnya, bahkan jika tidak ada suaminya dia tidak tau akan mencintai siapa lagi.Diana dengan senyum bahagia yang tidak bisa disembunyikan dari wajahnya sedang duduk dikursi mobil depan disebelah pengendara, dia datang kerumah sakit tidak dengan suaminnya dia datang dengan temannya yaitu Novita, suaminya sedang sibuk pagi ini, jadi dia dengan enggan menyuruh sekertarisnya menemani Diana, walaupun dia ingin menemani Diana dia tidak bisa karena beberapa hari yang lalu dia meninggalkan semua pekerjaan kepada Anna dan semua pekerjaan menjadi kacau, sampai-sampai suaminnya kesal d
Diana tidak menyadari ada seseorang yang menatapnya sampai dia tidak sengaja berbalik, dia melebarkan matanya saat melihat wajah yang familiar dia adalah teman smpnya Diana, siapa lagi kalau bukan David, dia menatap David dari atas kebawah setelah itu dia membuka mulutnya berkata dengan lembut, "David, kebetulan sekali kamu ada dikantin ini, kamu ingin membeli apa?". David menatap perempuan yang ada dihadapannya, tersenyum sedikit berkata, "Diana, kamu juga ada disini, oh aku hanya membeli beberapa buah saja untuk tanteku dia sedang dirawat dirumah sakit ini, kalau kamu Diana sedang apa?". Diana tersenyum lembut menjawab masih dengan nada lembut berkata, "Oh, aku hanya membeli salad ini dan menemani temanku dia memiliki kekasih yang menjadi dokter disini". Diana tidak mau berkata jujur bahwa dia yang ditemani oleh Novita bukan dia yang menemani Novita, dia juga tidak mau memberitahu David bahwa dia sedang mengambil test kehamilannya, tapi saat mengetahui bahwa dia sendiri hamil memb
Setelah mendengar langkah kaki yang semakin jauh Diana hanya bisa menyederkan bahunya dibelakang pintu, tubuhnya perlahan merosot kebawah dengan lemah, dia melipat kedua kakinya keatas dan menguburkan kepalanya dilututnya. Dia sangat takut sekarang tempat ini gelap, hanya ada satu cahaya yaitu dari ponselnya, dia tidak bisa berpikir jernih, karena yang ada dipikirannya adalah dia harus cepat-cepat pergi dari sini, dia tidak mau membuat Novita dan Billy khawatir dengannya apalagi suaminya mempercayakannya kepada Novita, jika suaminya tau istrinya hilang, pasti Novita tidak akan selamat dari hukuman dan amarah dari suaminya.Diana hanya bisa meminta maaf kepada Novita didalam hatinya karena membuat mereka khawatir, dia menatap ponselnya yang sedang dia pengang ditangannya, dia dengan perlahan menekan kontak suaminya dia ingin meneleponnya, tapi sayangnya tidak tersambung sama sekali karena tidak ada jaringan, yang membuatnya sangat bingung padahal dia sedang berada ditengah kota sekaran
Ketika dia sampai dirumah sakit, Nathan dengan cepat berjalan keruangan Billy, tapi saat dia sampai dia tidak menemukan satu orangpun didalam ruangan itu, Nathan tidak mencari mereka lagi dia langsung mengirimkan pesan teks kepada Anna untuk mengirimkan lokasi istrinya, tidak sampai satu menit Anna sudah mengirimkan lokasi Diana sekarang.Nathan dengan cepat mencari dengan cepat saat dia sampai didepan ruangan yang dia rasa familiar yaitu ruangan tempat gadis kecil yang selalu dia rindukan dulu dirawat membuat ekspresinya yang awalnya dingin menjadi sedikit terkejut, dia bingung dan bertanya-tanya apakah istrinya ada disini dan kenapa dia bisa disini, membuatnya bingung, tetapi dia mencoba menekan pikiran ini karena yang harus dia lakukan sekarang ada mengetuk pintu dan memastikan apakah Diana ada didalam.Nathan mengetuk pintu dengan cukup keras berteriak, "Na, apa kamu didalam sayang?!".Diana yang tampak meringuk ketakutan didalam ruangan, dan saat mendengar