Share

Bab 10 – Seseorang Datang

Penulis: Iris Nyx
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-19 02:00:33

Minggu pagi di apartemen mereka terasa lebih tenang dari biasanya. Rhea baru saja selesai sarapan dan sedang membaca buku di sofa ketika bel apartemen berbunyi.

"Siapa pagi-pagi begini?" gumam Rhea sambil melirik jam di dinding.

Michael yang baru keluar dari kamar, masih mengenakan piyama satin berwarna pastel, langsung bergegas ke pintu. "Aku yang bukain."

Rhea tidak terlalu peduli dan kembali fokus pada bukunya. Namun, begitu pintu terbuka, suara berat seorang pria terdengar.

"Miki! Lama nggak ketemu!"

Rhea yang tadinya tidak tertarik langsung melirik ke arah pintu. Seorang lelaki dengan tubuh tinggi, gagah, dan atletis berdiri di ambang pintu. Ia mengenakan kaos hitam polos yang membentuk otot-ototnya dengan sempurna, dipadukan dengan celana jeans yang memperlihatkan kakinya yang panjang dan kokoh. Rambutnya pendek rapi, dengan rahang tegas dan sorot mata yang tajam.

Satu hal yang langsung disadari Rhea—lelaki ini benar-benar memili

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 11 – Tidak Punya Dress Sama Sekali

    Sore itu, Rhea sedang duduk di depan cermin sambil menatap dirinya sendiri. Tangannya terangkat ke dagu, wajahnya tampak serius seolah tengah memikirkan sesuatu yang berat.Michael, yang baru saja keluar dari kamarnya, berhenti sejenak melihat ekspresi Rhea yang tidak biasa itu. Dengan penasaran, ia berjalan mendekat dan bersandar di kusen pintu."Kamu kenapa?" tanyanya.Rhea menoleh ke arah Michael, lalu menghela napas. "Aku bingung mau pakai baju apa nanti malam."Michael mengangkat alisnya. "Oh, itu aja? Pakai dress simpel saja sudah cukup."Rhea terdiam. Wajahnya mendadak sulit ditebak.Michael menunggu, tapi Rhea tidak juga memberikan respons."Ada masalah?" Michael bertanya lagi, kali ini sedikit lebih waspada.Rhea akhirnya membuka mulut. "Aku nggak punya dress."Michael mengedip. "Apa?""Aku nggak punya dress," ulang Rhea dengan nada yang lebih santai, seolah hal itu bukan masalah besar.Michael men

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 12 – Perubahan yang Mengejutkan

    Michael duduk di sofa salon dengan ekspresi bosan. Sudah hampir satu jam ia menunggu Rhea yang entah sedang diapakan di dalam. Pikirannya sempat terlintas, apa perlu selama ini hanya untuk makeup? Bukankah Rhea bilang dia mau yang natural saja?Sambil menghela napas, ia menggulir layar handphonenya, mengecek email dan beberapa pesan masuk. Namun, tak ada yang cukup menarik untuk mengusir kebosanannya.Beberapa pegawai salon mondar-mandir, sesekali meliriknya. Mungkin karena ia pria satu-satunya di ruangan ini. Michael tidak peduli. Ia hanya ingin Rhea cepat selesai dan mereka bisa pergi makan malam.Ia mulai mengetuk-ngetukkan jarinya ke paha dengan ritme tak sabar. Saat ia hendak membuka aplikasi lain di ponselnya, ia merasakan ada seseorang berdiri di depannya.Refleks, Michael mengangkat wajah.Dan di sanalah Rhea berdiri.Michael berkedip beberapa kali. Ia nyaris tak mengenali gadis yang berdiri di hadapannya.Rhea, yang biasanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 13 – Hadiah yang Terlewatkan

    Setelah makan malam di restoran mewah itu, Michael dan Rhea berjalan santai menuju parkiran. Udara malam terasa sejuk, dan langit yang cerah dihiasi bintang-bintang kecil yang berkilauan. Rhea menghirup udara dalam-dalam, merasa sedikit lebih rileks setelah pengalaman makan malam yang cukup mendebarkan baginya.Michael berjalan di sampingnya dengan langkah santai, kedua tangannya masuk ke dalam saku celana. Matanya melirik Rhea sesekali, melihat ekspresi gadis itu yang tampaknya lebih tenang dibanding sebelumnya.Rhea menoleh ke arahnya. “Aku nggak akan bertanya lagi soal kejutan, jadi kalau memang nggak ada, bilang aja.”Michael terkekeh. “Siapa bilang nggak ada?”Rhea berhenti melangkah dan menatap Michael dengan kening berkerut. “Hah?”Michael juga berhenti dan mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Sebuah kotak kecil berwarna biru tua. Ia memegangnya di antara jari-jarinya, lalu menatap Rhea dengan ekspresi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 14 – Masih dengan Gaya yang Sama?

    Pagi itu, matahari bersinar cerah, menyinari apartemen mereka dengan cahaya keemasan yang masuk melalui jendela. Rhea baru saja keluar dari kamarnya, merapikan tasnya sambil menyesap kopi instan dari cangkir yang biasa ia gunakan setiap pagi.Michael yang sedang duduk di sofa menatapnya dengan ekspresi aneh.Rhea memakai setelan khasnya—kemeja oversized berwarna navy, celana jeans hitam, dan sneakers putih yang sudah mulai pudar warnanya. Rambutnya diikat asal, tanpa ada sedikit pun usaha untuk menatanya lebih rapi.Michael menghela napas panjang. “Astaga, Rhea.”Rhea menatapnya dengan bingung. “Apa?”Michael bangkit dari sofa, melipat tangannya di dada. “Tolong beritahu aku kalau ini cuma outfit sementara dan kamu masih akan menggantinya sebelum kita berangkat.”Rhea mengerutkan kening. “Emangnya kenapa? Ini nyaman, kok.”Michael menatapnya dari ujung kepala sampai kaki,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 15 – Nenek yang Diam-Diam Sakit

    Langit sore mulai berwarna jingga ketika Rhea turun dari ojek online tepat di depan rumah neneknya. Rumah sederhana dengan taman kecil di depan itu selalu memberikan rasa nyaman baginya. Sejak kecil, Rhea sering menghabiskan waktu di sini, terutama saat orang tuanya sibuk bekerja dan semenjak orang tuanya meninggal, Rhea menghabiskan waktu di rumah neneknya.Hari ini, dia hanya ingin mampir sebentar, membawa beberapa makanan ringan untuk neneknya, lalu pulang. Namun, saat mengetuk pintu dan mendengar suara neneknya dari dalam, firasatnya langsung tidak enak.“Nek, ini aku, Rhea,” katanya sambil mengetuk pintu sekali lagi.“Masuk aja, sayang. Pintu nggak dikunci,” jawab suara tua itu dengan nada sedikit lemah.Rhea mengernyit. Biasanya, neneknya selalu bersemangat saat dia datang, tapi hari ini suaranya terdengar pelan dan agak lelah.Dia membuka pintu dan menemukan neneknya sedang duduk di sofa dengan kaki terangkat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 16 – Gosip di Kantin dan Kakak Tingkat Ganteng

    Setelah mengantar neneknya pulang dan memastikan semuanya baik-baik saja, Michael dan Rhea akhirnya kembali ke kampus.Michael perlu mengambil sesuatu di kantor dosen, sementara Rhea tidak tertarik untuk ikut masuk ke dalam gedung. Kantor dosen bukan tempat yang nyaman untuk seorang mahasiswa biasa seperti dirinya."Aku tunggu di kantin aja, deh," kata Rhea sambil menyesuaikan tas di bahunya.Michael mengangguk. "Oke. Jangan kabur ya, nanti aku kabari lagi jika sudah selesai.""Aku bukan anak TK," gerutu Rhea sebelum berjalan menuju kantin terdekat dari gedung jurusan fashion.Kantin ini cukup luas dan ramai, dipenuhi mahasiswa dari berbagai jurusan yang sedang mengobrol, makan, atau sekadar menghabiskan waktu menunggu kelas berikutnya.Rhea memilih duduk di meja kosong dekat jendela, memesan segelas es kopi, lalu mengeluarkan ponselnya.Sambil menunggu, telinganya tanpa sadar menangkap suara sekelompok mahasiswi yang sedang asyik men

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 17 – Tentang Rasa Favorit

    Suara dentingan sendok dan garpu terdengar di antara mereka saat makan malam berlangsung. Michael memang tidak memasak sesuatu yang rumit, hanya pasta aglio e olio dengan potongan ayam panggang di sampingnya. Tapi tetap saja, Rhea terkesan karena ternyata rasanya lumayan enak."Jujur, aku nggak menyangka kamu bisa masak," Rhea berkata sambil menusuk potongan ayamnya dengan garpu.Michael tersenyum kecil. "Aku memang nggak sering masak, tapi setidaknya aku tahu cara membuat makanan yang bisa dimakan.""Lumayan?""Lebih dari lumayan, 'kan?"Rhea mendengus kecil. "Iya, iya. Aku akui ini enak. Aku kira kamu tipe yang lebih suka beli makanan di luar."Michael mengangkat bahu. "Memang. Tapi ada kalanya aku ingin masak sendiri, terutama kalau lagi nggak mau keluar rumah."Rhea mengangguk sambil mengunyah makanannya. Setelah beberapa saat, dia melirik Michael yang sedang menuangkan air ke dalam gelasnya."Ngomong-ngomong, Miki," katany

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 18 – Mencari Inspirasi

    Udara pagi masih segar ketika Michael dan Rhea keluar dari apartemen. Hari ini, mereka punya misi khusus: mencari inspirasi desain untuk proyek baru Michael.Michael sudah berpakaian lebih santai dari biasanya. Ia mengenakan kaos polos warna navy, dan celana chino yang terlihat sangat normal dibandingkan dengan gaya fashionnya yang biasanya lebih fashionable dan mencolok. Sepatunya pun sneakers sederhana, bukan sepatu kulit atau boots yang biasanya ia pakai.Rhea, di sisi lain, memilih pakaian yang lebih kasual seperti biasanya—kaos putih dan celana jeans hitam. Tapi setidaknya, kaos yang ia pakai bukan kaos polos biasa, melainkan yang memiliki sedikit desain grafis di depannya."Hari ini terasa aneh," gumam Rhea sambil menatap Michael dari ujung kepala hingga ujung kaki saat mereka memasuki lift.Michael meliriknya. "Aneh kenapa?""Miki kelihatan kayak manusia normal," jawab Rhea jujur.Michael terkekeh. "Maksudmu, biasanya aku nggak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 37 – Fakta Tak Terbantahkan

    Rhea duduk di tepi ranjang, menggigit bibirnya ragu.Di tangannya, ponsel sudah menampilkan nama Kyle di layar.Sebenarnya, ia tidak terlalu ingin datang ke pesta malam ini.Tapi kalau ini satu-satunya cara untuk mengakhiri kesalahpahaman Michael, maka ia harus melakukannya.Akhirnya, ia menarik napas dalam dan menekan tombol panggil.Tak butuh waktu lama sebelum suara Kyle terdengar dari seberang."Halo? Rhea? Ada apa tiba-tiba telepon?"Rhea tersenyum kecil."Seperti biasa, dia selalu antusias.""Kyle, tentang pestamu malam ini... Masih bisa datang?"Hening sebentar.Lalu, terdengar suara teriakan Kyle di seberang sana."HAH?! RHEA?! KAMU MAU DATANG?!"Rhea menjauhkan ponselnya dari telinga karena volume suara Kyle yang menggelegar.Ia bisa membayangkan Kyle pasti sedang melompat-lompat sekarang."Iya, iya... Aku akan datang. Jadi masih bisa, kan?"

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 36 – Kejelasan dalam Hubungan

    Pagi itu, suasana di apartemen terasa berbeda.Rhea bangun jauh lebih pagi dari biasanya. Matahari bahkan belum sepenuhnya muncul di ufuk timur saat ia sudah sibuk mondar-mandir di dapur.Ia tidak bisa tidur semalaman.Setiap kali memejamkan mata, suara Michael kembali terngiang di kepalanya."Aku menyukaimu, Rhea."Tiga kata sederhana, tapi cukup untuk membuat pikirannya tidak bisa tenang.Rhea mencoba meyakinkan dirinya kalau ia hanya terlalu banyak berpikir. Tapi semakin ia mencoba mengabaikan, semakin kalimat itu terasa nyata.Jadi, alih-alih berguling di tempat tidur semalaman, ia akhirnya bangkit dan memilih mengalihkan pikirannya dengan membuat sarapan.Tangannya sibuk mengocok telur, tapi pikirannya melayang entah ke mana."Aku menyukaimu, Rhea."Rhea menggigit bibir bawahnya dan mencoba mengusir suara itu dari kepalanya.Tidak mungkin.Mereka ini hanya terikat dalam pernikahan kontr

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 35 – Sebuah Pengakuan

    Pagi itu, Rhea masih merasa tidak bersemangat.Setelah "pertengkaran" kecilnya dengan Michael semalam, suasana di apartemen masih terasa canggung. Mereka tidak benar-benar bertengkar dalam arti sebenarnya, tetapi ada sesuatu di antara mereka yang berubah.Dan Rhea tidak tahu bagaimana cara mengatasinya.Ia hanya ingin waktu berlalu begitu saja.Sambil duduk di sofa, ia memeluk bantal dan memainkan ponselnya tanpa benar-benar memperhatikannya. Suasana apartemen sunyi. Michael sedang di ruang kerjanya, mungkin sibuk dengan proyeknya. Biasanya, ia akan keluar untuk sekadar minum kopi dan mengajaknya bicara, tapi pagi ini Michael tetap berada di dalam ruangannya.Rhea mendesah.Ponselnya tiba-tiba bergetar, membuatnya sedikit terlonjak. Ia melihat layar dan menemukan nama Kyle muncul di sana.Dengan malas, ia mengangkatnya.“Ya, ada apa?” tanyanya tanpa energi.“Kenapa suaranya lemes gitu?” suara Kyle

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 34 – Ketidakjujuran

    Rhea tidak tahu sejak kapan ia mulai memperhatikan hal-hal kecil tentang Michael.Dulu, ia selalu cuek. Ia menjalani hari-harinya tanpa terlalu memikirkan keberadaan Michael selain dalam konteks pernikahan kontrak mereka. Mereka berbagi ruang, berbagi meja makan, berbagi percakapan ringan yang biasanya hanya sebatas basa-basi.Tapi sekarang, semuanya terasa berbeda.Michael masih bersikap baik seperti biasanya. Ia tetap tersenyum saat mereka bertatap muka, tetap menjawab pertanyaan-pertanyaan Rhea dengan suara tenang seperti tidak ada yang berubah.Tapi Rhea merasakan sesuatu yang lain.Sikap Michael sekarang terasa... lebih dingin.Tidak secara terang-terangan, tapi cukup untuk membuat Rhea sadar.Jika biasanya Michael akan dengan santai mengomentari film yang mereka tonton bersama, kini ia lebih banyak diam. Jika biasanya ia akan menanggapi ocehan Rhea dengan humor sarkastik khasnya, sekarang ia hanya tersenyum samar dan menjawab se

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 33 – Perasaan yang Mulai Jelas

    Malam itu, apartemen terasa lebih sepi dari biasanya. Michael baru saja pulang setelah seharian berkutat dengan desain untuk proyek terbarunya. Tubuhnya lelah, tapi pikirannya masih penuh dengan berbagai konsep yang belum terselesaikan.Namun, begitu masuk ke dalam apartemen, sesuatu terasa janggal.Sepatu Rhea tidak ada di dekat pintu. Ruangan juga tampak terlalu rapi—tidak ada suara dari dapur, tidak ada bantal berserakan di sofa seperti biasanya jika Rhea sedang bersantai.Michael meletakkan tasnya di meja dan berjalan ke kamar. Kosong.Dahi Michael mengernyit. Ia melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah hampir pukul sebelas malam.Rhea pergi ke mana?Ia merogoh sakunya, mengambil ponsel, lalu mencoba menelepon Rhea.Tuut... Tuut...Tidak diangkat.Michael menggigit bibirnya, menekan ulang kontak Rhea. Kali ini setelah beberapa kali nada sambung, akhirnya panggilan diterima."Halo, Michael?" S

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 32 – Pagi yang Berbeda

    Cahaya matahari menerobos masuk melalui celah gorden, menciptakan bias keemasan di dalam kamar. Aroma lembut linen yang bersih bercampur dengan wangi samar teh yang masih tersisa dari semalam.Michael mengerjapkan matanya perlahan, tubuhnya terasa jauh lebih ringan setelah tidur nyenyak. Biasanya, ia akan terbangun lebih awal, tetapi pagi ini berbeda.Sudah hampir jam sembilan.Ia jarang sekali tidur selama ini, terlebih ketika deadline proyek sedang menghimpitnya. Namun, tubuhnya seolah memaksanya untuk beristirahat lebih lama setelah kejadian tadi malam.Michael menghela napas, lalu menoleh ke samping.Di sana, Rhea masih tertidur.Wanita itu berbaring dengan posisi menyamping, wajahnya tampak begitu damai dalam lelapnya. Rambutnya sedikit berantakan, beberapa helaian jatuh ke pipinya, tetapi itu justru membuatnya terlihat lebih alami. Napasnya teratur, dadanya naik turun dengan ritme yang menenangkan.Michael memperhatikan Rhea dal

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 31 – Perhatian yang Tak Terduga

    Malam minggu biasanya adalah waktu yang nyaman bagi Rhea untuk menghabiskan waktu di apartemen. Entah membaca novel, menonton film, atau sekadar bermalas-malasan sambil menikmati teh hangat. Namun, malam ini sedikit berbeda."Ayo, Rhea! Aku butuh seseorang untuk menemani!" suara Kyle terdengar dramatis di telepon."Aku malas keluar, Kyle," sahut Rhea, duduk bersandar di sofa dengan selimut menutupi kakinya."Oh, ayolah! Ini bukan hanya tentang aku, tapi juga Denny! Dia akan tampil malam ini, dan aku tidak bisa sendiri di antara orang-orang yang sibuk memujanya!"Rhea mendesah. "Aku tetap bisa mendukungnya dari rumah, kau tahu?""TIDAK! Aku butuh seseorang untuk diajak menggosip sambil menunggu giliran Denny tampil. Please?"Rhea masih ragu, tapi suara memohon Kyle di ujung telepon membuatnya mengalah. "Baiklah… tapi jangan berharap aku akan bersorak heboh atau sesuatu seperti itu.""YES! Aku akan menjemputmu jam tujuh! Jangan p

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 30 – Tamu Malam Hari

    Malam itu, suasana di apartemen terasa lebih sunyi dari biasanya. Rhea sedang bersantai di ruang tamu, mengenakan sweater longgar sambil menonton acara TV yang sebenarnya tidak terlalu ia perhatikan. Pikiran Rhea masih tertuju pada telepon Michael beberapa hari lalu—cara bicara Michael yang terdengar lembut, nada suaranya yang sedikit bercanda, dan tawa kecil yang membuatnya terlihat… berbeda.Dan sekarang, seseorang datang.Tepat pukul sepuluh malam, suara bel apartemen berbunyi.Rhea menoleh ke arah pintu dengan alis terangkat. Michael, yang tadinya berada di dapur, melangkah lebih dulu untuk membukanya. Begitu pintu terbuka, seorang pria bertubuh tinggi dan maskulin berdiri di sana.Dia mengenakan jaket kulit hitam, rambutnya sedikit berantakan dengan gaya kasual yang tetap terlihat rapi. Wajahnya tajam, dengan rahang kokoh yang membuatnya terlihat karismatik. Ada aura percaya diri dalam gerak-geriknya, seperti seseorang yang tahu bagaiman

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 29 – Pesta Ulang Tahun Kyle

    Malam itu, Rhea berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya. Ia mengenakan sweater rajut berwarna beige yang nyaman dipadukan dengan celana jeans hitam. Ia tidak ingin tampil terlalu mencolok, mengingat pesta ulang tahun Kyle pasti akan dipenuhi dengan teman-temannya yang sudah dikenal sebagai orang-orang nyentrik.Michael yang baru saja keluar dari kamar mandi melirik ke arah Rhea yang masih berdiri di depan cermin. "Kamu nggak ganti baju lagi?" tanyanya, mengamati pakaian Rhea yang terbilang sederhana."Kenapa?" Rhea menoleh. "Pakai baju ini aja udah cukup, kan?"Michael mengangkat alis. "Pesta Kyle biasanya nggak sesederhana yang kamu pikir. Kalau kamu datang pakai outfit itu, mungkin kamu bakal kelihatan paling 'normal' di sana."Rhea mendesah. "Ya udah, biarin aja. Aku nggak punya niat buat tampil mencolok juga."Michael hanya mengangkat bahu. "Terserah kamu. Jangan lupa bawa hadiah buat Kyle."Rhea mengambil kantong kertas yang s

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status