Setelah sarapan.Suzy kembali ke kamar untuk bersiap pergi kerja, dan Robert Calvin membantu membersihkan piring.Jessica Xia mengambil kesempatan untuk memasuki dapur dan menatap pria tampan yang berdiri di dekat wastafel, dia mengerutkan bibirnya dan mencondongkan tubuh ke depan.Dia pertama kali memuji Robert Calvin, dan kemudian mulai bertanya tentang pemikirannya tentang pernikahan.“Rob, Bibi sangat senang melihatmu dan Suzy memiliki hubungan yang begitu baik. Namun, cinta dan pernikahan tidak sama. Bibi masih berharap kalian bisa menikah cepat, bagaimana menurutmu?"Robert Calvin memikirkan apa yang dikatakan Suzy tadi malam, tetapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda di wajahnya. Dia tersenyum tipis, "Itu wajar. Sebenarnya, saya ingin menikahi Suzy sejak lama, tetapi masalah pernikahan ini, saya menghormati keinginannya."Ketika Jessica Xia mendengar apa yang dia katakan, matanya tiba-tiba menjadi cerah.Karena Robert Calvin juga berencana untuk menikah, bukankah cukup bagi Suzy
Begitu dia berbicara, Robert Calvin memotongnya secara langsung dengan dominan.Dia memandangnya dengan serius, dan berkata, "Aku akan mempersiapkan lamaran dengan serius. Ini bukan akting. Setuju atau tidak ..."Dia berhenti, mengulurkan jari kelingkingnya untuk mendapat persetujuan Suzy, dan berkata: "Setuju! Sepakat.""..."Suzy membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa.Robert Calvin ingin melamarnya ...Suzy memikirkan hal ini sepanjang pagi di dalam hatinya.Ketika memikirkan dan menyadari kalau Robert Calvin pria dengan wajah tampan yang memiliki kharisma.Padahal, untuk melakukan pernikahan bukan karena dia tidak mau, dan dia juga sudah mempertimbangkannya.Sekarang yang hanya Suzy pikirkan adalah karirnya, untuk pernikahan malah mengganggu rencana awalnya, membuatnya sedikit lengah, dan dia tidak tahu bagaimana menghadapinya.Memikirkan hal ini, Suzy kehilangan nafsu makan untuk makan siang.Hailey yang sedang makan bersamanya di kafetaria, duduk di seberangnya, me
Robert Calvin menghentikan langkahnya dan menatap Hailey yang sedang berjalan ke arahnya."Ada apa?" Memikirkan Hailey adalah asisten Suzy, sikapnya juga tidak sedingin biasanya.Hailey tentu saja bisa merasakannya, dan merasa sangat senang. Dia berkata dengan sopan dan sedikit ragu-ragu, "Apakah Anda akan pergi?"Melihat Robert Calvin mengerutkan alisnya, dia segera menjelaskan, "Jangan salah paham, saya bukan ingin menyelidiki jadwal Anda. Namun, ketika makan dengan Kak Suzy tadi, dia menyuruhku untuk membawakan sebuah dokumen untuk Anda tandatangani, karena dokumen ini agak mendesak, jadi …”Robert Calvin meregangkan alisnya, dia melihat jam tangannya, dan berkata, "Ok, kalau begitu, ambillah dokumennya. Saya akan menunggumu di bawah."“Baik, saya akan pergi sekarang.” Hailey segera mengangguk dan pergi.Setelah beberapa saat, dia kembali dengan membawa sebuah dokumen.Ketika berjalan keluar, dia melihat sebuah mobil Maserati diparkir di luar, sangat keren dan menarik perhatian.Rob
Suzy memusatkan perhatian pada eksperimen vaksin, jadi mengesampingkan perasaannya untuk sementara.Jadi, dia tidak tahu Robert Calvin, seorang pria yang menepati janjinya, sedang sibuk mempersiapkan diri untuk melamarnya.Bahkan mendatangkan bala bantuan dari luar.Sebenarnya, dia pernah melamarnya dulu, di villa dengan pemandangan laut.Itu adalah lamaran yang dia rencanakan dengan susah payah, tetapi berakhir dengan berantakan karena ada kesalahpahaman.Kali ini, tidak boleh gagal lagi!Karena itu, sebagai sahabatnya, Leon sengaja mengundang orang pintar untuk memberinya petunjuk.Beberapa orang sahabat dan bala bantuan dari luar bekerja sama untuk membantu Robert Calvin.Dalam Ruang VIP, selain Vermont yang sudah menikah hanya sibuk mengurusi istri dan anaknya, Leon, Joris, dan Yoseph Chen semuanya hadir.Ditambah seorang orang pintar yang cantik dengan riasan glamor, Sasha.Setelah memahami keadaan Robert Calvin dan Suzy, dia menggelengkan kepala dan berkata dengan sungguh-sungguh
Anna Wen menopang dagunya di meja dengan satu tangan, menatap wajah Suzy yang sedih.Dia menggunakan hubungannya dengan Ivan Zhang sebagai contoh untuk membujuknya, "Hanya pada saat benar-benar menyukai seseorang, baru bisa merasa tidak sabar ingin menikah dengannya. Tuan Muda Calvin berinisiatif ingin melamarmu, itu menunjukkan dia sudah memastikan kau adalah pasangan hidupnya.”"Selain itu, Kak Suzy, kau setuju berkencan dengannya saat itu, bukankah karena kau juga menyukainya? Jika kalian saling suka, kenapa tidak mau menikah? Pernikahan adalah jaminan cinta. Setelah menikah, kalian memiliki status resmi, menjadi keluarga yang sesungguhnya, hubungan menjadi lebih dekat, bukankah semuanya sangat indah ... "Anna Wen kebetulan sedang membicarakan urusan pernikahan dengan Ivan Zhang akhir-akhir ini. Dia sangat optimis dengan pernikahan. Ketika mengucapkan semua ini, kebahagiaan terpancar dari wajahnya.Suzy tidak berbicara, tetapi memikirkan dengan serius kata-kata Anna Wen.Dia dan A
Sebenarnya, dia sangat menyukai latar yang pria itu rancang di villa terakhir kali, hanya mereka berdua ditemani pemandangan laut kesukaannya, dan langit yang penuh kembang api yang indah.Sayang sekali, dia sedang bertengkar dengan Robert Calvin pada saat itu, jadi tidak sempat menikmatinya.Dia berharap Robert Calvin dapat menggunakan cara itu lagi untuk melamarnya.Namun, dia tidak menyarankannya pada Robert Calvin, tidak peduli bagaimana pria itu melamarnya, dia sudah menyiapkan jawaban dalam hatinya....Sedangkan, di sisi Robert Calvin.Karena saran dan peringatan Sasha, dia harus mempertimbangkan kembali risiko melamar Suzy.Jika sesuai dengan perkataannya, mengetahui Suzy tidak ingin dilamar, tetapi dia bersikeras melakukannya. Pada akhirnya, Suzy akan marah dan putus dengannya, kalau begitu semua usahanya akan sia-sia.Wanita yang dia dapatkan dengan susah payah, tidak bisa membuatnya marah lalu putus dengannya.Setelah mempertimbangkannya dengan cermat, Robert Calvin sudah me
Setiba di rumah, Brad Yang menatapnya sambil tersenyum, dan bertanya, "Suzy, apakah temanmu puas dengan kain itu?"Suzy tersenyum padanya dan berkata, "Dia sangat menyukainya, juga sangat berterima kasih padamu."“Syukurlah.” Brad Yang mengangguk puas.Suzy tidak berbicara banyak, setelah menyapa mereka, dia masuk ke kamarnya.Setelah beberapa saat, Anna Wen menelepon."Kak Suzy, aku sudah meminta orang untuk menyelidikinya, produsen kain ini adalah Sicily. Paman Yang mungkin ada alasan khusus sehingga mencari produsen lain untuk membuat kain ini.""Ya, mungkin saja." Suzy menjawab dengan santai.Dia tidak memberi tahu Anna Wen kecurigaannya terhadap Brad Yang dan Jessica Xia, lagi pula, dia belum ada bukti.Namun, dia sudah memberi tahu Robert Calvin kemarin.Setelah menutup telepon, Suzy tenggelam dalam pikirannya.Urusan kain ini semakin membuat Suzy curiga.Jika ayahnya memiliki pabrik kain, kenapa harus meminta pabrik lain memproduksinya? Apakah karena teknologi di pabriknya tidak
Saat berbalik, dia melihat sosok yang akrab sedang mengantri di antara kerumunan untuk melewati gerbang pemeriksaan tiket.Dia melihat orang itu melewati gerbang pemeriksaan, mengenakan topi untuk menutupi setengah wajahnya, kemudian segera mengejar ke arah Suzy.Dia tiba-tiba teringat.Ternyata pria itu!Hailey tertegun, segala macam spekulasi muncul dalam pikirannya.Dia semakin penasaran sehingga ingin mengejar pria itu untuk memastikan tebakannya.Dia bahkan segera memesan tiket kereta melalui ponselnya, melewati gerbang pemeriksaan tiket dan berhasil masuk ke peron.Namun, dia tidak dapat menemukan Suzy dan pria itu.Apakah mereka sudah masuk ke kereta?Setelah mencari beberapa saat di dalam, Hailey akhirnya pergi dengan berat hati.Dari Haicheng, kereta cepat dapat tiba di Hancheng dalam enam jam.Suzy tiba di Hancheng jam satu pagi.Saat berjalan keluar dari stasiun kereta, angin dingin berhembus di wajahnya, dia membungkus dirinya erat-erat dengan mantel panjangnya.Dia menyala
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny