Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang yang berada di sana sontak terkejut. Bahkan, wajah Azka memucat saking kagetnya. Dia tidak menyangka bahwa Yasmine yang terlihat lemah lembut ini justru akan begitu ganas, sampai berani berbicara lancang seperti itu.Azka menghardik, "Yasmine, kamu benar-benar sudah gila! Kamu kurang ajar sekali! Kami semua lebih tua darimu!""Paman Azka, kamu pamanku karena bermarga Handoyo. Tanpa marga ini, kamu bukan siapa-siapa!" sahut Yasmine setelah tersenyum sinis.Azka bak disambar petir. Dia mundur 2 langkah dengan sempoyongan sebelum berdiri dengan stabil. Dalam sekejap, dia terlihat lemah di hadapan Yasmine.Ketiga paman lainnya bahkan panik. Meskipun ingin Yasmine menyerahkan kekuasaan seperti Azka, mereka tidak menyangka akan sampai diusir dari keluarga.Keterampilan medis mereka memang cukup baik, tetapi keluarga utama yang berhak menguasai ilmu medis utama Keluarga Handoyo.Jika diusir, mereka akan menjadi dokter biasa yang tidak memiliki status
Kemudian, kedua kotak makan itu diletakkan di atas meja Yasmine. Carlos mengernyit saat melihat wajahnya yang pucat. Dia membuka kotak makan sambil berkata, "Semua ini makanan kesukaanmu, makanlah sedikit.""Kamu pasti sudah bosan dengan chinese food seperti ini. Yasmine, makan saja steak yang kubawa," ujar Raymond yang segera membuka kotak makannya sambil menantikan jawaban Yasmine.Semua makanan di depannya terlihat sangat lezat. Meskipun Yasmine tidak selera makan barusan, dia tetap merasa lapar karena aroma makanan sekarang.Namun, Yasmine benar-benar kewalahan menghadapi kedua pria ini. Dia tidak mungkin menghabiskan semuanya sendirian. Selain itu, dilihat dari sikap Carlos dan Raymond, dia mungkin akan dicekik mati kalau salah memilih.Jadi, Yasmine memasang ekspresi getir sambil mencondongkan badannya ke belakang dan membalas, "Aku benar-benar nggak lapar.""Tetap harus makan!" Raymond menyodorkan daging yang dibawanya ke hadapan Yasmine, bahkan menyerahkan pisau dan garpu kepad
Kondisi sekarang sudah cukup kacau. Jika kedua pria ini tinggal untuk membantu, mungkin Yasmine bisa gila dibuat mereka. Dia tidak boleh membiarkan Carlos dan Raymond berada di sini!"Sore ini hanya menghitung jumlah obat luka. Nggak perlu begitu banyak orang membantu." Yasmine ingin mengusir keduanya dari sini.Namun, Raymond langsung mengambil buku yang diletakkan Yasmine di samping sambil berkata, "Ini hanya kerjaan kecil, biar aku saja. Carlos, silakan pulang."Tempat ini adalah gudang terpisah untuk menyimpan produk. Demi menghemat tenaga kerja, Yasmine yang menghitung sendiri di sini. Jadi, Raymond bisa berduaan dengannya nanti. Saking senangnya, dia mulai membayangkan suasana romantis yang akan terjadi.Carlos melirik buku yang dipegang oleh Raymond. Tatapan ini seketika membuat Yasmine ketakutan. Dengan karakter Carlos yang pantang menyerah, dia pasti akan merebut buku itu dari tangan Raymond.Tepat ketika Yasmine merasa panik dan tidak tahu harus berbuat apa, Carlos tiba-tiba
Keduanya baru bekerja sama sebentar dan berusaha untuk menjadi kompak. Saat ini, Wulan tiba-tiba berlari masuk dengan terburu-buru sambil melapor, "Nona, ada sedikit masalah di pabrik."Yasmine segera melepaskan sarung tangannya. Di sisi lain, Raymond pun ingin mengikutinya. Namun, Wulan menghentikannya dengan berkata, "Tuan Muda Raymond, kamu nggak boleh masuk ke pabrik. Sebaiknya tunggu saja di sini. Pekerjaan menghitung ini juga sangat penting.""Baiklah." Raymond menatap Yasmine dengan lembut sembari berkata, "Sayang, aku tunggu di sini."Bulu kuduk Yasmine seketika meremang mendengarnya. Kemudian, dia buru-buru mengikuti Wulan.Di tengah perjalanan, Wulan tiba-tiba berhenti dan berkata dengan canggung, "Nona, nggak ada apa-apa di pabrik, aku hanya berbohong."Meskipun Wulan belum terlalu lama mengikuti Yasmine, dia adalah gadis cerdas dengan karakter baik. Yasmine sangat menyukainya. Dia yakin bahwa Wulan berbohong karena suatu alasan.Yasmine pun tidak menyalahkannya, melainkan b
Yasmine malu hingga wajahnya memerah. Dia berteriak, "Aku nggak lihat jelas barusan! Kata siapa aku mau berfoto denganmu! Sudah, sudah, kita pergi!"Namun, Carlos tiba-tiba meraih pergelangan tangannya dan membawanya masuk ke studio foto. Dia berkata sembari tersenyum, "Kalau kamu suka, aku tentu akan menemanimu."Yasmine jelas-jelas tidak menyukainya! Dia berusaha untuk melawan, tetapi Carlos sudah menariknya ke ruang ganti.Keduanya mengenakan kaos couple dengan gambar setengah hati berwarna merah. Yasmine merasa sangat tidak nyaman, dia berdiri di depan kamera dengan canggung. Apa-apaan ini? Mereka berdua bukan kekasih, tetapi malah foto berpasangan begini.Di sisi lain, Carlos justru terlihat sangat percaya diri. Dia merangkul bahu Yasmine dengan santai, lalu tersenyum menyunggingkan senyuman bahagia dan berbisik di samping telinga Yasmine, "Ayo senyum, Yaya."Yaya! Ketika panggilan istimewa ini dilontarkan oleh Carlos, entah mengapa sekujur tubuh Yasmine bak disambar petir! Yasmin
Yasmine menepis tangan Qaila dan berkata, "Qaila, apa kamu kira aku sebaik itu sampai bisa memaafkanmu? Kamu seharusnya bersyukur aku nggak memperparah keadaanmu."Qaila belum makan seharian ini, sehingga tubuhnya yang tidak berenergi seketika terhuyung jatuh. Wajahnya makin pucat karena kesakitan, tetapi sorot matanya yang memohon langsung dipenuhi kekesalan."Yasmine, aku jadi seperti ini karena kamu! Kamu merebut semua milikku! Awas! Kamu akan mendapatkan balasannya! Kamu nggak akan pernah menemukan anakmu dalam hidup ini!" seru Qaila.Masalah anak telah lama menjadi duri dalam hati Yasmine. Itu adalah kelemahan yang membuatnya kesulitan tidur di malam hari. Dengan sorot mata yang tiba-tiba berubah tajam, Yasmine mencengkeram kerah Qaila dan bertanya, "Kamu tahu di mana anakku? Katakan padaku, Qaila! Beri tahu aku di mana anakku dan aku akan membantumu!""Aku akan memohon belas kasihan pada Carlos bagimu. Aku akan memberimu uang, memberimu kemuliaan dan kekayaan yang kamu inginkan!"
Menit demi menit berlalu dengan lambat. Orang yang ditugaskan memecahkan sandi ponsel itu adalah seorang teknisi top. Hanya dalam satu jam, dia sudah berkata, "Aku bisa memecahkan sandinya dalam 10 menit."Jantung Yasmine berdebar penuh semangat. Sepuluh menit! Dalam sepuluh menit, dia akan tahu tentang keberadaan anaknya! Setelah merindukannya selama empat tahun, akhirnya Yasmine akan menemukannya.Pada saat yang sama, Qaila sedang duduk di dalam mobil yang melaju meninggalkan Kota Sulvan. Dia masih tidak rela, tetapi dua tas besar berisi uang tunai ini setidaknya bisa mencegahnya jatuh miskin dan kelaparan. Dia setidaknya bisa bertahan hidup."Nona Qaila, jalan di depan diblokir karena ada kecelakaan. Aku akan turun dan melihat keadaan," ujar si sopir, lalu segera keluar dari mobil.Dari jendela mobil, Qaila melihat dua mobil yang yang mengalami kecelakaan cukup parah di tengah jalan. Ada wanita dan anak-anak yang terjebak di dalam mobil. Semua orang sedang berusaha menyelamatkan mer
Teknisi itu segera mematikan dan menghidupkan kembali ponsel. Kali ini, muncul layar biru di ponsel itu. Setelah memuat beberapa saat dan menyalakannya kembali, si teknisi mendapati ponselnya telah diformat. Memo di dalamnya masih baru, sama sekali tidak ada dokumen yang tersisa.Saat ini, Carlos juga menerima telepon dari sopir yang membawa Qaila pergi. "Maaf, Tuan. Qaila melarikan diri!" ujar si sopir.Saat Yasmine mendengar ucapan sopir itu, harapan terakhir di hatinya langsung hancur. Qaila berkhianat!Tinggal sedikit lagi! Hanya tinggal sedikit lagi dan Yasmine bisa mengetahui keberadaan anaknya! Dia sudah telanjur gembira karena bisa menemukan anaknya, tetapi sekarang dia merasa begitu tersiksa. Air mata langsung membanjiri mata Yasmine. Dia menutupi wajahnya dan berkata dengan tersedu-sedu, "Kenapa? Kenapa dia harus mempermainkanku?"Carlos merangkul bahu Yasmine, lalu menghiburnya dengan berkata, "Jangan khawatir, datanya bisa dipulihkan.""Benarkah?" tanya Yasmine sambil menat