Aresha pun melihat ke arah ayahnya, menatap wajah ayahnya sesaat lalu menjawab “Ayah, she juga mengatakan hal yang lain.”
“Apa yang she katakan? Beritahu ayah!”
“Ayah akan kecewa jika mendengar apa yang she kat
Hari hampir menjelang siang, aku terus menyusuri sungai. Aku tidak tahu telah berapa jauh, tetapi aku belum juga mendapatkan ikan.“Hah, lelah sekali!. Perutmu mulai keroncongan, aku lapar! Ya sepertinya lain kali aku memancing ikan di sungai. Aku harus pergi ke kota untuk membeli sesuatu kan? Aku tidak mungkin seperti bisa bertahan hidup seperti ini” ucapku sembari pulang ke rumah.
Saat tiba menjelang malam, kegelapan menyelimuti tempat ini kembali dan aku telah menyalakan penerangan untuk rumah ini. Aku segera memasak makanan dan menyajikannya di atas meja. Aku kembali membawa makanan yang kumasak ke dalam kamar, menemui paman pertama.“Paman pertama, aku bantu bangun ya! Kita makan malam bersama-sama” ucapku segera mendekati paman pertama dan membantunya bangun dari tempat tidur.
Saat terus memperhatikan paman pertama, tiba-tiba kelelawar yang hinggap di atas pohon mendapatkan serangan tak terduga. Ya serangan mendadak berupaya lemparan batu kerikil dan hampir mengenai kelelawar. Kelelawar itu kaget hingga terjatuh ke tanah. Kelelawar itu terjatuh dan langsung merubah wujudnya menjadi manusia. Menjadi seorang pria tampan.“Aww.... sakit, pinggangku!” keluhnya segera bangkit dari jatuh dengan menahan rasa sakit di pinggangnya.
“Buatkan aku sesuatu yang bisa aku jual besok ke pasar! Harus ada hingga besok pagi” ucapku.“Hah?” ucap keduanya kaget.Aku tersenyum dan segera masuk ke dalam rumah, berjalan menuju kamar dan tidur di tempat tidur.
Paman pertama meletakan peti di tanah, lalu memetik daun yang cukup besar dan berwarna hijau tua. Lalu dengan kekuatan yang paman pertama miliki, he mengubah daun itu menjadi daun raksasa. Paman pertama meletakan peti di atas daun raksasa dan duduk.“Ayo naik, nona An?” ucapnya padaku.
Spontan perempuan itu langsung merendahkan tubuhnya, she berlutut di depanku dan membuatku kaget. Aku segera mencegahnya berlutut di depanku.“Hai, banggunlah! Jangan berlutut” ucapku.Lotusa segera berdiri dan berucap “Ak
“Paman, mengapa kuda milikmu tampak tidak senang padamu?” tanya Pangeran Kazexian.Semua pangeran pun menaruh pandangan padanya, menaruh rasa penasaran.“Ya, kenapa paman? Biasanya kuda milik paman sangat penurut!” s
“Ya benar sekali pangeran Kazame, tetapi tidak perlu khawatir ayah dan ibu bisa menjaga diri mereka dengan baik” jawab Pangeran Kanzuka.“Oh jadi tidak perlu khawatir ya! Aku hanya takut jika ada pemberontak menyerang istana di malam hari dan menyakiti orang tua kita”