Untuk menghindari kemungkinan mereka benar-benar merusak mesin satu sama lain dan menyebabkan kerugian yang tidak diperlukan, Yasmine segera menghentikan mereka, "Untuk memenuhi tenggat waktu, semakin banyak mesin semakin baik. Aku akan memakai semua mesin kalian. Aku akan segera mengirim orang untuk mengangkutnya!"Setelah berkata demikian, Yasmine tidak memberikan mereka kesempatan bagi kedua orang itu untuk menolak. Dia langsung pergi ke rumah Keluarga Handoyo untuk memanggil orang. Orang-orang di rumah Keluarga Handoyo menjadi sangat bersemangat saat mendengar ada mesin baru.Saat ini, Azka berdiri di atas sambil melihat semua kejadian ini dengan wajah serius, tanpa ada tanda kegembiraan sama sekali. Sofia yang berdiri tidak jauh darinya, berkata dengan kagum, "Keberuntungan Yasmine memang luar biasa. Setelah kehilangan Leo, sekarang malah ada Carlos dan Raymond yang datang membantunya."Mendengar ucapan Sofia, ekspresi Azka menjadi semakin buruk. Dia berkata dengan kesal, "Kalaupu
Kontribusi Yasmine tidak bisa diabaikan begitu saja."Yasmine, ada baiknya kamu menyerahkan hak warismu demi kebaikan Keluarga Handoyo," nasihat Erick dengan ekspresi ramah.Kelvin menimpali, "Paman Azka melakukan ini demi kepentingan Keluarga Handoyo. Biarpun kamu menyerahkan hak waris, kamu tetap keturunan Keluarga Handoyo, jadi nggak ada bedanya untukmu."Wira yang bertemperamen meledak-ledak berkata dengan lebih lugas, "Jadwal proyek sangat mendesak, jangan buang waktu lagi. Yasmine, segera serahkan hak warismu. Kamu nggak memenuhi kualifikasi dan juga nggak bisa mengelola bisnis Keluarga Handoyo!""Kalian sudah kelewatan. Bisa-bisanya kalian menyudutkan keponakan kalian sendiri!" seru Zalman dengan marah. Dia mendadak keluar dan melindungi Yasmine di belakang tubuh kurusnya.Azka melempar tatapan tajam dan berkata, "Zalman, ini masalah Keluarga Handoyo, orang luar sepertimu nggak berhak ikut campur! Kebetulan, kamu bisa menggunakan kesempatan ini untuk membawa Yasmine kembali ke k
Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang yang berada di sana sontak terkejut. Bahkan, wajah Azka memucat saking kagetnya. Dia tidak menyangka bahwa Yasmine yang terlihat lemah lembut ini justru akan begitu ganas, sampai berani berbicara lancang seperti itu.Azka menghardik, "Yasmine, kamu benar-benar sudah gila! Kamu kurang ajar sekali! Kami semua lebih tua darimu!""Paman Azka, kamu pamanku karena bermarga Handoyo. Tanpa marga ini, kamu bukan siapa-siapa!" sahut Yasmine setelah tersenyum sinis.Azka bak disambar petir. Dia mundur 2 langkah dengan sempoyongan sebelum berdiri dengan stabil. Dalam sekejap, dia terlihat lemah di hadapan Yasmine.Ketiga paman lainnya bahkan panik. Meskipun ingin Yasmine menyerahkan kekuasaan seperti Azka, mereka tidak menyangka akan sampai diusir dari keluarga.Keterampilan medis mereka memang cukup baik, tetapi keluarga utama yang berhak menguasai ilmu medis utama Keluarga Handoyo.Jika diusir, mereka akan menjadi dokter biasa yang tidak memiliki status
Kemudian, kedua kotak makan itu diletakkan di atas meja Yasmine. Carlos mengernyit saat melihat wajahnya yang pucat. Dia membuka kotak makan sambil berkata, "Semua ini makanan kesukaanmu, makanlah sedikit.""Kamu pasti sudah bosan dengan chinese food seperti ini. Yasmine, makan saja steak yang kubawa," ujar Raymond yang segera membuka kotak makannya sambil menantikan jawaban Yasmine.Semua makanan di depannya terlihat sangat lezat. Meskipun Yasmine tidak selera makan barusan, dia tetap merasa lapar karena aroma makanan sekarang.Namun, Yasmine benar-benar kewalahan menghadapi kedua pria ini. Dia tidak mungkin menghabiskan semuanya sendirian. Selain itu, dilihat dari sikap Carlos dan Raymond, dia mungkin akan dicekik mati kalau salah memilih.Jadi, Yasmine memasang ekspresi getir sambil mencondongkan badannya ke belakang dan membalas, "Aku benar-benar nggak lapar.""Tetap harus makan!" Raymond menyodorkan daging yang dibawanya ke hadapan Yasmine, bahkan menyerahkan pisau dan garpu kepad
Kondisi sekarang sudah cukup kacau. Jika kedua pria ini tinggal untuk membantu, mungkin Yasmine bisa gila dibuat mereka. Dia tidak boleh membiarkan Carlos dan Raymond berada di sini!"Sore ini hanya menghitung jumlah obat luka. Nggak perlu begitu banyak orang membantu." Yasmine ingin mengusir keduanya dari sini.Namun, Raymond langsung mengambil buku yang diletakkan Yasmine di samping sambil berkata, "Ini hanya kerjaan kecil, biar aku saja. Carlos, silakan pulang."Tempat ini adalah gudang terpisah untuk menyimpan produk. Demi menghemat tenaga kerja, Yasmine yang menghitung sendiri di sini. Jadi, Raymond bisa berduaan dengannya nanti. Saking senangnya, dia mulai membayangkan suasana romantis yang akan terjadi.Carlos melirik buku yang dipegang oleh Raymond. Tatapan ini seketika membuat Yasmine ketakutan. Dengan karakter Carlos yang pantang menyerah, dia pasti akan merebut buku itu dari tangan Raymond.Tepat ketika Yasmine merasa panik dan tidak tahu harus berbuat apa, Carlos tiba-tiba
Keduanya baru bekerja sama sebentar dan berusaha untuk menjadi kompak. Saat ini, Wulan tiba-tiba berlari masuk dengan terburu-buru sambil melapor, "Nona, ada sedikit masalah di pabrik."Yasmine segera melepaskan sarung tangannya. Di sisi lain, Raymond pun ingin mengikutinya. Namun, Wulan menghentikannya dengan berkata, "Tuan Muda Raymond, kamu nggak boleh masuk ke pabrik. Sebaiknya tunggu saja di sini. Pekerjaan menghitung ini juga sangat penting.""Baiklah." Raymond menatap Yasmine dengan lembut sembari berkata, "Sayang, aku tunggu di sini."Bulu kuduk Yasmine seketika meremang mendengarnya. Kemudian, dia buru-buru mengikuti Wulan.Di tengah perjalanan, Wulan tiba-tiba berhenti dan berkata dengan canggung, "Nona, nggak ada apa-apa di pabrik, aku hanya berbohong."Meskipun Wulan belum terlalu lama mengikuti Yasmine, dia adalah gadis cerdas dengan karakter baik. Yasmine sangat menyukainya. Dia yakin bahwa Wulan berbohong karena suatu alasan.Yasmine pun tidak menyalahkannya, melainkan b
Yasmine malu hingga wajahnya memerah. Dia berteriak, "Aku nggak lihat jelas barusan! Kata siapa aku mau berfoto denganmu! Sudah, sudah, kita pergi!"Namun, Carlos tiba-tiba meraih pergelangan tangannya dan membawanya masuk ke studio foto. Dia berkata sembari tersenyum, "Kalau kamu suka, aku tentu akan menemanimu."Yasmine jelas-jelas tidak menyukainya! Dia berusaha untuk melawan, tetapi Carlos sudah menariknya ke ruang ganti.Keduanya mengenakan kaos couple dengan gambar setengah hati berwarna merah. Yasmine merasa sangat tidak nyaman, dia berdiri di depan kamera dengan canggung. Apa-apaan ini? Mereka berdua bukan kekasih, tetapi malah foto berpasangan begini.Di sisi lain, Carlos justru terlihat sangat percaya diri. Dia merangkul bahu Yasmine dengan santai, lalu tersenyum menyunggingkan senyuman bahagia dan berbisik di samping telinga Yasmine, "Ayo senyum, Yaya."Yaya! Ketika panggilan istimewa ini dilontarkan oleh Carlos, entah mengapa sekujur tubuh Yasmine bak disambar petir! Yasmin
Yasmine menepis tangan Qaila dan berkata, "Qaila, apa kamu kira aku sebaik itu sampai bisa memaafkanmu? Kamu seharusnya bersyukur aku nggak memperparah keadaanmu."Qaila belum makan seharian ini, sehingga tubuhnya yang tidak berenergi seketika terhuyung jatuh. Wajahnya makin pucat karena kesakitan, tetapi sorot matanya yang memohon langsung dipenuhi kekesalan."Yasmine, aku jadi seperti ini karena kamu! Kamu merebut semua milikku! Awas! Kamu akan mendapatkan balasannya! Kamu nggak akan pernah menemukan anakmu dalam hidup ini!" seru Qaila.Masalah anak telah lama menjadi duri dalam hati Yasmine. Itu adalah kelemahan yang membuatnya kesulitan tidur di malam hari. Dengan sorot mata yang tiba-tiba berubah tajam, Yasmine mencengkeram kerah Qaila dan bertanya, "Kamu tahu di mana anakku? Katakan padaku, Qaila! Beri tahu aku di mana anakku dan aku akan membantumu!""Aku akan memohon belas kasihan pada Carlos bagimu. Aku akan memberimu uang, memberimu kemuliaan dan kekayaan yang kamu inginkan!"
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe