Share

31. Nyonya Muda pingsan dan tubuhnya sangat panas, Tuan.

Afgan mengepalkan tangannya dengan erat sehingga kuku-kukunya sudah menusuk dalam di telapak tangannya.

Berulang kali dia mendengar pengulangan perkataan sang ayah dalam kepalanya: "Keturunan Al-Futtaim."

Afgan memang pewaris tunggal sehingga kewajiban semua berada di pundaknya, tetapi dia mengalami dilema yang sangat berat. Bagaimana dia bisa menyentuh Adelia, sementara dia merasa jijik karena membayangkan tubuh wanita itu telah disentuh pria lain, tepatnya satu hari sebelum pernikahan.

Akhirnya sepanjang hari, Afgan bekerja seperti orang yang kerasukan. Dia membuang semua pikiran tentang Adelia dan Melinda juga mengenai keturunan yang menjadi tanggung jawabnya.

Afgan bekerja sampai lupa akan waktu, pria itu sama sekali tidak membiarkan karyawannya untuk berhenti dalam rapat mendadak yang diadakan. Dia bahkan tidak makan siang, demikian juga para karyawan yang mengikuti rapat.

"Tuan, maaf. Apakah kami boleh beristirahat sebentar? Kami juga butuh untuk makan siang."

Afgan menatap deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status