Share

Harapan Jadi Nyata

Author: JolaSky
last update Last Updated: 2024-05-11 23:25:03

Hati Nova berdesir sekaligus khawatir ketika seseorang memanggil namanya. Bayangan kejadian beberapa menit lalu masih terngiang di kepala seakan kembali berputar. Nova refleks menoleh, demi memastikan sosok yang tiba-tiba muncul di belakangnya kini bukanlah satu nama yang ada di kepala Nova saat ini.

“Kamu sedang apa di sini? Sendiri saja?” pria itu kembali bersuara. Bersamaan dengaN saat Nova menoleh ke arahnya.

“Ka-kamu–”

“Aku kemari untuk menjengukmu, Nova. Sekaligus untuk menjemput sahabatku.”

Nova rasa ia tidak perlu banyak basa-basi pada pria ini, bukan? Dia sudah menjawab pertanyaan Nova yang masih ada di kepalanya secara mandiri.

“Kamu sendiri? Kemana.. Mark?”

Ekspresi Mario berubah kecut. Terlihat enggan menyebut nama sepupunya sendiri.

“Mark sedang membantuku mengambil barang-barang yang harus dibeli,” jawab Nova sambil tersenyum. Bibir tipis Mario membulat tanpa suara. Perhatiannya kali ini teralihkan pada bayi mungil dalam gendongan Nova.

Pria dengan tinggi badan l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Dipermainkan Semesta

    Apalagi yang bisa Nova lakukan selain diam mematung ketika dihadapkan pada tiga orang dari tiga dimensi berbeda perjalanan hidupnya. Mark, pria itu nampak berpikir keras menganalisis situasi yang sedang terjadi saat ini. Terlebih, kehadiran orang baru di depannya membuat dahi pria itu berkerut. Berbeda dengan Mark, Mario justru memamerkan senyum lebarnya. Menyambut kedatangan pria yang kini tengah menjadi sorotan dengan tatapan hangat. “Kau kenapa di sini? Aku baru saja mau menjengukmu,” tanya Mario memecah keheningan yang menyelimuti empat orang–termasuk dirinya–yang ada di sana. Hingga saat pertanyaan Mario itu terlontar, Nova tidak berani menatap kembali sosok pria yang berdiri tepat di sampingnya. Aura pria itu sangat kuat. Bagaikan magnet yang menemukan pusat tarikannya, yaitu Nova sendiri. Banyak hal yang bisa membuat Nova kembali beralih pada sosok pria ini. Namun Nova memilih untuk mengabaikannya. Tentu saja, Noa adalah alasan satu-satunya Nova untuk fokus pada satu titik

    Last Updated : 2024-05-14
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Nasib Yang Sama

    Sudah dua botol Vodka tandas tidak tersisa. Sedangkan di sisi lain meja, sebuah laptop dengan tampilan data serta tumpukkan kertas yang seharusnya sudah dibereskan sebelum Angga memutuskan untuk meluapkan isi pikirannya lewat alkohol. Ia tahu, keputusan ini bukanlah keputusan yang bijak. Apalagi untuk seseorang yang bermasalah dengan organ paling penting dalam hidupnya. Hidup dan mati Angga akan ditentukan setelah ini. Tetapi, alih-alih memikirkan lebih jauh efek dari minum alkohol. Angga justru semakin menjadi. Menikmati seteguk demi seteguk alkohol yang tersisa di gelas terakhirnya.“Arkkhh!!” suara enyahan kenikmatan terdengar. Tenggorokkan Angga mulai terasa kebas. Lidah terasa lebih tebal bahkan untuk berucap sepatah katapun rasanya malas. Ia termenung sejenak. Menatap lurus pada pemandangan kota Seoul di malam hari ini. Indah. Gemerlap lampu bangunan di bawah sana seolah membentuk rasi bintang yang indah. Hampir sama penampakannya dengan taburan bintang di langit saat ini. B

    Last Updated : 2024-05-15
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keputusan Akhir

    Pintu ditutup rapat-rapat. Bunyi klik tanda kunci ganda telah diaktifkan terdengar di belakang Nova. Ia tidak lagi duduk terpaku di kursi roda. Melainkan berjalan menuju kamar pribadinya membawa Noa ke dalam tempat tidur bayi yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah memastikan Noa berada di posisi paling aman dan nyaman, Nova keluar menemui Mark. Pria itu sibuk berkutat dengan alat pemeras jeruk. Hingga tidak menyadari kehadiran Nova disekitarnya. Tetapi, siapa sangka pertanyaan yang keluar dari mulut Mark mematahkan asumsi itu. “Sudah berapa kali kamu bertemu dengan mantan suamimu?” Menghentikan langkahnya menuju dapur, Nova melirik sekilas Mark yang masih sibuk dengan aktivitasnya. Beberapa saat kemudian, setelah memastikan dirinya siap untuk menghadapi cecaran Mark, Nova kembali melangkah menuju kulkas. Mencari apapun yang bisa mengisi perut. “Untuk apa kamu bertanya hal itu?” balas Nova, terlihat abai namun berbagai perasaan berkecamuk di dada. Kontras dengan tampilan luar ya

    Last Updated : 2024-05-15
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kejam

    “Silahkan dinikmati, nona. Tuan berpesan agar nyonya menjaga kesehatan dan tidak terlalu sibuk bekerja. Minggu depan, saya diutus menjadi asisten pribadi nona yang akan ikut nona pergi ke kantor,” ucap seorang wanita yang sejak awal sudah melayani Sarah. Saat ini Sarah duduk termangu di meja makan dengan segelintir pikiran yang bercabang. Mendengar pernyataan sang pelayan, ia pun menoleh.“Untuk apa? Saya tidak butuh asisten pribadi. Saya masih bisa mengurus semua hal sendiri. Tolong beritahu pada tuanmu, aku bukan wanita manja seperti yang dia kira,” balas Sarah ketus. Ia tidak bisa lagi menahan emosinya terhadap Lucifer. Semalam tidurnya pun tak nyenyak. Sarah dibayang-bayangi oleh wajah dua pria yang saat ini begitu menginginkannya—ralat, menginginkan tubuhnya. Lima jam penuh Sarah mengabdikan dirinya pada Lucifer tadi malam. Tubuhnya serasa dihantam beton puluhan kilo meski ia baru saja bangun tidur setengah jam lalu.“Sial! Apakah aku harus menjalani kehidupan ini selamanya?” S

    Last Updated : 2024-05-16
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pertolongan Hati

    Nova sengaja tidak mengabari siapapun bahwa dirinya sedang berada di luar jangkauan Mark. Sejak pagi tadi, ia memilih untuk menonaktifkan ponselnya. Membawa serta Noa dalam gendongan demi bertemu dengan seseorang. “Nova, maaf ada sedikit masalah di jalan tadi. Kau sudah lama menunggu?” terdengar grasa-grusu, seorang pria duduk di sofa sebelah Nova. Dalam balutan setelan jas warna coklat muda, Mario tampak memukau dengan segala pesona yang ia miliki. Ditambah dengan model rambut terbaru yang langsung disadari oleh Nova. Nova tersenyum menggeser sedikit tubuhnya ke samping demi memberikan ruang untuk Mario. Aroma musk menguar tiap kali Mario bergerak. Membelai penciuman dan hampir membuat Nova dimabuk kepayang.“Aku baru sampai, kamu tenang saja,” jawab Nova. Mengulas senyum tipis. Mario diam seribu bahasa. Pandangannya terpaku pada bibir Nova yang melengkung ke atas. Bibir bervolume cukup tebal dan terasa..menggairahkan. “Mario, kamu kenapa melamun?” suara Nova menarik kembali kesa

    Last Updated : 2024-05-17
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keraguan Yang Semakin Dalam

    Setengah jam sebelum jam yang ditentukan, Javier sudah menginjakkan kakinya di Shakes Grill. Restoran bergaya Italia-Amerika yang terkenal karena sejarah kelamnya. Pandangan mata Xavier mengedar, mencari posisi meja yang telah diberitahu oleh Dokter Richard sebelumnya. “Apa benar anda Dokter Javier?” seseorang tiba-tiba menyapanya dari arah belakang. Refleks Javier memutar tubuhnya. Seorang wanita berpakaian serba putih. Dengan pita merah melingkar di kerah kemeja. Serta celana bahan warna hitam polos membalut kaki jenjangnya. “Ya, aku Javier.”“Selamat datang di resto kami, Dokter javier. Dokter Richard sudah menunggu anda di ruang VIP. Mari saya antar.”Javier mengekor di belakang pelayan itu. Sesekali mencuri pandang ke arah beberapa tamu yang mengisi meja di sudut ruangan berukuran cukup besar ini. “Silahkan, Dokter Richard ada di dalam. Jika anda butuh sesuatu, anda bisa panggil saya.” “Terima kasih.”Di depan javier saat ini sepasang pintu membatasi dirinya dengan Dokter R

    Last Updated : 2024-05-18
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Menyerah

    Secangkir kopi menemaninsore hari Ameera dalam kesendirian. Absennya Faaz semakin melengkapi kesepian Ameera. Demi mengisi waktu kosong, sekaligus kehampaan yang ia rasakan, beberapa buku jurnal ia tumpuk di depannya. Pemandangan di salah satu meja di sudut ruangan itu terlihat sibuk, kontras dengan kenyataannya. “Satu kentang goreng pesananmu, nona. Ada yang bisa aku bantu lagi?” “Oh, tidak. Terima kasih.” Pelayan berlalu pergi. Hening kembali menyelimuti. Ameera berusaha untuk fokus pada apa yang sedang dibaca olehnya. Namun, otaknya seakan memilih jalan sendiri. Pikiran Ameera malah membawanya pada satu nama yang tiba-tiba muncul. Pertanyaan, bagaimana kabarnya? Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Apakah dia baik-baik saja selama menghilangkan jejak? Terus berputar di kepalanya. Padahal, Ameera tidak memiliki tendensi apapun tentang sosok itu. Pemandangan kota seharusnya bisa membawa Ameera melupakan bayang masa lalu, tetapi, hampir dua tahun lamanya, cara itu tidak benar-be

    Last Updated : 2024-05-19
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Hilang

    “Aku akan memilih jadi selirmu!” kata Sarah kaget dengan bentakan yang diberikan lucifer padanya.Jawaban Sarah langsung membuat Lucifer menyunggingkan senyum miring dengan raut wajah puas. Jawaban itulah yang sudah ia nantikan sejak lama. Wanita-wanita cantik yang melayaninya belakangan ini membosankan. “Kamu memilih pilihan yang tepat, Sarah. Dengan ini kamu resmi menjadi selirku,” bisik Lucifer di telinga Sarah. Sekujur tubuh Sarah merinding kala hembusan napas Lucifer menerpa tengkuk lehernya.“Aku akan menjadi selirmu dengan satu syarat.” Sarah kembali buka suara. Ia mencoba membalikkan keadaan, tak ingin tergerus oleh intimidasi Lucifer yang mematikan. “Oh, keputusan bersyarat rupanya. Katakan apa syarat yang mau kamu ajukan.” “Kamu harus membersihkan namaku dari gelar bar-bar dan wanita jomblo abadi di mata semua orang. Juga, mengklarifikasi berita yang sudah tersebar menjadi berita positif tentangku. Aku tidak mau namaku tercoreng lagi. Jika kamu bisa melakukannya, aku akan

    Last Updated : 2024-05-20

Latest chapter

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Berpapasan

    Kesibukan terlihat padat di pintu kedatangan Bandara Incheon. Seorang pria mengenakan setelan jas lengkap berwarna keabuan menarik beberapa mata di sana. Di balik kacamata hitam yang nangkring di hidung mancung pria itu, ada sepasang mata yang awas mengintai pergerakan seseorang dari arah lain bandara. Seorang wanita, dengan stroller bayi menemaninya duduk di ruang tunggu menuju pintu keberangkatan. Tujuannya bertolak belakang dengan kedatangan pria tadi. Pria itu melirik arlojinya, tiga puluh menit lagi seluruh penumpang jurusan penerbangan domestik lepas landas. Pria itu bergegas mendekati sang wanita. Dengan penampilan, tidak, ketampanannya yang sedikit mencolok dan menarik perhatian, Chris–pria itu–mendekati targetnya. “Selamat pagi, Nyonya.” Wanita berambut panjang, dengan iris mata hazel yang indah itu mendongak. Dahinya berkerut pun dengan kedua matanya yang memicing. Mencoba menilik sosok asing di depannya. “Ya? Anda siapa?” tanyanya. Ada sedikit getaran dalam suaranya.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kunci yang Terbuka

    Secangkir kopi panas di hadapannya sama sekali tidak menarik perhatian Angga. Di sudut salah satu kafe di jalan utama kota Seoul, ia membiarkan segala pikirannya berterbangan bebas terbawa angin. Laptop dengan layar yang masih menyala berakhir sama mengenaskannya dengan secangkir kopi itu. Padahal, deretan daftar pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan secepatnya, meraung meminta dikerjakan. Suara di kepala Angga terlalu berisik. Bahkan membuat pria berusia 37 tahun itu kewalahan mengatur jam tidurnya. ‘Sudah waktunya kau mengejar kebahagiaanmu.” Untaian kalimat yang diucapkan Dalton tempo hari kian memperparah kegundahan hati yang selama beberapa hari ini meraung perhatian Angga agar tidak diabaikan. Lagi-lagi, hanya helaan napas berat yang menjadi penghujung keglisahan Angga. “Tidak seharusnya aku terjebak dalam kegalauan ini,” gumamnya, Angga mencoba mengalihkan pikirannya dengan menggeser pesan dengan seseorang yang jauh di belahan dunia sana. Deretan foto putri kecilnya mend

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Masalah Semakin Pelik

    Seminggu setelah Mario memutuskan untuk mencabut perjanjian kerja perusahaan mereka, Angga memilih hengkang dari apartemen pria itu. Ia cukup tahu diri untuk tidak menjadi benalu sahabatnya. Saat ini, Angga tengah berhadapan dengan pria paruh baya. Mario bilang, itu adalah koleganya yang akan memberikan suntikan dana untuk perusahaan cabang milik Angga yang hampir bangkrut. “Aku tertarik dengan konsep perusahaanmu. Hanya saja, Kerugian selama periode dua tahun ini cukup menarik perhatianku. Dan akan lebih berisiko jika aku investasikan uangku di sana. Bagaimana kalau begini saja,” ucap pria itu. Pria bernama Dalton, berusia sekitar lima puluh tahunan menjabat sebagai pemilik perusahan olahan ginseng paling terkenal di Korea.Meski terlihat kecewa dengan Angga, Mario tetap bertanggung jawab atas apa yang sudah ia janjikan. Satu alasan yang membuat Angga semakin tak enak hati padanya. Dalton memajukan tubuhnya, menatap Angga dengan sorot penuh rasa ketertarikan yang begitu besar namun

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   PUTUS KONTRAK

    Nova hendak mendekati Mark, namun langkahnya ditahan oleh Mario yang kini menatapnya dengan sorot menuntut. Sekujur tubuh Nova meremang. Pegangan Mario di lengannya seolah memiliki aliran magnet yang membuat pandangan Nova tidak beralih padanya. “Apa yang kamu lakukan, Mario? Tolong lepaskan aku,” pinta Nova. Ia membalas tatapan Mario tak kalah tegas, kemudian beralih pada kaitan tangan mereka. “Jawab yang sejujurnya, Nova. Apa benar yang dikatakan Mark?” Nada bicara Mario berubah dingin. Nova bisa merasakan pria itu sedang bergelut dengan kekecewaan yang begitu kental di dadanya. Dengan sedikit keras Nova menghempaskan pegangan Mario seraya berkata. “Benar atau tidak, masa laluku adalah urusanku. Baik kamu ataupun Mark tidak berhak mengintervensi hidupku,” balas Nova tegas. Kini jaraknya dengan Mark terkikis. Wajah mantan kekasihnya itu sama tegangnya dengan Mario setelah kalimat ultimatum Nova ucapkan. “Dan untuk kamu, Mark,” ucap Nova dingin. “Bukan hakmu juga mengatur hidupku.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Klarifikasi

    Cukup lama Angga dan Mark bersitegang. Tidak ada satupun diantara dua pria itu yang berniat untuk membuka obrolan. Dibatasi oleh stroller yang ditempati Noa. Baik Angga maupun Mark, sama-sama sibuk dengan isi pikirannya sendiri. “Kenapa kau ada di sini? Kau belum menjawab pertanyaanku. “ Mark pada akhirnya mengalah. Nada bicaranya berubah lebih santai. Tidak ada lagi sorot kejam yang menghunus dan menyudutkan Angga. “Seharusnya kamu tahu tanpa perlu bertanya.” Angga melirik ke arah Noa. Mark tahu maksud terselubung atas kode yang diberikan oleh Angga. Mark terkekeh, menertawakan nasib Angga yang mengenaskan. “Kau lebih rela mengalah demi sahabatmu?” ejek Mark. Senyum lebarnya sengaja dipampang di depan Angga karena berhasil memenangkan keadaan. “Bukan urusanmu. Jadi tutuplah mulut.” “Apapun yang menyangkut Nova adalah urusanku,” Mark mendengus. Emosinya terpancing kala sadar Angga tidak terpengaruh sedikitpun dengan ejekannya tadi. “Kalau begitu, kenapa kau masih di sini? Bukan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pengkhianat

    Reno meraih rahan Anya untuk menatapnya. Sikap Anya yang berbeda membuat Reno mengikuti arah pandang wanita itu.Tidak ada siapapun di sana. Apakah Anya sedang berhalusianasi? Pikir Reno.“Anya, tenanglah. Apa yang terjadi?” tanya Reno penasaran. Kekhawatiran pria itu tidak bisa dibendung lagi. Anya tidak menjawab, melainkan beralih menatap dua manik hitam di hadapannya dengan pandangan kosong. Isi kepalanya terlalu penuh. Bahkan sudah disesaki oleh sekian banyak masalah yang menimpa hidup. Kini, satu-satunya orang yang peduli dengan kondisinya selain Reno di tempat kerja mungkin tidak akan bisa menaruh kepercayaan lagi pada Anya.“Aku baik-baik saja, Ren. Lebih baik kita pergi dari sini,” ajak Anya menarik tangan Reno keluar dari lorong.Anya yakin, Diana sudah melihat semua adegan mesra yang dilakukan oleh Reno untuknya. Rasa bersalah kembali menghantam batin Anya. Bagaimana caranya agar Diana mau mendengarkan ucapannya?Dalam hati, anya terus bertanya-tanya, apakah dirinya salah m

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Dendam

    Menyusuri koridor di mana unitnya berada, Lita berjalan dengan langkah gontai. Riasan di wajah sudah tidak beraturan. Meski demikian, kecantikan wanita berusia 29 tahun itu tak kunjung luntur terhanyut oleh air mata yang sebelumnya mengalir dengan deras. Tok tok tok! “Mario, buka pintu!” teriak Lita dari luar unitnya. “Mario!”Tetap tidak ada jawaban. Lita baru menyadari, ia tidak membawa kunci akses unitnya sendiri sebelum pergi tadi. Dengan perasaan kesal Lita mengutuk kebodohannya hari ini. “Selamat malam, Nyonya Lita?” suara petugas yang bertugas di lantai itu menyapa Lita. “Malam.” “Kelihatannya anda sedang kebingungan, ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” Ah, akhirnya bantuan datang tanpa membuat Lita repot harus turun ke meja resepsionis untuk meminta akses baru. “Bisakah anda membantu saya membukakan pintu unit? Saya lupa membawa kuncinya di dalam.” Senyum hangat menghiasi wajah yang mulai menampakkan keriput di bawah mata pria itu, “Dengan senang hati, Nyonya. “Krek.

DMCA.com Protection Status