Hari kelima, Yasmine bangun pagi-pagi sekali. Lebih tepatnya, dia tidak tidur semalaman. Kabarnya, Hanafi akan naik pesawat pukul 18.00.Yasmine sedang duduk di balkon menyaksikan matahari terbit hingga matahari terbenam dengan tatapan kosong."Yasmine masih di rumah?" tanya Carlos yang sudah menelepon 9 kali.Edgar berdiri di taman bawah sambil diam-diam melihat ke arah balkon. Dia mendengus, lalu menjawab, "Dia nggak ke mana-mana sejak pagi sampai sekarang. Makanan yang diantar ke kamarnya juga nggak dimakan.""Masa kalian biarkan saja kalau dia tidak makan?" timpal Carlos dengan kesal.Edgar menyahut, "Selain dirimu, siapa yang berani memaksa dia untuk makan?""Seharusnya jangan pesan penerbangan jam 6 sore!" Carlos bertanya dengan marah, "Apa undangannya sudah dikirim?"Begitu Carlos selesai bicara, Madhav berlari sambil membawa sebuah undangan pernikahan kepada Edgar.Edgar meraih undangan tersebut, lalu menghela napas lega. Dia berkata, "Akhirnya undangannya sudah datang."Kemudi
Yasmine bingung. Lantas, undangan yang diberikan oleh Edgar didapatkan dari mana?Edgar menggosok hidungnya karena merasa bersalah. Dia menengadah dan mendapati pengantin wanita juga menghampiri mereka. Situasi ini seketika membuat kepalanya pusing.Edgar memberikan undangan ini agar Yasmine berhenti berharap kepada Raymond, lalu segera pergi ke bandara mencari Carlos. Bukan untuk membuat keributan, apalagi untuk menggagalkan acara pertunangan."Berhubung Raymond nggak mau kamu hadir di pertunangannya, lebih baik kita pulang saja," ucap Edgar sambil menarik lengan Yasmine.Yasmine merasa tingkah laku Edgar sangat mencurigakan hari ini. Namun, sekarang bukan saatnya untuk menginterogasi Edgar. Dia berkata dengan malu, "Selamat atas pertunanganmu. Aku nggak akan mengganggu acaramu lagi. Aku pamit dulu.""Kalau sudah datang, kenapa harus pergi?" Raymond menghalangi Yasmine sembari menambahkan, "Kamu datang untuk menggagalkan pertunanganku atau membawaku kabur?"Mendengar ini, Edgar sontak
Lantaran tidak diundang, Yasmine berniat untuk pergi. Akan tetapi, dia malah diseret ke meja oleh Raymond.Saat ini, Edgar baru menyadari sesuatu. Dia bertanya, "Yasmine, pria lain yang kamu cintai bukan Raymond? Kalau bukan dia, lalu siapa?"Yasmine hanya diam dan menunduk untuk melihat jam di ponselnya. Sekarang sudah hampir pukul 18.00, pesawat Hanafi akan segera lepas landas.Edgar makin cemas karena tidak mendapat jawaban. Carlos sudah berusaha keras agar membuat Raymond menikah dengan wanita lain. Alhasil, Carlos malah menyingkirkan saingan cinta yang salah.Sementara itu, Yasmine memperhatikan waktu lagi dan masih duduk di tempatnya.Sekujur tubuh Edgar seketika merinding. Dia membujuk dengan ragu, "Nggak masalah kalau kamu mau meninggalkan acara ini. Kamu masih sempat pergi ke bandara sekarang."Yasmine merasa sangat sedih. Suaranya sangat pelan sehingga hampir tidak terdengar. "Aku nggak akan pergi," ucapnya."Kamu yakin? Coba pikirkan lagi!" Edgar mengentakkan kakinya karena
"Tuan Muda Carlos ...," panggil Yogi sembari menyusul dengan khawatir.Saat ini, pelayan Keluarga Handoyo berlari masuk ke bandara dengan tergesa-gesa. Dia terluka karena sempat mengalami kecelakaan di perjalanan, tetapi tidak pergi ke rumah sakit dan malah bersikeras datang untuk mengantarkan surat Yasmine. Untung saja, dia tidak terlambat."Tuan Muda Hanafi!" Pelayan berteriak sembari berlari ke arah Carlos. Namun, teriakannya tidak bisa menghentikan langkah Carlos. Carlos sudah keluar dari bandara dan langsung naik mobil.Pelayan terus mengejar sambil menahan rasa sakit. Ketika hendak menuju ke mobil Carlos, dia malah diadang oleh Yogi.Yogi bertanya dengan ekspresi dingin, "Apa yang kamu lakukan?""Pak, aku pelayan Keluarga Handoyo. Nona Yasmine memintaku mengantar surat untuk Tuan Muda Hanafi. Ini suratnya," sahut pelayan yang buru-buru mengeluarkan surat. Ketika melihat surat itu terkena noda darah, dia buru-buru menyekanya, tetapi tidak bisa dibersihkan.Raut wajah Yogi sangat m
Yasmine sangat marah, tetapi dia berusaha menahan emosinya saat memikirkan Raymond. Yasmine mengancam, "Jangan cari masalah denganku, cepat pergi."Celine sama sekali tidak takut, dia sudah bertekad untuk mempermalukan Yasmine. Celine memerintah, "Masa kalian takut sama seorang wanita? Cepat maju! Sekalipun dia nggak mau, acara hari ini pasti akan dihancurkannya!"Beberapa pria itu juga tidak berani menentang Celine. Mereka langsung maju, jadi Yasmine harus melawan mereka. Untung saja, para pria ini tidak mempunyai kemampuan berkelahi meskipun bertubuh tegap. Yasmine yang menghadapi begitu banyak orang bahkan mengungguli para pria itu.Raut wajah Celine sangat masam saat melihat situasi ini. Celine berpikir sejenak, lalu berteriak, "Gawat! Ada yang memukul orang! Yasmine yang mabuk menggila!"Semua tamu pun datang setelah mendengar teriakan Celine. Para pria yang dihajar oleh Yasmine berguling-guling di lantai sambil berteriak histeris. Sementara itu, Yasmine menjadi orang yang bersala
Yasmine memijat pelipisnya, lalu mendesah dan membujuk, "Raymond, pelakunya itu Celine. Masalah ini nggak ada hubungannya dengan Zivanna, kamu jangan salahkan dia."Raymond yang kesal menimpali, "Kenapa kamu malah membela Zivanna? Apa kamu sudah nggak sabar melihatku menikah?"Yasmine menjelaskan, "Aku hanya nggak mau kamu menyesal, aku tahu sifatmu. Apa pun alasannya, kalau kamu sudah memutuskan untuk menikahi Zivanna, itu berarti kamu menyukainya. Zivanna itu wanita yang baik, seharusnya kamu menghargainya. Jangan sampai kamu kehilangan Zivanna."Raymond marah-marah, "Nggak usah bicara omong kosong, jangan pikir kamu sangat memahamiku."Meskipun masih marah, sudah jelas emosi Raymond mulai agak mereda. Yasmine hampir tidak pernah melihat sikap Raymond yang seperti ini. Semua ini karena Zivanna.Yasmine tersenyum, lalu mengambil jaket yang diberikan Edgar. Dia mengembalikan jaket Raymond dan berucap, "Maaf karena aku merusak acara pertunanganmu. Lain kali aku akan mentraktir kalian be
Yasmine merasa kecewa dan hatinya terasa sakit. Ternyata, semalam hanya mimpi.Yasmine berkhayal dan mengira Hanafi sudah kembali. Jelas-jelas, Yasmine yang meninggalkan Hanafi. Kenapa dia masih berharap Hanafi akan kembali? Benar-benar konyol.Edgar yang membawa bubur dan obat memasuki kamar Yasmine, lalu bertanya, "Yasmine, kamu sudah bangun? Apa kamu masih nggak enak badan?"Yasmine yang kebingungan bertanya balik, "Bagaimana kamu bisa tahu aku sakit?"Edgar mengerjap, lalu menjelaskan, "Semalam, aku lihat kamu nggak enak badan setelah pulang. Jadi, aku khawatir dan mengecek kondisimu waktu malam. Ternyata kamu memang demam."Yasmine berkata, "Kamu yang menyeka wajahku dengan handuk?"Edgar berpura-pura melihat obat untuk menghindari pandangan Yasmine dan menutupi perasaan bersalahnya. Edgar menyahut, "Iya .... Kalau bukan aku, siapa lagi?"Benar, memangnya siapa lagi kalau bukan Edgar? Yasmine tersenyum getir. Semalam, dia agak linglung karena demam sampai-sampai menganggap Edgar s
Carlos tidak pernah merasa sepasrah ini....."Aku berhasil menelitinya!" seru Yasmine. Setelah setengah bulan berlalu, akhirnya Yasmine tersenyum.Edgar bertanya, "Apa yang kamu teliti?"Yasmine menunjukkan daftar obat yang tebal kepada Edgar dan menjelaskan, "Cara untuk menyembuhkan Tuan Muda Hanafi. Dengan mengikuti prosedur pengobatan ini, Tuan Muda Hanafi pasti bisa sembuh total dan panjang umur."Edgar segera melihat daftar obat itu dengan saksama. Dia benar-benar kagum dengan ilmu medis Yasmine. Siapa sangka, Yasmine bisa menemukan cara untuk mengobati penyakit yang tidak bisa disembuhkan seperti ini. Edgar berkomentar, "Kelihatannya, kalian memang berjodoh."Senyum di wajah Yasmine menghilang, dia merasa kecewa dan perasaan gembira yang dirasakannya tadi pun menghilang. Yasmine berujar dengan sedih, "Apa hubungannya dengan jodoh? Aku nggak mau dia membalas kebaikanku. Kelak, kita berdua akan menjalani kehidupan masing-masing."Orang yang dimaksud Yasmine memang Hanafi, tetapi o