"Kalau benda ini berhasil dikembangkan, dunia akan hancur. Zalman, apa kamu sama sekali nggak punya hati nurani?" tanya Zalman yang sangat sedih.Sementara itu, ekspresi Zalman masih datar. Dia tidak tergoyahkan oleh kata-kata putrinya. Yasmine mencemooh dirinya sendiri dengan putus asa. Dia tidak seharusnya mengatakan hal seperti itu. Apabila Zalman memiliki hati nurani, bagaimana mungkin dia akan mengkhianati istri dan putrinya sendiri? Dia memang tidak memiliki hati nurani, bahkan tidak memiliki hati.Yasmine dibawa ke dalam sebuah ruangan yang berisi peralatan medis besar oleh Zalman. Di dalam ruangan itu, ada dua "dokter" berpakaian putih dan tidak ada siapa pun lagi."Di mana Carlos?" tanya Yasmine.Namun, Zalman malah berkata dengan ekspresi datar, "Setelah melakukan pemantauan folikel ovarium, aku akan membawamu untuk menemuinya."Saat ini, baru 10 hari berlalu sejak Yasmine keguguran. Namun, Zalman telah begitu tergesa-gesa untuk melakukan pemantauan folikel ovarium dan mempre
Setelah belasan hari berlalu, Yasmine akhirnya melihat Carlos. Dia akhirnya melihat keadaan pria itu dengan matanya sendiri. Tubuh Carlos penuh dengan luka-luka yang terlihat sangat dalam. Tulang putihnya yang berada di tengah daging berceceran, tampak begitu mengerikan. Hampir tidak ada satu pun bagian dari tubuhnya yang masih utuh. Apa bedanya ini dengan penyiksaan hidup-hidup?Tak peduli bagaimanapun Yasmine membayangkannya, dia tidak berani berpikir seperti ini. Keluarga Yanwar ternyata telah bertindak sekejam ini. Metode penyiksaan paling kejam pada zaman dahulu pun tidak sekejam ini. Pantas saja ... pantas saja Carlos begitu keras kepala dan tidak bersedia memberitahunya ...."Kamu ... kenapa kamu datang? Jangan melihatku!" seru Carlos. Begitu melihat Yasmine, dia sangat terkejut hingga langsung memeluk dirinya sendiri. Carlos berusaha menutupi luka-luka yang tersebar di seluruh tubuhnya. Akan tetapi, tulang putih yang menakutkan juga terlihat di lengannya.Gerakannya ini malah m
Tangan Yasmine yang sedang mengoleskan obat pada Carlos membeku di udara. Air mata yang ditahannya hampir meleleh. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Kalaupun aku mau membawa pulang seekor anjing liar, aku nggak akan memungutmu!" Setiap katanya tanpa maaf, tetapi hatinya sendiri sudah melunak.Carlos menyandar ke dinding dan menatap Yasmine lekat-lekat. Dia tahu wanita itu selalu memiliki ruang khusus di hati untuknya. "Yaya, setelah keluar dari sini, kita coba program hamil lagi, ya?" ujar Carlos.Kehilangan bayi dalam kandungannya adalah luka yang belum kering di hati Yasmine. Kata-kata Carlos barusan memang membuat rasa sakitnya berkurang, tetapi dia memanyunkan bibirnya dan berkata, "Nggak."Carlos mengulum senyum tipis sambil berujar, "Matteo mau adik perempuan, nanti biar dia yang menjaga si adik, oke?""Nggak," sahut Yasmine.Carlos kembali berkata, "Kalau yang lahir benar-benar anak perempuan, aku akan memanjakannya supaya dia jadi putri kecil paling bahagia di dunia. Kala
Carlos terdiam menatap Yasmine di tengah kegelapan. Setelah cukup lama, akhirnya dia berujar dengan nada tercekat, "Aku tidak jamin aku bisa melakukannya."Jika kondisi seperti ini terulang lagi, Carlos tetap akan membuat pilihan yang sama. Dia tidak ingin Yasmine ikut tersiksa saat mendengar segala penderitaan yang dialaminya. Cukup dia sendiri yang menanggungnya. Carlos berujar pelan, "Tapi ... aku akan berusaha berubah."....Kebersamaan Yasmine dan Carlos tidak berlangsung lama karena pria itu kembali dibawa pergi."Kalian masih ingin menyiksanya saat kondisinya sudah separah ini? Apa kalian mau membunuhnya? Lepaskan dia! Lepaskan Carlos!" seru Yasmine histeris.Perlawanan dan teriakan Yasmine seperti biasa tidak berguna. Dia hanya bisa menyaksikan dengan putus asa saat Carlos diseret pergi. Waktu Carlos dibawa kembali ke sana, semua luka di tubuhnya yang sudah Yasmine obati kembali terbuka. Bahkan ada juga beberapa luka baru. Penampilan pria itu begitu mengerikan dengan sekujur tu
Hati Yasmine terasa campur aduk. Dia berusaha untuk tidak tercekat dan sengaja berkata dengan nada santai, "Lagi apanya? Orang yang waktu itu ingin kabur itu kamu!"Carlos berdeham dan mengencangkan genggaman tangan mereka. Katanya, "Kalau dari awal aku tahu penyakit ini bisa disembuhkan, kamu pasti sudah lama masuk ke kartu keluargaku. Tapi, sekarang belum terlambat. Setelah kita keluar, aku akan mengadakan upacara pernikahan termegah di dunia untukmu, oke?"Upacara pernikahan, ya? Menikahi Carlos mungkin akan menjadi impian terbesar Yasmine yang tidak mungkin terwujud dalam hidup ini. Dia tidak akan bisa keluar dari sini ....Yasmine menyandarkan kepalanya ke sisi Carlos sambil berujar, "Oke. Kalau ada yang ingkar janji lagi kali ini, dia nggak boleh dimaafkan. Orang satunya nggak perlu mencintai dan merindukannya lagi, tapi harus memulai hidup baru."Carlos menolak dengan tegas, "Tidak bisa. Kalau kamu ingkar janji, aku tidak akan melepasmu. Aku akan mengurungmu di sisiku selamanya!
Pada hari terakhir sebelum Yasmine dibawa pergi, Carlos yang baru kembali ke ruangan bersikap sangat aneh. Dia hanya berdiri di sudut dan menatap dinding sambil membelakangi Yasmine."Jangan mendekat!" seru Carlos dengan suara serak dan tubuh tegang.Yasmine bertanya dengan cemas, "Carlos, kamu kenapa?""Kubilang jangan mendekat!" teriak Carlos lagi."Aku mau mengobati lukamu ...," ujar Yasmine."Percuma. Biarpun diobati, lukanya juga akan terbuka lagi besok. Lebih baik tidak usah diobati sekalian," balas Carlos.Carlos baru berdiri beberapa detik di tempatnya, tetapi lantai di bawahnya sudah dinodai darah segar yang mengalir dari luka-lukanya. Yasmine sangat sedih melihat keadaan pria itu. Sambil meremas kotak obat erat-erat, dia berusaha menahan dorongan untuk langsung mendekati Carlos."Kamu tenangkan diri dulu, aku ke sana kalau kamu sudah merasa lebih baik, oke?" ujar Yasmine.Carlos tidak mengiakan ataupun menolak. Tubuhnya yang tegang mulai bergetar pelan, seolah-olah sedang mel
Yasmine memeluk Carlos dengan lembut, membuat sekujur tubuhnya seketika berlumuran darah. Tubuh penuh darah pria itu terasa sangat dingin. Yasmine merasa tegang, tetapi dia malah mendongak untuk menatap Carlos dan berkata sambil tersenyum, "Kakakku pasti kenal psikiater yang bagus. Kamu pasti bisa sembuh."Carlos mungkin bisa sembuh di kemudian hari. Namun, sekarang dia sudah kehilangan kendali dirinya. Jika dia menggila lagi, Yasmine bisa terluka. Hari ini dia bisa memaksakan diri untuk sadar kembali, tetapi siapa yang bisa menjamin hari esok?Sekujur tubuh Carlos menjadi kaku. Amarahnya kembali berkobar di dada dan sorot matanya saat memandang Yasmine menjadi beringas. Dia mengepalkan tinju dan berusaha keras menekan niat membunuh di dadanya. "Cepat pergi!" serunya.Air mata Yasmine membanjiri wajah kala dia menyaksikan pergumulan Carlos dengan iblis dalam dirinya sendiri. Namun, dia justru memeluk leher pria itu dengan lembut. Dia melangkah makin dekat dan berkata, "Carlos, sakitnya
Harry berjalan dengan cepat. Dalam beberapa langkah saja, mereka akan sampai di laboratorium. Produk biokimia incaran Yasmine tersimpan di dalam lemari pendingin yang berjarak beberapa langkah saja dari mereka. Namun, Yasmine hanya bisa melihat produk biokimia itu menjauh darinya tanpa daya karena Harry menggendongnya erat-erat.Jika Yasmine gagal merebut produk biokimia itu, dia akan digagahi oleh Harry. Penghinaan itu akan membunuh jiwanya. Jika produk biokimia itu gagal dia dapatkan, Carlos tidak akan bisa pergi dari sini. Kemudian, penyakit pria itu akan bertambah serius dan berakibat fatal.Hati Yasmine dipenuhi kegelisahan. Dalam keadaan terdesak, dia mendadak memekik, "Akh! Perutku sakit, perutku sakit banget!"Harry berhenti melangkah, lalu menoleh pada Yasmine sambil memperingatkan dengan kesal, "Jangan pura-pura di depanku.""Aku nggak pura-pura. Perutku benaran sakit banget ...," sahut Yasmine sambil diam-diam menekan titik akupunktur tertentu di perutnya dengan kuat. Rasa s