Pernikahan KeduaDi UsirBab 24"Cari perempuan itu sampai dapat!"Bondan baru saja memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Mita lagi. Ia tak terima karena sudah di jebloskan ke dalam penjara. "Danu Subrata! Aku akan balas perbuatanmu!" ucap Bondan seraya mengepalkan tangannya. Bondan menghisap cerutunya menghembuskan asapnya hingga asap itu mengepul keatas. Hatinya kini diliputi oleh dendam. Danu, Riri dan Mita ada dalam targetnya."Bondan kuperingatkan sekali lagi, jangan coba-coba mengusik Danu! Dia sudah banyak membantu Buana Corp." Rupanya sang kakak mendengar ucapan Bondan tadi. Dia sudah berusaha mengeluarkan adiknya itu dari penjara dengan syarat Bondan harus melupakan kejadian itu.Bondan terhenyak, tak menyangka kakaknya mendengar ucapannya. "Masalahmu cukup dengan gadis itu. Aku tak mau usaha kita hancur. Ingat! Danu itu memang baik, tapi kalau sudah terusik. Mudah baginya menghancurkan Buana Corp," tegas Handoko lagi pada adiknya.Bisa dibilang, Danu lah yang banyak
Pernikahan KeduaGagal Menculik Bab 25Mendung menyelimuti langit Jakarta, pertanda hujan akan segera turun. Beruntung Riri sudah sampai di kantor kala gerimis mulai menyebar di bumi."Selamat pagi Bu Riri!" Sapa Adrian ramah. Iapun baru saja sampai, di sampingnya ada Gilang. Riri terkesiap. "Pagi Gilang!" balas Riri. "Perasaan aku yang mengucap salam, kenapa Mas Gilang yang dapat balasan?" protes Adrian."Perkara salam saja protes, ayo masuk!" Ajak Gilang. Riri berjalan di belakang mereka.Pagi ini di adakan rapat oleh petinggi perusahaan. Karena Gilang sudah kembali, maka Adrian di pindah menjadi asisten Riri. Terpaksa Risti tetap jadi karyawan di bawah naungan Riri. Adrian senang karena bisa terus menatap Nirmala. Riri di minta untuk datang keruangan Papanya. Ada kerjasama lagi antara Buana Corp dan Subrata Group. Riri di percayakan untuk menangani proyek itu. Gilang membukakan pintu untuk Riri Dia di tunjuk untuk menemani Riri. Mereka berdua akan bertemu wakil dari Buana
Kubalas Penghinaan Keluarga Suami Kedatangan NadiaBab 26Ibu Rosa menatap putra keduanya dengan tajam. Dalam benaknya pasti anaknya ini punya kesalahan yang fatal hingga Handoko begitu murka. "Dia selalu mengaitkan perusahaan dengan masalah pribadi. Aku lelah diatur-atur, Bu. Kalau dia memang tidak bisa memajukan Buana, tinggal diserahkan padaku, biar aku yang mengelolanya." Bondan bicara panjang lebar pada ibunya seolah dirinya punya kemampuan di perusahaan. Wanita berusia sekitar tujuh puluhan itu mengerti, persoalan ini tak lepas dari kepemimpinan. Bondan memang dari dulu ingin menjadi dirut di Buana Corp.Kecerobohan dan sikapnya itulah, yang membuat Almarhum ayah mereka dulu tidak setuju. Handoko memang bukan anak kandung Ayahnya, dia anak bawaan ibunya dulu, namun ayahnya lebih percaya kalau Handoko lah yang layak jadi pimpinan perusahaannya itu. Rasa iri Bondan membuat ia kerap melakukan kesalahan, disengaja maupun tidak. Dari mulai menggelapkan uang hingga sekarang merus
Pernikahan KeduaMasa Lalu RiriBab 27Bu Marni masih bisa bernafas lega, uang mobil yang ia jual itu sebahagian dibayarkan untuk cicilan banknya. Sebagian lagi untuk biaya hidupnya. "Punya anak dua nggak ada yang bisa diharepin, nggak tau balas budi, blass," gerutunya. Ia sedang bertamu di rumah Maya temannya. "Gimana ceritanya, Mar, bukannya selama ini anakmu itu baik, Dia yang menanggung biaya keluarga kalian?" Maya menanggapi ucapan Marni barusan. Pasalnya Marni sering membangga-banggakan anaknya dulu. Tama yang sudah menjadi maneger di perusahaan ternama, Mita yang kuliahnya pintar. Marni selalu memuji-muji anaknya di depan teman-temannya. "Hah, itu dulu, May, sekarang Tama nggak kerja lagi. Si Mita, entah kenapa anak itu bisa hancur. Mana kuliah tinggal dikit lagi." Tanpa rasa malu Marni mengumbar aib keluarganya. Semua ia ceritakan dengan temannya itu."Kamu juga salah, Mar. Anak di penjara bukannya ditolong, padahal Kamu lagi pegang uang saat itu." Maya tak sependapat den
Pernikahan KeduaLiburan ke BaliBab 28Danu mengumumkan pada seluruh karyawannya, untuk melakukan perjalanan ke bali. Pasalnya tahun ini perusahaan mereka mendapatkan keuntungan ganda dibanding tahun lalu. Gilang diutus untuk mengatur kapan keberangkatan mereka. Hari Jum'at kebetulan tanggal merah, Gilang memilih hari itu, agar bisa liburan lebih lama tepatnya tiga hari.Semua bersorak gembira, mereka berangkat naik pesawat, semua biaya ditanggung perusahaan.Nirmala sangat antusias, meski tidak mengajak keluarga, Risti apa lagi karena keluarganya juga tidak bisa ikut.Perjalanan dimulai, total 60 karyawan yang berangkat. Di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, tepatnya di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Mereka sudah di tunggu oleh bus yang berjumlah tiga.Masing-masing berisi dua puluh orang. Sorak senang para karyawan Subrata Group mampu mengalihkan kegalauan Riri, yang sudah lima hari berpikir masalah lamaran Handy.Mereka menginap di The Radiant Hotel & Spa. Tak tanggung-
Kubalas Penghinaan Keluarga Suami Bertemu MiunaBab 29Riri sudah merasa lebih baik, begitu juga Gilang. Mereka pulang pagi harinya bersama orang tua Riri. Sedangkan rombongan menyusul siangnya. Gilang disuruh istirahat, agar kakinya benar-benar pulih karena besok harus masuk ke kantor. Adrian disuruh menjaganya. "Semoga Kau dan Riri berjodoh ya!" ucap Adrian yang mirip seperti doa, dan ia sedang menyetir sekarang. Mereka menitipkan mobil di dekat bandara sebelum berangkat ke bali. Jadi mereka tidak perlu taksi untuk pulang kerumah. "Kenapa Kau bicara begitu?"Gilang menatap adik sepupunya itu yang tetap fokus pada jalanan didepannya. Sesekali ia juga menatap lurus kedepan. "Cintamu itu terlalu besar, Kau tidak berpikir tentang dirimu sendiri sebelum menolong Riri yang tenggelam kemarin."Adrian mengutarakan pikirannya. Menurutnya bisa sajakan Gilang minta bantuan lain, bukan mengorbankan nyawanya sendiri. "Manurutmu, kalau itu bukan Riri aku akan diam saja begitu?" protes Gila
Pernikahan KeduaBelum MemilihBab 30Riri mematung setelah mendengar kalimat ausy, ingatannya langsung tertuju pada kejadian lima tahun yang lalu, disaat Handy membawa istrinya tanpa memikirkan perasaan Riri. Bukannya belum berdamai dengan keadaan, namun tetap saja ada yang mengganjal dihati. Riri terpaku ditempat, masih jelas ingatan itu berputar kembali di memorinya."Tante Lili! Tante lili!"Riri tersentak, tangan mungil Miu menggoyang-goyangkan tangannya. Lekas di tatapnya anak itu. Wajah yang semula tegang itu kini berubah dengan senyuman."Ya, Miu?" tanya Riri menyentuh lembut kepala putri dari pria yang pernah mematahkan hatinya itu. "Miu aus," jawab Miu."Bentar ya!"Riri melangkah menuju nakas, ternyata airnya habis. Riri terpaksa turun kebawah. Di gendongnya Miu menurun anak tangga. Dibawah, Handy segera berdiri menatap tak berkedip pada sosok yang berjalan menuruni anak tangga yang sambil menggoda putrinya. Hati Handy menghangat, senyumnya terukir manis melihat pemand
Pernikahan Kedua Bertemu Handy LagiBab 31"Papa rasa sudah saatnya Kamu memikirkan masa depanmu, Ri. Kami sudah tua, belum tentu bisa lebih lama mendampingimu." Pak Danu mengajak istri dan anak-anaknya bicara.Riri paham betul maksud perkataan Papanya, namun sebagai anak ia tak ingin menyela.Mamanya sibuk menyuapi Sean. Belakangan ini cucunya itu lebih sering datang, karena Nadia sudah sibuk mempersiapkan kelahiran anak keduanya. "Orang tua akan merasa tenang bila putrinya sudah memiliki teman hidup. Untuk itu menikah lah, Nak!"Semua diam menyimak, menunggu apa tanggapan Riri.Tidak salah memang keinginan mereka, tapi Riri sendiri pun belum terpikir untuk menikah dalam waktu dekat, bayang-bayang kegagalan rumah tangganya dulu saja masih melekat kuat dalam ingatannya.Layaknya wanita, Riri ingin pernikahan kedua adalah yang terbaik dan terakhir."Maafkan, Riri, Pa, Ma! Sejujurnya Riri masih takut untuk berumah tangga lagi, tapi kalau Papa dan Mama ingin Riri segera nikah. Riri p