Beranda / Pernikahan / Pernikahan Paksa / 9. Kepuasan suami

Share

9. Kepuasan suami

Penulis: EMILIA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Chaera tidak bisa melakukan apa pun kecuali mendesah kencang di depan Arga. Kedua tangannya sudah terikat kembali di belakang punggung dan tubuhnya menungging tanpa daya di depan milik Arga. Kali ini, ia merasakan rasa sakit sekaligus perih saat privasi Arga menerobos masuk lubangnya lebih dalam lagi sampai menyentuh titik prostatnya, hingga tubuhnya bergetar setiap Arga menghentaknya dengan tempo cepat.

"Akhhh! Aaahh..."

Arga menyeringai saat mendengar pekikan Chaera yang lolos saat Tangannya menampar bokong Chaera, bersamaan dengan gerakan di bawah sana, keras, panas dan perih menjadi satu di kulit bokong istrinya.

Sedangkan Chaera sudah menangis, menangis bukan karena rasa nikmat oleh permainan Arga, melainkan siksaan panas yang ia terima. Tubuhnya sudah benar-benar lemas, kakinya sudah tidak mampu menompang lagi. Namun, saat dirinya hampir terjatuh, Arga dengan cepatnya mengangkat kembali agar lebih mudah digerakkan.

Kedua tangan Arga beralih meremas dan memijat bokong Chaera, memainkannya seakan itu adalah benda kenyal yang biasa dimainkan anak kecil.

"Aaahhh..." desah Arga saat merasakan spermanya akan keluar, jadi ia mempercepat tempo gerakannya.

"Akhh! Ar--Arga.. Aahh..., ber--behenti..."

Chaera semakin berteriak menerima gerakan Arga yang akan menghancurkan lubangnya. Ia menangis dan tak bisa berpikir apa pun kecuali hentakan Arga yang begitu dalam sampai mengenai titik sensitifnya.

Arga menarik tubuh Chaera setiap kali Chaera terdorong ke depan dan terjatuh karena permainannya yang kasar, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan nikmat ini. Ia juga takkan membiarkan Chaera mengambil napas walau itu hanya sebentar. Yang Arga mau hanyalah kepuasan dan kenimatan yang menjadi satu dalam gairah panas.

Arga menurunkan tubuhnya untuk dirapatkan lebih dengan tubuh Chaera. Kedua tangannya memainkan dua benda kenyal milik Chaera yang tergurai bebas di bawah, ini adalah favoritnya, karena seakan ia tengah bermain squisy. Ibu jari dan jari telunjuknya memainkan nipple Chaera, memilin dan menariknya dengan kasar hingga membuat Chaera memekik karena kesakitan.

"Bersiaplah sayang, kau akan menerima ini." Bisik Arga penuh gairah di telinga Chaera.

Chaera merasakan tubuhnya mendadak merinding kala Arga melontarkan kata-kata horor, dirinya sangat takut jika Arga sampai melukai tubuhnya lebih dari ini.

Arga melepaskan miliknya di bawah sana, membuat tubuh Chaera bergetar dan merasa kosong. Spermanya yang berada di lubang Chaera dan di privasinya berjatuhan mengenai seprai mereka.

Tubuh Chaera bergetar tak karuan, lalu terjatuh ke ranjang karena merasa lemas. Ia menarik napasnya dalam-dalam.

"Ar--Arga, akhhh!"

Arga membalikkan tubuh Chaera dengan kasar hingga menjadi telentang. Chaera merasakan sakit pada kedua tangannya yang masih terikat kencang di belakang, ia harus menerima benturan bersamaan dengan punggungnya yang dibalik.

Arga segera menghimpit tubuh Chaera, menekuk kedua kaki Chaera hingga mengenai dada Chaera. Arga mulai melumati bibir manis itu lagi, kali ini Chaera berusaha menolak ciuman Arga dengan menggelengkan kepala dan bergerak berlawanan arah agar Arga sulit meraih bibirnya.

Kaki Chaera yang tertekuk mendorong tubuh Arga dengan keras hingga laki-laki itu berhasil terjatuh dari atas ranjang. Chaera meraih napasnya yang hampir habis karena Arga sedari tadi tak membiarkannya bernapas. Tangannya yang terikat di belakang punggung memberontak bergerak minta dilepaskan.

"Lepaskan aku, berengsek!" pinta Chaera yang hampir menangis.

Chaera merasa dirinya sudah kotor di bawah hukuman Arga, ia ingin semuanya berakhir, walaupun sekarang Arga sudah menjadi suami sahnya, tetapi ia tidak akan pernah membiarkan Arga menghamilinya.

Arga bangun dari jatuhnya, lalu menatap Chaera yang ketakutan di atas ranjang. Ia tertawa remeh sambil mengibaskan rambut coklatnya yang basah akibat keringat ke belakang.

"Semudah itu, hm?" tanya Arga sambil tersenyum menyeringai.

Chaera merapatkan kedua kakinya untuk menutupi miliknya, walaupun Arga sudah melihat dan merasakannya, tetapi ia tetap tidak akan pernah menerima Arga melecehkannya lagi dengan perlakuan kasar setelah ini.

"Untuk apa kau merapatkan kakimu?" tanya Arga sambil mengangkat sebelas alisnya. Kini tangannya sudah terlipat angkuh di depan dada sambil menjeda sebentar perkataannya sambil terus menatap Chaera yang terkulai lemas di atas ranjang.

"Aku sudah merasakannya, jadi ayo bermain lagi." Ujar Arga lagi, lalu dengan cepat, ia menjatuhkan tubuhnya kembali di atas Chaera.

Chaera memekik keras, saat kedua tangannya yang masih terikat di belakang punggung harus merasakan sakit saat tubuh Arga jatuh di atasnya.

Kedua tangan Arga bermain, memilin nipple Chaera dengan gemas sampai gadis di bawahnya itu membuka mulutnya untuk mendesah.

"Akhhh-- uhhh..."

Arga sangat menyukai Chaera yang seperti ini, mulut terbuka dan mata terpejamnya itu mampu memberi kesan gairah pada privasinya yang sudah menegang, minta ditelan lagi oleh lubang Chaera.

Tubuh Chaera sudah memberontak, bergerak berlawanan arah saat jari-jari Arga bermain di dadanya, memberi kesan geli dan perih yang menjadi satu dalam sentuhan.

Arga melambatkan usapannya di dada Chaera, membuat Chaera tak berhenti bergerak karena rasa geli di sekujur tubuhnya. Arga tertawa penuh kemenangan saat melihat Chaera lemas di bawahnya.

"Aaahhh... Ar--Arga, aaahh... Berhenti..."

Chaera meraih napasnya yang semakin menipis, berusaha mempertahankan kesadarannya saat tangan Arga terus bermain di pucuk dadanya. Kakinya pun tidak bisa menendang tubuh Arga lagi karena sudah diapit oleh kedua kaki kekar Arga.

Arga mendesah lega, menyudahi aktivitasnya dan membiarkan Chaera mengambil napas sebelum ia memasukan miliknya lagi di lubang Chaera. Arga menatap Chaera, ia suka Chaera yang seperti ini, sangat cantik dan terlihat seksi.

Siapa sangka, seorang Chaera yang mempunyai wajah imut dan polos itu mampu terlihat seksi saat di sentuh titik sensitifnya. Tubuhnya yang berkeringat itu menambah gairah Arga.

Arga menjilat bibirnya sendiri, sebelum ia melanjutkan aktivitasnya lagi.

"Akhhh!" Chaera memekik kencang saat kedua jari Arga yang terasa kering masuk ke dalam miliknya dengan paksa.

Tubuh Chaera melengkung, merasakan sakit dan perih di bawah sana. Kakinya dibuka paksa lebar Arga agar Arga dengan mudahnya mencari titik sensitif.

Tangan kiri Arga memegangi sebelah kaki Chaera agar tetap terbuka, namun Chaera terus menggerakkan tubuhnya minta dilepaskan. Arga geram, ia mengangkat satu kakinya ke atas ranjang dan mengapit sebelah kaki Chaera yang sedari tadi terus bergerak.

Setelah tubuh Chaera sudah benar-benar di kunci oleh Arga, barulah ia melanjutkan kembali aktivitasnya di bawah sana.

"Akhhh! Hikkssss..." Chaera menangis sejadi-jadinya, bersamaan dengan rasa perih dan sakit di kedua sisi lubangnya.

Tapi, Arga menyukainya. Ia tersenyum menyeringai melihat Chaera yang terus mendesah di bawah permainannya yang menyenangkan ini.

Chaera menggelengkan kepalanya dengan terus-menerus, meminta Arga untuk melepaskan tangannya di bawah sana.

Arga mengocoknya dengan tempo cepat, memberikan gerakan menggunting dan menggaruk secara bergantian. Mencari titik nikmat dan memainkannya dengan gemas. Sesekali gerakannya memutar, seperti tengah memainkan benda kenyal di dalam.

Chaera menangis merasakan lubangnya perih karena dimainkan oleh Arga. Tangan panjang Arga sangat mudah mengenai titik sensitifnya, hingga dirinya terus tersedak ludahnya sendiri karena desahan.

Arga melepaskan dua jarinya di bawah sana. Membuat lubang Chaera memerah dan berkedut. Chaera menghela napasnya yang hampir habis, ia memejamkan matanya karena merasa lemas.

Tapi, Arga masih belum puas. Ia ingin hari ini menjadi hari yang berkesan antara dirinya dan juga Chaera. Jadi, ia membuka kembali kaki Chaera dan memasuki privasinya dengan satu kali hentakan.

Membuat Chaera memekik hebat.

---

Keesokan harinya di sekolah...

Chaera hampir kelupaan jika hari ini ada ulangan bahasa di sekolahnya. Jika bukan karena itu, ia tidak mungkin masuk ke sekolah dan berlari dengan cepat ke kelas dengan rasa sakit di bawahnya akibat perlakuan kasar Arga kemarin.

Ia berlari sambil menahan sakit, berusaha terlihat biasa saja saat banyak orang yang memperhatikannya dengan aneh.

Brughk!

Chaera menabrak seseorang sampai keduanya sama-sama terjatuh. Ia membersihkan pakaiannya yang kotor, lalu menoleh ke atas dan merasa kaget karena ia menabrak Raka.

"Eh, Raka maafkan aku," Chaera membungkuk merasa bersalah.

Raka tersenyum manis. "Tak apa,"

Namun senyum itu langsung luntur kala melihat Chaera yang sepertinya ketakutan dan terlihat beda dari biasanya.

"Kau kenapa?" tanya Raka sedikit panik.

"Raka, aku duluan, ya?" lalu Chaera pergi berlari dengan cepat.

Namun, Raka melihat keanehan lagi dari Chaera, gadis itu berlari copak-capik sambil memegangi kakinya.

Bab terkait

  • Pernikahan Paksa    10. Mual di sekolah

    Chaera berlari sekuat tenaga saat jam sudah hampir menunjukkan pukul delapan, yang artinya ulangan bahasa akan dimulai beberapa detik lagi. Chaera berlari dalam keadaan sakit di bawah, ditambah kaki lemas dan perutnya yang keram membuatnya semakin sulit berlari dengan cepat.Chaera memberhentikan langkahnya, memegangi perutnya yang kebas akibat ulah Arga kemarin. Dirinya enar-benr sulit melangkah. Chaera melihat kursi di samping lalu berjalan ke arah sana untuk mengistirahatkan kaki dan juga tubuhnya, keadaannya sangat tersiksa hari ini."Shhh... Awww..." Chaera menundukkan kepalanya sambil terus memegangi perutnya dengan kedua tangan, namun percum saja, itu tidak memberikan reaksi apa-apa.Ia mengangkat kepalanya lagi sambil menatap ke arah depan, pikirannya mendadak kosong, materi-materi yang sudah ia hapalkan larut tadi malam mendadak hilang, kepalanya terasa pening dan perutnya mual. Chaera tidak bi

  • Pernikahan Paksa    11. Insiden

    Chaera masuk ke kamar dan menjatuhkan tubuhnya di ranjang, ia menatap ke atas atap kamar sambil memikirkan nasibnya yang kian memburuk. Ia tak menyangka ibunya itu meminta uang pada Arga, padahal dari sisi lain keluarganya sangat bercukupan. Chaera tidak ingin berpikir jauh bahwa ibunya memaksa dirinya menikahi Arga hanya untuk kesenangan semata, walaupun mungkin Chaera juga sudah tahu dari awal, karena sebelum pernikahan dilakukan, ibunya mengatakan hal itu. Tapi, Chaera berharap ibunya berhenti memanfaatkan Arga. Drrtt... Drrtt... Drrtt... Suara ponsel di sakunya berbunyi, Chaera berpikir itu pasti Arga, ia malas jika memang benar laki-laki itu yang meneleponnya. Jadi, Chaera lebih memilih mengabaikannya. Chaera menggerakkan tubuhnya untuk lebih dekat pada guling, lalu memeluknya dengan erat dan segera tidur.

  • Pernikahan Paksa    12. Abuse leads to suicide

    Hari-hari yang dijalani Chaera semakin memburuk. Kandungan dalam perutnya mulai terlihat dan Chaera kesulitan untuk pergi ke sekolah karena takut akan terlihat besar. Seragam sekolahnya juga perlahan mulai tidak muat di tubuhnya. Tapi, itu semua bukan penghalang dirinya untuk tidak pergi ke sekolah. Selama ia bisa memakai seragam dan berjalan, Chaera akan tetap pergi ke sekolah bagaimana pun keadaannya, demi cita-cita yang selama ini ia impikanKehidupannya bersama Arga pun semakin buruk saja. Ia selalu diperlakukan layaknya budak oleh laki-laki itu, padahal dirinya tengah mengandung, tetapi Arga sama sekali tak pernah mengasihaninya.Dan hari ini, Chaera berusaha menutupi perutnya yang mulai terlihat besar saat sedang berjalan di koridor sekolah. Banyak murid-murid lain yang sedang berjalan memperhatikannya, dan Chaera takut mereka tahu bahwa dirinya tengah hamil."Dia mengapa memegangi perutnya saja? Atau j

  • Pernikahan Paksa    13. kehangatan dan kesengsaraan

    "Terkadang, aku ingin bertanya pada dunia tentang kehidupanku yang hancur berantakan ini. Mengapa harus aku? Mengapa aku saja yang tersiksa sedangkan orang lain bisa merasakan kebahagiaan di sana? Bukankah ini tidak adil? Jika dunia memang adil, seharusnya tidak memberiku cobaan berat seperti ini. Tolong, aku lelah dengan penyakit yang terus mendorongku pada kematian.""Bukankah aku juga layak bahagia? Bukankah semua orang pantas mendapatkan kebahagiaan? Lalu mengapa aku tersiksa seperti ini, apa kesalahan yang sudah aku perbuat sampai menghasilkan kehidupan yang gila ini?""Atau mungkin aku tidak ditakdirkan untuk hidup? Dan hanya mati jalan satu-satunya untuk mendapatkan kebahagiaan?""Kalau memang itu caranya, akan aku lakukan."Chaera menghela napasnya, lalu menoleh kembali ke arah bawah dari ketinggian gedung yang sekarang ia injaki malam ini. Hatinya sakit, dadanya sesak dan air matanya tak kun

  • Pernikahan Paksa    14. Pendarahan di sekolah

    Semua murid yang sebelumnya fokus ke arah lapangan, kini beralih menatap Chaera yang tengah berdiri tegang saat Virlie berkata bahwa ada darah di kaki Chaera. Bahkan mereka semua langsung bangun dari duduk dan berlari melihat Chaera dengan langkah tergesa-gesa."Cha--Chaera, kakimu penuh darah," ucap salah satu murid setelah sampai di hadapan Chaera sambil menunjuk ke kaki Chaera.Chaera masih belum berani melihat ke bawah, tapi ia merasakan ada sesuatu yang mengalir pada kakinya dan ia menduga pasti itu adalah darah yang menetes dari rahimnya akibat olahraga lari tadi. Perutnya sudah terasa sakit dan kakinya mulai melemas tak sanggup menahan tubuhnya yang hampir terjatuh.Virlie terus menatap kaki Chaera karena rasa penasaran yang amat dalam pada dirinya sendiri, ia ingin tahu mengapa Chaera mengeluarkan darah dari perutnya, lalu detik berikutnya ia menatap wajah Chaera untuk bertanya.

  • Pernikahan Paksa    15. Arga diseret ke penjara

    Sudah lebih dari tiga jam Chaera masih dalam keadaan pingsan akibat pendarahan hebat yang dialaminya tadi, karena kandungan di dalam janin Chaera masih kecildan umurnya juga masih muda, gadis itu harus beristirahat penuh. Arga masih duduk di kursi kamar menunggu Chaera sadar dari pingsannya, sedangkan kedua orangtuanya sudah lebih dulu pergi untuk urusan bisnis yang tertunda tadi akibat berita tentang Chaera ini."Shhhh... Awww..."Arga yang tengah bermain ponsel langsung menoleh ke depan ketika mendengar Chaera meringis di sana, ia menaruh ponselnya di dalam saku dan berjalan ke arah tempat tidur."Sadar juga akhirnya, kau membuatku menunggu berjam-jam. Buang-buang waktu saja." Kata Arga angkuh tanpa menoleh ke wajah Chaera.Chaera memega

  • Pernikahan Paksa    16. Raka bertemu Chaera

    Hae tak menyangka akan menerima berita buruk seperti ini dalam hidupnya, mendengar atasannya itu dibawa ke kantor polisi tanpa sepengetahuan dan tanpa ia tahu motif kejahatan seperti apa yang Arga lakukan, membuat tubuhnya benar-benar lemas. Hae panik sambil berjalan sana sini menunggu seseorang mengangkat teleponnya yang entah sudah keberapa kali. Ia sedang menelepon orangtuanya. "Halo, Hae? Ada apa?" tanya seseorang di sana."Pah, Arga masuk kantor polisi!"***Sudah dua hari ini, Raka tak melihat Chaera masuk sekolah. Ia penasaran apa yang sedang terjadi pada gadis itu, dan ia juga berpikir pasti semua ini karena Arga, laki-laki bangsat yang sudah membuat Chaera menderita. Hari ini Raka menang, berhasil membuat Arga masuk penjara untuk mempertanggungja

  • Pernikahan Paksa    1. Hancur

    "Chaera, apa kau bisa sesuaikan gerakanmu dengan yang lainnya?" ucap pelatih dancer itu.Decit gesekan sepatu dan hentakkan kaki bergema di ruang dance, kelima perempuan di sana tengah melakukan latihan dance untuk acara lomba di sekolah. Mereka sangat antusias berlatih dan menari agar bisa menampilkan dengan baik dan membawa harapan yang baik juga bagi sekolahnya.Latihan sudah hampir satu jam lebih, bahkan para murid sudah mulai kelelahan. Pelatih tidak memberi mereka izin untuk beristirahat lebih lama, dia hanya memberikan waktu lima menit untuk minum dan mengatur napas.Terlihat Chaera sudah mulai kelelahan dan hilang kendali saat menarikan lagu yang diputar, ia lebih banyak menabrak teman-temannya atau menginjak salah satu kaki temannya yang lain."Chaera! Apa kau sudah gila dari tadi hanya menginjak kakiku

Bab terbaru

  • Pernikahan Paksa    16. Raka bertemu Chaera

    Hae tak menyangka akan menerima berita buruk seperti ini dalam hidupnya, mendengar atasannya itu dibawa ke kantor polisi tanpa sepengetahuan dan tanpa ia tahu motif kejahatan seperti apa yang Arga lakukan, membuat tubuhnya benar-benar lemas. Hae panik sambil berjalan sana sini menunggu seseorang mengangkat teleponnya yang entah sudah keberapa kali. Ia sedang menelepon orangtuanya. "Halo, Hae? Ada apa?" tanya seseorang di sana."Pah, Arga masuk kantor polisi!"***Sudah dua hari ini, Raka tak melihat Chaera masuk sekolah. Ia penasaran apa yang sedang terjadi pada gadis itu, dan ia juga berpikir pasti semua ini karena Arga, laki-laki bangsat yang sudah membuat Chaera menderita. Hari ini Raka menang, berhasil membuat Arga masuk penjara untuk mempertanggungja

  • Pernikahan Paksa    15. Arga diseret ke penjara

    Sudah lebih dari tiga jam Chaera masih dalam keadaan pingsan akibat pendarahan hebat yang dialaminya tadi, karena kandungan di dalam janin Chaera masih kecildan umurnya juga masih muda, gadis itu harus beristirahat penuh. Arga masih duduk di kursi kamar menunggu Chaera sadar dari pingsannya, sedangkan kedua orangtuanya sudah lebih dulu pergi untuk urusan bisnis yang tertunda tadi akibat berita tentang Chaera ini."Shhhh... Awww..."Arga yang tengah bermain ponsel langsung menoleh ke depan ketika mendengar Chaera meringis di sana, ia menaruh ponselnya di dalam saku dan berjalan ke arah tempat tidur."Sadar juga akhirnya, kau membuatku menunggu berjam-jam. Buang-buang waktu saja." Kata Arga angkuh tanpa menoleh ke wajah Chaera.Chaera memega

  • Pernikahan Paksa    14. Pendarahan di sekolah

    Semua murid yang sebelumnya fokus ke arah lapangan, kini beralih menatap Chaera yang tengah berdiri tegang saat Virlie berkata bahwa ada darah di kaki Chaera. Bahkan mereka semua langsung bangun dari duduk dan berlari melihat Chaera dengan langkah tergesa-gesa."Cha--Chaera, kakimu penuh darah," ucap salah satu murid setelah sampai di hadapan Chaera sambil menunjuk ke kaki Chaera.Chaera masih belum berani melihat ke bawah, tapi ia merasakan ada sesuatu yang mengalir pada kakinya dan ia menduga pasti itu adalah darah yang menetes dari rahimnya akibat olahraga lari tadi. Perutnya sudah terasa sakit dan kakinya mulai melemas tak sanggup menahan tubuhnya yang hampir terjatuh.Virlie terus menatap kaki Chaera karena rasa penasaran yang amat dalam pada dirinya sendiri, ia ingin tahu mengapa Chaera mengeluarkan darah dari perutnya, lalu detik berikutnya ia menatap wajah Chaera untuk bertanya.

  • Pernikahan Paksa    13. kehangatan dan kesengsaraan

    "Terkadang, aku ingin bertanya pada dunia tentang kehidupanku yang hancur berantakan ini. Mengapa harus aku? Mengapa aku saja yang tersiksa sedangkan orang lain bisa merasakan kebahagiaan di sana? Bukankah ini tidak adil? Jika dunia memang adil, seharusnya tidak memberiku cobaan berat seperti ini. Tolong, aku lelah dengan penyakit yang terus mendorongku pada kematian.""Bukankah aku juga layak bahagia? Bukankah semua orang pantas mendapatkan kebahagiaan? Lalu mengapa aku tersiksa seperti ini, apa kesalahan yang sudah aku perbuat sampai menghasilkan kehidupan yang gila ini?""Atau mungkin aku tidak ditakdirkan untuk hidup? Dan hanya mati jalan satu-satunya untuk mendapatkan kebahagiaan?""Kalau memang itu caranya, akan aku lakukan."Chaera menghela napasnya, lalu menoleh kembali ke arah bawah dari ketinggian gedung yang sekarang ia injaki malam ini. Hatinya sakit, dadanya sesak dan air matanya tak kun

  • Pernikahan Paksa    12. Abuse leads to suicide

    Hari-hari yang dijalani Chaera semakin memburuk. Kandungan dalam perutnya mulai terlihat dan Chaera kesulitan untuk pergi ke sekolah karena takut akan terlihat besar. Seragam sekolahnya juga perlahan mulai tidak muat di tubuhnya. Tapi, itu semua bukan penghalang dirinya untuk tidak pergi ke sekolah. Selama ia bisa memakai seragam dan berjalan, Chaera akan tetap pergi ke sekolah bagaimana pun keadaannya, demi cita-cita yang selama ini ia impikanKehidupannya bersama Arga pun semakin buruk saja. Ia selalu diperlakukan layaknya budak oleh laki-laki itu, padahal dirinya tengah mengandung, tetapi Arga sama sekali tak pernah mengasihaninya.Dan hari ini, Chaera berusaha menutupi perutnya yang mulai terlihat besar saat sedang berjalan di koridor sekolah. Banyak murid-murid lain yang sedang berjalan memperhatikannya, dan Chaera takut mereka tahu bahwa dirinya tengah hamil."Dia mengapa memegangi perutnya saja? Atau j

  • Pernikahan Paksa    11. Insiden

    Chaera masuk ke kamar dan menjatuhkan tubuhnya di ranjang, ia menatap ke atas atap kamar sambil memikirkan nasibnya yang kian memburuk. Ia tak menyangka ibunya itu meminta uang pada Arga, padahal dari sisi lain keluarganya sangat bercukupan. Chaera tidak ingin berpikir jauh bahwa ibunya memaksa dirinya menikahi Arga hanya untuk kesenangan semata, walaupun mungkin Chaera juga sudah tahu dari awal, karena sebelum pernikahan dilakukan, ibunya mengatakan hal itu. Tapi, Chaera berharap ibunya berhenti memanfaatkan Arga. Drrtt... Drrtt... Drrtt... Suara ponsel di sakunya berbunyi, Chaera berpikir itu pasti Arga, ia malas jika memang benar laki-laki itu yang meneleponnya. Jadi, Chaera lebih memilih mengabaikannya. Chaera menggerakkan tubuhnya untuk lebih dekat pada guling, lalu memeluknya dengan erat dan segera tidur.

  • Pernikahan Paksa    10. Mual di sekolah

    Chaera berlari sekuat tenaga saat jam sudah hampir menunjukkan pukul delapan, yang artinya ulangan bahasa akan dimulai beberapa detik lagi. Chaera berlari dalam keadaan sakit di bawah, ditambah kaki lemas dan perutnya yang keram membuatnya semakin sulit berlari dengan cepat.Chaera memberhentikan langkahnya, memegangi perutnya yang kebas akibat ulah Arga kemarin. Dirinya enar-benr sulit melangkah. Chaera melihat kursi di samping lalu berjalan ke arah sana untuk mengistirahatkan kaki dan juga tubuhnya, keadaannya sangat tersiksa hari ini."Shhh... Awww..." Chaera menundukkan kepalanya sambil terus memegangi perutnya dengan kedua tangan, namun percum saja, itu tidak memberikan reaksi apa-apa.Ia mengangkat kepalanya lagi sambil menatap ke arah depan, pikirannya mendadak kosong, materi-materi yang sudah ia hapalkan larut tadi malam mendadak hilang, kepalanya terasa pening dan perutnya mual. Chaera tidak bi

  • Pernikahan Paksa    9. Kepuasan suami

    Chaera tidak bisa melakukan apa pun kecuali mendesah kencang di depan Arga. Kedua tangannya sudah terikat kembali di belakang punggung dan tubuhnya menungging tanpa daya di depan milik Arga. Kali ini, ia merasakan rasa sakit sekaligus perih saat privasi Arga menerobos masuk lubangnya lebih dalam lagi sampai menyentuh titik prostatnya, hingga tubuhnya bergetar setiap Arga menghentaknya dengan tempo cepat."Akhhh! Aaahh..."Arga menyeringai saat mendengar pekikan Chaera yang lolos saat Tangannya menampar bokong Chaera, bersamaan dengan gerakan di bawah sana, keras, panas dan perih menjadi satu di kulit bokong istrinya.Sedangkan Chaera sudah menangis, menangis bukan karena rasa nikmat oleh permainan Arga, melainkan siksaan panas yang ia terima. Tubuhnya sudah benar-benar lemas, kakinya sudah tidak mampu menompang lagi. Namun, saat dirinya hampir terjatuh

  • Pernikahan Paksa    8. Hari yang buruk

    Chaera sangat terkejut saat melihat Arga berdiri di sana dengan raut wajah marah. Tatapan mata laki-laki itu sangat tajam, bibir beserta alisnya terangkat ke atas ketika melihat Chaera kepergok berdua bersama Raka.Chaera langsung mengalihkan pandangannya menatap Raka, ia takut pada Arga yang mulai berjalan mendekat ke arahnya, lalu mendadak menoleh kembali saat Arga sudah berdiri di sampingnya.Arga menatap wajah Chaera tajam sekilas, kemudian beralih pada Raka sambil menampilkan smirk khasnya. "Masih berani kau dekat-dekat dengan Chaera, hah?!" tiba-tiba, Arga menarik kerah baju Raka hingga tubuh Raka menegak ke atas.Lima detik berikutnya, Raka menonjok keras wajah Raka sampai Raka terjatuh ke tanah. Raka memegang bibirnya dan melihat darah di tangannya, pukulan Arga sangat keras hingga Raka merasakan sakit di kedua sisi bibirnya.&

DMCA.com Protection Status