Share

Nasib Yang Sama

Author: JolaSky
last update Huling Na-update: 2024-05-15 08:03:46

Sudah dua botol Vodka tandas tidak tersisa. Sedangkan di sisi lain meja, sebuah laptop dengan tampilan data serta tumpukkan kertas yang seharusnya sudah dibereskan sebelum Angga memutuskan untuk meluapkan isi pikirannya lewat alkohol.

Ia tahu, keputusan ini bukanlah keputusan yang bijak. Apalagi untuk seseorang yang bermasalah dengan organ paling penting dalam hidupnya. Hidup dan mati Angga akan ditentukan setelah ini.

Tetapi, alih-alih memikirkan lebih jauh efek dari minum alkohol. Angga justru semakin menjadi. Menikmati seteguk demi seteguk alkohol yang tersisa di gelas terakhirnya.

“Arkkhh!!” suara enyahan kenikmatan terdengar. Tenggorokkan Angga mulai terasa kebas. Lidah terasa lebih tebal bahkan untuk berucap sepatah katapun rasanya malas.

Ia termenung sejenak. Menatap lurus pada pemandangan kota Seoul di malam hari ini. Indah. Gemerlap lampu bangunan di bawah sana seolah membentuk rasi bintang yang indah. Hampir sama penampakannya dengan taburan bintang di langit saat ini.

B
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keputusan Akhir

    Pintu ditutup rapat-rapat. Bunyi klik tanda kunci ganda telah diaktifkan terdengar di belakang Nova. Ia tidak lagi duduk terpaku di kursi roda. Melainkan berjalan menuju kamar pribadinya membawa Noa ke dalam tempat tidur bayi yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah memastikan Noa berada di posisi paling aman dan nyaman, Nova keluar menemui Mark. Pria itu sibuk berkutat dengan alat pemeras jeruk. Hingga tidak menyadari kehadiran Nova disekitarnya. Tetapi, siapa sangka pertanyaan yang keluar dari mulut Mark mematahkan asumsi itu. “Sudah berapa kali kamu bertemu dengan mantan suamimu?” Menghentikan langkahnya menuju dapur, Nova melirik sekilas Mark yang masih sibuk dengan aktivitasnya. Beberapa saat kemudian, setelah memastikan dirinya siap untuk menghadapi cecaran Mark, Nova kembali melangkah menuju kulkas. Mencari apapun yang bisa mengisi perut. “Untuk apa kamu bertanya hal itu?” balas Nova, terlihat abai namun berbagai perasaan berkecamuk di dada. Kontras dengan tampilan luar ya

    Huling Na-update : 2024-05-15
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kejam

    “Silahkan dinikmati, nona. Tuan berpesan agar nyonya menjaga kesehatan dan tidak terlalu sibuk bekerja. Minggu depan, saya diutus menjadi asisten pribadi nona yang akan ikut nona pergi ke kantor,” ucap seorang wanita yang sejak awal sudah melayani Sarah. Saat ini Sarah duduk termangu di meja makan dengan segelintir pikiran yang bercabang. Mendengar pernyataan sang pelayan, ia pun menoleh.“Untuk apa? Saya tidak butuh asisten pribadi. Saya masih bisa mengurus semua hal sendiri. Tolong beritahu pada tuanmu, aku bukan wanita manja seperti yang dia kira,” balas Sarah ketus. Ia tidak bisa lagi menahan emosinya terhadap Lucifer. Semalam tidurnya pun tak nyenyak. Sarah dibayang-bayangi oleh wajah dua pria yang saat ini begitu menginginkannya—ralat, menginginkan tubuhnya. Lima jam penuh Sarah mengabdikan dirinya pada Lucifer tadi malam. Tubuhnya serasa dihantam beton puluhan kilo meski ia baru saja bangun tidur setengah jam lalu.“Sial! Apakah aku harus menjalani kehidupan ini selamanya?” S

    Huling Na-update : 2024-05-16
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pertolongan Hati

    Nova sengaja tidak mengabari siapapun bahwa dirinya sedang berada di luar jangkauan Mark. Sejak pagi tadi, ia memilih untuk menonaktifkan ponselnya. Membawa serta Noa dalam gendongan demi bertemu dengan seseorang. “Nova, maaf ada sedikit masalah di jalan tadi. Kau sudah lama menunggu?” terdengar grasa-grusu, seorang pria duduk di sofa sebelah Nova. Dalam balutan setelan jas warna coklat muda, Mario tampak memukau dengan segala pesona yang ia miliki. Ditambah dengan model rambut terbaru yang langsung disadari oleh Nova. Nova tersenyum menggeser sedikit tubuhnya ke samping demi memberikan ruang untuk Mario. Aroma musk menguar tiap kali Mario bergerak. Membelai penciuman dan hampir membuat Nova dimabuk kepayang.“Aku baru sampai, kamu tenang saja,” jawab Nova. Mengulas senyum tipis. Mario diam seribu bahasa. Pandangannya terpaku pada bibir Nova yang melengkung ke atas. Bibir bervolume cukup tebal dan terasa..menggairahkan. “Mario, kamu kenapa melamun?” suara Nova menarik kembali kesa

    Huling Na-update : 2024-05-17
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keraguan Yang Semakin Dalam

    Setengah jam sebelum jam yang ditentukan, Javier sudah menginjakkan kakinya di Shakes Grill. Restoran bergaya Italia-Amerika yang terkenal karena sejarah kelamnya. Pandangan mata Xavier mengedar, mencari posisi meja yang telah diberitahu oleh Dokter Richard sebelumnya. “Apa benar anda Dokter Javier?” seseorang tiba-tiba menyapanya dari arah belakang. Refleks Javier memutar tubuhnya. Seorang wanita berpakaian serba putih. Dengan pita merah melingkar di kerah kemeja. Serta celana bahan warna hitam polos membalut kaki jenjangnya. “Ya, aku Javier.”“Selamat datang di resto kami, Dokter javier. Dokter Richard sudah menunggu anda di ruang VIP. Mari saya antar.”Javier mengekor di belakang pelayan itu. Sesekali mencuri pandang ke arah beberapa tamu yang mengisi meja di sudut ruangan berukuran cukup besar ini. “Silahkan, Dokter Richard ada di dalam. Jika anda butuh sesuatu, anda bisa panggil saya.” “Terima kasih.”Di depan javier saat ini sepasang pintu membatasi dirinya dengan Dokter R

    Huling Na-update : 2024-05-18
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Menyerah

    Secangkir kopi menemaninsore hari Ameera dalam kesendirian. Absennya Faaz semakin melengkapi kesepian Ameera. Demi mengisi waktu kosong, sekaligus kehampaan yang ia rasakan, beberapa buku jurnal ia tumpuk di depannya. Pemandangan di salah satu meja di sudut ruangan itu terlihat sibuk, kontras dengan kenyataannya. “Satu kentang goreng pesananmu, nona. Ada yang bisa aku bantu lagi?” “Oh, tidak. Terima kasih.” Pelayan berlalu pergi. Hening kembali menyelimuti. Ameera berusaha untuk fokus pada apa yang sedang dibaca olehnya. Namun, otaknya seakan memilih jalan sendiri. Pikiran Ameera malah membawanya pada satu nama yang tiba-tiba muncul. Pertanyaan, bagaimana kabarnya? Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Apakah dia baik-baik saja selama menghilangkan jejak? Terus berputar di kepalanya. Padahal, Ameera tidak memiliki tendensi apapun tentang sosok itu. Pemandangan kota seharusnya bisa membawa Ameera melupakan bayang masa lalu, tetapi, hampir dua tahun lamanya, cara itu tidak benar-be

    Huling Na-update : 2024-05-19
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Hilang

    “Aku akan memilih jadi selirmu!” kata Sarah kaget dengan bentakan yang diberikan lucifer padanya.Jawaban Sarah langsung membuat Lucifer menyunggingkan senyum miring dengan raut wajah puas. Jawaban itulah yang sudah ia nantikan sejak lama. Wanita-wanita cantik yang melayaninya belakangan ini membosankan. “Kamu memilih pilihan yang tepat, Sarah. Dengan ini kamu resmi menjadi selirku,” bisik Lucifer di telinga Sarah. Sekujur tubuh Sarah merinding kala hembusan napas Lucifer menerpa tengkuk lehernya.“Aku akan menjadi selirmu dengan satu syarat.” Sarah kembali buka suara. Ia mencoba membalikkan keadaan, tak ingin tergerus oleh intimidasi Lucifer yang mematikan. “Oh, keputusan bersyarat rupanya. Katakan apa syarat yang mau kamu ajukan.” “Kamu harus membersihkan namaku dari gelar bar-bar dan wanita jomblo abadi di mata semua orang. Juga, mengklarifikasi berita yang sudah tersebar menjadi berita positif tentangku. Aku tidak mau namaku tercoreng lagi. Jika kamu bisa melakukannya, aku akan

    Huling Na-update : 2024-05-20
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keputusan Besar

    Tin! Tin!Suara klakson mobil membuyarkan obrolan pagi diantara Ameera dengan asisten rumah tangganya. Keduanya mengerutkan kening bingung. Siapa gerangan yang pagi-pagi sekali sudah bertamu? “Sepertinya ada tamu, non. Bibi ke depan dulu, ya,” kata bibi seraya menaruh kembali sebuah piring di meja makan. Ameera mengangguk, membiarkan wanita itu menyambut kehadiran sosok tak diundang itu kemudian melanjutkan makannya. Seperti biasa, Ameera bertugas jaga pagi hari ini. Deretan jadwal konsultasi bagi pasiennya sudah menunggu untuk di rampungkan hingga nanti sore. Setelah menyelesaikan makannya, terdengar suara langkah kaki menghampiri Ameera yang sedang meneguk air putih.“Non, mas itu datang lagi,” kata bibi. Raut wajahnya khawatir ketika mencium bau-bau perang dingin yang akan terjadi diantara majikannya dengan pria yang ia maksud. “Mas siapa, bi?” Ameera kebingungan. Pasalnya ia tidak memiliki bayangan sedikitpun. Hari masih terlalu pagi untuk mencerna sebuah teka-teki.“Pria yang

    Huling Na-update : 2024-05-21
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Perseteruan Dua Pria

    “Nova, kamu kenapa menghindar dariku?” Tubuh Nova berbalik secara paksa ketika sebuah tangan mencegat pergelangannya. Nova tahu siapa pembuat onar di tengah keramaian swalayan yang sedang ia sambangi. Membelakangi stroller putranya, Nova memandang malas Mark yang kini berdiri menjulang di hadapannya. Manik keoranyean, menyorot tajam. Pandangan Mark turun ke arah dua tas belanjaan yang tersampir di kanan dan kiri stroller milik Noa. “Kenapa?” tanya Nova sinis. Awalnya, ia tidak ingin membuka topik pembicaraan dengan pertanyaan singkat itu. Tetapi, gerah semakin menjadi. Bahkan hanya ditatap Mark beberapa saat saja berhasil membuat sesuatu di dada Nova bergejolak. Tentu, gejolak aneh itu nova yakini sebagai bentuk tidak nyaman semata. Bukan karena perasaan nyaman atau cinta sekalipun.Terlalu lelah untuk bicara tentang cinta saat ini. Keberadaan Noa adalah yang paling utama baginya melebihi apapun. Mark memamerkan ekspresi bersalah, dan Nova tahu itu hanya sebuah upaya untuk memani

    Huling Na-update : 2024-05-22

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Obrolan Bermakna

    Kamar hotel yang Nova pijaki saat ini terlihat lebih layak untuk dihuni dirinya dan bayi mungil yang kini terlelap di dalam stroller. Ketika memasuki kamar itu, rasanya jauh lebih tenang dibandingkan kamar hotel yang Nova tinggali sebelumnya. Setelah perbincangan panjang yang ia lakukan dengan Angga, pada akhirnya Nova menyetujui ajakan Angga untuk meninggalkan tempat itu. Dua hari Angga memberikan Nova waktu untuk berpikir keputusan mana yang akan ia ambil antara menetap di Korea sendirian atau menerima ajakan Angga untuk kembali ke Indonesia. “Ini kamar yang akan kamu tempati selama tiga hari ke depan,” kata Angga. Pria itu mensejajarkan langkahnya dengan Nova ikut memindai desain interior yang estetik didominasi warna putih dan biru. “Berkas pemindahanmu sedang aku urus. Tiga hari lagi kamu bisa kembali ke Indonesia. Dan jika kamu butuh apapun, kamu bisa panggil aku. Kamarku ada di sebelah,” ucap Angga lagi. Ia tersenyum canggung pada Nova, dan dibalas dengan hal yang sama. “

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kenyataan yang Harus Diterima

    Tidak ada sedikitpun kebohongan di mata Angga ketika Nova mencoba menjelajah titik kejujuran di iris hitam Angga. Pria itu, masih berdiri di posisi yang sama. Sorot matanya cukup mampu membuat nyali Nova menciut. Angga tidak hanya memaparkan sebuah fakta, melainkan juga membujuk Nova untuk mengakui ada sesuatu yang hilang dalam diri wanita itu.Nva berkata lirih, ketika ia sadar situasi tidak berpihak padanya. “Kalau kamu tahu aku yang membunuh adikmu, kenapa kamu tidak penjarakan aku saja alih-alih balas dendam?” tanya Nova.Angga masih menatapnya lamat, dari bagaimana pria itu bersikap Nova tahu Angga tidak memiliki sedikitpun niat untuk menjerumuskan ke dalam bui. “Menyeretmu ke dalam penjara juga butuh bukti dan pengakuan langsung. Aku sempat merencanakan itu sebelumnya tapi…” ucap Angga menjeda. Sesuatu di dadanya mulai mengusik. “Rasa cintaku padamu saat ini jauh lebih besar dari dendam yang pernah tertanam di hatiku.” Setitik euforia kecil bergema di hati Nova. Sebuah alasan y

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Flashback

    Hari itu, seharian langit tidak secerah biasanya. Rintih hujan terus membasahi setiap sudut kota dan menyelimutinya dengan aroma romantis. Seorang wanita berjalan di antara lalu lalang orang-orang yang sibuk menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Sedangkan dirinya, sepeninggalannya dari rumah tadi, hanya kekesalan yang berusaha ia kendalikan. Langkah kaki wanita itu terasa berat. Apalagi tiap kali melirik ke ponselnya dan membuka pesan berisi video yang membuat dadanya berkecamuk. Sesampainya di depan sebuah gedung kos, wanita itu melepas sepatu flatnya yang basah. Menggedor pintu kayu di depannya dengan tidak sabar. Tak lama, seorang pria keluar dari kamar itu sambil memamerkan raut wajah bingung. “Kamu mau kesini kenapa tidak bilang dulu, sayang?” tanya pria itu. “Kamu harus jelasin sama aku akan satu hal,” balas wanita didepannya. Sorot mata tajam menghunus langsung ke ulu hati Andre, pria itu. “Jelasin apa, Nova? Apa aku buat salah?” Alih-alih menjawab, Nova malah menero

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pemintaan Pengakuan

    Sofa biru muda di depan ranjang menjadi tempat Nova singgah sejak beberapa saat lalu. Di depannya sudah tersaji sepiring pasta yang Angga beli dari layanan pesan antar. Pria itu, kini tengah disibukkan dengan teko portable yang mengeluarkan kepulan asap. Aroma kopi menguar memenuhi setiap sudut kamar ini. Pergerakan Angga diam-diam menjadi objek pengamatan Nova. Setiap hal yang pria itu lakukan kini menjadi perhatiannya. “Kenapa tidak dimakan? Apakah menunya tidak sesuai seleramu?” tanya Angga. Ia mengambil posisi duduk di depan Nova. Sambil menaruh secangkir kopi di hadapan wanita itu. “Aku kenyang. Kamu saja makan masakan buatanmu,” jawab Nova ketus. Pandangannya sengaja beralih ke arah lain demi menghindari sesuatu yang terasa menggetarkan dadanya tiap kali menatap Angga. Angga menarik piring pasta dari hadapan Nova. Mengaduk pasta itu perlahan, kemudian menyodorkannya ke hadapan Nova. “Biar aku suapi,” kata Angga. Nova terlalu lama tenggelam dalam lamunan, hingga ia tidak me

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status