Diana hanya bisa pasrah, mengerucutkan bibirnya sambil duduk didalam mobil dan tidak mau menatap Nathan, bukannya dia marah, dia hanya tidak mau suaminya melihat keanehannya yang sudah sejak pertama memasuki mobil sakit perutnya kembali kambuh, Diana ingin sekali keluar dari mobil dan berlari kearah Novita untuk membantunya menyembuhkan penyakitnya, tapi sayang sekali, saat dia melirik pelan wajah lelaki yang duduk disebelahnya dia tau suaminya sudah dalam batas kesabaraanya, tetapi didepannya suaminya tidak akan marah kepadanya.
Jadi dengan berat hati dan menahan perutnya yang sakit, Diana hanya bisa menenagkan dirinya sambil memainkan ponselnya, sebenarnya dia mengirimkan pesan teks kepada Novita isnya adalah
Diana: Nov, kamu sudah berangkat ke kantor? apa masih dengan Billy?
Novita: Aku mengantar Billy kerumahku dulu, mobilnya ada di rumahku, setelah itu aku langsung ke kantor.
Diana: Tolong cepat ya Nov, aku sudah tidak tahan perutku tidak nyaman sepe
Novita memilih kursi dan meja paling belakang, dia memilih tempat itu karena jika dia duduk dipaling depan dia takut dia akan berbicara sangat keras dan orang lain mendengarnya, setelah itu memberitahunya kepada bos.Novita dan Diana duduk berhadapan, karena merasakan lapar dan masih ada rasa tidak nyaman, Diana langsung memakan makannya dengan perlahan. Berbeda dengan Novita yang hanya menatap Diana yang sedang makan, tapi dia merasa sesuatu hal yang dia lupakan tapi dia lupa apa itu, dia mencoba mengingatnya tapi tidak berhasil dia masih melupakan semua itu.Sampai suara dingin terdengar dibelakangnya, "Disini teryata kamu sayang". Dan tentu saja kata-kata ini untuk Diana yang sedang asik menunduk sambil memakan makannya tampak tidak menyadari suara Nathan sama sekali.Novita yang mendengar suara itu langsung berbalik, dia melihat wajah bosnya yang sangat jelek, sepertinya dia sangat marah, dia bingung kenapa bosnya selalu marah, apa dia memiliki masalah lagi
Diana merasa sangat tidak nyaman berada dipangkuan suaminnya, jujur saja dia merasa sangat gugup dan gatal saat merasakan nafas suaminnya terus menerus berhembus dengan hangat didekat telinganya, membuat telingannya sudah memerah seperti akan menteskan darah, tetapi dia masih saja tetap menahan keinginan untuk melarikan diri.Diana mencoba menengakan dirinya dan mencoba menghibur dirinya sendiri di dalam hati, "Tenag-tenag jika kamu Diana membuat masalah sekarang, bagaimana pekerjaan suamimu akan selesai, lebih baik kamu tahan saja walaupun sangat tidak nyaman".Diana mencoba bersikap sangat alami, tapi masih saja bukan telinga lagi yang memerah tetapi sekarang menjadi pipinya dan dia hanya berharap seseorang akan menyelamatkan dia sekarag juga dari pangkuan suaminnya oke, dia sangat berharap itu.Sampai suara seorang perempuan yang sangat familiar mengetuk pintu, "Bos, semua berkas yang sudah bos suruh saya kerjakan semua, apakah bos sedang sibuk?, saya ingin m
Dan hanya tersisa Nathan dan juga Billy di dalam kafetaria yang sangat sunyi itu, Billy hanya bisa tercegang sambil menatap arah mereka berdua berlari, berbeda dengan Nathan yang masih saja acuh tak acuh tampak tidak peduli tetapi didalam hatinya dia sangat marah dengan Novita yang langsung menarik istrinya yang awalnya berdiri didekatnya menjauh, darinya dia hanya bisa tersenyum dingin dan berjalan pergi. Tetapi sebelum dia sempat melangkah, Billy yang ada dibelakangnya menghentikannya dan langsung berkata, "Nathan, ayo kita cari Novita dan Diana bersama". Nathan mengangguk dia merasa lebih baik mencari bersama daripada dia mencari sendiri, tanpa basa-basi lagi, Billy langsung berjalan beriringan dengan Nathan, mereka tidak berbicara hanya diam, sebenarnya Billy ingin sekali berbicara tetapi saat melihat wajah lelaki yang ada disebelahnya yang tampak acuh tak acuh dan tidak peduli dengan segala hal, membuat moodnya untuk berbicara menjadi menghilang, membuatnya menj
Setelah selesai membalut luka Rama, Billy langsung menarik Rama menjauh dari tatapan dingin Nathan, dia merasa sangat tidak nyaman saat ditatap oleh Nathan seperti itu, seperti dia memiliki dendam, Novita juga merasakan tatapan dingin bosnya, dia memang sudah biasa ditatap seperti itu dia hanya diam dan mengikuti Billy dan Rama.Baru saja dia melangkah sudah dihentikan oleh suara dingin Nathan, dia berkata "Novita, berhenti".Dan tentu saja Novita berhenti, tapi dia tidak berbalik untuk menatap bosnya, dia tau pasti sekarang wajah bosnya sangat jelek dan juga dingin, dia hanya diam tidak berbicara sama sekali hanya menunggu bosnya berbicara.Nathan tidak peduli dengan Novita mau berbicara atau tidak, dia masih saja berkata dengan dingin, "Jika kamu melangkah sekali saja, aku akan memecatmu, pekerjaan kamu beli selesai, apa yang kamu lakukan dengan mereka?!"Diana hanya masih berada dipelukan Nathan mencoba mendorong tangan suaminnya dari pinggangnya, dia
Kepalanya langsung menghantam dada Billy, membuatnya sedikit pusing, untung saja dia masih bisa berpikiran jernih dan mendorong Billy, tapi sayangnya tangan Billy maalah menjadi semakin erat memeluk dadanya, sampai dia merintih kesakitan dan membuat Billy tersadar dia langsung melepaskan tangannya.Novita menggosok pinganggnya, yang masih terasa sakit dan berkata kepada Billy, "Billy apa yang kamu lakukan, mau membuat pingangku remuk?".Billy menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan berkata kepada Novita dengan perasaan berasalah, "Maaf, aku janji tidak akan melakukannya lagi".Novita menatap Billy yang tampak sangat merasa bersalah, dia pikir itu sangat imut, jadi dia mendekat kearah Billy dan mencium pipinya lembut dan berkata, "Oke, aku maafkan".Billy tertegun sambil menyentuh pipinya yang dia rasa masih basah dan hangat karena ciuman Novita, dia menatap Novita dengan senyum bahagia, dan sekali lagi dia memeluk Novita dengan lembut tidak erat seperti
Setelah Billy melepas pelukannya, Novita yang teringat Diana langsung menyapu sekelilingnya untuk melihat keberadaan Diana, tapi sayang sekali dia sudah melihat sekelilingnya beberapa kali tapi dia masih saja tidak menemukan Diana, dia langsung terkejut dan berjalan dengan cepat kearah Rama yang sekarang duduk di kursi sambil terdiam, tanpa tau apa yang dia pikirkan.Saat sampai dihadapan Rama, Novita langsung bertanya dengan nada terburu-buru, "Rama, dimana Diana, bukannya kalian tadi berdiri berdua?".Rama melirik ringan Novita, setelah itu dia juga melirik Billy dan berkata dengan acuh tak acuh, "Apa kalian tidak menyadari Diana kembali ke kantor Nathan?".Novita menggelengkan kepalanya dengan cepat dan berkata, "Tidak, aku tidak tau dia sudah pergi duluan, dia tidak memberitahuku".Rama menaikan alisnya dan berkata dengan ringan, "Mungkin dia tidak mau menganggu momen kalian berdua".Novita langsung menatap Billy dengan tajam dan berkata menyal
Nathan tidak menyadari keanehan Diana, dia hanya terus melanjutkan menatap Diana, sampai makanan Diana habis, dia langsung berdiri dan mendatangi Diana sambil berbisik, "Na, sepertinya mas sedikit lapar, bisa kamu pesankan mas beberapa makanan untuk dibawa kembali ke kantor".Diana mengangguk, dia berdiri dari kursinya dan berkata, "Oke mas, tapi kamu mau makanan apa nanti aku pesankan".Nathan langsung mejawab dengan ringan, "Terserah kamu saja Na, apa yang kamu pesan akan mas makan semuannya".Diana tersenyum dan melangkah ke kasir untuk memesan beberapa makanan untuk suaminnya.Dan Nathan yang sudah melihat Diana pergi, dia melirik ringan Rama yang sedang menunduk sambil menatap ponselnya, dia berjalan kearah Rama dengan acuh tak acuh, setelah sampai dia memukul meja dengan ringan dan suara itu tidak terlalu keras hanya terdengar disekitar mereka berdua, tapi suara itu berhasil mengejutkan Rama yang sedang asik bermain ponsel.Dia langsung mendo
Di restoran, masih tersisa Billy dan juga Rama, Rama masih dengan suasana hati yang naik turun, memakan makannya dengan perasaan sedikit tidak nyaman, berbeda dengan Billy yang makan dengan lahap bahkan tidak peduli dengan apapun disekitarnya, seperti hanya dia dan makannya saja di dunia.Rama melirik Billy dengan ringan dan menggelengkan kepalanya lemah, sahabatnya ini terlalu bahagia hari ini yah berbeda dengan dia yang masih memikirkan ucapan Nathan kepada tadi, sebenarnya dia kembali hanya untuk bertemu dengan Diana dan melihatnya dan untuk beberapa pekerjaannya disini memang benar-benar ada yang harus dia kerjakan disini juga.Tapi dia tidak mau terlalu memikirkannya dia hanya berharap suatu saat nanti dia bisa melupakan Diana dan dia juga akan memiliki seseorang yang dia sukai dan bisa menyembuhkan sakit hatinya.Dia tidak melanjutkan makan hanya menatap kosong kearah piring yang masih penuh dengan makanan, Billy yang tampak sangat fokus dengan makannya ti
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.