แชร์

Tuduhan Tak Berdasar

ผู้เขียน: JolaSky
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-04-26 21:35:40

“Terima kasih karena sudah memberikan aku tempat untuk menenangkan diri, Nyonya Mi Ra. Lain kali, mainlah ke unitku. Aku mengundangmu minum teh bersama.”

Dua orang wanita berbeda generasi berjalan bersisian menuju pintu. Sebelum benar-benar membuka pembatas antara unit apartemen miliknya dan koridor di luar sana.

“Pasti. Aku pasti akan mengunjungi nanti. Aku senang bisa mengenalmu, Nova.”

“Aku juga senang bisa mengenalmu, nyonya Mi Ra. Maafkan sikapku yang sempat mencurigaimu,” kata Nova. Raut wajah bersalah menjadi beban paling berat yang Nova pikul saat ini. Terlalu banyak ditempa oleh rasa sakit membuat Nova hampir tidak memiliki sedikitpun celah dalam hatinya untuk mempercayai orang baru.

Semua orang yang ia temui seakan berpotensi menyakitinya. Meninggalkan jejak luka yang begitu dalam di benaknya hingga membuat Nova trauma.

Senyum tulus Mi Ra mengusik sedikit rasa bersalah. Pun, memaki Nova dengan sisi rasa bersalah yang tidak kunjung pudar.

“Kalau begitu, aku pergi dulu. S
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Perintah

    “Berita duka cita. Pada hari ini, keluarga besar Vineta Furniture harus kehilangan atasan tercinta kita, Pak Reno. Beliau meninggal dunia tadi malam karena kecelakaan. Manajemen memutuskan untuk menghentikan operasional serentak hari ini untuk memberikan penghormatan terakhir pada beliau. Saya harap semua karyawan meluangkan waktu untuk ikut pergi melayat ke rumah mendiang Pak Reno siang ini.” Jena menahan napas saat setiap kata terucap dari mulut sang manajer. Pria tampan itu berdiri di ujung meja di ruang rapat berkapasitas dua puluh orang ini. Wibawa Nathan bahkan masih mampu menghipnotis semua mata orang-orang yang ada di sana. Tidak terkecuali Jena. Jena hanyalah sebagian kecil dari sederetan jabatan yang disanding oleh orang-orang di ruangan ini. Hanya seorang asisten manajer baru yang direkrut seminggu lalu. Peluh di pelipis Jena mengalir deras. Dadanya mendadak sesak namun situasi memaksanya untuk tetap terlihat baik-baik saja. “Jena,” panggil Nathan. Pria itu memiringkan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-04-27
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Hilang Memori

    "Vira? Apakah kamu baik-baik saja?" Pertanyaan Ameera serta sentuhannya di tangan Vira mengagetkan wanita itu. Sejak menginjakkan kaki di restoran favorit mereka, Vira lebih banyak diam. Ameera tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi pada Vira. Diamnya wanita itu lantas membuat suasana berubah menjadi canggung. "A-aku tidak apa-apa. Hanya sedang berpikir, perbedaan waktu antara New York dengan Jakarta cukup jauh. Jadi aku sedang berpikir bagaimana cara kita menghabiskan waktu secara virtual. Bukankah Itu mengasyikkan?" Senyum Vira mengembang. Terlihat hangat dan meneduhkan. "Aku tidak menyangka kamu akan memikirkannya sejauh itu.""Tentu aku harus memikirkan setiap hal tentang persahabatan kita. Aku tidak ingin kita hilang kontak setelah berjauhan." Harapan demi harapan terus diucapkan hingga menimbulkan rasa takut akan sebuah perpisahan.Mendengar itu Ameera semakin dilema. Perasaannya dimainkan oleh gelombang keraguan dalam dada. Meski begitu, Ameera tidak ingin kegel

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-04-29
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Namanya Darren

    Nova membisu, meski tahu tuduhan yang Mark layangkan padanya tidak memiliki dasar. Jauh di dalam lubuk hatinya ia mengerang. Sakit hati. “Sudah aku duga, kamu menyukai sepupuku.” Mark menyambung lagi. Raut wajahnya kecut, bahkan ia tak sungkan memalingkan wajahnya ke arah lain. Semakin menggebu menunjukkan kekecewaannya pada Nova.“Ini semua tidak seperti apa yang kamu pikirkan, Mark. Dengarkan aku dulu. Bukankah seharusnya saat ini aku yang marah padamu?” Mark diam. Otot-otot di wajah yang semula menegang kini mengendur. “K-kenapa harus kamu yang marah? Jelas-jelas hari ini kamu kabur dari rumah sakit hanya demi menemui Mario. Sedangkan kamu tahu sebentar lagi kita akan menikah. Anak kita juga menunggu kamu di rumah sakit.” Sekali lagi, Mark berhasil membuat mental Nova hampir jatuh. Astaga! Apakah pria ini tidak bisa sedikit saja berpikir positif? Baru bertemu selama beberapa menit saja, Mark sudah berhasil membuat Nova geram setengah mati. Sikap posesif Mark tidak bisa diganggu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-05-02
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sang Penolong

    “Aku setuju dengan rencana keuangan yang sudah kau susun. Tapi ku harap kau jangan menulis namaku di surat saham. Aku akan memberikan detailnya padamu lewat email.” Tubuh tinggi menjulang, beranjak dari kursi kemudian berdiri seiring mulut Mario yang terus mengoceh. Di depannya, Angga bersedekap. Kedua tangannya mengunci area dada bidangnya yang sedikit terekspos karena tiga kancing kemeja bagian atas sengaja dibuka. Bukan, bukan untuk menarik para lawan jenis yang sengaja berlalu lalang di depan meja mereka, melainkan karena suasana rapat internal dengan Mario membuatnya gerah. “Baiklah. Aku tunggu detailnya malam ini. Agar aku bisa menyelesaikannya sesegera mungkin dan kembali ke Indonesia,” balas Angga. Sebelah alis Mario terangkat, mengejek. “Kau yakin akan kembali ke Indonesia?” “Aku harus. Ada seseorang yang akan menuntutku untuk kembali.” Jawaban Angga terdengar menarik bagi Mario. Niatnya pergi pun urung. Alih-alih meninggalkan Angga sendiri di kafe ini, seperti niatnya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-05-03
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Harapan

    Tepat di depan pintu masuk, dua orang pria bertubuh besar berdiri di sisi kanan dan kiri pintu sambil menatap Aurora penuh selidik. Di pikirannya, tak terlintas situasi apa yang sedang terjadi di butiknya saat ini. “Permisi,” gumam Aurora sambil melangkah mendekati pintu. Namun, tangan kedua orang itu menghadang jalannya.“Apakah anda Nona Aurora? Pemilik butik ini?” tanya salah satu bodyguard dan diangguki oleh Aurora.“Tuan dan nyonya sudah menunggu anda sejak setengah jam lalu. Mohon bersikap profesional di hadapan mereka.” Aurora menelan ludah berat. Tuan? Nyonya? Siapa mereka?Meski peluh di tubuhnya mengucur deras karena situasi tegang yang ia hadapi saat ini, Aurora mencoba menepis pikiran negatif yang terus berseliweran di kepala. Sambil memupuk keberanian dan sikap profesional, Aurora melangkah masuk ke dalam. Di sana sudah ada empat orang asing yang berdiri mengelilingi butik. Dilihat dari bagaimana cara mereka berinteraksi, Aurora menduga mereka adalah sekelompok keluarg

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-05-03
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pertanyaan Besar

    Wanita mana yang tak sakit hati mendengar sebuah pengakuan dari sosok di luar rumah tangganya? Terlebih lagi, pengakuan itu adalah hal yang tidak mungkin mustahil terjadi mengingat sosok itu pernah menjalin hubungan dengan suami Kania.Baik Kania maupun Bryan terdiam. Pemandangan itu lantas membuat Amanda menyuarakan kemenangannya. Ia berjalan mendekati Bryan, meraih tangan pria itu lalu menaruh tangan Bryan di atas perutnya.“Sayang, ini anak kita. Kamu tidak berniat menyapanya?” tanya Amanda. Senyumnya menyimpan misteri yang terlalu dalam untuk digali. Kania yang duduk di atas brankarnya, menatap tingkah mantan kekasih suaminya ini dengan sorot tak suka dan penuh kebencian. Kedatangan Amanda membuat suasana hati Kania semakin hancur. Sudahlah tubuhnya masih lemah karena pendarahan tadi, kini mentalnya kembali diuji oleh sikap Amanda. Namun, apalah daya. Kania tidak memiliki upaya untuk menghalau Amanda. Apalagi Bryan sama sekali tidak memberikan penyanggahan apapun. ‘Sepertinya a

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-05-04
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keraguan Mendalam

    Nova menatap lekat-lekat wajah putranya. Tidak menyangka bayi mungil itu kini berada dalam dekapannya. Dari wajah, hidung, dan bibir, Nova perlu berbangga diri karena tiga bagian wajah itu merupakan warisan darinya. “Mama kasih kamu nama Cerran, abjad depan yang sama dengan putri mama juga. Mama harap kamu menjadi anak yang penyayang dan selalu bahagia.” “Aku sudah memberinya nama Darren, kenapa kamu ubah lagi?” Terlalu fokus dengan sang buah hati, Nova hampir saja melupakan eksistensi Mark yang ada di sana. Ia menatap Mark yang duduk di sofa, di sudut ruangan tengah menata dua helai terakhir pakaian Nova ke dalam mini koper.“Kamu bisa memanggilnya dengan nama itu. Tapi di sini, aku adalah pemegang hak penuh atas Cerran. Jadi aku bebas memberi nama untuk anakku,” balas Nova acuh. Ia tidak.memungkiri perubahan sikapnya terhadap Mark belakangan ini. Hasrat untuk bercengkrama dengan Mark, ataupun meromantisasi hubungan keduanya tak lagi Nova miliki. “Kamu masih marah sama aku?” Mark

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-05-05
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kejadian Tak Terduga

    “Kondisimu sudah membaik. Kamu diizinkan pulang hari ini, Angga,” ucap Hye in. Keputusannya mengundang kelegaan di dada Angga setelah dua hari menginap di rumah sakit. Pun menghadapi kenyataan mengejutkan bahwa Hye in adalah dokter spesialis jantung yang mengurus pengobatan Angga beberapa hari ini. “Syukurlah, aku bisa sedikit bernapas lega sekarang,” balas Angga puas. Ia mengalihkan perhatiannya dari ponsel ke arah Hye in. Wanita itu semakin dekat dengan brankar yang ditempati Angga. Snelli putih dan stetoskop setia menemani Hye In selama perjalanan karirnya. Kenyataan bahwa Hye In adalah bagian dari tim.medis yang menangani Angga cukup membuat pria itu tercengang. Siapa sangka, Hye In yang ia kenal dari kejadian tanpa sengaja juga merupakan kawan lama dari Dar Hyun. “Akhirnya kamu bisa pulang dan bertemu sahabatmu,” sindir Hye In disusul dengan gelak tawanya yang khas. “Apa kau mau ikut pergi menemuinya? Bukankah kau sudah lama tidak bertemu dengan Dae Hyun?” Angga memberi saran

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-05-06

บทล่าสุด

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Obrolan Bermakna

    Kamar hotel yang Nova pijaki saat ini terlihat lebih layak untuk dihuni dirinya dan bayi mungil yang kini terlelap di dalam stroller. Ketika memasuki kamar itu, rasanya jauh lebih tenang dibandingkan kamar hotel yang Nova tinggali sebelumnya. Setelah perbincangan panjang yang ia lakukan dengan Angga, pada akhirnya Nova menyetujui ajakan Angga untuk meninggalkan tempat itu. Dua hari Angga memberikan Nova waktu untuk berpikir keputusan mana yang akan ia ambil antara menetap di Korea sendirian atau menerima ajakan Angga untuk kembali ke Indonesia. “Ini kamar yang akan kamu tempati selama tiga hari ke depan,” kata Angga. Pria itu mensejajarkan langkahnya dengan Nova ikut memindai desain interior yang estetik didominasi warna putih dan biru. “Berkas pemindahanmu sedang aku urus. Tiga hari lagi kamu bisa kembali ke Indonesia. Dan jika kamu butuh apapun, kamu bisa panggil aku. Kamarku ada di sebelah,” ucap Angga lagi. Ia tersenyum canggung pada Nova, dan dibalas dengan hal yang sama. “

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kenyataan yang Harus Diterima

    Tidak ada sedikitpun kebohongan di mata Angga ketika Nova mencoba menjelajah titik kejujuran di iris hitam Angga. Pria itu, masih berdiri di posisi yang sama. Sorot matanya cukup mampu membuat nyali Nova menciut. Angga tidak hanya memaparkan sebuah fakta, melainkan juga membujuk Nova untuk mengakui ada sesuatu yang hilang dalam diri wanita itu.Nva berkata lirih, ketika ia sadar situasi tidak berpihak padanya. “Kalau kamu tahu aku yang membunuh adikmu, kenapa kamu tidak penjarakan aku saja alih-alih balas dendam?” tanya Nova.Angga masih menatapnya lamat, dari bagaimana pria itu bersikap Nova tahu Angga tidak memiliki sedikitpun niat untuk menjerumuskan ke dalam bui. “Menyeretmu ke dalam penjara juga butuh bukti dan pengakuan langsung. Aku sempat merencanakan itu sebelumnya tapi…” ucap Angga menjeda. Sesuatu di dadanya mulai mengusik. “Rasa cintaku padamu saat ini jauh lebih besar dari dendam yang pernah tertanam di hatiku.” Setitik euforia kecil bergema di hati Nova. Sebuah alasan y

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Flashback

    Hari itu, seharian langit tidak secerah biasanya. Rintih hujan terus membasahi setiap sudut kota dan menyelimutinya dengan aroma romantis. Seorang wanita berjalan di antara lalu lalang orang-orang yang sibuk menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Sedangkan dirinya, sepeninggalannya dari rumah tadi, hanya kekesalan yang berusaha ia kendalikan. Langkah kaki wanita itu terasa berat. Apalagi tiap kali melirik ke ponselnya dan membuka pesan berisi video yang membuat dadanya berkecamuk. Sesampainya di depan sebuah gedung kos, wanita itu melepas sepatu flatnya yang basah. Menggedor pintu kayu di depannya dengan tidak sabar. Tak lama, seorang pria keluar dari kamar itu sambil memamerkan raut wajah bingung. “Kamu mau kesini kenapa tidak bilang dulu, sayang?” tanya pria itu. “Kamu harus jelasin sama aku akan satu hal,” balas wanita didepannya. Sorot mata tajam menghunus langsung ke ulu hati Andre, pria itu. “Jelasin apa, Nova? Apa aku buat salah?” Alih-alih menjawab, Nova malah menero

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pemintaan Pengakuan

    Sofa biru muda di depan ranjang menjadi tempat Nova singgah sejak beberapa saat lalu. Di depannya sudah tersaji sepiring pasta yang Angga beli dari layanan pesan antar. Pria itu, kini tengah disibukkan dengan teko portable yang mengeluarkan kepulan asap. Aroma kopi menguar memenuhi setiap sudut kamar ini. Pergerakan Angga diam-diam menjadi objek pengamatan Nova. Setiap hal yang pria itu lakukan kini menjadi perhatiannya. “Kenapa tidak dimakan? Apakah menunya tidak sesuai seleramu?” tanya Angga. Ia mengambil posisi duduk di depan Nova. Sambil menaruh secangkir kopi di hadapan wanita itu. “Aku kenyang. Kamu saja makan masakan buatanmu,” jawab Nova ketus. Pandangannya sengaja beralih ke arah lain demi menghindari sesuatu yang terasa menggetarkan dadanya tiap kali menatap Angga. Angga menarik piring pasta dari hadapan Nova. Mengaduk pasta itu perlahan, kemudian menyodorkannya ke hadapan Nova. “Biar aku suapi,” kata Angga. Nova terlalu lama tenggelam dalam lamunan, hingga ia tidak me

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status