Share

Buka Sekarang?

last update Last Updated: 2024-02-08 23:28:08

Yuna amat membenci hal ini.

Dalam mimpi pun, ia tak pernah membayangkan akan meminta hal seperti ini kepada Yuna.

“Saya buka? Sekarang?” Morgan justru bertanya dengan tangan berada di ikat pinggang.

‘Besok, Pak,’ jawab Yuna dalam hati, merasa jengkel. Hal ini sudah terasa berat baginya, dan Morgan membuatnya tambah gugup.

“Benar, sekarang, Tuan. Kalau besok juga tidak apa-apa. Saya akan pergi sekarang,” ucap Yuna sembari menunjukkan senyum penuh kesabaran.

Tepat setelah mengatakannya, Yuna memutar tubuh dan bersiap beranjak pergi, tetapi tangan Morgan dengan cepat menahannya.

Yuna berhenti seketika.

Aliran listrik seakan menjalar dari tangan Morgan ke seluruh tubuh Yuna, membuat pipi wanita itu terasa memanas.

“Saya hanya bercanda,” kekeh Morgan.

Benny yang menyaksikan tampak tertegun. Ini kali pertama Morgan bersikap fleksibel kepada dokternya. Biasanya, pria itu akan mengomel tiap kali dokternya melakukan kesalahan.

“Saya akan membukanya sekarang,” ucap Morgan.

Refleks, B
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Yang Seharusnya Tidak Dilihat

    Tidak hanya mengejutkan, tetapi luar biasa mengejutkan hingga Yuna merasa kehabisan kata-kata. “Pasti habis memeriksa Tuan Morgan.” Cindy berkomentar, melirik ke arah Yuna dengan penuh rasa penasaran. Yuna hanya bisa menanggapi dengan seringai canggung. Ia membuka botol air mineral tersebut dan sedikit terkejut karena begitu mudah untuk dibuka. Wajah Yuna tampak tertegun. Apakah … Morgan sengaja membukakan botol ini untuknya? “Tapi, sebenarnya penyakit apa yang diderita Tuan Morgan?” David bertanya. Yuna yang tengah menenggak air mineral itu nyaris tersedak mendengar pertanyaannya. Cindy maupun David pasti terkejut jika Yuna memberitahu kenyataannya. Bahwa ia baru saja menyaksikan bagian paling tertutup dari tubuh pria itu. “Aku tidak bisa memberitahunya,” ucap Yuna, berkilah. “Kalau begitu, apakah kau melihat sesuatu yang hebat pada dirinya?” Cindy ikut bertanya dengan nada antusias. Alis Yuna justru mengerut, setengah tidak memahami pertanyaan Cindy. Ia bertanya s

    Last Updated : 2024-02-09
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Masuk Kandang Singa

    Yuna tidak langsung mematuhi perkataan Morgan. Alih-alih beranjak masuk, ia justru kembali menatap ke arah pria itu. “Ini bukan jam kerjaku, Tuan. Aku tidak harus mematuhi Anda dan tidak akan pergi jika aku tidak tahu tujuannya,” jawab Yuna, mengutarakan pendapatnya. Mendengar itu, Morgan mendengkus pendek dan menutup kembali pintu mobilnya. Iris hitam pria itu terlihat lebih tegas saat ia berjalan menghampiri Yuna. “Ini keadaan darurat, Dokter Mira. Kau mau masuk atau melepaskan tanggung jawabmu sebagai seorang dokter?” tanya Morgan dengan sorot menuntut. Mata Yuna yang semula terlihat santai seketika menegang mendengar kata ‘darurat’. Tanpa dikomandoi lebih lanjut, wanita itu bergegas memasuki mobil Morgan. Nara yang sejak tadi mengamati keduanya pun seketika membelalak tak percaya. Sebelum Yuna menemui Morgan, mereka setuju untuk menolak ajakan Morgan dengan alasan apa pun. Kini, Yuna justru memasuki mobil itu tanpa paksaan sedikit pun. “Mungkinkah mereka sudah kembali

    Last Updated : 2024-02-09
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    KETAHUAN

    Belum sampai tiga menit berlalu sejak Yuna tiba di kediaman Morgan, dan kehadirannya sudah mengundang kecurigaan Lastri. Kini, wanita paruh baya itu menatap lurus ke arah Yuna yang menyita perhatiannya. “Nyonya?” Morgan mengulang dengan bingung dan menatap keduanya bergantian. “Nyonya?” Katherine ikut mengernyitkan alis. “Nyonya?” Yuna turut bersuara, berusaha membaur untuk menyamarkan diri di antara yang lain. Mendapat serangan bertubi-tubi seperti itu rupanya berhasil membuat Lastri goyah. Wanita itu mengerjap cepat dan kehilangan keyakinannya. “Maksud saya, Nyonya Katherine.” Dia membenarkan. “Nyonya Katherine, Tuan Will sudah menunggu.” Jawaban itu masih menyisakan tatapan aneh dari Katherine dan Morgan, tetapi nyonya di rumah itu akhirnya mengangguk dan menatap Morgan serta Yuna bergantian. “Mari masuk,” sapanya dengan ramah. Yuna masih merasa tidak terbiasa dengan keramahan Katherine. Dahulu, wanita itu selalu memandangnya rendah dan menggunjingnya, tetapi kini ia disam

    Last Updated : 2024-02-10
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Morgan Menyesal?

    “Dia terlihat sangat dingin, bahkan bersikap baik-baik saja, tapi aku mendengar isak tangis dari kamarnya setiap malam. Pernah, satu waktu, Tuan Morgan sedang sarapan sendirian dan tiba-tiba dia menangis tanpa suara. Tuan Morgan pun menjadi lebih sering melamun. Keadaan jadi semakin buruk saat Tuan Morgan kehilangan jabatannya di perusahaan. Dia jadi sering mengunjungi makam bayinya.” Lastri bercerita seraya bergidik ngeri. “Sepertinya, saat itu Tuan masih sangat mencintai Nyonya. Tahukah Nyonya, Tuan masih menyimpan seluruh pakaian bayi yang telah Nyonya beli? Dia memiliki banyak foto Nyonya. Sekarang pun, Tuan Morgan tidak berkencan dengan perempuan mana pun.”Yuna berkedip dan napasnya entah mengapa menjadi lebih berat. Perasaannya meragu, bimbang ingin mempercayainya atau tidak. Penuturan Lastri terdengar meyakinkan, tetapi amat berbeda dengan apa yang Yuna lihat di kelab malam tempo hari. Terlihat bahagia dan menikmati kehidupannya sekarang. Jelas-jelas Morgan yang menggugat c

    Last Updated : 2024-02-10
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Kesempatan Kedua untuk Yuna

    Yuna tak tahu apa perasaan ini. Perasaannya seakan dibanjiri kehangatan melihat sosok Morgan. Ia merasa aman dan lega hingga ia hampir lupa bahwa pria itu tetaplah mantan suaminya. “Masuklah,” pinta Morgan. Yuna menelan saliva yang terasa berat. Jantungnya mulai bertalu-talu. Bohong jika Yuna merasa tidak senang dengan tawaran Morgan. Dahulu, Morgan tidak pernah berbalik ke arahnya setiap sudah bersama Evelyn. Bahkan tidak menoleh sedikit pun. Kini, pria itu justru menyusulnya. Ia merasa diperhatikan. Namun, wanita itu menekan kuat keinginannya dan menggelengkan kepala. “Anda tidak perlu melakukan ini, Tuan. Aku akan pulang sendiri. Aku sudah memesan taksi,” tutur Yuna, setengah berbohong. Ia bahkan ragu masih ada taksi pada jam selarut ini. Meski demikian, wanita itu tetap melanjutkan langkahnya, mengabaikan mobil Morgan yang sudah menunggu. Di luar dugaan, pria itu justru kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan lembut menyesuaikan langkah kaki Yuna. “Masuklah, Dokter

    Last Updated : 2024-02-11
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Jangan Melakukan Itu Di Sini!

    “Ada apa, Tuan?” Benny bertanya. Keduanya sudah berada di dalam lift, tetapi pria itu masih terkekeh seakan menertawakan hal yang lucu. Morgan menarik napas dan kembali menegakkan punggung, berusaha kembali menjadi dirinya yang tegas dan berwibawa. Namun, tiap kali mengingat wajah mengantuk dokter Mira, bibirnya kembali tertarik membentuk senyum tipis. “Tidak apa-apa,” jawabnya. “Omong-omong, di mana Dokter Mira belajar? Mengapa dia lebih hebat daripada dokter lainnya?” Pria itu bertanya. Benny berkedip satu kali. Sampai sekarang, Morgan belum menyadari bahwa dokter Mira tidak lain adalah Yuna, mantan istrinya. “Setahu saya, di Amerika Serikat, Tuan,” jawab Benny, tidak berbohong. Alis Morgan seketika mengernyit. Entah mengapa, ia selalu sensitif tiap seseorang menyebutkan nama negara itu. “Universitas apa?” tanyanya lagi. Benny terlihat berpikir sebelum menjawab. Satu kali ia menyebutkan namanya, ia tahu Morgan akan menjadi curiga. “Universitas Illinois, Tuan, juru

    Last Updated : 2024-02-11
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Itu Yuna! Kejar Dia!

    Baik Morgan dan Yuna, keduanya membelalakkan mata. Seakan tak cukup setelah diinterogasi, kini Yuna justru terjebak dalam situasi paling buruk yang bisa ia bayangkan. Wajah wanita itu terlihat pucat, seakan baru saja tersambar petir di siang bolong, sementara Morgan justru terlihat bersemangat. “Benarkah? Dari mana kau mengetahuinya?” tanya pria itu. Hari ini, ia memang mengutus Benny untuk mengurus penyidikan Yuna, tetapi ia tidak menyangka jika kabar yang datang akan jadi sebaik ini. Yuna berusaha terlihat tidak mencolok, tetapi ia bahkan sulit menggerakkan tangannya saat menantikan jawaban Benny. “Salah satu informan kita mengakui mendengar Bu Dewi menyebut-nyebut Yuna yang telah kembali dan bekerja di negara ini. Aku juga sudah menugaskan seseorang untuk memantau rumah itu dua puluh empat jam.” Benny menjelaskan. Ia melirik ke arah Yuna di akhir kalimatnya. Awalnya, Benny ingin merahasiakan identitas wanita itu sampai akhir. Namun, salah satu orang suruhan mereka justru me

    Last Updated : 2024-02-12
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Menyelamatkan Diri

    Yuna tidak pernah menyangka kalau proses melayatnya akan berubah menjadi teror karena kedatangan sang mantan suami. Begitu berhasil menuruni bukit makam sang putra, Yuna langsung berlari tunggang langgang seperti kuda yang ketakutan. Ia berlari dengan penuh kehati-hatian. Berusaha menjaga keseimbanan kakinya di antara makam-makam yang tidak bisa diinjak. “Yuna!” “Yuna! Kamu di mana!?” Wajah Yuna menjadi panik. Pergerakannya tambah tergesa saat dia mendengar orang memanggil-manggil namanya di belakang. Wanita itu terus mengambil langkah seribu menuju bagian makam yang lebih jauh ke dalam, ke area yang lebih ramai. Paling tidak, busana serba hitamnya akan membaur dengan pelayat lain yang mengenakan pakaian dengan warna serupa. Di tengah pelariannya, Yuna menyempatkan diri menoleh ke belakang dan terperanjat kaget melihat Benny sudah berlari ke arahnya dalam jarak yang tidak terlalu jauh. “Gawat,” gumam Yuna, kemudian berlari lebih jauh. Tidak ada jalan untuk tersembunyi. P

    Last Updated : 2024-02-12

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Always And Forever, Yuna

    “Apa yang terjadi padanya?” David bertanya seraya menghampiri Cindy dan Yuna. Pertanyaan itu ditujukan kepada Yuna yang sore ini terlihat begitu layu. Tak biasanya Yuna seperti ini. Bahkan setelah memeriksa puluhan pasien, wanita itu masih memiliki cukup stamina. “Sudah dua hari dia ditinggal suaminya.” Cindy menjelaskan. Menatap iba pada sahabatnya yang kini terlihat seperti zombie. “Bukankah seharusnya dia kembali kemarin?” tanya Cindy lagi. Terhitung sudah sebulan semenjak Yuna menikah dengan Morgan. Wanita itu masih diizinkan untuk bekerja. Namun, keduanya justru tidak sering bertemu. Tak seperti saat masa pendekatan dahulu, Morgan bisa memanggil Yuna sesuka hati. Kini, bahkan pria itu amat jarang terlihat di rumah sakit. Membuat Yuna hanya bisa bertemu dengannya saat malam dan pagi hari. Bahkan, kali ini terhitung sudah dua hari ia tak bertemu Morgan dan seluruh energinya seakan menghilang. Yuna tak pernah seperti ini sebelumnya. “Tiba-tiba dia harus mengadakan pertemu

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Awal Yang Baru

    Bunyi gerendel digeser menyambut masuknya seorang pria berompi dan berpakaian oranye. Kedua tangannya diborgol dan raut wajahnya terlihat lesu sekaligus tak terawat. Orang-orang yang melihatnya tak akan menyangka jika pria berpakaian tahanan penjara itu pernah menjadi direktur utama perusahaan bergengsi. Morgan sudah menunggu di kursi dan begitu sang paman mengangkat kepala untuk melihatnya, pria itu bergegas menghampiri Morgan. “Kau datang untuk melepaskanku, ‘kan? Kau datang untuk mencabut tuntutan itu, ‘kan, Morgan?” sergah Dimas dengan penuh harap. Sudah genap lima hari dia dipenjara dan penampilan Dimas terlihat jauh lebih buruk. Tak ada lagi bekas perkelahian. Kumisnya tumbuh dengan cepat, matanya sayu, dan kulit wajahnya terlihat kusam. Dari apa yang dilaporkan oleh jaksa, Dimas dituntut lima belas tahun penjara atas tuduhan penggelapan dana dan penyuapan yang dia lakukan, ditambah tiga tahun lagi atas percobaan pembunuhan yang ia lakukan terhadap Yuna. Morgan sudah be

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    The First Night

    Sekujur tubuh Yuna seketika bereaksi mendengar suara Morgan. Ia menelan saliva dengan gugup. Bahkan lehernya terlihat kaku saat Yuna menoleh perlahan ke arah Morgan. “A … apa?” tanya wanita itu seraya berkedip canggung. Pria itu tersenyum tipis dan menegakkan tubuhnya. Satu tangannya masih berada di dalam saku, sementara sudut bibir Morgan tertarik membentuk senyum miring. “Kakek sudah menyiapkan ini semua. Hanya untuk kita. Tidak mungkin kita membuat dia kecewa, bukan?” tutur pria itu dengan nada lirih setengah berbisik. Seluruh bulu di tubuh Yuna seakan bergidik seketika. Belakangan, ia terlalu fokus menyiapkan diri untuk pernikahan hingga Yuna lupa ia masih memiliki kewajiban tepat setelah pernikahan itu berakhir. Kewajiban melalui malam pertama bersama Morgan. Pria itu tersenyum tipis melihat wajah Yuna yang mendadak gugup dan canggung. Cup Ia melabuhkan satu kecupan ringan pada salah satu pipi Yuna. “Aku akan membersihkan diri sebelum melakukannya,” ucap Morgan

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Wedding Days

    “Maksudmu, Morgan akan menikah? Cucuku akan segera menikah!?” Kakek Morgan berseru tegas. Pria tua itu tengah membaca di ruang baca saat salah seorang pelayan datang dan membawakan surat undangan. Matanya nyaris terbelalak keluar saat melihat nama sang cucu di sana. “Itu benar, Tuan Besar. Sepertinya, Tuan Morgan merahasiakan hal ini dari keluarga besar.” Pelayan sekaligus asisten pribadinya itu menjelaskan. Mendengarnya, raut wajah pria itu itu menjadi campur aduk. Senang dengan kabar menggembirakan ini sekaligus setengah kesal karena dirahasiakan dari peristiwa penting seperti ini. “Bocah tengik!” umpatnya, “Berani-beraninya dia merencanakan pernikahan ini tanpa sepengetahuanku. Siapa pengantin wanitanya?” sergah pria tua itu. “Dia—” “Tentu saja calon istriku.” Satu suara menyela. Kakek Morgan, Louis, dan asistennya refleks menoleh ke arah sumber suara. Di ambang pintu, sudah berdiri Morgan dengan Yuna di sisinya. Raut wajah pria itu terlihat penuh semringah. “Tentu saja

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Penyesalan Terbesar

    “Morgan menemui Ibu?” Yuna bertanya dengan raut wajah penasaran. Sesuai janji, Morgan dan Yuna sepakat untuk bertemu setelah Yuna selesai bekerja. Kini, setelah Yuna datang ke ruangan pria itu, Morgan justru tidak ada di ruangannya. Benny mengangguk satu kali. “Benar, Nyonya. Setelah rapat selesai, tiba-tiba Nyonya Dewi mengajak Morgan untuk mengobrol,” tutur pria itu. Alis Yuna mengernyit bingung. Dewi tak mengatakan apa pun kepadanya. “Apakah kau tahu ke mana mereka pergi?” Yuna bertanya lagi. Sayangnya, Benny menggelengkan kepala. “Tuan Morgan tidak memberitahu apa pun kepada saya, Nyonya,” lanjut pria itu. Yuna mengangguk mengerti dan meminta Benny untuk melanjutkan pekerjaan sementara Yuna akan menunggu di ruangan Morgan. Wanita itu sudah mencoba menghubungi Morgan, tetapi tidak mendapat jawaban apa pun. Hingga selang beberapa menit, pintu terbuka dan Yuna refleks berdiri. Akan tetapi, alih-alih Morgan, ia justru mendapati sosok Katherine yang berdiri di ambang pintu.

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Sebuah Permintaan Terakhir

    Morgan dan Yuna mempersiapkan dengan lebih matang kali ini. Tidak seperti pernikahan pertama mereka yang dilakukan secara mendadak, tertutup, dan setengah hati. Kali ini Morgan benar-benar mencurahkan pikirannya dengan maksimal. Di sela-sela kesibukan pria itu dalam menjalankan dua perusahaan sekaligus, Morgan masih mencicil keperluan dan menggali informasi untuk vendor pernikahan yang sesuai. Kemarin, Morgan dan Yuna telah memilih sebuah aula tempat pernikahan akan digelar. Tempatnya berada di luar ruangan di kawasan elite yang khusus untuk menggelar pernikahan. Awalnya, Yuna tampak ragu, khawatir perayaan itu akan terlalu banyak. Namun, Morgan berkata mereka hanya akan melakukannya satu kali dan tentu hal itu harus sempurna. Kali ini, pria itu baru selesai rapat dan berjalan beriringan dengan Benny menuju mobil. “Kau sudah membayar untuk tempat kemarin?” Morgan bertanya kepada sekretarisnya. Benny mengangguk satu kali. “Sudah lunas dan tanggal itu dipersiapkan hanya u

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Amarah dan Kasih Sayang

    Benny kewalahan saat mencoba menahan tubuh sang bos. Wajah Dimas sudah babak belur dan berdarah. Pria itu benar-benar akan habis di tangan Morgan andai tak ada satu pun orang yang menghentikan. Selama ini, Morgan selalu menahan diri dan tak sekalipun menggunakan kepalan tangannya. Namun, sebagai orang terdekatnya, Benny tahu bahwa sekali Morgan memukul seseorang, pria itu bisa benar-benar kritis. “Hentikan ini, Tuan. Anda bisa membunuhnya!” Benny berkata dengan tegas. Iris hitam Morgan masih dikuasai oleh kemarahan. Seakan suaranya tak dapat mencapai akal sehat Morgan. Sementara itu, Dimas berhasil kembali berdiri. Wajahnya terasa berdenyut sakit dan amarah juga menguasai dirinya. Ia menatap lurus ke arah Morgan, kemudian menyeringai tipis. Hal itu membuat kegeraman Morgan semakin meledak-ledak. “Brengsek!” sergah Morgan, kemudian kembali merangsek maju. Kekuatannya begitu besar hingga berhasil menembus pertahanan Benny. Ia melangkah cepat mendekati Dimas dan kembali men

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Pria Berengsek

    “Kau sudah memeriksa seluruh CCTV di sana?” Morgan bertanya melalui telepon. Pria itu telah berada di mobilnya dan mengenakan sebuah earphone. Sejak tadi, ponselnya tak berhenti menghubungi ke sana kemari. Jika benar Dimas berperan dalam hilangnya Yuna, maka Morgan harus bertindak secepat mungkin. Kali ini, Morgan kembali meminta bantuan Bara dan Erik. “Sudah, Tuan, dan memang benar Nyonya Yuna tengah berangkat bekerja saat sebuah mobil hitam mendekatinya. Tapi, pria itu tidak melakukan apa-apa.” Bara memberitahu. Alis Morgan mengernyit seketika. Pria itu terlihat tidak kesulitan membagi konsentrasi antara setir kemudi di depannya dengan percakapan di telepon itu. “Apa maksudmu?” sergah Morgan. “Dia tidak memukul atau menyeret Nyonya Yuna. Pria di dalam mobil sepertinya mengajak Nyonya Yuna bicara, kemudian Nyonya Yuna memasuki mobil itu tanpa paksaan.” Bara menjelaskan sembari menatap layar komputer yang menampilkan hasil rekaman CCTV salah satu toko terdekat. Morgan membungka

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Kehidupan tanpa Nhonha

    Semuanya menjadi kacau. Dengan amat hati-hati, Morgan berusaha membereskan kekacauan dan merangkai situasi sempurna agar mereka benar-benar bisa menikah. Kini, tepat setelah kasus sang putra berhasil tuntas, Yuna justru lepas dari genggamannya. Dewi terlihat sangat kecewa dan marah terhadap mereka. Ia tak mendengarkan Morgan sedikit pun dan langsung membawa Yuna pergi. Persis seperti lima tahun lalu. Kini, wajah Morgan terlihat pucat dan tak bersemangat meski ia telah berhasil mencapai tujuannya. “Pagi ini, Paman Anda akan menjalani pemeriksaan pertama, Tuan. Ketua eksekutif perusahaan DreenCo juga ikut terseret—” Laporan Benny terhenti saat pria itu menyadari Morgan terlihat tidak fokus. Pria itu tidak mendengarnya sedikit pun. Iris hitamnya terlihat kosong, tampak jelas pikiran Morgan tak berada di sana. “Bagaimana kondisi Nyonya Yuna, Tuan?” Benny mengganti topik pembicaraan. Mendengar itu, Morgan berkedip satu kali dan seketika jiwanya seakan kembali ke tubuh pria i

DMCA.com Protection Status