Share

Ditolak Mentah-Mentah

Penulis: This is Stralin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-05 09:39:32

“Kamarnya ada di lantai tujuh belas. VIP nomor 178,” ujar resepsionis kepada Morgan dan Abby.

Setelah menerima tawaran wanita itu, keduanya bertolak kepada salah satu hotel terkenal di kota.

Meski sebelumnya telah mendengar kabar bahwa Morgan pemegang saham terbesar di salah satu rumah sakit, Abby masih tidak menyangka jika Morgan amat kaya. Bahkan, kini pria itu bisa dengan mudahnya memesan kamar di hotel yang ia tahu sangat sulit mendapatkan reservasi di sana.

“Thanks,” gumam Morgan, mengambil kunci itu dan meninggalkan beberapa lembar uang tip.

Hal itu membuat senyum Abby semakin semringah.

“VIP,” gumamnya seraya mengamit lengan Morgan dengan mesra. Mereka langsung menaiki lift menuju kamar yang ditujukan.

Begitu tiba di dalam, Abby tampak takjub melihat interior mewah, rapi, dan nyaman dipandang itu. Ranjang yang akan mereka tempati pun berukuran besar, terlihat sangat bersih, serta menguarkan aroma wangi.

“Kamu bisa bersiap, aku akan mengambil minuman di bawah,” ucap pria i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ms Tiara Valentine
yey tumben jam segini udah update 2X. Update lagi pleaseeee
goodnovel comment avatar
puji amriani
Benny masak g tau kalau itu Yuna...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Kau Memata-Mataiku!?

    Begitu panggilan telepon ditutup, Benny mengembuskan napas panjang. Handuk putih kecil masih tersampir di bahunya. Setelah sepanjang hari bekerja, Benny berniat melepas penat dengan bermain gim. Namun, Morgan justru memberikan tugas lainnya. Kini, pria itu kembali berjalan menuju meja kerja yang tersedia di apartemennya. Beruntung, Benny masih menyimpan salinan dari data diri dokter baru yang bergabung dengan mereka. “Dokter Mira, mana data dirinya?” Pria itu bergumam seraya mencari-cari di antara tumpukkan berkas. “Ini dia,” gumam Benny, menarik secarik kertas. Dia mulai membacanya. Selang sedetik, matanya terbelalak. Benny membaca tiga kata yang sama berulang kali. Yuna Almira Pramudita. “Ini … tidak mungkin!” ******Hari itu, Yuna mendapatkan sif siang di rumah sakit dan ia sengaja memanfaatkan waktu luangnya di pagi hari untuk menemui Delvin. Awalnya, Yuna sempat khawatir Delvin akan sibuk dan tak bisa menemuinya, tetapi Delvin langsung menentukan tempat pertemuan merek

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Pria Kurang Ajar

    Meja Morgan masih penuh oleh berkas yang harus ia periksa saat Yuna berjalan masuk. Menandakan bahwa pria itu benar-benar tengah serius bekerja sewaktu ia datang. Morgan berdiri bersandar pada meja kerja dengan satu tangan dimasukkan ke dalam saku. “Silakan duduk. Apa yang ingin Anda bicarakan, Dokter Mira?” tanyanya. Salah satu alis pria itu terangkat dan Yuna menatap tak percaya ke arahnya. Iris wanita itu menajam. “Apakah Anda mengirim seseorang untuk memata-mataiku, Tuan?” protes Yuna, langsung pada inti pembicaraan mereka. “Duduk dulu, Dokter Mira.” Morgan menjawab dengan tenang. Dagu tegasnya menuding ke arah sofa empuk yang kosong di ruangannya. “Tidak perlu.” Yuna langsung menolak. “Katakan padaku sekarang juga.” Yuna justru bertambah jengkel. Bagaimana mungkin dia bisa setenang itu setelah mengirim seseorang untuk mengawasi seorang perempuan? Jantung Yuna sudah bertalu-talu. Membayangkan mata-mata itu mungkin saja sudah mengirimkan foto Yuna tanpa riasan kepada

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Mencari Pasangan

    “Apa Kakak bilang!?” Senna berseru kencang. Ia baru saja pulang dari studio musik yang menjadi tempat kerjanya. Sementara Yuna mengampu pendidikan selama lima tahun untuk menjadi dokter, Senna telah menyelesaikan kuliahnya dalam jurusan seni musik. Kini, gadis itu sedang merintis karirnya sebagai komposer sekaligus penyanyi. Gadis itu memasuki kamarnya dan terkejut menemukan sang kakak tengah merapikan baju ke dalam koper. Pikirnya, Yuna akan kembali meninggalkan mereka ke luar negeri, tetapi kemudian ia menjelaskan bahwa Yuna akan tinggal bersama Nara untuk sementara waktu. “Bukankah Kakak baru saja pulang? Mengapa Ibu mengizinkannya?” tanya Senna, menatap ke arah Dewi yang duduk di ranjang sederhana kamar itu. Sebelum Yuna kembali, Dewi selalu aktif menanyakan kabar Yuna. Sehari tak mendapat kabar membuat wanita itu uring-uringan. Kini, setelah Yuna kembali, ia justru mengizinkan Yuna untuk pergi. “Rumah ini terlalu jauh dengan rumah sakit. Kakakmu sering mendapatkan sif pagi,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Pertemuan Pertama

    “Kau bilang tidak ingin terlibat dengan mantan suamimu lagi, tapi sekarang kamu bangun pagi-pagi dan bersiap,” komentar Nara. Gadis itu masih mengenakan piyama dan menggelengkan kepala menyaksikan Yuna sudah mandi sepagi ini. Kini, wanita itu tengah memoles wajahnya agar tidak terlihat seperti dirinya. Yuna mengembuskan napas panjang. Jangankan Nara, ia pun mengasihani dirinya sendiri. Mereka sepakat mengambil waktu tiga jam untuk Morgan. Itu berarti Yuna harus datang tiga jam lebih awal atau pulang tiga jam lebih lama. “Paling tidak, aku bisa mendapatkan tiga puluh juta hari ini,” gumam Yuna, berusaha menghibur diri. Nara yang baru terbangun seketika membelalak mendengarnya. “Kau … apa!? Berapa?” sergah wanita itu. Yuna hanya terkekeh ke arahnya. “Aku akan berangkat sekarang,” ucapnya, mengambil tas dan jaketnya. Hari masih pagi, bahkan beberapa kabut masih terlihat di udara saat Yuna berangkat menuju tempat kerjanya. Saat ia tiba, tak ada satu pun dokter baru d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Buka Sekarang?

    Yuna amat membenci hal ini. Dalam mimpi pun, ia tak pernah membayangkan akan meminta hal seperti ini kepada Yuna. “Saya buka? Sekarang?” Morgan justru bertanya dengan tangan berada di ikat pinggang. ‘Besok, Pak,’ jawab Yuna dalam hati, merasa jengkel. Hal ini sudah terasa berat baginya, dan Morgan membuatnya tambah gugup. “Benar, sekarang, Tuan. Kalau besok juga tidak apa-apa. Saya akan pergi sekarang,” ucap Yuna sembari menunjukkan senyum penuh kesabaran. Tepat setelah mengatakannya, Yuna memutar tubuh dan bersiap beranjak pergi, tetapi tangan Morgan dengan cepat menahannya. Yuna berhenti seketika. Aliran listrik seakan menjalar dari tangan Morgan ke seluruh tubuh Yuna, membuat pipi wanita itu terasa memanas. “Saya hanya bercanda,” kekeh Morgan. Benny yang menyaksikan tampak tertegun. Ini kali pertama Morgan bersikap fleksibel kepada dokternya. Biasanya, pria itu akan mengomel tiap kali dokternya melakukan kesalahan. “Saya akan membukanya sekarang,” ucap Morgan. Refleks, B

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Yang Seharusnya Tidak Dilihat

    Tidak hanya mengejutkan, tetapi luar biasa mengejutkan hingga Yuna merasa kehabisan kata-kata. “Pasti habis memeriksa Tuan Morgan.” Cindy berkomentar, melirik ke arah Yuna dengan penuh rasa penasaran. Yuna hanya bisa menanggapi dengan seringai canggung. Ia membuka botol air mineral tersebut dan sedikit terkejut karena begitu mudah untuk dibuka. Wajah Yuna tampak tertegun. Apakah … Morgan sengaja membukakan botol ini untuknya? “Tapi, sebenarnya penyakit apa yang diderita Tuan Morgan?” David bertanya. Yuna yang tengah menenggak air mineral itu nyaris tersedak mendengar pertanyaannya. Cindy maupun David pasti terkejut jika Yuna memberitahu kenyataannya. Bahwa ia baru saja menyaksikan bagian paling tertutup dari tubuh pria itu. “Aku tidak bisa memberitahunya,” ucap Yuna, berkilah. “Kalau begitu, apakah kau melihat sesuatu yang hebat pada dirinya?” Cindy ikut bertanya dengan nada antusias. Alis Yuna justru mengerut, setengah tidak memahami pertanyaan Cindy. Ia bertanya s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Masuk Kandang Singa

    Yuna tidak langsung mematuhi perkataan Morgan. Alih-alih beranjak masuk, ia justru kembali menatap ke arah pria itu. “Ini bukan jam kerjaku, Tuan. Aku tidak harus mematuhi Anda dan tidak akan pergi jika aku tidak tahu tujuannya,” jawab Yuna, mengutarakan pendapatnya. Mendengar itu, Morgan mendengkus pendek dan menutup kembali pintu mobilnya. Iris hitam pria itu terlihat lebih tegas saat ia berjalan menghampiri Yuna. “Ini keadaan darurat, Dokter Mira. Kau mau masuk atau melepaskan tanggung jawabmu sebagai seorang dokter?” tanya Morgan dengan sorot menuntut. Mata Yuna yang semula terlihat santai seketika menegang mendengar kata ‘darurat’. Tanpa dikomandoi lebih lanjut, wanita itu bergegas memasuki mobil Morgan. Nara yang sejak tadi mengamati keduanya pun seketika membelalak tak percaya. Sebelum Yuna menemui Morgan, mereka setuju untuk menolak ajakan Morgan dengan alasan apa pun. Kini, Yuna justru memasuki mobil itu tanpa paksaan sedikit pun. “Mungkinkah mereka sudah kembali

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    KETAHUAN

    Belum sampai tiga menit berlalu sejak Yuna tiba di kediaman Morgan, dan kehadirannya sudah mengundang kecurigaan Lastri. Kini, wanita paruh baya itu menatap lurus ke arah Yuna yang menyita perhatiannya. “Nyonya?” Morgan mengulang dengan bingung dan menatap keduanya bergantian. “Nyonya?” Katherine ikut mengernyitkan alis. “Nyonya?” Yuna turut bersuara, berusaha membaur untuk menyamarkan diri di antara yang lain. Mendapat serangan bertubi-tubi seperti itu rupanya berhasil membuat Lastri goyah. Wanita itu mengerjap cepat dan kehilangan keyakinannya. “Maksud saya, Nyonya Katherine.” Dia membenarkan. “Nyonya Katherine, Tuan Will sudah menunggu.” Jawaban itu masih menyisakan tatapan aneh dari Katherine dan Morgan, tetapi nyonya di rumah itu akhirnya mengangguk dan menatap Morgan serta Yuna bergantian. “Mari masuk,” sapanya dengan ramah. Yuna masih merasa tidak terbiasa dengan keramahan Katherine. Dahulu, wanita itu selalu memandangnya rendah dan menggunjingnya, tetapi kini ia disam

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Always And Forever, Yuna

    “Apa yang terjadi padanya?” David bertanya seraya menghampiri Cindy dan Yuna. Pertanyaan itu ditujukan kepada Yuna yang sore ini terlihat begitu layu. Tak biasanya Yuna seperti ini. Bahkan setelah memeriksa puluhan pasien, wanita itu masih memiliki cukup stamina. “Sudah dua hari dia ditinggal suaminya.” Cindy menjelaskan. Menatap iba pada sahabatnya yang kini terlihat seperti zombie. “Bukankah seharusnya dia kembali kemarin?” tanya Cindy lagi. Terhitung sudah sebulan semenjak Yuna menikah dengan Morgan. Wanita itu masih diizinkan untuk bekerja. Namun, keduanya justru tidak sering bertemu. Tak seperti saat masa pendekatan dahulu, Morgan bisa memanggil Yuna sesuka hati. Kini, bahkan pria itu amat jarang terlihat di rumah sakit. Membuat Yuna hanya bisa bertemu dengannya saat malam dan pagi hari. Bahkan, kali ini terhitung sudah dua hari ia tak bertemu Morgan dan seluruh energinya seakan menghilang. Yuna tak pernah seperti ini sebelumnya. “Tiba-tiba dia harus mengadakan pertemu

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Awal Yang Baru

    Bunyi gerendel digeser menyambut masuknya seorang pria berompi dan berpakaian oranye. Kedua tangannya diborgol dan raut wajahnya terlihat lesu sekaligus tak terawat. Orang-orang yang melihatnya tak akan menyangka jika pria berpakaian tahanan penjara itu pernah menjadi direktur utama perusahaan bergengsi. Morgan sudah menunggu di kursi dan begitu sang paman mengangkat kepala untuk melihatnya, pria itu bergegas menghampiri Morgan. “Kau datang untuk melepaskanku, ‘kan? Kau datang untuk mencabut tuntutan itu, ‘kan, Morgan?” sergah Dimas dengan penuh harap. Sudah genap lima hari dia dipenjara dan penampilan Dimas terlihat jauh lebih buruk. Tak ada lagi bekas perkelahian. Kumisnya tumbuh dengan cepat, matanya sayu, dan kulit wajahnya terlihat kusam. Dari apa yang dilaporkan oleh jaksa, Dimas dituntut lima belas tahun penjara atas tuduhan penggelapan dana dan penyuapan yang dia lakukan, ditambah tiga tahun lagi atas percobaan pembunuhan yang ia lakukan terhadap Yuna. Morgan sudah be

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    The First Night

    Sekujur tubuh Yuna seketika bereaksi mendengar suara Morgan. Ia menelan saliva dengan gugup. Bahkan lehernya terlihat kaku saat Yuna menoleh perlahan ke arah Morgan. “A … apa?” tanya wanita itu seraya berkedip canggung. Pria itu tersenyum tipis dan menegakkan tubuhnya. Satu tangannya masih berada di dalam saku, sementara sudut bibir Morgan tertarik membentuk senyum miring. “Kakek sudah menyiapkan ini semua. Hanya untuk kita. Tidak mungkin kita membuat dia kecewa, bukan?” tutur pria itu dengan nada lirih setengah berbisik. Seluruh bulu di tubuh Yuna seakan bergidik seketika. Belakangan, ia terlalu fokus menyiapkan diri untuk pernikahan hingga Yuna lupa ia masih memiliki kewajiban tepat setelah pernikahan itu berakhir. Kewajiban melalui malam pertama bersama Morgan. Pria itu tersenyum tipis melihat wajah Yuna yang mendadak gugup dan canggung. Cup Ia melabuhkan satu kecupan ringan pada salah satu pipi Yuna. “Aku akan membersihkan diri sebelum melakukannya,” ucap Morgan

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Wedding Days

    “Maksudmu, Morgan akan menikah? Cucuku akan segera menikah!?” Kakek Morgan berseru tegas. Pria tua itu tengah membaca di ruang baca saat salah seorang pelayan datang dan membawakan surat undangan. Matanya nyaris terbelalak keluar saat melihat nama sang cucu di sana. “Itu benar, Tuan Besar. Sepertinya, Tuan Morgan merahasiakan hal ini dari keluarga besar.” Pelayan sekaligus asisten pribadinya itu menjelaskan. Mendengarnya, raut wajah pria itu itu menjadi campur aduk. Senang dengan kabar menggembirakan ini sekaligus setengah kesal karena dirahasiakan dari peristiwa penting seperti ini. “Bocah tengik!” umpatnya, “Berani-beraninya dia merencanakan pernikahan ini tanpa sepengetahuanku. Siapa pengantin wanitanya?” sergah pria tua itu. “Dia—” “Tentu saja calon istriku.” Satu suara menyela. Kakek Morgan, Louis, dan asistennya refleks menoleh ke arah sumber suara. Di ambang pintu, sudah berdiri Morgan dengan Yuna di sisinya. Raut wajah pria itu terlihat penuh semringah. “Tentu saja

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Penyesalan Terbesar

    “Morgan menemui Ibu?” Yuna bertanya dengan raut wajah penasaran. Sesuai janji, Morgan dan Yuna sepakat untuk bertemu setelah Yuna selesai bekerja. Kini, setelah Yuna datang ke ruangan pria itu, Morgan justru tidak ada di ruangannya. Benny mengangguk satu kali. “Benar, Nyonya. Setelah rapat selesai, tiba-tiba Nyonya Dewi mengajak Morgan untuk mengobrol,” tutur pria itu. Alis Yuna mengernyit bingung. Dewi tak mengatakan apa pun kepadanya. “Apakah kau tahu ke mana mereka pergi?” Yuna bertanya lagi. Sayangnya, Benny menggelengkan kepala. “Tuan Morgan tidak memberitahu apa pun kepada saya, Nyonya,” lanjut pria itu. Yuna mengangguk mengerti dan meminta Benny untuk melanjutkan pekerjaan sementara Yuna akan menunggu di ruangan Morgan. Wanita itu sudah mencoba menghubungi Morgan, tetapi tidak mendapat jawaban apa pun. Hingga selang beberapa menit, pintu terbuka dan Yuna refleks berdiri. Akan tetapi, alih-alih Morgan, ia justru mendapati sosok Katherine yang berdiri di ambang pintu.

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Sebuah Permintaan Terakhir

    Morgan dan Yuna mempersiapkan dengan lebih matang kali ini. Tidak seperti pernikahan pertama mereka yang dilakukan secara mendadak, tertutup, dan setengah hati. Kali ini Morgan benar-benar mencurahkan pikirannya dengan maksimal. Di sela-sela kesibukan pria itu dalam menjalankan dua perusahaan sekaligus, Morgan masih mencicil keperluan dan menggali informasi untuk vendor pernikahan yang sesuai. Kemarin, Morgan dan Yuna telah memilih sebuah aula tempat pernikahan akan digelar. Tempatnya berada di luar ruangan di kawasan elite yang khusus untuk menggelar pernikahan. Awalnya, Yuna tampak ragu, khawatir perayaan itu akan terlalu banyak. Namun, Morgan berkata mereka hanya akan melakukannya satu kali dan tentu hal itu harus sempurna. Kali ini, pria itu baru selesai rapat dan berjalan beriringan dengan Benny menuju mobil. “Kau sudah membayar untuk tempat kemarin?” Morgan bertanya kepada sekretarisnya. Benny mengangguk satu kali. “Sudah lunas dan tanggal itu dipersiapkan hanya u

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Amarah dan Kasih Sayang

    Benny kewalahan saat mencoba menahan tubuh sang bos. Wajah Dimas sudah babak belur dan berdarah. Pria itu benar-benar akan habis di tangan Morgan andai tak ada satu pun orang yang menghentikan. Selama ini, Morgan selalu menahan diri dan tak sekalipun menggunakan kepalan tangannya. Namun, sebagai orang terdekatnya, Benny tahu bahwa sekali Morgan memukul seseorang, pria itu bisa benar-benar kritis. “Hentikan ini, Tuan. Anda bisa membunuhnya!” Benny berkata dengan tegas. Iris hitam Morgan masih dikuasai oleh kemarahan. Seakan suaranya tak dapat mencapai akal sehat Morgan. Sementara itu, Dimas berhasil kembali berdiri. Wajahnya terasa berdenyut sakit dan amarah juga menguasai dirinya. Ia menatap lurus ke arah Morgan, kemudian menyeringai tipis. Hal itu membuat kegeraman Morgan semakin meledak-ledak. “Brengsek!” sergah Morgan, kemudian kembali merangsek maju. Kekuatannya begitu besar hingga berhasil menembus pertahanan Benny. Ia melangkah cepat mendekati Dimas dan kembali men

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Pria Berengsek

    “Kau sudah memeriksa seluruh CCTV di sana?” Morgan bertanya melalui telepon. Pria itu telah berada di mobilnya dan mengenakan sebuah earphone. Sejak tadi, ponselnya tak berhenti menghubungi ke sana kemari. Jika benar Dimas berperan dalam hilangnya Yuna, maka Morgan harus bertindak secepat mungkin. Kali ini, Morgan kembali meminta bantuan Bara dan Erik. “Sudah, Tuan, dan memang benar Nyonya Yuna tengah berangkat bekerja saat sebuah mobil hitam mendekatinya. Tapi, pria itu tidak melakukan apa-apa.” Bara memberitahu. Alis Morgan mengernyit seketika. Pria itu terlihat tidak kesulitan membagi konsentrasi antara setir kemudi di depannya dengan percakapan di telepon itu. “Apa maksudmu?” sergah Morgan. “Dia tidak memukul atau menyeret Nyonya Yuna. Pria di dalam mobil sepertinya mengajak Nyonya Yuna bicara, kemudian Nyonya Yuna memasuki mobil itu tanpa paksaan.” Bara menjelaskan sembari menatap layar komputer yang menampilkan hasil rekaman CCTV salah satu toko terdekat. Morgan membungka

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Kehidupan tanpa Nhonha

    Semuanya menjadi kacau. Dengan amat hati-hati, Morgan berusaha membereskan kekacauan dan merangkai situasi sempurna agar mereka benar-benar bisa menikah. Kini, tepat setelah kasus sang putra berhasil tuntas, Yuna justru lepas dari genggamannya. Dewi terlihat sangat kecewa dan marah terhadap mereka. Ia tak mendengarkan Morgan sedikit pun dan langsung membawa Yuna pergi. Persis seperti lima tahun lalu. Kini, wajah Morgan terlihat pucat dan tak bersemangat meski ia telah berhasil mencapai tujuannya. “Pagi ini, Paman Anda akan menjalani pemeriksaan pertama, Tuan. Ketua eksekutif perusahaan DreenCo juga ikut terseret—” Laporan Benny terhenti saat pria itu menyadari Morgan terlihat tidak fokus. Pria itu tidak mendengarnya sedikit pun. Iris hitamnya terlihat kosong, tampak jelas pikiran Morgan tak berada di sana. “Bagaimana kondisi Nyonya Yuna, Tuan?” Benny mengganti topik pembicaraan. Mendengar itu, Morgan berkedip satu kali dan seketika jiwanya seakan kembali ke tubuh pria i

DMCA.com Protection Status