Share

BAB 130 Di ambang kematian

Author: Prisma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Reygan sudah tidak memiliki gairah lagi dalam menjalani kehidupannya. Baginya sudah tidak ada harapan. Dosa dan kesalahannya sudah begitu banyak dan rasanya dia sudah tidak pantas lagi hidup.

Barangkali semua yang dikatakan Ayrin memang benar. Dirinya sudah tidak berarti dan semua usaha yang dilakukan hanya sia-sia.

"Sampai mati pun aku tidak bisa lagi memaafkan kamu dan semua yang kamu lakukan hanya sia-sia," suara Ayrin bergema dalam benaknya, menghantui setiap langkahnya.

Dengan langkah gemetar, Reygan melangkah ke arah kamar Rian. Ruangan itu terasa kosong, tanpa kehadiran anaknya yang dulu sering kali mengisi ruangan dengan tawa dan keceriaan. Dia merenung sejenak, membiarkan dirinya tenggelam dalam ingatan akan saat-saat indah bersama putranya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 131 Di ambang kematian 2

    Dengan hati yang berdegup kencang, Ayrin mencoba memeriksa luka di pergelangan tangan Reygan sambil berteriak memanggil Ratna untuk segera membantu. Tangannya gemetar saat mencoba menghentikan aliran darah yang terus mengalir dari luka tersebut."Ratna, cepat panggil Bram! Kita harus segera membawa Mas Rey ke rumah sakit," desak Ayrin dengan suara lantang, mencoba menahan paniknya.Ratna yang mendengar teriakan Ayrin segera menyusul masuk ke dalam kamar, wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar melihat keadaan majikannya yang tergeletak lemah di atas lantai."B-baik, Bu," balas Ratna dengan suara gemetar, mencoba menahan ketakutannya. Tanpa membuang waktu, dia segera berlari keluar kamar untuk memanggil Bram sambil mencoba menenangkan dirinya sendiri di tengah kepanikan yang melanda.

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 132 Air mata kebahagiaan

    Reygan membuka mata perlahan, dan tatapannya langsung bertemu dengan mata yang sangat dirindukannya, mata Rian. Mata itu memancarkan kepolosan dan kehangatan yang telah lama hilang dari kehidupannya.Beberapa kali Reygan mengerjapkan matanya untuk memastikan bahwa ini bukanlah sekadar ilusi, bahwa anaknya benar-benar berada di sampingnya. Namun, ketika Rian memanggilnya dengan suara lembut, dia tahu bahwa semua ini nyata."Papa...," panggil Rian dengan lembut.Setetes air mata mengalir ketika Reygan menjawab panggilan anaknya, suaranya terdengar lemah dan penuh rindu yang tak terkatakan. "Rian....""Kenapa Papa tidur lama banget, huh?" tanya Rian dengan polosnya.Reygan tak mampu menahan gelombang emosi yang meluap dari dalam

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 133 Gairah tak tertahan

    Ayrin menatap gaun tidur seksi yang Reygan berikan kepadanya dengan ekspresi tidak terlalu senang. Gaun itu terlihat begitu mungil dan terbuka, jauh dari kesan sopan dan nyaman yang biasa dia kenakan."Kenapa kamu selalu beli gaun kayak gini sih, Mas?" tanyanya sambil mengangkat satu alis, menunjukkan gaun tersebut di hadapan suaminya.Reygan tersenyum lebar, melihat ekspresi Ayrin yang kikuk. "Memang kenapa? Kamu nggak suka modelnya?" godanya dengan suara penuh kekaguman.Ayrin mendengus kesal. "Aku nggak tahu mau pakai ini di mana. Dan rasanya sudah nggak pantas juga aku memakainya," keluhnya, sambil menunjuk ke seluruh bagian tubuhnya yang menurutnya sudah tidak seindah dulu.Reygan mendekati Ayrin dengan langkah perlahan, matanya tidak bisa berpaling dari pesona istr

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 134 Cinta Terakhir

    "Ma, Pa, nanti waktu libur sekolah kita liburannya ke Disneyland, ya," pinta Rania dengan antusias, suaranya penuh semangat.Reygan dan Ayrin tersenyum sambil menatap putri cantiknya yang kini sudah berusia sembilan tahun. Dalam usianya sekarang, Rania tumbuh menjadi anak yang cantik, riang dan pintar."Masa ke Disneyland lagi, Nia," protes Rian sambil mengunyah ayam gorengnya dengan lahap. "Liburan kemarin kan sudah pergi ke sana.""Tapi kan beda, Mas. Kemarin di Hongkong. Nanti di Jepang," balas Rania dengan penuh semangat.Rian mengerutkan keningnya, mencoba memahami perbedaan itu. "Memangnya apa bedanya, sih?""Ya beda tempat lah, Mas. Masa begitu saja harus dijelasin. Payah ni

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 135 Kebahagiaan saat bersamamu

    Liburan ke Jepang itu benar-benar menjadi momen berharga bagi keluarga kecil mereka. Ketika akhirnya sampai di Disneyland Tokyo, senyum lebar Rania yang cerah menghapus segala lelah yang dirasakan Reygan dan Ayrin. Mereka sudah melalui perjalanan panjang, tetapi melihat kebahagiaan di wajah anak-anak mereka adalah semua yang mereka butuhkan."Pokoknya liburan selanjutnya kita harus pergi ke Paris ya, Ma, Pa," pinta Rania dengan antusias ketika mereka sedang beristirahat di salah satu kafe di dalam Disneyland."Mau lihat Menara Eiffel?" tanya Reygan sambil tersenyum melihat semangat putrinya.Rania menggeleng. "Ke Disneyland lah, Pa," balasnya dengan semangat membara."Sekarang kan kita sudah di Disneyland, Nia," timpal Rian sambil menatap adiknya dengan sedikit bingung.

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 136 cinta yang hangat

    Setelah beberapa hari menghabiskan waktu liburan di Jepang, Reygan langsung membawa istri dan anak-anaknya pergi ke Swiss.Selain untuk menyenangkan anak-anaknya, Reygan juga ingin menghabiskan waktu bersama dengan istri tercintanya di sana.Pemandangan pegunungan yang megah dan udara segar yang mereka hirup memberikan suasana baru yang menenangkan bagi keluarga mereka."Kenapa Swiss? Kenapa nggak ke Paris biar lebih romantis?" tanya Ayrin saat mereka sampai di salah satu hotel di Swiss, dengan pemandangan Alpen yang memukau dari jendela kamar mereka."Dan kita akan menghabiskan waktu di Disneyland lagi?" sahut Reygan sambil tersenyum.Senyum merekah di wajah Ayrin saat dia mendengar kata-kata Reygan, mengingat betapa antusiasnya Rania tentang tempat liburan favoritnya itu."Memang kenapa? Ini kan waktu liburan untuk anak-anak. Bukan orang tua seperti kita," ujar Ayrin kemudian.Reygan mendekatkan dirinya pada Ayrin, tanga

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 137 Kebohongan yang mengusik

    “Jagalah keluarga ini, Tuhan! Jangan biarkan pengkhianatan itu terulang lagi!” Ayrin berdoa dalam hatinya dengan sungguh-sungguh.Perasaan yang berkecamuk dalam hatinya terasa seperti badai yang tak terkendali, menghantam setiap sudut hatinya. Sebagai seorang istri yang pernah merasakan pahitnya dikhianati suaminya, setiap kecurigaan mengguncang fondasi kepercayaan yang telah Ayrin bangun selama ini.Begitu Reygan mulai lebih sering melakukan perjalanan bisnis setelah liburan mereka, Ayrin merasakan sebuah kekosongan tumbuh di hatinya. Meskipun dia berusaha mempercayai suaminya sepenuhnya, namun kecurigaan itu semakin mengintai. Terutama ketika perjalanan bisnis Reygan menjadi semakin sering, meninggalkan Ayrin dalam kegelapan pikiran yang tak tertebakAyrin akhirnya memutuskan untuk menghubungi kantor suaminya. Dengan suara gemetar, dia menanyakan keberadaan Reygan kepada Rani, sekretaris suaminya. Jawaban yang didapatnya mengejutkan sekaligus menam

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 138 Anak kita?

    Reygan memeluk tubuh Ayrin yang sudah terlelap di sisinya dengan berbagai perasaan yang berkecamuk dalam hatinya. Dia kembali memikirkan pertemuannya dengan Veranda di kantornya beberapa waktu lalu.Saat itu, Reygan sedang duduk di meja kerjanya, tenggelam dalam tumpukan berkas yang menumpuk di depannya. Matanya lelah setelah hari yang panjang, namun tiba-tiba, suara yang sangat dikenalnya memecah keheningan ruangan."Vera...!" seru Reygan, matanya melebar saat melihat sosok wanita itu berdiri di ambang pintu. Nama itu terlontar dari bibirnya tanpa sadar, disertai dengan rasa tak percaya yang menyelimuti pikirannya.Dia hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Veranda yang dulu selalu tampil percaya diri dan menantang itu terlihat sangat berbeda dengan yang ada dalam ingatannya.Kini wanita itu tegak dengan kepala tertunduk di hadapannya, wajahnya pucat dan sendu. Kecantikannya yang dulu masih terlihat, namun wajah itu tampak terkikis oleh waktu d

Latest chapter

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 173 Lembar Penutup

    Ayrin duduk dengan gelisah di sebuah bangku kayu yang menghadap kolam. Hatinya dipenuhi dengan berbagai perasaan, harapan, dan kecemasan. Dia terus memandangi jalan setapak yang mengarah ke taman, menunggu kehadiran Lily. Frans telah berjanji untuk membawa gadis itu ke sana, dan saat itu akhirnya tiba.Ketika Lily muncul di kejauhan, melangkah mendekatinya dengan perlahan, Ayrin merasa ada kehangatan yang tak bisa dijelaskan dalam hatinya. Gadis itu tumbuh menjadi remaja cantik, penuh pesona, namun di mata Ayrin, Lily masih seperti anak kecil yang dulu pernah hilang dari pelukannya.Mereka saling pandang untuk beberapa saat, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keheningan itu begitu penuh makna, seolah semua yang ingin mereka katakan sudah tercurah dalam tatapan mereka."Lily..." suara Ayrin bergetar saat dia akhirny

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 172 Dia yang hilang (Akhirnya kembali)

    Frans tampak gelisah ketika dia menemui Ayrin di tempat prakteknya. Sejenak mereka hanya saling bertatapan, seolah kata-kata yang ingin diucapkan Frans begitu berat untuk disampaikan."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, Rin," kata Frans akhirnya, suaranya terdengar gemetar.Ayrin menatapnya dengan cemas. "Ada apa sih, Frans? Kenapa akhir-akhir ini kamu aneh sekali?" desaknya, penasaran dan khawatir karena tidak biasanya Frans datang ke tempat prakteknya dengan ekspresi seperti ini."Kamu tidak sakit, kan?" tuntutnya lagi dengan nada gemetar, takut kalau-kalau ada sesuatu yang buruk terjadi pada sahabatnya.Frans menggelengkan kepalanya perlahan, tatapannya penuh kebimbangan. Dia menatap Ayrin dengan lekat, seakan mencari keberanian dalam pandangannya sebelum akhirnya

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 171 Seperti putriku yang hilang

    "Selamat datang, silakan duduk," sambut Ayrin dengan senyum tulus, matanya berbinar-binar bahagia.Lily dan Frans duduk di tempat yang telah disiapkan, dan tanpa menunggu lama, mereka mulai menyantap hidangan yang telah tersedia. Suasana terasa nyaman dan akrab, seolah mereka sudah menjadi satu keluarga besar."Wah, masakan Tante memang oke juga," puji Lily dengan jujur setelah mencicipi satu suapan. "Semuanya enak, Tan."Ayrin baru akan menjawab, tetapi Rania dengan cepat menyela. "Iya, dong. Masakan Mama emang yang paling enak," ujarnya penuh kebanggaan. Pujian itu membuat semua orang di meja makan tersenyum."Kalau begitu, aku main ke sini setiap hari deh, biar bisa makan enak terus," goda Lily sambil melirik ke arah Rania.

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 170 Kembali utuh 2

    Setelah semua ketegangan ini mereda, Ayrin dan Reygan kembali ke rumah mereka sambil saling bergandengan tangan, perasaan lega dan bahagia terpancar dari wajah mereka."Hai, Sayang," sapa mereka pada anak-anaknya yang tengah duduk bersama di ruang keluarga. Rian dan Rania, yang sedang asyik dengan aktivitas mereka, segera menoleh bersamaan. Melihat kedua orang tuanya datang bersama dengan senyum bahagia membuat hati mereka meledak oleh kebahagiaan."Mama dan Papa nggak akan berpisah, kan?" tanya Rian dengan hati-hati setelah beberapa saat lamanya mereka duduk bersama. Ada kekhawatiran di balik tatapan matanya yang polos, kekhawatiran akan perpisahan yang mungkin terjadi lagi.Reygan tersenyum sambil menoleh ke arah Ayrin, tatapannya penuh kasih. "Bodoh kalau Papa melepaskan wanita sebaik Mama, Rian," katanya dengan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 169 Kembali utuh

    Setelah akhirnya pulih, Ayrin memutuskan untuk menemui Lily bersama Reygan.Saat mereka masuk, mata Lily menatap mereka dengan perasaan campur aduk. Tidak ada lagi sorot tajam dan kebencian seperti dulu. Yang terlihat di sana hanyalah penyesalan yang mendalam. Gadis itu menundukkan kepalanya, suaranya gemetar saat berkata, "Maafkan Lily, Tante. Maafkan sikap Lily selama ini."Ayrin merasakan gelombang kesedihan mengalir di hatinya. Dia mendekati Lily dengan langkah pelan dan mendekap tubuh gadis itu dengan lembut. "Maafkan Tante juga, Lily. Maaf karena sikap Tante membuatmu salah paham. Maaf karena membuatmu tidak nyaman selama ini," balasnya dengan suara bergetar.Lily pun menangis, menumpahkan segala penyesalan dan kesedihannya di dada Ayrin. Dalam dekapan hangat itu, semua ketegangan yang selama ini a

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 168 Di ambang hidup dan mati

    Ayrin menatap wajah Lily yang pucat di ranjang rumah sakit sebelum operasi transplantasi ginjal yang sebentar lagi akan dilakukan. Hatinya serasa diremas melihat betapa rapuhnya gadis itu. Di dalam hatinya, ada perasaan yang tak terlukiskan. Entah dari mana datangnya perasaan ini, setiap kali berada di samping gadis ini, dia merasakan ada tali tak kasat mata yang mengikat mereka, seolah-olah Lily adalah bagian dari dirinya sendiri.Dengan lembut, Ayrin membelai kepala Lily, sentuhan yang penuh kasih dan kelembutan, seakan gadis itu adalah anaknya sendiri. "Cepatlah sembuh, Lily. Cepatlah kembali pulih. Izinkan Tante meminta maaf padamu. Izinkan Tante menjelaskan semuanya," bisik Ayrin dengan suara yang hangat namun penuh harap. Matanya berkaca-kaca, berharap agar gadis itu segera membuka mata indahnya lagi.Jika dulu Ayrin sangat tidak menyukai tatapan Lily yan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 167 Penebusan dosa

    Reygan duduk di sudut ruang tunggu rumah sakit, dengan tatapan kosong yang menatap ke langit-langit putih yang terang. Setiap hari, ia merasa tersiksa oleh pertanyaan tak terjawab dan rasa bersalah yang membelit hatinya. Air mata sering kali tak bisa ia tahan lagi, mengalir deras ketika melihat Rania yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang perawatan, dan Lily yang masih berjuang untuk hidupnya."Kalau memang dosa-dosaku lah yang menyebabkan semua ini. Tolong limpahkan semuanya padaku, Tuhan. Jangan pada anak istriku. Mereka tidak bersalah. Akulah yang penuh dosa," gumam Reygan dengan suara gemetar, bibirnya bergetar dalam keputusasaan yang mendalam.Tidak hanya Reygan yang dihantui rasa bersalah yang mendalam, tetapi juga Frans. Setiap hari, pria itu duduk di sisi ranjang Lily, memegang tangannya yang lemah, membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang. Kat

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 166 Tak sesuai harapan

    Reygan melangkah masuk ke dalam klub malam yang gemerlap, tempat di mana dia pertama kali bertemu dengan Lily. Lampu berwarna-warni yang berkedip-kedip dan musik yang menghentak keras tidak mampu mengalihkan perhatiannya dari kekhawatiran yang menghimpit hatinya. Dia menelusuri setiap sudut klub, berharap menemukan gadis itu di antara kerumunan orang. Namun, sia-sia. Lily tidak terlihat di mana pun."Di mana kamu, Lily?" bisiknya putus asa pada diri sendiri, suaranya tenggelam di tengah bisingnya musik. Rasa bersalah semakin mencengkeram hatinya dengan setiap detik yang berlalu tanpa menemukan gadis itu.Dia hampir tergoda untuk mengalihkan perasaannya dengan segelas minuman. Namun, saat tangan terulur menuju bar, ponselnya bergetar. Panggilan dari Ayrin menyentak kesadarannya."Lily, Mas. Kami sudah bertemu d

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 165 Masih belum terlambat

    Ayrin dan Reygan kembali bersama ke rumah sakit. Langkah mereka terayun mantap, seakan sudah menemukan keputusan besar yang akan mengubah segalanya. Ketika Frans melihat mereka, matanya langsung menangkap sinyal yang jelas—Ayrin telah membuat keputusan untuk memaafkan suaminya."Jadi, inikah kejutannya?" kata Frans dengan tenang, matanya yang penuh pengertian menatap dalam ke mata Ayrin. Setelah Reygan pergi ke sudut lain ruangan untuk memberi keduanya privasi, mereka akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berbicara."Maafkan aku, Frans," gumam Ayrin sambil menundukkan kepalanya, jemarinya saling meremas dengan gelisah. Dia merasa berat untuk mengucapkan kata-kata itu, tetapi tahu bahwa dia harus melakukannya.Frans mendekat dan memegang kedua pundak Ayrin dengan lembut namun tegas, memaksa wanita itu men

DMCA.com Protection Status