Share

BAB 12 : MALAM PERTAMA(?) NOPE!

Penulis: Arunika Jae
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-10 20:10:09

Safira tak menyangka jika dua bulan sungguh berlalu begitu cepat. Pernikahannya dengan Bima sungguh dilakukan dan meskipun keduanya kini tengah berada di kamar yang sama, Safira masih enggan untuk percaya sepenuhnya bahwa ia sungguh gila karena menikahi mantan pacarnya yang egoisnya bukan main itu.

Begitu selesai mandi, Safira mendapati Bima yang tengah melihat ke arah luar jendela dengan pakaian yang lebih santai. Namun begitu lelaki itu sadar jika Safira sudah berada di belakangnya, Bima berbalik dan berjalan ke arah kamar mandi tanpa sekalipun melirik ke arah wanita yang perhari ini sudah menjadi istrinya.

Sadar kalau dirinya diabaikan, Safira hanya mengangkat kedua bahunya. Merasa tak keberatan sama sekali. Beda dari sebelumnya, mereka tentu sudah harus melakukan apapun yang tercantum di atas kontrak. Tidak berbicara hal tak penting. Betul?

Jadi setelah mengeringkan rambutnya dengan hair dryer, Safira langsung naik ke atas ranjang. Tidak berniat menunggu Bima selesai mandi, ia lan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 13 : EGO

    Malam pertama? Apa itu malam pertama? Dua orang yang sudah menikah tetapi salah satunya malah memilih untuk pergi ke alam mimpi? Begitu?Iya. Itu jawaban yang Bima temukan di pernikahannya ini.Ya mau bagaimana lagi. Pernikahan yang dijalaninya bersama sang mantan pacar memang bukanlah pernikahan pada umumnya karena mereka hanya menikah di atas kontrak. Hitam di atas putih.Ketika keluar dari kamar mandi tadi, Bima yang awalnya ingin mencoba mengobrol lebih banyak bersama Safira justru menemukan istrinya itu sudah tidur lebih dulu. Memang sih, Bima saja yang konyol karena berpikir seperti itu padahal ya dia sudah tahu kalau ia tak bisa melakukan itu meskipun Safira tidak tidur. Karena di atas kontrak pun tertulis mereka tak akan berbicara satu sama lain jika tak penting.Akhirnya, dengan menyedihkan, membuat lelaki itu sekarang malah berada di rumah Tomi. Ck.“Sumpah lo nggak banget dah, Bim.” Tomi mengeluarkan dua kaleng soda dari lemari es dan memberikan salah satunya kepada Bima. W

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 14 : KESEMPATAN? CIH!

    Safira terbangun sekitar pukul delapan pagi. Ia melihat ke sisi sebelahnya, yang tentu saja Bima tak ada di sana. Semalam ia baru tidur pukul tiga pagi setelah berhasil menenggak setengah botol wine dan itu cukup membuatnya mabuk. Ah.. sejak dulu dia memang tak pandai minum.Ketika mendengar suara seseorang sedang mandi di toilet, Safira sedikit terperanjat. Ia kira Bima belum pulang. Namun nyatanya ‘suami’nya itu sudah kembali yang entah sejak kapan.Sebenarnya yang membuat Safira terbangun padahal ia masih sangat mengantuk adalah karena ia bermimpi yang menurutnya cukup aneh. Sebelum ini, ia tak pernah bermimpi begini sejak ia putus dengan Bima. Tetapi tadi … haaah.. Safira menghela napas panjang. Masa ia bermimpi jika Bima meminta maaf, mengecup keningnya dan dia yang memohon agar lelaki itu tidak pergi?Tanpa sadar gadis itu terkekeh sinis. Mimpi yang sangat absurd menurutnya. Mana mungkin ia bermimpi seperti itu. Cih. Ada-ada saja.“Kenapa ketawa sendiri?”Safira tersedak sampai

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 15 : SARAPAN

    Safira tetap bungkam meskipun mereka sudah kembali ke rumah Bima. Sejak pembicaraan di pantai tadi, Safira tak berbicara pada Bima sama sekali baik di rumah orangtuanya maupun rumah orangtua lelaki itu. Bukannya apa, apa yang dikatakan Bima di pantai tadi, cukup membuat Safira terkejut, sedih, kecewa, marah dan perasaan lain yang bercampur sampai ia sendiri tak tahu harus bagaimana. Apa katanya? Bima ingin menebus apa yang telah dilakukannya lima tahun lalu selama setahun ini?Safira sungguh tak mengerti, apakah bagi Bima semuanya memang selalu mudah? Bahkan lelaki itu tak nampak merasa bersalah sama sekali. Dulu hingga sekarang, Bima seperti menganggap semuanya memang baik-baik saja, padahal menurutnya tindakan yang dilakukan Bima sudah cukup berlebihan.Terlebih pernikahan ini.Harusnya Bima bersyukur karena dirinya masih mau diajak menikah, mengorbankan masa depannya, padahal hatinya sudah disakiti seperti itu. Harusnya Bima tahu diri dengan tidak meminta lebih.Tapi apa katanya? D

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 16 : LAKI-LAKI BAIK ITU BERNAMA DITO

    Dua bulan lalu di Sky’s Bakery (pertemuan Safira dan Dito setelah sekian lama).Safira mengajak Dito untuk duduk di dalam. Dua kopi instan ia sajikan di atas meja. Mereka duduk berhadapan, situasi canggung sangat Safira rasakan sekarang. Bertemu Dito setelah sekian lama, terlebih pertemuan terakhir mereka adalah tentang pernyataan perasaan pria itu. Sejak dulu bagi Safira, Dito adalah laki-laki baik. Dalam pekerjaan, Dito bisa dibilang sangat mapan. Di usianya yang ke tiga puluh, Dito sudah menjadi kepala koki di sebuah restoran dan ia juga sudah memiliki restoran sendiri. Perangainya sebagai lelaki baik sangat diacungi jempol. Saat bersama Dito, Safira selalu diperlakukan seperti ratu. Dito sosok yang perhatian, peka, dan selalu bisa mengayomi Safira dengan baik. Namun sayang, sebaik apapun Dito memperlakukannya Safira tidak pernah menganggap Dito lebih dari teman. Dito memang baik, tetapi Safira tidak cukup baik untuk Dito. Itu lah yang ada di pikiran Safira.Jadi ketika Safira m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 17 : PENYESALAN

    Merasa bosan di rumah sendirian dan Safira tak kunjung kembali ke rumah meskipun waktu sudah menjelang malam, Bima mengambil jaket beserta kunci mobilnya untuk pergi ke suatu tempat. Sebelumnya, ia sudah membuat janji dengan Tomi agar pria itu juga menyusulnya ke sana.Ya ke mana lagi kalau bukan Bar 69 milik Monic.Sebenarnya Bima juga sedikit merasa bersalah pada perempuan itu karena tak mengundangnya ke pernikahan kemarin. Sebabnya tak usah ditanya, tentu saja karena masa lalu.Sekitar pukul setengah tujuh malam, Bima sampai di Bar 69. Karena masih sore, tentu saja suasana di sini masih sepi. Bima langsung bisa menemukan Monic yang tengah duduk seorang diri dengan laptop yang menyala di hadapannya.“Hai,” sapa Bima. Monic menoleh, ia mendelik karena tiba-tiba menemukan Bima ada di sini.“What the hell? Lo ngapain di sini Abhimana?”“Tolong birnya ya,” kata Bima kepada bartender yang tengan membersihkan gelas, tak jauh dari tempatnya duduk. “Ngapain lagi? Mau minum lah.”“Bahasa lo

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 18 : RUMAH IBU

    “Gimana? Keberatan?” Safira bertanya lagi karena Bima tak kunjung menjawab. Ia mengerti jika pria pasti terkejut dengan permintaannya ini, jadi dia memutuskan untuk menunggu. Bima pasti sedang berpikir.“Penyesalan terbesar?” Bima seperti sedang kepayahan ketika mengulang ucapan Safira. “Kehilangan ayah, itu jadi salah satu penyesalan terbesar lo?”“Iya.” Safira meletakkan botol airnya di atas mini bar. Ia tersenyum tipis. “Kamu nggak tahu, kan?”“Jadi itu yang buat lo nangis segitunya di makam bokap?”Safira menghela napas, menatap ‘suami’nya lekat. “Sebelum pacaran sama kamu, aku lebih dulu sahabatan sama Lusi, Abhimana. Jadi sebelum pacaran sama kamu, kamu juga pasti tahu kalau aku lebih dulu kenal orangtua kamu. Kamu … nggak lupa soal itu, kan?”Bima diam.“Buatku, ayah dan ibumu itu sudah seperti orangtua kedua. Aku sangat menyayangi mereka sama seperti aku menyayangi ayah dan ibuku sendiri. Setiap ngeliat Om Arhan, aku sama seperti melihat ayahku. Jadi, gimana aku nggak sedih,

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 19 : KEMARAHAN LUSI

    Safira sampai di rumah Bima sekitar pukul sebelas siang. Ketika sampai, wanita itu melihar Lusi yang tengah duduk di depan rumah seraya membaca novel. Safira tak langsung menghampiri, sampai ketika mata mereka bertemu, Safira tersenyum ke arah Lusi. Sedangkan Lusi hanya balas menatap, tanpa ada senyum sama sekali.Sejauh itukah jarak di antara mereka sekarang?Lusi masuk begitu saja ke rumah, namun ia tak sengaja berpapasan dengan Bima yang juga mengarah ke pintu. Bahu mereka bertabrakan, tetapi Lusi tetap meneruskan langkahnya untuk kembali ke kamar.“Udah datang.” Bima melihat Safira yang berjalan mendekat. Wanita itu membawa satu keranjang buah serta satu rantang makanan yang segera Bima alihkan ke tangannya sendiri.“Ibu?” tanya Safira.“Di dalam. Nonton tv kayaknya. Gue udah bilang kok kalau lo mau ke sini juga.”Safira mengangguk saja. Ia mengekori Bima untuk masuk ke rumah dan menemukan Tante Nina yang tengah menonton sinetron di ruang tengah. Safira tersenyum dan menghampiri w

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 20 : YANG DIPENDAM

    Lusi duduk cukup lama di kafe itu. Dua cangkir vanila latte dan soft chewy cookies sudah ia habiskan. Perutnya sudah kenyang bahkan ia belum makan nasi siang ini. Tanpa sadar, ternyata di luar sedang hujan cukup deras. Lusi baru sadar karena ia duduk cukup jauh dari jendela dan sejak tadi ia mengenakan earpods.Saat matanya tak sengaja melihat ke arah bar counter kafe, Lusi dibuat terkejut karena pemandangan yang cukup asing. Di sana berdiri seorang wanita dengan sosok laki-laki di sebelahnya. Dua orang itu, meskipun Lusi hanya melihat dari belakang, tetapi ia langsung mengenali siapa mereka berdua.Namun yang membuat Lusi merasa asing, karena tangan lelaki itu yang memeluk pundak sang wanita.Tunggu … sejak kapan mereka saling mengenal? Dan … apa mereka sekarang punya hubungan khusus? Lalu Safira ... apa Safira tahu tentang ini?Persis ketika dua sejoli itu balik badan, refleks Lusi kembali menatap laptopnya meskipun sesekali ia melirik ke arah tempat duduk yang ia syukuri dua orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 36 : KEPAYAHAN

    Saat Safira meninggalkan rumah, lutut Bima terasa lemas. Ia memaki diri sendiri karena kembali bertindak pengecut dengan tidak berani mengejar wanitanya. Wanita yang sampai detik ini ia cintai.Ayah Safira, pria paruh baya itu juga tak bisa berbuat apa-apa. Bisa dibayangkan betapa hancur dan kecewanya sang anak hanya dengan melihat kedua matanya tadi.Padahal butuh waktu lama bagi Safira untuk memulihkan hatinya. Tetapi ternyata tak butuh waktu lama juga hatinya kembali dipatahkan karena perbuatan bodoh orang yang sama.Abhimana akan selalu menjadi alasan bagi Safira untuk merasakan patah hati.Ditambah ayah dan ibunya juga berkomplot dengan menyembunyikan kebenaran dan membuat Safira tidak tahu apapun.Siapapun bersalah di sini.Dan agaknya, kali ini Safira butuh waktu lama untuk kembali memulihkan hatinya.“Nak Bima …” Bima tetap memandang ke depan. Ke arah pintu ketika Safira dengan langkah terseok keluar dari rumah ini. Meskipun istrinya itu tak lagi ada di depannya, namun perasaa

  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 35 : FAKTA MENYAKITKAN

    Suasana rumah Bima yang awalnya penuh kehangatan dan canda tawa, dalam sekejap berubah menjadi ketegangan. Bu Anita dan Bu Nina yang menyadari ada suara tangis dari ruang depan dengan tergopoh ikut menyusul. Bu Anita terkesiap melihat anak gadisnya menangis hebat di sana dengan tangan yang terkepal menyentuh dada. Seakan menahan rasa sakit hebat di sana.“Ada apa? Ada apa ini?” Bu Anita segera memeluk Safira yang terus menangis. “Ayah, kenapa Safira, Yah? Bima? Ada apa, Bim?”Safira jatuh terduduk, membuat sang ibu yang tengah memeluknya ikut duduk. Pelukannya masih terasa di tubuh Safira yang seakan menggigil akibat fakta yang menyakitinya.“Bu … Ibu …”“Ya, Nak? Kenapa, Sayang? Bilang sama Ibu …” Sumpah demi apapun, terakhir Bu Anita melihat keadaan Safira kepayahan seperti ini itu lima tahun lalu. Ketika Bima mengakhiri hubungannya dengan sang anak, dan Safira yang terus mendekam di kamar berhari-hari.Semuanya membuat Bu Anita teringat, dan demi apapun wanita itu tak ingin apa yan

  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 34 : PERLAHAN TERKUAK

    Ayah dan ibu Safira datang saat Safira tepat membuka pintu ketika dirinya hendak menunggu kedua orangtuanya di depan rumah. Senyum hangat langsung menyambut. Safira peluk ayah dan ibunya bergantian.“Kok nunggu di luar?” tanya sang ayah kepada anak yang tengah memeluk ibunya itu.“Iya gak apa-apa, Yah. Kangen soalnya aku, lama nggak ketemu Ayah sama Ibu.” Safira cekikian di akhir kalimatnya.Safira ini … meskipun sudah berumur dua puluh tujuh tahun dan sudah menikah, sifat anak kecilnya masih tidak hilang juga.“Ya udah yuk masuk. Makan malam sudah siap.”Safira mengambil alih satu keranjang buah yang ada di tangan ayahnya ke tangannya sendiri sebagai buah tangan untuk ibu mertuanya. Dia membiarkan ayah dan ibunya berjalan di depannya, dan tepat ketika melewati ruang tengah Bima menyambut kedatangan mereka.“Ayah sama Ibu sudah datang,” ujarnya dengan senyum. Ia menyalami kedua mertuanya bergantian.“Sehat, Nak?” tanya Ayah seraya menepuk-nepuk pundak Bima.“Sehat, Yah. Ayah juga, kan

  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 33 : ANAK?

    Nanti malam Bu Anita dan Pak Yoga—kedua orangtua Safira— berencana pergi ke rumah besannya untuk menjenguk Bu Nina pasca operasi sekaligus makan malam bersama.Saat ini, Safira sudah sibuk di dapur. Sejak tadi wanita itu sudah berkutik dengan berbagai macam bahan masakan untuk persiapan kedatangan orangtuanya. Dibantu oleh Bima, tentu saja.“Tapi masakanmu sekarang lumayan loh, Fir. Nggak seburuk dulu,” ucap Bima di tengah-tengah ia mengiris bawang. Sedangkan Safira tengah menggoreng ayam.“Nggak seburuk dulu tuh maksudnya apa ya?” Safira berkacak pinggang. Tangannya memegang sutil yang seperti siap ia lemparkan kepada Bima yang duduk tak jauh darinya. “Ya … nggak seburuk itu.” Suara Bima memelan ketika melihat Safira. Ngeri juga kan kalau melihat sutil penggorengan itu melayang ke arahnya jika ia salah bicara.“Maksudnya dulu masakanku nggak enak gitu?” Safira bertanya sambil mengangkat beberapa potong ayam goreng yang sudah matang. Nanti ayam ini akan ia suwir untuk pelengkap soto

  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 32 : KERESAHAN KANIN

    Kanin menemui Safira di Sky’s dan mengajak sahabatnya itu untuk duduk di kafe sebelah. Setelah memesan beberapa camilan sebagai teman bicara, Kanin melihat Safira dengan tatapan ragu. Ekspresi yang sangat jarang ia tunjukkan kepada sang sahabat.“Lo kenapa sih?” tanya Safira setelahnya. “Kok ngeliat gue kayak gitu?”Kanin menghela napas, menyeruput sedikit vanilla latte yang ia pesan sebelum Safira datang. Sejujurnya ia tidak tahu harus memulai dari mana pembicaraan ini.“Cerita aja, Kanin. Gak usah ragu-ragu kayak gitu,” ucap Safira lagi. “Gue janji gak akan cerita apapun ke Lusi.”Mengingat Lusi, Kanin menghela napas. “Lo pasti denger dari Bima ya, kalau gue deket sama Tomi? Makanya lo bilang kayak gitu ke gue semalem."Ah … ternyata benar. Safira tidak mengangguk atau menggeleng. Dia hanya menatap Kanin lurus. Safira ingin sahabatnya itu berkata dengan mulutnya sendiri tanpa paksaan. Sehingga Safira tidak perlu merasa bahwa ia memaksa Kanin untuk bercerita.“Iya, gue deket sama d

  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 31 : ADA APA?

    Sudah dua hari Safira menginap di rumah Tante Nina pasca ibu mertuanya itu dioperasi. Syukur semuanya berjalan lancar. Tante Nina sudah mulai menjalani masa pemulihan dan hanya perlu beberapa kali lagi untuk kontrol ke rumah sakit.Safira juga sudah menyuruh Lusi untuk segera menemukan pekerjaan yang cocok karena di rumah sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ada Bima dan dirinya yang menjaga sang ibu.Nah sekarang, Safira berada di supermarket untuk belanja bulanan bersama Bima. Lusi ada di rumah menjaga ibu setelah tadi pergi ke kampus untuk bertemu dosen yang menawarinya bekerja sebagai asisten.Oh iya sebagai informasi, Bima juga akhirnya memilih untuk berhenti menjadi asisten dosen. Dia bilang, ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya. Toh katanya penghasilan dari pekerjaan utamanya sudah cukup. Jadi ia merasa tidak perlu untuk menyambi dengan pekerjaan lain.“Safira!”Safira tengah memilih beberapa sayuran ketika suara seseorang yang tak begitu ia kenal mema

  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 30 : TENGAH MALAM

    Safira terjaga dari tidurnya sekitar pukul setengah dua belas malam. Keringat membanjiri seluruh badan, kepalanya sudah tidak sesakit tadi namun badannya tetap terasa sedikit ngilu di beberapa titik.Safira mengambil ponselnya yang tadi Bima letakkan di atas nakas sebelah tempat tidur. Ia mengecek beberapa notifikasi pesan dua dari Lusi dan satu dari Kanin.Yang pertama, Safira membuka pesan yang dikirim oleh Lusi. Tak ia kira ia akan menerima pesan dari sahabat sekaligus adik iparnya itu.Lusi :Sakit apa?Kata ibu, lo gak usah khawatir. Ke sini pas abis operasi aja gak apa-apa.Senyum Safira terukir. Meskipun Lusi terlihat sangat membencinya, tak ia kira dia masih dipedulikan. Persis seperti Lusinya yang dulu.Anda :Demam aja, Lus. Tapi udah baikan.Iya, salam buat ibu ya.Sekarang, pasti ibu mertuanya sudah beristirahat di rumah sakit. Bima bilang besok operasinya dimulai sekitar pukul delapan pagi. Dari sini Safira berdoa semoga semuanya berjalan lancar dan ibu dari Bima serta Lu

  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 29 : SAFIRA SAKIT

    Meskipun perkataan Safira cukup menusuk hatinya, namun Bima berusaha untuk terlihat bahwa dia sama sekali tak terpengaruh oleh kalimat itu.Seperti kalimat itu memang pantas untuk dikatakan oleh Safira. Bagaimanapun dia sudah bersalah, dan berharap Safira akan selamanya di sisinya itu adalah kenyataan yang tidak mungkin terjadi.Bima dan Safira pulang ke rumah saat hujan sudah mereda. Hanya tersisa gerimis, dengan langit yang masih saja mendung. Cuaca semakin dingin sampai Safira mengenakan selimut yang selalu Bima simpan di mobilnya.“Kalau ngantuk tidur aja, Fir. Kalau udah sampe, gue bangunin,” kata Bima di sela-sela ia menyetir. Ia bisa melihat Safira seperti sedang mengantuk karena sejak tadi hanya menyenderkan kepalanya di jendela mobil.Safira hanya berdeham menanggapi ucapan Bima.“Bangunin ya, Bim. Aku dingin banget nih, ngantuk juga.” Safira merasa tubuhnya aneh. Padahal tadi ketika di rumah ia baik-baik saja. Merasa sehat-sehat saja. Namun saat ia masuk ke mobil, tubuhnya s

  • Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois   BAB 28 : SETELAH SEMUA BENAR-BENAR SELESAI.

    Keesokan harinya, Bima dan Safira memutuskan untuk pulang ke rumah karena nanti malam mereka harus sudah berada di rumah orangtua Bima. Perasaan mereka sudah cukup lega sekarang karena pembicaraan semalam membuat hubungan mereka membaik. Semalam mereka juga tidur dalam ruangan yang sama, karena Safira tidak mungkin meminta pada Kanin untuk menyiapkan satu kamar kosong lagi untuk Bima. Meskipun Bima sudah menawarkan bahwa ia akan tidur di sofa saja, tetapi Safira melarangnya. Bagaimanapun semalam mereka menumpang di rumah orang lain.“Sebelum ke rumah Ibu, kita ke rumahku dulu ya, Bim,” kata Safira ketika ia tengah mengenakan sabuk pengaman. Tanpa membantah, pria di sampingnya itu mengangguk.“Soalnya semalam sebelum kamu datang, ibuku telepon nanya-nanya soal ibu kamu,” ucap Safira lagi.“Oke. Kita sarapan di mana abis ini?” Bima balik bertanya.“Pengen bubur ayam,” ucap Safira. Mobil Bima sudah melaju di jalanan. Karena hari ini weekend, jalanan lumayan lengang tak seperti biasanya k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status