Share

Bab 38

Penulis: Mommy_Ilona
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Beberapa hari berlalu,

Tok tok tok!

Tok tok tok tok tok!

Terdengar suara ketukan pintu yang keras dan semakin cepat saja, seperti seorang rentenir yang mau menagih hutang. Ketukan pintu seperti seseorang yang sedang marah saja.

Bu Dara yang sedang asik duduk sambil menonton drama kesukaannya pun merasa terganggu, pun dengan Rian yang berada di dalam kamarnya. Namun karena saking kencangnya ketukan pintu itu membuatnya keluar dari kamar.

"Siapa sih? ngetuk pintu rumah orang kaya mau ngajak perang aja. Ganggu orang lagi asij nonton aja." gerutu bu Dara sambil bangkit dari kursinya karena suara ketukan yang sangat mengganggu itu.

Ceklek.

Pintu rumah di buka dengan raut wajah masam.

"Benar, ini rumah Silvi," tanya seorang wanita cukup cantik dengan nada angkuh.

Wanita itu adalah Zara, dengan dua orang lelaki berbadan kekar dan tinggi berada di samping kanan dan kiri seperti pengawalnya

"Iya, siapa kamu?" ranya bu Dara dengan kesal karena sikap Zara dalam berucap tampak tak ada ramahnya sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 39

    Riri termenung sendiri di dalam kamar inapnya, saat ini Kevin sedang pergi ke kantin Rumah sakit untuk membeli beberapa camilan dan air minum.Tak terasa air mata Riri menetes, ia sangat merindukan kedua orang tuanya. Namin ia tak tahu mengapa ia bisa berada di jalanan dan di temukan oleh mama Amira dan juga papa Fauzan.Entah dia sengaja di buang oleh orang tuanya atau karena alasan lain, tangisnya kembali pecah ketika mengingat hal itu.CeklekKevin kembali ke kamar inap Riri, ia terkejut mendapati Riri yang tengah menangis seorang diri. Ia segera menuju sisi tempat tidurnya dan membawa Riri dalam dekapannya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Kevin yang masih memeluk Riri, memberikan rasa nyaman dan menenangkan."Kamu jangan menangis ya, ada aku disini. Maaf ya kalo tadi aku tinggalin kamu sendirian." ucap Kevin yang masih setia memeluk istrinya."Iya, aku nggak akan menangis lagi. Maaf tadi aku hanya teringat kedua orang tuaku."Kevin sedikit menghela napas pelan, ia tak ingin Riri terl

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 40

    "Yank, kita harus kasih tahu mereka." ucap Kevin."Jangan dulu yank, aku belum siap.""Lebih baik kita bicara dulu sama mama Amira dan papa Fauzan, bagaimana pun juga mereka orang yang sudah merawat aku sejak kecil." ucap Riri lagi.Kevin duduk di samping sang istri, ia tak bisa melakukan apapun jika Riri memang belum siap. Namun benar mereka harus membicarakan ini dulu dengan orang tua asuh Riri."Hey, kalian kenapa lama sekali. Ayo kita makan malam."Mami tiba riba menyembul dari balik pintu, namun karena Kevin dan Riri masih bergeming saat ia memanggil mereka. Mami merasa aneg, sehingga menghampiri keduanya dan mencoba untuk bertanya."Ada apa?" tanya mami Maria.Kevin tak menjawab, ia hanya memberikan liontin milik Riri yang menampilkan foto pak Yuda dan juga bu Jeni waktu masih muda. Sehingga membuat mami Maria terkejut dan tidak mengerti apa maksudnya."Ini, maksudnya apa?" tanya mami."Itu adalah liontik milik Riri peninggalan dari orang tua kandungnya, Mi. Ta-tapi itu...."Awa

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 41

    Pagi hari,Riri dan Kevin berniat mengunjungi Mama Amira dan juga papa Fauzan, mereka ingin mendiskusikan perihal kalung peninggalan orang tua kandung Riri.Tadinya mami Maria ingin ikut berkunjung, namun karena ada suatu hal yang mendesak, membuat wanita paruh baya tersebut tidak bisa ikut."Habis ini kalian mau langsung jalan?" tanya mami di tengah sarapan pagi mereka."Iya, mi. Supaya lebih cepat selesai dan mencari solusi yang terbaik." jawab Kevin."Maaf ya syang, mami nggak bisa nemenin kamu. Salamin buat mama papa kamu ya nak." ucap mami tulus pada Riri."Tidak apa apa mi, iya nanti Riri salamin buat mereka. Mami fokus dulu aja sama urusan mami."Mereka melanjutkan sarapan pagi mereka dengan khidmat, setelah itu mereka berpencar. Riri, Kevin dan Kayla menuju kediaman papa Fauzan sedangkan Mami Maria pergi mengurus urusannya.****Tok tok tokAssalamu'alaikumTerdengar langkah kaki menghampiri pintu"Wa'alaikumsalam, sebentar." ucap seseorang dari dalam.Ceklek"Lho, mbak Riri.

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 42

    Ke esokan harinya,Riri, Kevin, Mami, Pak Fauzan dan juga Bu Amira sepakat untuk mengunjungi kediaman Pak Yuda dan bu Jeni. Untuk bersilaturahmi sekaligus mencari kebenaran tentang keluarga kandung Riri.Di dalam perjalanan Riri sudah merasa cemas, ia khawatir jika memang pak Yuda dan bu Jeni adalah orang tuanya namun mereka akan menolak Riri. Itulah yang sedang di pikirkannya, ia meremas kalung liontin yang ada di lehernya.Kalung peninggalan dari orang tuanya, yang ia pakai ketika masih kecil hingga mereka terpisahkan oleh jarak. Sungguh saat ini Riri merasa sangat resah.Kevin menggenggam tangan Riri untuk menenangkannya, seolah ia berkata bahwa semuanya akan baik baik saja. Ada aku disini. Mereka menggunakan 2 mobil.Mobil pertama ada Riri, Kevin dan juga Mami Maria yang menggendong Kayla. Dan mobil kedua ada Pak Fauzan dengan bu Amira. Sesampainya mereka di depan rumah Pak Yuda dan bu Jeni, Riri semakin cemas. Takut bahwa semuanya tak akan sesuai dengan keinginannya.Assalamu'ala

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 43

    Di dalam kamar Joana yang masih kesal dengan kedua orang taunya memilih untuk rebahan saja sambil memainkan ponselnya, kemudian ia mendial nomor Rian. Ia sengaja menelvon calon suaminya itu, untuk membicarakan masalah pernikahannya. Joana agak kecewa dengan sikap ibu mertuanya yang meminta pesta besar tapi enggan untuk mengeluarkan dana.Tut tut[Halo, Yan? sibuk?][Halo, nggak Jo. Kenapa?][Yan, aku tidak mengerti jalan pikiran ibumu. Mengapa dia memintaku untuk membuat pesta besar, apa dia berpikir karena keluargaku memiliki banyak harta sehingga aku harus membuat pesta yang besar?]Joana langsung bicara to the point, ia merasa begitu kecewa saat bu Dara neminta pesta besarnan mewah namun ia enggan untuk mengeluarkan uang.Rian yang awalnya tak mengerti lama lama ia menjadi paham, jika semuanya adalah ulah ibunya. Ia merasa malu dengan sikap sang ibu.[Maafkan ibuku ya, aku sama sekali tidak tahu akan hal itu.][Meminta maaf itu perkara mudah Yan, tapi tolong jangan diulangi lagi. J

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 44

    Om Tio sudah sampai di kediaman Silvi beberapa menit yang lalu, tapi bu Dara belum juga pulang ke rumah. Silvi sudah bicara pada om Tio bahwa ibunya sedang ke rumah pak Rt dan juga memanggil pak Ustad yang akan menikahkan mereka, juga beberapa warga yang akan menjadi saksi pernikahan mereka.Assalamu'alaikumWa'alaikumsalamTernyata bu Dara sudah pulang, dan benar saja bu Dara membawa pasukan yang akan menjadi saksi pernikahan antara Silvi dan juga Tio."Tante, maksud kedatangan saya kesini adalah untuk menik_""Iya ya, saya paham lebih baik kalian menikah saja sebelum pergi." potong bu Dara.Tio dan Silvi saling pandang, mereka heran apa maksud bu Dara itu"Benar pak, lebih baik kalian menikah saja sebelum pergi ke luar kota karena disana kan lumayan lama dan daripada nantinya berzina lebih baik kalian menikah." ucap Pak Ustad.Silvi dan Tio akhirnya mengangguk paham, rupanya itu alasan yang diberikan oleh bu Dara untuk dapat menikahkan mereka berdua.Akhirnya kini Silvi dan juga Tio

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 45

    Di tengah kekalutan Rian di rumahnya, ia memutuskan untuk bertemu dengan Joana. Pria itu ingin menhelaskan tentang kesalah pahaman yang terjadi tentang acara pernikahan mereka.Rian akan meminta maaf karena sang ibu sudag terlalu ikut campur urusan mereka, padahal ia hanya ingin menikah saja."Jadi kita menikah sederhana saja ya, sisa uangnya biar bisa ditabung. Taoi kalo kamu menginginkan pernikahan yang mewah aku akan coba usahakan." Ucap Rian."Tidak ko, aku juga menginginkan yang sederhana saja. Mungkin ibu kamu yang menginginkannya makanya aku tantangin sekalian." jawab Joana."Maafin ibu ya."Joana menerima permintaan maaf dari Rian,ia yakin jika calon suaminya itu memiliki sikap yang bertolak belakang dengan sang ibu. Mereka telah sepakat untuk melangsungkan pernikahan dengan sederhana saja.Setelah berbaikan, namun wajah Rian masih saja terlihat kusut seperti ada yang difikirkan oleh lelaki itu. Joana yang melihat itu mencoba untuk bertanya pada calon suaminya itu."Ada apa?"

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 46

    Tio dan Silvi memasuki rumah begitu saja, terlihat Zara sedang duduk di ruang keluarga bersama dengan Sherly. Mereka tengah menonton tv. Tio dan Silvi mempercepat langkah mereka."Sayang." sapa Tio pada Zara.Zara dan Sherly yang mendengar suara Tio pun menoleh ke arah sumber suara, mereka terkejut mendapati Tio dan Silvi disana. Hatinya panas melihat mereka berdiri di depannya dengan bergandengan tangan."Aku kangen sama kamu." ucap Tio melrpaskan tangan Silvi dan mulai mendekati Zara."Stop, berhenti disitu." ucap Zara sambil mengamgkat tangannya ke udara."Mengapa kamu membawa wanita itu kemari, hah?" ucap Zara lagi dengan lantang.Tio menghela napas kasar, tangannya memberikan tanda kepada Silvi agar perempuan itu mendekat."Sayang, ini Silvi. Dia juga istriku." ucap Tio.Tio menatap Zara dengan tatapan sendunya, ia tahu bahwa dia sudah sangat menyakiti hati ibu dari anak anaknya."Apa kamu bilang?" lirih Zara dengan napas tercekat."Istri kamu?" ucap Zara lagi yang sudag mulai le

Bab terbaru

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 143

    Esok menjelang, semua rencana yang telah Riri susun untuk menyembunyikan anak mereka berubah total. Pagi pagi sekali semua keluarga Riri dan orang tua Kevin sudah datang ke rumah sakit, bahkan George. Ayah kandung dari Kevin pun langsung meluncur dari kuar negri begitu dikabari jika cucunya sudah lahir dan selamat, ya kemarin setelah Riri melakukan operasi George memang sudah dikabari tapi karena ada sesuatu mendesak belum sempat ia pulang ia mendapat kabar jika cucunya tidak selamat. Ia begitu syok namun yang membuatnya kembali syok yaitu ketika Kevin kembali mengabarinya jika sang anak sebenarnya masih hidup.Tidak hanya George, tapi Maria dan juga seluruh keluarga Riri juga syok mendengar kabar itu. Awalnya Riri masih bersikeras untuk menyembunyikan fakta ini untuk sementara, tapi Kevin berhasil meyakinkan dirinya jika keamanan sang anak akan semakin terjamin jika keluarganya diberitahu sehingga semakin banyak orang yang bisa membantu menjaganya. Dan bagaimanapun juga sikecil butuh

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 142

    Kevin mengurai pelukan sang istri, ia menatap wajah teduh Riri yang masih dihiasi oleh air mata. Kemudian mengecup pelan kedua kelopak mata sang istri, dan mendekapnya kembali dengan sayang."Aku minta maaf ya, terima kasih karena kamu telah memikirkan keselamatan anak kita. Maaf karena aku sudah gagal dalam menjaga kalian."Riri membalas pelukan Kevin dengan erat, hatinya merasa teduh. Ia bersyukur karena sekarang laki laki ini telah mengerti akan posisi Riri yang memang mengharuskan melakukan itu semua."Tolong ingat satu hal Ras, kalau aku sampai kapanpun gak akan pernah bisa berpaling dari kamu. Kamu dan anak anak kita begitu berharga bagiku, aku akan berusaha menjaga kalian dengan baik meski nyawaku sebagai taruhannya aku rela."Riri merasa terharu setelah mendengar ucapan suaminya, ia tak menyangka jika sang suami akan berbicara seperti itu. Lagi ia merasa sangat bersyukur bisa bersama dengan Kevin, orang yang begitu mencintai dan menyayangi dirinya serta anak anaknya."Sudah, a

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 141

    CeklekSuster mendorong kursi roda Riri ke dalam ruang rawatnya, Kevin tengah menatap sang istri dengan tatapan datarnya. Namun ia tetap membantu memindahkan istrinya itu ke ranjangnya kembali, suster pergi dari sana dengan membawa kursi roda yang telah kosong."Kamu habis dari mana?" tanya Kevin khawatir."Aku cuma habis cari angin karena tadi gak bisa tidur lagi, kebetulan ada suster yang bertugas ngecek infus aku makanya sekalian aku minta cari angin." jawab Riri yang tak mau melihat ke arah Kevin, sebab ia habis menangis tadi karena bertemu dengan anaknya."Cari angin? Malam malam begini? Terus kenapa kamu gak bangunin aku aja Ras?""Emangnya kenapa? Aku gak mau bangunin kamu sebab kamu terlihat begitu kelelahan, tidurmu nyenyak banget aku jadi gak tega.""Sayang, lihat aku! Kamu habis nangis?" tanya Kevin yang memaksa Riri untuk melihat ke arahnya."Aku cuma lagi keinget semuanya saja kok." kilah Riri."Maafin aku Ras." Kevin mengira jika Riri tengah teringat dengan anak mereka

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 140

    "Jadi selama ini kalian berdua bersekongkol untuk membohongiku?" tanya Riri, ia menatap nanar ke arah Kevin dan Tasya yang tampak menyesali perbuatannya."Maafkan aku sayang, aku tak bermaksud ingin menyakitimu, aku hanya ingin melindungimu." ujar Kevin sedangkan Tasya hanya menunduk."Kenapa Vin, bahkan anak kita sudah tiada. Kembalikan anakku!!!" ucap Riri dengan mata memerah."Kau sudah membunuh anakku, Vin. Aku membencimu, benci sekaliaku tak ingin bersamamu lagi." Riri menumpahkan segala emosi yang ada dalam jiwanya, ia melihat raut penyesalan dalam wajah kedua orang didepannya itu. Dia menangis sesenggukan disana, ia merasa dibodohi oleh suaminya sendiri. Ia ingin suaminya juga merasakan bagaimana rasanya menjadi dirinya."Sayanggggg...." Kevin berusaha menggapai Riri yang masih saja terus menangis. Sementara Tasya dan dokter Lucas sudah terlebihbdahulu oergi dari ruangan itu mereka ingin memberikan waktu bagi keduanya menyelesaikan masalah mereka."Pergilah, aku ingin sendiri.

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 139

    Riri termenung seorang diri dibrangkar tempat tidurnya, entah apa yang membuat pikirannya begitu kacau. Usai kejadian yang baru saja terjadi diruangannya, tentang Jihan yang berusaha untuk melenyapkannya dan juga kedatangan Tasya yang menolong dirinya. Ia berpikir untuk apa Tasya menolong dirinya? Bukankah jika Tasya memang ingin merebut Kevin darinya seharusnya dia membiarkan Jihan melakukan hal tersebut kepadanya, tapi mengapa ini kebalikannya?"Apa yang sebenarnya dia rencanakan?" gumam Riri.Ceklek"Sayang?" ucap Kevin."Sedang memikirkan apa?" tanya Kevin lagi."Tak ada, bagaimana keadaan kekasihmu?" tanya Riri membuat kening Kevin berkerut."Dia bukan keka......"CeklekBelum sempat Kevin meneruskan ucapannya, pintu ruangan tersebut kembali dibuka oleh seseorang. Satu pemandangan yang sangat tidak Riri duga, ia melihat seorang dokter lelaki yang masih muda tengah mendorong kursi roda dimana Tasya duduk diatasnya."Dia?" tanya Riri bingung."Dia siapa, kok bisa sama Tasya?" tanya

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 138

    DughBrukAww"Tasya." teriak Riri yang melihat Tasya terjatuh karena tendangan dari Jihan. Dia ingin menolong Tasya namun ia tidak bisa dengan cepat langsung turun dari ranjang sebab ia masih belum pulih benar.Ya orang yang telah menolong Riri dari niat jahat Jihan adalah Tasya, orqng yang dianggap sebagai rivalnya oleh Riri. Sedangkan Jihan mencoba lari dari ruangan tersebut tapi kakinya berhasil dicekal oleh Tasya menggunakan tongkatnya hingga membuatnya ikut terjerembab.Bruk"Sial!" Jihan kembali menendang Tasya membuat perempuan itu kembali tersungkur. Kemudian ia bangkit dan keluar dari sana meskipun dengan terseok seok.BrukJihan yang berpapasan dengan Kevin tak sengaja menabrak bahu lelaki itu ketika Kevin hendak masuk ke dalam ruangan sang istri, namun karena penutup hoodie itu dan posisinya Jihan menunduk sehingga membuat Kevin sedikit tak mengenali Jihan."Gimana sih jalannya." gerutu Kevin."Astaga! Ras, Tasya....Kamu kenapa?" pekik Kevin.Ia menghampiri sang istri terl

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 137

    Mereka berbincang bincang didalam kamar inap Riri. Meskipun lebih dominan Pak Yuda dan Kevin saja yang berbicara, sedangkan Riri lebih banyak diamnya.Pak Yuda menyadari jika ada yang tak beres dari sikap anaknya, yang tidak seperti biasanya. Sebab ia tahu, Riri itu orangnya seperti apa. Biasanya ia pasti akan banyak tersenyum dna menimpali ucapan seseorang. Tetapi kini dihadapannya, anak itu malah memilih diam sambil melihat ke arah jendela.Sebuah satu set makanan dan juga obat yang telah terjadwalkan dari rumah sakit datang menghampiri ruangan Riri diantarkan oleh perawat yang berjaga, sesaat Riri hanya melirik makanan tersebut tanpa ingin menyentuhnya."Ini untuk jatah makanan atas nama Pasien Riani Saraswati ya Pak, beserta obatnya." ucap perawat tersebut."Ya terima kasih.""Makan dulu Ras, habis itu minum obatnya. Aku suapi." ujar Kevin.Kevin mulai menyendokkan makanan itu dan disodorkannya ke depan mulut sang istri, namun Riri hanya bergeming saja dan tak mau membuka mulutnya

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 136

    Keesokan harinya Kevin terbangun dari tidurnya, beberapa hari ini ia tidur dengan posisi tidak benar membuat badannya terasa sakit semua. Ia menoleh ke arah ranjang tempat istrinya dirawat, namun ia kaget karena tak melihat sang istri berada disana.Ia segera mencarinya ke kamar mandi, tetapi tidak ada lantas ia keluar dari kamar inap tersebut berjalan melewati lorong. Ketika melewati taman, ia melihat siluet Riri tengah duduk dikursi roda dengan Pak Yuda disampingnya. Ia melihat Riri tengah menangis dipelukan sang ayah, Kevin memutuskan untuk memberikan ruang kepada sang istri supaya lebih tenang terlebih dahulu.Kevin tahu, pasti saat ini istrinya masih terpukul atas kejadian yang telah menimpa dirinya.FlashbackAdzan subuh telah berkumandang, namun agaknya Kevin enggan bangun kali ini. Riri yang tak bisa tidur kembali memutuskan untuk belajar duduk sendiri pelan pelan, ia sudah bertekad untuk bisa cepat pulih. Ia tak ingin seperti ini terus, ia harus melindungi keluarganya. Setela

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 135

    "Kenapa kau terlihat terburu buru sekali, Ras?" tanya Kevin.Riri yang hendak melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat suaminya berada, harus kembali berhenti lantaran tangannya dicekal oleh Kevin.Dia ingin segera berlalu dari sana sebenarnya namun karena ditahan oleh Kevin membuatnya tak bisa kemana mana, apalagi keringat dingin telah membasahi wajahnya sekarang karena perutnya kian terasa nyeri."Kau kenapa?" tanya Kevin yang menyadari ada yang tidak beres dengan diri istrinya. Namun Riri hanya bergeming saja, dan.....BrukkTubuh Riri ambruk tak sadarkan diri, membuat Kevin semakin khawatir dengan kondisi istrinya. Apalagi melihat wajah pucat sang istri, padahal baru kemarin Riri keluar dari rumah sakit namun sekarang justru terjadi hal seperti ini.Untung saja Kevin berada disamping Riri sehingga dengan sigap ia dapat menangkap tubuh sang istri yang ambruk. Tanpa pikir panjang langsung saja ia menggendong tubuh besar Riri yang melebar berkali lipat karena kehamilannya."Ras, Sa

DMCA.com Protection Status