Share

Bab 126

Penulis: Mommy_Ilona
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Joana tak ingin terlalu lama terlarut dalam kesedihannya, ia bersiap siap untuk ke butik sang Ibu untuk membantu mengelolanya seperti biasa. Dengan pakaian yang rapi, sederhana namun terlihat elegan ditambah dengan riasan tipis diwajahnya menambah memancarkan aura kecantikan dari perempuan itu.

Ia berjalan anggun memasuki butik sang Ibu, dengan wajah tersenyum cerah. Senyum yang cantik ditampilkannya kepada siapapun yang berpapasan dengannya disana, ia ingin dunia tahu bahwa ia baik baik saja walaupun perpisahan didepan mata.

"Pagi Mbak..."

"Ya, pagi." jawab Joana sumringah.

Ia terus berjalan menuju ruangannya untuk mencari tas, barulah ia akan ke ruangan sang Ibu setelahnya. Tak ada yang tahu betapa sedihnya hati ini, karena Joana sangat pandai menyembunyikan luka tersebut. Ia tidak ingin mengekspresikan perasaannya di depan orang lain.

"Pagi Ma." sapa Joana begitu ia memasuki ruangan Ibunya.

"Pagi sayang, wahh ada apa nih kamu terlihat begitu berbinar sekali hari ini?"

"Oh ya, Ma ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 127

    Sudah beberapa bulan sejak pertengkaran Tio dan Zara waktu itu, nyatanya permasalahan mereka masih saja tetap sama. Zara sudah melayangkan gugatan cerai untuk Tio, namun lelaki itu terus saja menolak dan tidak mau menandatangani surat tersebut. Meskipun tak memungkiri jika Zara sakit bila pernikahannya yang selama ini berjalan harus tandas ditengah jalan."Apakah keputusanmu tidak bisa diubah lagi?" tanya Tio.Zara duduk ditepi ranjang kamarnya, menghadap ke arah jendela dan membelakangi sang suami."Andai saja kamu tak menghadirkan orang ketiga dalam biduk rumah tangga kita, tentunya aku tak akan melakukan gugatan ini. Tapi batas kesabaranku sudah cukup." jawab Zara tanpa menoleh ke arah sang suami.Ya alasan yang tepat untuk Zara memutuskan semuanya, dan membuat Tio bergeming dan tak bisa menjawabnya. Untuk sesaat Tio memikirkan semuanya."Baiklah, jika kamu memilih untuk bertahan berarti kita lanjut. Tapi ternyata kamu tak mau dimadu bahkan sudah melayangkan gugatan cerai kepadaku.

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 128

    Tio yang tersadar dari lamunannya, segera berlari untuk mengejar Zara. Tetapi rupanya wanita itu sudah tidak ada disekitaran rumah Ibunya lagi, sepertinya ia sudah pergi jauh. Tio mencoba menghubungi nomor istri yang baru saja diceraikannya, ia merasa sedikit bersalah atas apa yang telah ia lakukan terhadap Zaradan juga Sherly.Akan tetapi nomor teleponnya tidak tersambung, sepertinya Zara tengah sengaja menonaktifkan ponselnya. Sedangkan ia tidak tahu kemana perginya anak dan mantan istrinya, sebab sudah sangat lama sekali mereka tak pernah pulang ke rumah orang tua Zara. Makanya ia sangsi jika mereka pulang kesana, bukan tanpa sebab keluarga kecil mereka jarang pulang ke rumah orang tua Zara. Tetapi karena Tio pernah bersitegang dengan Ayah Zara.Sedangkan dilain tempat Zara dan Sherly telah sampai dikediaman orang tua Zara, sudah beberapa tahun terakhir ia tak pulang kesana setelah kejadian terakhir yang terjadi antara orang tua dan suaminya. Zara memejamkan matanya sebentar setela

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 129

    "Maafkan aku Bun, aku telah mengecewakan kalian. Aku hanya bisa menyusahkan kalian." ucap Zara.Zara memang sangatlah dekat dengan kedua orang tuanya, tetapi ia jauh lebih dekat dengan sang Ayah. Mendengar kabar menyakiykan tentang Ayahnya membuat ia merasa menjadi anak yang tak berguna. Ia sangat merasa bersalah terhadap kedua orang tuanya, apalagi diakhir hayat Ayahnya ia tak bisa hadir."Ssttt, baik Bunda maupun mendiang Ayahmu idak pernah menyalahkan kamu nak. Kamu hanya memcoba berbakti dengan suamimu, yang salah adalah Tio yang menjerumuskan kamu supaya menjauh dari keluarganya sendiri." ucap Bu Rosidah."Istirahatlah, tenangkan hatimu. Kasihan Sherly juga pasti sama lelahnya dengan kamu nak, tapi ingat. Jangan terlalu larut dalam kesedihan ini, Bunda yakin kamu adalah wanita yang kuat dan bisa melalui ini semua. Bunda akan selalu ada untuk kalian sayang." ucapnya.Sherly dan Zara segera memeluk tubuh renta Bu Rosidah, rasa haru menyelimuti hati mereka. Zara bersyukur sang Ibu m

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 130

    "Jadi kau dirawat disini sendirian? Tanpa ada keluarga yang menemani?" tanya Kevin.Perempuan itu mengangguk lemah, kepalanya menunduk terlihat ada kesedihan diwajahnya yang coba ia sembunyikan."Awalnya aku kesini untuk mencari keberadaan Mamaku, karena aku sempat mendengar kabar jika beliau sedang berada dikota ini. Namun aku justru berakhir disini karena penyakitku." lirihnya.Kevin yang merasa kasihan dengan keadaan Tasya pun akhirnya memutuskan untuk membawa gadis itu pulang."Lebih baik kau ikut bersamaku ke kota, aku akan membawamu ke dokter terbaik disana.""Jangan bersedih, aku akan membantumu untuk mencari beliau. Kau tak perlu khawatir."Tasya menatap ke arah pria itu dengan tersenyum tipis, ia masih menaruh hati terhadap orang yang ada dihadapannya dari dulu hingga saat ini."Tapi keluarga kamu?""Tenang saja, mereka pasti akam mengerti." ucap Kevin membuat Tasya tersenyum simpul.Sore harinya, tak seperti beberapa waktu lalu Kevin pulang ke rumah dengan membawa seseorang.

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 131

    Riri memegangi perutnya yang terasa sangat nyeri, ia berusaha untuk bangkit walau kesusahan dan tertatih. Bahkan untuk berjalan saja ia harus menyeret kakinya, dan perut besarnya membuat ia tak leluasa bergerak. Riri mencoba untuk mengambil minum hangat ke dapur, namun belum sampai ia keluar dari kamar ia menjatuhkan vas bunga kecil yangvada diatas nakas samping tempat tidurnya karena ia menahan perut yang terasa semakin kencang dan nyeri.PrangAwww...Riri bersimpuh dilantai dengan salah satu tangannya memegangi perut, dan satu lagi berpegangan pada nakas. Maria dan Kevin yang mendengar suara gaduh dari dalam kamar langsung saja menuju kesana, mereka memang tadi berada disekitar kamar Kevin untuk membahas masalah Tasya. Karena tidak ingin didengar oleh orang lain makanya Maria mengajak berbicara disana."Vin, Mami mau bicara? Apa maksud kamu dengan membawa wanita itu kemari?""Mi, Kevin hanya berniat untuk menolongnya. Kasihan dia sedang sakit sedangkan dia hanya sebatang kara, Ibu

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 132

    Tengah malam Riri terbangun, ia merasa haus. Disana ia melihat suaminya tengah tertidur pulas dikursi samping ranjangnya, sebenarnya ia tak tega melihat Kevin tidur dalam posisi duduk. Ia juga enggan untuk meminta tolong ambilkan air minum, Riri masih sangat kecewa dengan perbuatan suaminya. Sedangkan Ibu Mertuanya sudah pulang ke rumah, ia melirik jam dinding ternyata baru pukul 2 malam.Perlahan, Riri mencoba meraih gelas yang ada diatas nakas dengan menggunakan tangan yang bebas dari infus. Namun karena tubuhnya masih terlalu lemah ia tak bisa menggapainya.Ssshh... Riri sedikit meringis karena pergerakkannya, membuat infus ditanggannya sedikit mengencang. Kevin terbangun mendengar karena mendengar suara Riri."Kenapa Ras?""Gak...""Kamu butuh minum?" tanya Kevin yang melihat Riri kembali menggapai gelas diatas nakas, namun Riri hanya bergeming saja. "Ini...." ucap Kevin, menyodorkan air minum yang ia ambil. Riri tak menolak karena ia memang kehausan tetapi ia hanya diam saja ta

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 134

    Riri memegangi perutnya dengan sedikit meringis, satu tangannya juga dipasang infus lagi karena khawatir jika Ibu hamil ini kekurangan cairan. Ia meringkuk diatas ranjang membuat Kevin khawatir.Ssshhh"Apa terasa sakit lagi?" tanya Kevin, Riri hanya bisa mengangguk sebagai respon."Aku bantu dengan mengompreskan air hangat ya?"Tanpa babibu, Kevin segera mengganti air dalam botol tersebut dengan air panas yang baru. Seketika itu membuat Riri merasa lebih baik.Tok tok tokAtensi keduanya teralihkan karena ketukukan pintu."Bentar ya." ucap Kevin pada Riri Ceklek"Maaf Den, i-itu Mbak Tasya terluka." ucap maid.Kevin menatap Riri kembali, sepertinya ia juga merasa khawatir dengan kondisi Tasya. Melihat hal itu hatinya berdenyut nyeri, sepenting itukah dia dalam hatinya? Dalam hidupnya? Sedangkan dia yang jelas jelas istri sahnya saja tadi kesakitan tapi ia tidak tahu, dan menghampirinya usai ia merasa lebih baik dari sebelumnya."Jika kau pergi itu artinya semua yang ada dalam fikira

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 133

    Secepat kilat Maria menghubungi dokter keluarganya, ia juga mengambil air hangat serta obat pereda sakit perut. Ia tak tega melihat Riri merintih karena sakit perutnya.Riri langsung saja menelan obat tersebut, dan berbaring kembali diranjangnya."Sampai aku tahu siapa yang berani melakukan ini kepada menantuku, awas saja dia! Tak akan kubiarkan!"Maria tentu saja tak enak hati karena keteledoran dirinya membuat menantu kesayangannya seperti ini, apalagi ada janin yang tumbuh dirahim Riri."Sayang kamu istirahatlah terlebih dahulu, Mami mau mengecek makanan yang tadi sudah Mami masak. Apakah makanan itu juga telah dicampuri racun atau tidak.""Mami akan mencari tahu semuanya, kau tenang saja ya."Riri mengangguk lemah membiarkan Maria pergi meninggalkannya."Sayang kamu harus bertahan ya." ucap Riri mengelus pelan perut buncitnya. Untung saja tadi ia hanya mencicipi sedikit makanan itu dan langsung muntah juga jadi kemungkinan hanya sedikit saja racun yang telah tertelan olehnya.Mari

Bab terbaru

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 143

    Esok menjelang, semua rencana yang telah Riri susun untuk menyembunyikan anak mereka berubah total. Pagi pagi sekali semua keluarga Riri dan orang tua Kevin sudah datang ke rumah sakit, bahkan George. Ayah kandung dari Kevin pun langsung meluncur dari kuar negri begitu dikabari jika cucunya sudah lahir dan selamat, ya kemarin setelah Riri melakukan operasi George memang sudah dikabari tapi karena ada sesuatu mendesak belum sempat ia pulang ia mendapat kabar jika cucunya tidak selamat. Ia begitu syok namun yang membuatnya kembali syok yaitu ketika Kevin kembali mengabarinya jika sang anak sebenarnya masih hidup.Tidak hanya George, tapi Maria dan juga seluruh keluarga Riri juga syok mendengar kabar itu. Awalnya Riri masih bersikeras untuk menyembunyikan fakta ini untuk sementara, tapi Kevin berhasil meyakinkan dirinya jika keamanan sang anak akan semakin terjamin jika keluarganya diberitahu sehingga semakin banyak orang yang bisa membantu menjaganya. Dan bagaimanapun juga sikecil butuh

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 142

    Kevin mengurai pelukan sang istri, ia menatap wajah teduh Riri yang masih dihiasi oleh air mata. Kemudian mengecup pelan kedua kelopak mata sang istri, dan mendekapnya kembali dengan sayang."Aku minta maaf ya, terima kasih karena kamu telah memikirkan keselamatan anak kita. Maaf karena aku sudah gagal dalam menjaga kalian."Riri membalas pelukan Kevin dengan erat, hatinya merasa teduh. Ia bersyukur karena sekarang laki laki ini telah mengerti akan posisi Riri yang memang mengharuskan melakukan itu semua."Tolong ingat satu hal Ras, kalau aku sampai kapanpun gak akan pernah bisa berpaling dari kamu. Kamu dan anak anak kita begitu berharga bagiku, aku akan berusaha menjaga kalian dengan baik meski nyawaku sebagai taruhannya aku rela."Riri merasa terharu setelah mendengar ucapan suaminya, ia tak menyangka jika sang suami akan berbicara seperti itu. Lagi ia merasa sangat bersyukur bisa bersama dengan Kevin, orang yang begitu mencintai dan menyayangi dirinya serta anak anaknya."Sudah, a

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 141

    CeklekSuster mendorong kursi roda Riri ke dalam ruang rawatnya, Kevin tengah menatap sang istri dengan tatapan datarnya. Namun ia tetap membantu memindahkan istrinya itu ke ranjangnya kembali, suster pergi dari sana dengan membawa kursi roda yang telah kosong."Kamu habis dari mana?" tanya Kevin khawatir."Aku cuma habis cari angin karena tadi gak bisa tidur lagi, kebetulan ada suster yang bertugas ngecek infus aku makanya sekalian aku minta cari angin." jawab Riri yang tak mau melihat ke arah Kevin, sebab ia habis menangis tadi karena bertemu dengan anaknya."Cari angin? Malam malam begini? Terus kenapa kamu gak bangunin aku aja Ras?""Emangnya kenapa? Aku gak mau bangunin kamu sebab kamu terlihat begitu kelelahan, tidurmu nyenyak banget aku jadi gak tega.""Sayang, lihat aku! Kamu habis nangis?" tanya Kevin yang memaksa Riri untuk melihat ke arahnya."Aku cuma lagi keinget semuanya saja kok." kilah Riri."Maafin aku Ras." Kevin mengira jika Riri tengah teringat dengan anak mereka

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 140

    "Jadi selama ini kalian berdua bersekongkol untuk membohongiku?" tanya Riri, ia menatap nanar ke arah Kevin dan Tasya yang tampak menyesali perbuatannya."Maafkan aku sayang, aku tak bermaksud ingin menyakitimu, aku hanya ingin melindungimu." ujar Kevin sedangkan Tasya hanya menunduk."Kenapa Vin, bahkan anak kita sudah tiada. Kembalikan anakku!!!" ucap Riri dengan mata memerah."Kau sudah membunuh anakku, Vin. Aku membencimu, benci sekaliaku tak ingin bersamamu lagi." Riri menumpahkan segala emosi yang ada dalam jiwanya, ia melihat raut penyesalan dalam wajah kedua orang didepannya itu. Dia menangis sesenggukan disana, ia merasa dibodohi oleh suaminya sendiri. Ia ingin suaminya juga merasakan bagaimana rasanya menjadi dirinya."Sayanggggg...." Kevin berusaha menggapai Riri yang masih saja terus menangis. Sementara Tasya dan dokter Lucas sudah terlebihbdahulu oergi dari ruangan itu mereka ingin memberikan waktu bagi keduanya menyelesaikan masalah mereka."Pergilah, aku ingin sendiri.

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 139

    Riri termenung seorang diri dibrangkar tempat tidurnya, entah apa yang membuat pikirannya begitu kacau. Usai kejadian yang baru saja terjadi diruangannya, tentang Jihan yang berusaha untuk melenyapkannya dan juga kedatangan Tasya yang menolong dirinya. Ia berpikir untuk apa Tasya menolong dirinya? Bukankah jika Tasya memang ingin merebut Kevin darinya seharusnya dia membiarkan Jihan melakukan hal tersebut kepadanya, tapi mengapa ini kebalikannya?"Apa yang sebenarnya dia rencanakan?" gumam Riri.Ceklek"Sayang?" ucap Kevin."Sedang memikirkan apa?" tanya Kevin lagi."Tak ada, bagaimana keadaan kekasihmu?" tanya Riri membuat kening Kevin berkerut."Dia bukan keka......"CeklekBelum sempat Kevin meneruskan ucapannya, pintu ruangan tersebut kembali dibuka oleh seseorang. Satu pemandangan yang sangat tidak Riri duga, ia melihat seorang dokter lelaki yang masih muda tengah mendorong kursi roda dimana Tasya duduk diatasnya."Dia?" tanya Riri bingung."Dia siapa, kok bisa sama Tasya?" tanya

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 138

    DughBrukAww"Tasya." teriak Riri yang melihat Tasya terjatuh karena tendangan dari Jihan. Dia ingin menolong Tasya namun ia tidak bisa dengan cepat langsung turun dari ranjang sebab ia masih belum pulih benar.Ya orang yang telah menolong Riri dari niat jahat Jihan adalah Tasya, orqng yang dianggap sebagai rivalnya oleh Riri. Sedangkan Jihan mencoba lari dari ruangan tersebut tapi kakinya berhasil dicekal oleh Tasya menggunakan tongkatnya hingga membuatnya ikut terjerembab.Bruk"Sial!" Jihan kembali menendang Tasya membuat perempuan itu kembali tersungkur. Kemudian ia bangkit dan keluar dari sana meskipun dengan terseok seok.BrukJihan yang berpapasan dengan Kevin tak sengaja menabrak bahu lelaki itu ketika Kevin hendak masuk ke dalam ruangan sang istri, namun karena penutup hoodie itu dan posisinya Jihan menunduk sehingga membuat Kevin sedikit tak mengenali Jihan."Gimana sih jalannya." gerutu Kevin."Astaga! Ras, Tasya....Kamu kenapa?" pekik Kevin.Ia menghampiri sang istri terl

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 137

    Mereka berbincang bincang didalam kamar inap Riri. Meskipun lebih dominan Pak Yuda dan Kevin saja yang berbicara, sedangkan Riri lebih banyak diamnya.Pak Yuda menyadari jika ada yang tak beres dari sikap anaknya, yang tidak seperti biasanya. Sebab ia tahu, Riri itu orangnya seperti apa. Biasanya ia pasti akan banyak tersenyum dna menimpali ucapan seseorang. Tetapi kini dihadapannya, anak itu malah memilih diam sambil melihat ke arah jendela.Sebuah satu set makanan dan juga obat yang telah terjadwalkan dari rumah sakit datang menghampiri ruangan Riri diantarkan oleh perawat yang berjaga, sesaat Riri hanya melirik makanan tersebut tanpa ingin menyentuhnya."Ini untuk jatah makanan atas nama Pasien Riani Saraswati ya Pak, beserta obatnya." ucap perawat tersebut."Ya terima kasih.""Makan dulu Ras, habis itu minum obatnya. Aku suapi." ujar Kevin.Kevin mulai menyendokkan makanan itu dan disodorkannya ke depan mulut sang istri, namun Riri hanya bergeming saja dan tak mau membuka mulutnya

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 136

    Keesokan harinya Kevin terbangun dari tidurnya, beberapa hari ini ia tidur dengan posisi tidak benar membuat badannya terasa sakit semua. Ia menoleh ke arah ranjang tempat istrinya dirawat, namun ia kaget karena tak melihat sang istri berada disana.Ia segera mencarinya ke kamar mandi, tetapi tidak ada lantas ia keluar dari kamar inap tersebut berjalan melewati lorong. Ketika melewati taman, ia melihat siluet Riri tengah duduk dikursi roda dengan Pak Yuda disampingnya. Ia melihat Riri tengah menangis dipelukan sang ayah, Kevin memutuskan untuk memberikan ruang kepada sang istri supaya lebih tenang terlebih dahulu.Kevin tahu, pasti saat ini istrinya masih terpukul atas kejadian yang telah menimpa dirinya.FlashbackAdzan subuh telah berkumandang, namun agaknya Kevin enggan bangun kali ini. Riri yang tak bisa tidur kembali memutuskan untuk belajar duduk sendiri pelan pelan, ia sudah bertekad untuk bisa cepat pulih. Ia tak ingin seperti ini terus, ia harus melindungi keluarganya. Setela

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 135

    "Kenapa kau terlihat terburu buru sekali, Ras?" tanya Kevin.Riri yang hendak melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat suaminya berada, harus kembali berhenti lantaran tangannya dicekal oleh Kevin.Dia ingin segera berlalu dari sana sebenarnya namun karena ditahan oleh Kevin membuatnya tak bisa kemana mana, apalagi keringat dingin telah membasahi wajahnya sekarang karena perutnya kian terasa nyeri."Kau kenapa?" tanya Kevin yang menyadari ada yang tidak beres dengan diri istrinya. Namun Riri hanya bergeming saja, dan.....BrukkTubuh Riri ambruk tak sadarkan diri, membuat Kevin semakin khawatir dengan kondisi istrinya. Apalagi melihat wajah pucat sang istri, padahal baru kemarin Riri keluar dari rumah sakit namun sekarang justru terjadi hal seperti ini.Untung saja Kevin berada disamping Riri sehingga dengan sigap ia dapat menangkap tubuh sang istri yang ambruk. Tanpa pikir panjang langsung saja ia menggendong tubuh besar Riri yang melebar berkali lipat karena kehamilannya."Ras, Sa

DMCA.com Protection Status