Yasmine sudah berpacaran dengan pria lain. Leo bertanya dengan suara yang sangat serak, "Yasmine, kamu bercanda, 'kan? Kamu nggak pernah membahas tentangnya. Kamu nggak mungkin mencintainya dan nggak ingin bersamanya, 'kan?"Yasmine benar-benar pusing dibuat keadaan. Dia sudah kewalahan menghadapi Yosef dan Zalman, lalu Leo datang lagi sekarang! Leo bahkan menanyakan pertanyaan yang begitu sulit untuk dijawab!Begitu melihat Leo, sorot mata Raymond langsung dipenuhi permusuhan. Carlos dan Leo sama-sama adalah rivalnya. Hanya dalam 1 hari, dia sudah bertemu dengan keduanya. Sepertinya, keduanya sama-sama menyukai Yasmine!Itu artinya, Raymond harus menyingkirkan mereka secara sekaligus. Dia diam-diam menyunggingkan senyuman, lalu pura-pura berkata dengan sedih, "Yasmine, kamu nggak pernah mengungkit tentangku? Seluruh anggota keluargaku bahkan tahu aku hanya ingin menikahimu."Yasmine pun memelototi Raymond dengan kesal dan ingin sekali menendangnya. Situasi sudah begitu rumit, tetapi b
"Aku hanya berterima kasih padanya karena sudah menjagaku, nggak ada hal lain lagi. Dia mungkin ada urusan mendadak." Raymond berbohong sembari menarik Yasmine ke dalam kamar, lalu menambahkan, "Dua hari lagi, kita harus kembali melakukan penawaran proyek ladang obat. Waktu kita nggak banyak, kita harus mempelajari rencana penelitiannya dengan cermat."Ketika sedang membahas hal penting, Yasmine menyingkirkan pikiran lainnya dan kembali bersikap serius. Mereka harus merencanakan semuanya dengan matang untuk memenangkan penawaran ladang obat di Kota Huera. Tidak boleh ada kesalahan sekecil pun.Yasmine pun mulai mempelajari proyek bisnis Keluarga Cahyadi dengan cermat. Dia mempelajari sampai melewatkan jam makan dan istirahat. Keesokan harinya, dia dihentikan oleh Raymond. Raymond duduk di atas berkas yang sedang dipelajari oleh Yasmine sambil berkata, "Ayo, kita pergi kencan." Yasmine menolak. Penawaran akan segera dimulai dalam dua hari lagi. Dia tentu tidak memiliki waktu untuk berk
Namun, tangan Yasmine tiba-tiba dicengkeram oleh seseorang. Begitu mendongak, dia sontak terkejut saat mengetahui bahwa orang yang menghentikannya adalah Carlos.Carlos terlihat sangat galak. Dia menatap Yasmine dengan dingin sambil memarahinya, "Kalau tahu dirimu sendiri tidak pandai minum, untuk apa kamu bermain permainan ini?"Carlos sedang memarahi Yasmine, tetapi malah terlihat seperti sedang mengkhawatirkannya. Jantung Yasmine seketika berdetak dengan kencang. Dia hanya melihat Carlos dengan tatapan kosong."Tuan Muda Carlos, pacarku ingin bermain atau nggak, apa ada hubungannya denganmu?" tanya Raymond sembari merangkul Yasmine untuk menunjukkan statusnya.Carlos menatap Raymond dengan sorot mata yang sangat dalam seraya menimpali dengan ketus, "Tuan Muda Raymond baru kembali ke Kota Sulvan. Aku seharusnya menyambut kepulanganmu, jadi aku akan temani kalian bermain!"Meskipun beberapa orang yang ada di sini adalah teman-teman Raymond, tetapi semuanya juga takut dengan Carlos. Me
Raymond mengangkat alisnya dengan sangat senang. Kekesalan di hatinya sudah agak mereda. Jika tidak bisa menang melawan Carlos, dia masih bisa membuat Carlos cemburu! Yasmine merasa sangat kesal. Raymond melanggar peraturan permainan. Dia memilih jujur, tetapi semua yang dia katakan hanyalah omong kosong. Yasmine sama sekali belum pernah melihat salju bersamanya, apalagi membuat manusia salju.Ketika turun salju di tahun itu, Yasmine melihat Raymond lari terbirit-birit ke gedung asrama. "Yang terpenting dalam bermain adalah kejujuran," keluh Yasmine."Di mana letak kebohongannya?" tanya Raymond sembari merangkul Yasmine. Kemudian, dia mendekatkan bibirnya ke telinga Yasmine dan berbisik, "Kalau saat itu kamu nggak lari begitu cepat, aku pasti sudah mengajakmu membuat boneka salju." Yasmine menimpali, "Setelah itu, kamu akan melempar boneka salju itu padaku, 'kan?" Keesokan paginya di tahun itu, Yasmine sedang menuju ke kelas. Dia dikejar dan dilempari bola salju oleh Raymond hingga
Raymond mengulurkan tangannya untuk memegang kepala belakang Yasmine. Tanpa mendapatkan persetujuan dari Yasmine, Raymond langsung menahannya dan hendak menciumnya.Sekujur tubuh Yasmine menegang. Dia ingin mendorong Raymond, tetapi tenaga pria dan wanita jauh berbeda sehingga penolakannya sama sekali tidak berguna. Dia hanya bisa menatap bibir Raymond yang makin mendekat.Saat ini, Carlos yang berada tidak jauh dari sana berkata dengan sangat dingin, "Aku mendapat kartu raja dan ingin mengubah tantangan menjadi Raymond mencium ... nya!"Sambil mengatakan itu, jemari Carlos yang ramping pun menunjuk pada Marco yang duduk di sebelah Raymond. Orang yang memiliki kartu raja memiliki wewenang untuk mengubah hasil permainan.Carlos awalnya tidak berniat untuk menggunakannya, tetapi Raymond terus-menerus melanggar batas toleransinya. Jadi, jangan salahkan dia bersikap kejam!"Men ... menciumku?" Marco seketika panik. Dia terduduk lemas di sofa sembari menutup mulutnya. Dia benar-benar menyes
Yasmine terkejut mendengarnya. Kalau itu dulu, dia tidak akan mempertanyakan sikap Carlos yang seperti ini. Namun, bukankah keduanya sudah tidak memiliki hubungan apa-apa sekarang? Bukankah pria ini membencinya? Lantas, apa maksud tindakannya ini?"Tuan Muda, aku berpacaran dengan siapa juga bukan urusanmu," balas Yasmine. Hubungan keduanya sudah sangat buruk sekarang, bahkan sudah terasa asing, saling menyakiti, dan tidak memiliki peluang untuk kembali lagi. Jadi, Yasmine tidak perlu memikirkannya lagi.Ekspresi Carlos menjadi makin masam. Sesaat kemudian, dia menyunggingkan senyuman tipis sambil berkata dengan dingin, "Kamu kira aku menyuruhmu putus karena masih mencintaimu? Kamu berpikir terlalu jauh."Kemudian, Carlos menambahkan dengan tatapan tajam, "Kamu sudah membunuh nenekku dan belum menerima konsekuensinya. Atas dasar apa kamu punya pacar baru?"Yasmine sontak terbelalak sembari menatap Carlos dengan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa pria ini akan menggunakan alasan yang b
Tepat ketika Yasmine sibuk menganalisis data dan merangkum bahan lelang, pintu tiba-tiba diketuk oleh seseorang. Dia mengira orang yang mengetuk adalah pelayan yang mengantarkan makan malam sehingga tidak berpikir terlalu banyak dan berkata, "Masuklah."Namun, orang yang masuk malah Sofia. Dia membawa makanan yang wangi sambil berjalan ke depan Yasmine, lalu berkata dengan penuh perhatian, "Bibi tiba-tiba sakit perut tadi. Dia kebetulan bertemu denganku di taman, jadi menyuruhku mengantarkan makanan kemari. Nona Yasmine, sekarang sudah sangat malam, kenapa kamu belum beristirahat?"Ketika berbicara, tatapan Sofia diam-diam melirik daftar yang baru diringkas oleh Yasmine. Sementara itu, Yasmine tidak memperhatikan keanehan Sofia, tetapi dia tetap menghalangi dokumennya karena faktor kebiasaan."Terima kasih, kerjaanku sudah hampir beres. Kenapa kamu jalan-jalan di taman malam-malam begini? Apa kamu nggak bisa tidur?" tanya Yasmine.Sofia pun mengangguk, lalu mengelus perutnya yang agak
Di tempat pelelangan.Sebelum Yasmine dan Raymond sampai di tempat duduk mereka, mereka kebetulan bertemu dengan Shanika. Selain itu, ada juga Carlos yang berdiri di sampingnya.Ini adalah acara lelang khusus sumber bahan obat. Selain orang dalam industri farmasi, pada dasarnya tidak ada orang luar yang datang. Namun, Carlos yang bukan orang dalam industri juga ada di sana. Terlihat jelas bahwa dia datang menemani Shanika.Yasmine mengepalkan tangannya dan merasa gelisah. Raymond dapat membantunya merebut semua sumber bahan obat dari Keluarga Cahyadi. Akan tetapi, Yasmine tidak terlalu yakin apakah Raymond bisa melawan Carlos."Yasmine, aku tahu kamu akan datang ke sini. Kamu mau coba merebut sumber bahan obatku untuk membalikkan keadaan dan menyerangku, 'kan? Kali ini, kamu nggak seberuntung itu," ujar Shanika.Shanika merangkul lengan Carlos dengan mesra dan melanjutkan dengan ekspresi puas. "Keluarga Baskara memang kuat, tapi perusahaan mereka berpusat di luar negeri dan belum resm