"Baterai ponselku habis," jawab Carlos dengan sikap yang seolah-olah hal itu adalah sesuatu yang wajar.Jika Yasmine terus bertanya mengapa tidak menghubunginya dengan ponsel orang lain, akan membuatnya terlihat seperti orang yang sangat perhitungan dan tidak masuk akal. Yasmine merasa sangat kesal dan hendak mengatakan sesuatu. Namun akhirnya, dia menggertakkan giginya dan menahan diri.Yasmine bertanya dengan serius, "Pernikahan kita yang dijadwalkan setengah bulan lagi, apakah itu keputusanmu?"Carlos menganggukkan kepalanya.Yasmine melihat Carlos dengan kesal. "Kenapa nggak berdiskusi denganku dan langsung memutuskannya?"Carlos mengernyitkan alisnya dan ekspresinya menjadi muram. "Kamu nggak mau menikah denganku?"Yasmine terdiam sejenak. "Ini bukan masalah mau atau nggak. Aku adalah pengantinnya dan aku juga yang menikah. Apa aku nggak berhak memutuskan kapan aku menikah?"Carlos memberikan penjelasan dengan bijak, "Lagi pula, cepat atau lambat kamu akan menikah denganku. Lebih
Edgar terus berteriak di depan pintu hingga suaranya serak, baru berencana untuk pergi. Baru saja berbalik, dia melihat Zalman yang bergegas mendekatinya dengan khawatir.Zalman mengernyitkan alisnya dan berkata dengan nada pelan, "Apa kamu benar-benar berpikir Carlos adalah orang seperti itu?"Zalman memang sedang bertanya, tetapi sikapnya terlihat jelas tidak setuju dengan pemikiran Edgar.Ekspresi Edgar terlihat serius. Setelah terdiam cukup lama, dia baru perlahan-lahan berbicara, "Apakah penting dia memang orang seperti itu atau nggak? Kalau bertindak seperti itu, dia harus menanggung konsekuensinya."....Satu malam berlalu.Yasmine baru saja hendak keluar rumah, Edgar melihatnya dengan tatapan penuh makna dan bertanya, "Mau ke mana?"Mata Yasmine berkedip. "Aku mau menemui Bibi Fidela."Edgar menatap Yasmine dengan sangat kesal. "Pergi menemui Bibi Fidela atau pergi mencari Carlos? Dia sudah memperlakukanmu seperti ini, kamu masih nggak mau putus dengannya?"Yasmine mengepalkan
Setelah mengatakan itu, mata Anita memerah dan air matanya berlinang. "Gaun ini cantik sekali, jadi aku hanya mau mencobanya. Aku nggak tahu kamu punya banyak sekali peraturan. Hanya mengenakan sebuah gaun saja, kamu membuatku merasa seolah-olah telah melakukan kejahatan besar."Ekspresi Yasmine terlihat terkejut dan mengernyitkan alisnya. Padahal, seharusnya Yasmine yang merasa kecewa. Namun, begitu Anita menangis, tindakan Yasmine terlihat seolah-olah tidak masuk akal dan memaksa."Ada apa?" Tiba-tiba terdengar suara Carlos dengan nada dingin.Carlos segera memasuki ruangan itu dan langsung mengernyitkan alisnya begitu melihat wajah Anita dipenuhi air mata."Anita, kenapa kamu menangis?"Kak Carlos .... Huhuhu ...."Anita menarik lengan baju Carlos seolah-olah meminta bantuannya dan mulai menangis dengan lebih keras lagi. Fidela yang melihat situasinya, menceritakan apa yang baru saja terjadi dengan objektif.Carlos baru menyadari gaun pengantin yang dipakai Anita, lalu berkata kepad
Setelah meninggalkan rumah tua Keluarga Lingga, Yasmine berjalan di jalanan dengan putus asa. Pikirannya dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini. Sejak kepulangan Carlos, ada saat bahagia dan sedih, tetapi kebanyakannya adalah saat sedih.Bak dipisahkan sebuah tembok di antara dia dan Carlos, Yasmine tidak bisa menghancurkannya dan Carlos juga tidak ingin mendekat. Saat berjalan dan memikirkan hal itu, Yasmine tiba-tiba menabrak seorang wanita.Rambut wanita itu sangat berantakan dan ekspresinya sangat garang, Wanita itu menggenggam lengan Yasmine dan mencubitnya dengan kuat, lalu mengumpat dengan keras, "Wanita jalang! Dasar wanita selingkuhan nggak tahu diri! Berani-beraninya menggoda suamiku. Aku akan memukulmu sampai mati!”Rasa sakit dari lengannya membuat Yasmine mengernyitkan alisnya dan berusaha mendorong wanita itu. "Kamu salah mengenali orang. Lepaskan aku!"Wanita itu sama sekali tidak peduli dengan penjelasan Yasmine dan menatapnya dengan ganas. Wani
Demi melindungi Yasmine, Carlos rela menanggung 13 tusukan. Mengapa dia harus bertengkar dengan pria sebaik itu?Yasmine meraih tangan Carlos dengan air mata berlinang dan menggenggamnya dengan erat seraya berkata, "Aku nggak marah lagi. Aku akan menyesuaikan diri dengan temperamen dan gaya hidupmu. Ayo kita menikah sesuai tanggal yang kamu putuskan. Kita menikah tanggal 8 bulan depan ya."Carlos tertegun dan tidak bisa menahan diri untuk mengedipkan matanya beberapa kali. Selain keterkejutan, tidak ada sedikit pun kegembiraan yang menghiasi wajah tampannya. Sebaliknya, samar-samar terlihat kekhawatiran. Dia sudah bertindak keterlaluan, tetapi Yasmine masih memaafkannya."Kenapa wajahmu masam banget? Apa kamu nyesal dan nggak mau menikah denganku lagi?" ujar Yasmine sambil memelototi Carlos.Carlos menggeleng dan membalas dengan nada muram, "Yaya, apa kamu sudah memikirkannya baik-baik? Temperamenku buruk, setelah menikah denganku, aku tidak bisa menjamin kalau kamu tidak akan bersedih
Namun, beberapa saat kemudian Carlos menurunkan pandangannya dan berjalan pergi dari sudut tangga itu. Punggung lebarnya memancarkan perasaan tertekan dan frustrasi.Meskipun tangan Carlos terluka, dia terus bekerja dengan dibantu Yogi. Mendadak, Yasmine mengetuk pintu ruang kerja dengan lembut, lalu masuk dengan membawa buah yang sudah dipotong."Kamu sudah lama kerja. Istirahatlah sebentar," ujar Yasmine sambil menusuk sepotong semangka dan menyuapkannya ke mulut Carlos dengan natural.Carlos tertegun sejenak sebelum membuka mulut dan menerima suapan Yasmine. Dengan mata yang masih tertuju pada layar komputer, dia berkata dengan dingin, "Bukannya aku sudah bilang untuk menghentikan semua kerja sama dengan Keluarga Baskara? Kenapa masih ada yang belum dihentikan?"Yasmine baru saja menusuk sepotong apel dengan garpu dan hendak menyuapkannya pada Carlos. Namun, begitu mendengar ucapan Carlos, tangannya sontak membeku."Apa kamu bilang?" ujar Yasmine.Yasmine melihat ke layar komputer y
Gagal membujuk Carlos, Yasmine terpaksa menemui Raymond untuk mencari tahu kondisi Keluarga Baskara sekarang. Berhubung tidak ada siapa pun di Kediaman Baskara, Yasmine pun pergi ke perusahaan Raymond dan menunggu di kantornya.Raymond tengah menyampaikan sesuatu pada sekretarisnya dengan ekspresi serius dan alis berkerut. Namun, begitu membuka pintu dan melihat Yasmine, ekspresinya langsung berubah gembira. Senyum iseng sontak menghiasi wajahnya."Eh, ada angin apa nih? Yasmine sayangku kok bisa ke sini?" Raymond memberikan dokumen tebal di tangannya ke sekretarisnya dengan santai. Kemudian, dia menghampiri Yasmine dan merangkul bahunya seraya berkata, "Apa karena aku nggak menemuimu beberapa hari ini, jadi kamu sadar kalau kamu merindukanku dan nggak bisa hidup tanpaku?"Jika Yasmine tidak mengetahui situasi Keluarga Baskara terlebih dahulu, dia pasti tidak akan melihat sedikit pun petunjuk tentang itu dari sikap Raymond yang begitu santai.Yasmine melepaskan rangkulan Raymond dan be
Yulia menatapnya dengan angkuh seraya bertanya, "Yasmine, apa kamu sungguh akan mengurus hal ini atau hanya sedang berpura-pura saja?" Yasmine menjawab, "Kalau hanya berpura-pura, aku sama sekali nggak perlu datang ke sini hari ini."Mendengar jawabannya, Yulia pun mencibir dan bertanya lagi, "Lalu, apa gunanya kamu datang? Kalau tebakanku benar, kamu seharusnya gagal meyakinkan Carlos untuk mengampuni Keluarga Baskara, 'kan?""Kalau hanya mengandalkan aset Keluarga Handoyo, kamu nggak akan mungkin bisa mengeluarkan 60 triliun. Meskipun kamu mencari bantuan atau mencoba mencari investor, di bawah otoritas Tuan Carlos, nggak ada yang akan berani membantumu," jelas Yulia.Yasmine hanya mengepalkan tangannya dengan erat di samping. Situasi sekarang memang sangat sulit, seperti yang dikatakan oleh Yulia. Akan tetapi, dia tetap menggertakkan giginya seraya berkata, "Nggak peduli sesulit apa pun, aku akan tetap mencoba ...."Yulia sangat kesal mendengar jawabannya. Itu sebabnya, dia berkata
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe