Beranda / Romansa / Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim / Bab 38 – Perubahan Sikap yang Membuat Bimbang

Share

Bab 38 – Perubahan Sikap yang Membuat Bimbang

Penulis: Iris Nyx
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-16 02:00:45

Seiring berjalannya waktu, sesuatu dalam hubungan Rhea dan Michael perlahan berubah.

Tidak ada pernyataan resmi. Tidak ada janji-janji manis.

Hanya... perasaan yang menggantung di udara.

Michael tidak lagi menjaga jarak seperti sebelumnya.

Kadang-kadang, ia memanggil Rhea dengan panggilan sayang tanpa alasan.

"Sayang, kamu mau teh atau kopi pagi ini?" tanyanya santai suatu pagi.

Rhea, yang saat itu masih setengah mengantuk, mendongak dengan dahi berkerut.

"Hah? Sayang?"

Matanya menyipit curiga.

Michael terkekeh kecil sambil menuangkan air panas ke dalam cangkir.

"Kenapa? Nggak boleh?"

"Nggak biasa aja," gumam Rhea sambil mengalihkan pandangan.

Ia meraih roti panggang tanpa semangat.

Tapi jauh di dalam dadanya, ada sesuatu yang aneh.

Hatinya berdebar lebih cepat dari biasanya.

Dan itu bukan hanya sekali.

Sentuhan-sentuhan kecil yang dulu terasa biasa, sekarang terasa berbed

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 39 – Di Balik Lembutnya Michael

    Suara film yang diputar di ruang tamu menggema pelan, tapi tidak ada yang benar-benar fokus menontonnya. Rhea duduk menyandar pada bantal sofa dengan kaki diselonjorkan santai. Semangkuk popcorn di pangkuannya hampir kosong, sementara Michael duduk di sebelahnya dengan satu tangan melingkarkan ke bahunya, seperti sudah jadi kebiasaan belakangan ini.Malam itu terasa tenang. Terlalu tenang, sampai akhirnya Rhea tidak tahan dengan rasa penasaran yang selama ini ia simpan."Miki.."Nada suaranya pelan tapi serius.Michael menoleh, alisnya terangkat sedikit. "Hmm?""Aku penasaran deh... gimana mungkin kamu yang... ya, kayak gini," Rhea membuat gerakan tangan yang tidak jelas ke arah Michael. "Bisa... ya... ternyata straight?"Michael memiringkan kepala, seolah butuh waktu untuk mencerna pertanyaan itu."Kayak gini?" tanyanya, setengah tertawa. "Maksudnya apa?"Rhea mengerucutkan bibir, mencari kata-kata yang tepat."Ya... kamu tuh

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 40 – Di Balik Sorot Mata Jahil

    Rhea menghela napas panjang sambil merapatkan jaketnya. Angin sore bertiup lembut, menyapu helaian rambut yang dibiarkannya tergerai. Kampus terasa lebih sepi dari biasanya karena libur semester akhir hampir tiba. Ia datang hanya untuk mengembalikan beberapa buku pinjaman perpustakaan.Michael menurunkannya di depan gedung utama dengan santai."Makasih, Michael. Aku nggak bakal lama." Rhea tersenyum kecil, melepas sabuk pengamannya.Michael membalas dengan senyum hangat. "Take your time. Aku tunggu di sini."Rhea mengangguk dan turun dari mobil. Tapi tanpa mereka sadari, tidak jauh dari sana, sepasang mata memperhatikan dengan tatapan penuh selidik.Sasha.Mahasiswi yang pernah melabrak Rhea karena cemburu soal Kyle, kini berdiri dengan tangan bersilang di depan dada. Mulutnya membentuk seringai kecil."Hah... baru selesai sama Kyle, sekarang pindah ke Michael?" gumamnya sambil mengeluarkan ponsel.Tanpa membuang waktu, Sasha m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 41 – Libur yang Panjang

    Libur semester akhirnya tiba. Dua bulan penuh tanpa kelas, tanpa tugas, tanpa harus bertemu dengan para mahasiswa yang suka bergosip. Seharusnya ini waktu yang menyenangkan. Tapi bagi Rhea, liburan ini justru terasa... membosankan.Sudah seminggu berlalu, dan dia tidak melakukan apa-apa selain berdiam diri di apartemen. Scroll media sosial, nonton film, tidur, dan mengulang siklus yang sama setiap hari."Bisa gila kalau terus-terusan kayak gini," gumam Rhea sambil melempar ponselnya ke sofa.Michael tidak selalu ada. Kadang dia di apartemen, kadang pergi mengurus bisnis barunya di bidang fashion. Meski begitu, Rhea tidak ingin mengganggu. Dia paham betul Michael sedang sibuk membangun brand-nya. Tapi... tetap saja, sepi.Baru saja dia hendak beranjak ke dapur, ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Kyle muncul di layar.Kyle: Rheaaaa, lihat ini!Sebuah foto menyusul — Kyle dan Denny berpose di pantai dengan latar belakang

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 42 – Malam Bertabur Bintang

    Malam itu, acara fashion internasional di Raja Ampat berlangsung dengan begitu meriah. Lampu-lampu berkilauan di tengah panggung yang megah, menyinari para model yang berlenggak-lenggok dengan busana rancangan desainer terkenal. Musik mengalun lembut, bercampur dengan tawa dan obrolan para tamu undangan dari berbagai negara. Rhea berdiri di salah satu sudut, mengenakan gaun hitam elegan yang dirias oleh tangan Michael sendiri. Wajahnya terlihat bersinar dengan sentuhan makeup lembut, membuat siapa pun yang lewat tak bisa menahan diri untuk menoleh.Namun, bukan perhatian orang lain yang menarik bagi Michael. Sejak awal, matanya hanya tertuju pada satu sosok — Rhea. Istrinya yang cantik, yang awalnya hanya menjadi bagian dari pernikahan kontrak, kini perlahan-lahan mengisi setiap sudut pikirannya.“Bersulang lagi?” Rhea tersenyum, mengangkat gelasnya yang sudah hampir kosong. Ini entah yang keberapa. Michael mengangkat alis.“Sudah cukup, Rh

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 43 – Angin Laut yang Menenangkan

    Rhea duduk di tepi pantai dengan tenang, membiarkan pasir putih yang hangat menyentuh telapak kakinya. Angin laut bertiup lembut, membawa aroma asin yang menenangkan. Suara deburan ombak berirama seperti lagu pengantar tidur yang lembut.Di sampingnya, Michael tertidur pulas di atas tikar piknik dengan posisi terlentang. Topi jerami menutupi sebagian wajahnya, sementara tangan kanannya tergeletak santai di samping tubuh.Rhea menoleh dan tersenyum kecil. Michael benar-benar terlihat damai. Wajahnya yang biasanya tegas dan jenaka kini tampak begitu lembut, seperti seseorang tanpa beban.Rhea kembali memandang laut. Rasanya masih seperti mimpi. Hubungan mereka berubah begitu cepat dalam hitungan hari. Dari sebuah pernikahan kontrak yang dingin, menjadi sesuatu yang... hangat.Ponsel Rhea bergetar di sebelahnya, mengganggu lamunannya. Ia mengambilnya dan melihat nama Kyle muncul di layar.Kyle: “Hei, Nona Sibuk! Gimana liburanmu? Udah seminggu n

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 44 – Sedikit Ketegangan

    Matahari pagi mulai menyingsing di ufuk timur, memancarkan cahaya oranye keemasan yang membias di atas laut Raja Ampat. Burung camar terbang rendah, menyisakan jejak bayangan di atas air yang tenang.Rhea menatap ke luar jendela penginapan dengan ekspresi kosong. Secangkir kopi yang mulai dingin masih tergenggam di tangannya. Hari ini adalah hari terakhir mereka di Raja Ampat. Entah kenapa, ada perasaan enggan di dadanya.“Rhea, kamu udah siap?”Suara Michael membuyarkan lamunannya.Rhea menoleh. Michael sudah berdiri di dekat koper dengan pakaian kasual — kemeja putih tipis dan celana linen krem yang membuatnya terlihat santai tapi tetap elegan.“Belum,” jawab Rhea malas.Michael mendekat, menatap wajah istrinya dengan alis terangkat. “Kamu kelihatan... sedih.”“Enggak,” Rhea menggeleng, lalu menyeruput kopi yang sudah dingin. “Cuma... sayang aja liburannya cepat banget.”

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 45 – Angin Perubahan

    Suara gemericik hujan yang membentur kaca jendela apartemen terasa menenangkan. Aroma kopi yang baru saja Michael seduh menguar lembut di udara. Beberapa hari setelah mereka kembali dari Raja Ampat, kehidupan mulai kembali ke ritme biasanya.Rhea sedang duduk di sofa ruang tamu dengan laptop di pangkuannya, mengetik dengan serius. Pembagian dosen pembimbing skripsi sudah di umumkan dan ia mempersiapkan judul dan data lain untuk di tunjukkan ke dosen pembimbing nantinya jika sudah memasuki masa kuliah. Kegiatan yang monoton membuatnya jarang beranjak dari tempat itu. Sementara itu, Michael duduk di meja dapur, membalas beberapa email yang masuk sejak pagi. Suasana hangat itu terasa damai.“Kamu nggak capek ngetik terus?” Michael menoleh dari kursinya, membawa dua cangkir kopi ke arah Rhea.Rhea menyandarkan tubuhnya, meraih cangkir yang disodorkan Michael. “Capek. Tapi aku ingin lekas selesai dan bisa menghabiskan sisa liburan semester dengan te

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-23
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 46 – Keputusan yang Dinanti

    Pagi itu, Michael duduk di meja kerjanya dengan wajah serius. Laptop di depannya menyala, menampilkan panggilan video dengan latar kantor megah di Paris. Pihak perusahaan yang menawarkan posisi tersebut sedang menunggu jawabannya.Rhea berdiri di dapur, membuat secangkir kopi sambil sesekali mencuri pandang ke arah Michael. Perasaan cemas bercampur harap berkecamuk dalam dadanya. Ia tahu betapa pentingnya pekerjaan ini bagi Michael, tapi ia juga tidak bisa membohongi diri bahwa ia ingin suaminya tetap di sampingnya.Michael menarik napas panjang sebelum mulai bicara.“Bonjour, Monsieur Laurent,” sapanya dengan nada sopan.“Bonjour, Michael,” jawab pria berkemeja rapi di seberang layar. “Jadi, sudah ada keputusan?”Michael mengangguk pelan. “Sebelum saya menyampaikan jawaban, saya ingin bertanya satu hal.”Laurent menaikkan alis. “Tentu saja. Apa yang ingin Anda ketahui?&rd

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 48 – Menunggu Sidang

    Hari-hari terasa melambat, namun waktu tetap saja berjalan tanpa ampun. Rasanya baru kemarin Rhea memulai skripsinya dengan gugup dan sejuta pertanyaan, dan sekarang—hampir setengah tahun telah berlalu, skripsinya sudah rampung, dan ia hanya tinggal menunggu hari sidangnya.Namun, justru masa tunggu inilah yang membuatnya lebih gelisah.Di apartemen yang sepi, hanya bunyi kipas angin dan detik jam dinding yang menemani pikirannya. Sesekali ia mengecek ponselnya, melihat foto Michael yang jadi wallpaper. Senyuman lembut itu… kini hanya bisa ia lihat dari layar.Michael memang selalu berusaha menghiburnya walau mereka terpisah jarak jauh. Sejak pindah ke Paris untuk proyek fashion-nya, komunikasi mereka bergantung pada waktu yang acap kali tak bersahabat. Saat Rhea terjaga, Michael tertidur. Saat Rhea bersiap tidur, Michael baru memulai harinya.Namun tak pernah sekalipun Michael lupa mengirim pesan, meski hanya satu kalimat, “Good luck h

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 47 – Separuh Nyawa Kyle

    Langit Surabaya hari itu cerah, tapi tidak dengan wajah Kyle yang terlihat seperti habis begadang semalaman. Perpustakaan kampus yang biasanya hening dipenuhi desahan frustasi para pejuang skripsi. Di salah satu sudutnya, Rhea tengah duduk dengan serius menatap laptop. Jari-jarinya lincah mengetik, sesekali matanya bergerak ke arah tumpukan buku referensi di sampingnya.“Rhea,” suara Kyle berat, disusul dengan tubuhnya yang hampir ambruk di kursi seberang Rhea. “Kenapa skripsi itu terdengar seperti makhluk halus yang mau menghantuiku tiap malam, ya?”Rhea menahan tawa. Ia menutup laptopnya sebentar dan menatap sahabatnya itu. “Makhluk halus? Kamu tuh lebay, Kyle. Baru juga bab satu.”“Baru? BARU? Rhea, aku udah ngerjain revisi bab satu ini sampai lima versi, tahu nggak?” Kyle mengangkat satu bundel print out yang sudah penuh coretan merah dari dosennya. “Aku yakin dosen pembimbingku itu punya trauma pribadi s

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 46 – Keputusan yang Dinanti

    Pagi itu, Michael duduk di meja kerjanya dengan wajah serius. Laptop di depannya menyala, menampilkan panggilan video dengan latar kantor megah di Paris. Pihak perusahaan yang menawarkan posisi tersebut sedang menunggu jawabannya.Rhea berdiri di dapur, membuat secangkir kopi sambil sesekali mencuri pandang ke arah Michael. Perasaan cemas bercampur harap berkecamuk dalam dadanya. Ia tahu betapa pentingnya pekerjaan ini bagi Michael, tapi ia juga tidak bisa membohongi diri bahwa ia ingin suaminya tetap di sampingnya.Michael menarik napas panjang sebelum mulai bicara.“Bonjour, Monsieur Laurent,” sapanya dengan nada sopan.“Bonjour, Michael,” jawab pria berkemeja rapi di seberang layar. “Jadi, sudah ada keputusan?”Michael mengangguk pelan. “Sebelum saya menyampaikan jawaban, saya ingin bertanya satu hal.”Laurent menaikkan alis. “Tentu saja. Apa yang ingin Anda ketahui?&rd

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 45 – Angin Perubahan

    Suara gemericik hujan yang membentur kaca jendela apartemen terasa menenangkan. Aroma kopi yang baru saja Michael seduh menguar lembut di udara. Beberapa hari setelah mereka kembali dari Raja Ampat, kehidupan mulai kembali ke ritme biasanya.Rhea sedang duduk di sofa ruang tamu dengan laptop di pangkuannya, mengetik dengan serius. Pembagian dosen pembimbing skripsi sudah di umumkan dan ia mempersiapkan judul dan data lain untuk di tunjukkan ke dosen pembimbing nantinya jika sudah memasuki masa kuliah. Kegiatan yang monoton membuatnya jarang beranjak dari tempat itu. Sementara itu, Michael duduk di meja dapur, membalas beberapa email yang masuk sejak pagi. Suasana hangat itu terasa damai.“Kamu nggak capek ngetik terus?” Michael menoleh dari kursinya, membawa dua cangkir kopi ke arah Rhea.Rhea menyandarkan tubuhnya, meraih cangkir yang disodorkan Michael. “Capek. Tapi aku ingin lekas selesai dan bisa menghabiskan sisa liburan semester dengan te

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 44 – Sedikit Ketegangan

    Matahari pagi mulai menyingsing di ufuk timur, memancarkan cahaya oranye keemasan yang membias di atas laut Raja Ampat. Burung camar terbang rendah, menyisakan jejak bayangan di atas air yang tenang.Rhea menatap ke luar jendela penginapan dengan ekspresi kosong. Secangkir kopi yang mulai dingin masih tergenggam di tangannya. Hari ini adalah hari terakhir mereka di Raja Ampat. Entah kenapa, ada perasaan enggan di dadanya.“Rhea, kamu udah siap?”Suara Michael membuyarkan lamunannya.Rhea menoleh. Michael sudah berdiri di dekat koper dengan pakaian kasual — kemeja putih tipis dan celana linen krem yang membuatnya terlihat santai tapi tetap elegan.“Belum,” jawab Rhea malas.Michael mendekat, menatap wajah istrinya dengan alis terangkat. “Kamu kelihatan... sedih.”“Enggak,” Rhea menggeleng, lalu menyeruput kopi yang sudah dingin. “Cuma... sayang aja liburannya cepat banget.”

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 43 – Angin Laut yang Menenangkan

    Rhea duduk di tepi pantai dengan tenang, membiarkan pasir putih yang hangat menyentuh telapak kakinya. Angin laut bertiup lembut, membawa aroma asin yang menenangkan. Suara deburan ombak berirama seperti lagu pengantar tidur yang lembut.Di sampingnya, Michael tertidur pulas di atas tikar piknik dengan posisi terlentang. Topi jerami menutupi sebagian wajahnya, sementara tangan kanannya tergeletak santai di samping tubuh.Rhea menoleh dan tersenyum kecil. Michael benar-benar terlihat damai. Wajahnya yang biasanya tegas dan jenaka kini tampak begitu lembut, seperti seseorang tanpa beban.Rhea kembali memandang laut. Rasanya masih seperti mimpi. Hubungan mereka berubah begitu cepat dalam hitungan hari. Dari sebuah pernikahan kontrak yang dingin, menjadi sesuatu yang... hangat.Ponsel Rhea bergetar di sebelahnya, mengganggu lamunannya. Ia mengambilnya dan melihat nama Kyle muncul di layar.Kyle: “Hei, Nona Sibuk! Gimana liburanmu? Udah seminggu n

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 42 – Malam Bertabur Bintang

    Malam itu, acara fashion internasional di Raja Ampat berlangsung dengan begitu meriah. Lampu-lampu berkilauan di tengah panggung yang megah, menyinari para model yang berlenggak-lenggok dengan busana rancangan desainer terkenal. Musik mengalun lembut, bercampur dengan tawa dan obrolan para tamu undangan dari berbagai negara. Rhea berdiri di salah satu sudut, mengenakan gaun hitam elegan yang dirias oleh tangan Michael sendiri. Wajahnya terlihat bersinar dengan sentuhan makeup lembut, membuat siapa pun yang lewat tak bisa menahan diri untuk menoleh.Namun, bukan perhatian orang lain yang menarik bagi Michael. Sejak awal, matanya hanya tertuju pada satu sosok — Rhea. Istrinya yang cantik, yang awalnya hanya menjadi bagian dari pernikahan kontrak, kini perlahan-lahan mengisi setiap sudut pikirannya.“Bersulang lagi?” Rhea tersenyum, mengangkat gelasnya yang sudah hampir kosong. Ini entah yang keberapa. Michael mengangkat alis.“Sudah cukup, Rh

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 41 – Libur yang Panjang

    Libur semester akhirnya tiba. Dua bulan penuh tanpa kelas, tanpa tugas, tanpa harus bertemu dengan para mahasiswa yang suka bergosip. Seharusnya ini waktu yang menyenangkan. Tapi bagi Rhea, liburan ini justru terasa... membosankan.Sudah seminggu berlalu, dan dia tidak melakukan apa-apa selain berdiam diri di apartemen. Scroll media sosial, nonton film, tidur, dan mengulang siklus yang sama setiap hari."Bisa gila kalau terus-terusan kayak gini," gumam Rhea sambil melempar ponselnya ke sofa.Michael tidak selalu ada. Kadang dia di apartemen, kadang pergi mengurus bisnis barunya di bidang fashion. Meski begitu, Rhea tidak ingin mengganggu. Dia paham betul Michael sedang sibuk membangun brand-nya. Tapi... tetap saja, sepi.Baru saja dia hendak beranjak ke dapur, ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Kyle muncul di layar.Kyle: Rheaaaa, lihat ini!Sebuah foto menyusul — Kyle dan Denny berpose di pantai dengan latar belakang

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 40 – Di Balik Sorot Mata Jahil

    Rhea menghela napas panjang sambil merapatkan jaketnya. Angin sore bertiup lembut, menyapu helaian rambut yang dibiarkannya tergerai. Kampus terasa lebih sepi dari biasanya karena libur semester akhir hampir tiba. Ia datang hanya untuk mengembalikan beberapa buku pinjaman perpustakaan.Michael menurunkannya di depan gedung utama dengan santai."Makasih, Michael. Aku nggak bakal lama." Rhea tersenyum kecil, melepas sabuk pengamannya.Michael membalas dengan senyum hangat. "Take your time. Aku tunggu di sini."Rhea mengangguk dan turun dari mobil. Tapi tanpa mereka sadari, tidak jauh dari sana, sepasang mata memperhatikan dengan tatapan penuh selidik.Sasha.Mahasiswi yang pernah melabrak Rhea karena cemburu soal Kyle, kini berdiri dengan tangan bersilang di depan dada. Mulutnya membentuk seringai kecil."Hah... baru selesai sama Kyle, sekarang pindah ke Michael?" gumamnya sambil mengeluarkan ponsel.Tanpa membuang waktu, Sasha m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status