Ibukota.Rumah Keluarga Xin.Kepala pelayan wanita paruh baya membawa sekelompok pelayan untuk menyambut Lorraine dan rombongannya.Melihat Lorraine perlahan turun dari mobil dengan dibantu Barbie Xin, mereka terlihat sangat senang.Nyonya mereka sudah pergi selama tiga tahun dan akhirnya kembali!Kepala pelayan segera melangkah maju dan mengulurkan tangannya untuk menuntunnya, "Nyonya, bagaimana kabarmu selama tiga tahun ini?"“Yah, sudah jauh lebih baik.” Lorraine meletakkan tangannya di tangan kepala pelayan itu dan bertanya dengan santai, “Bagaimana dengan keadaan rumah?”"Semuanya sama seperti dulu. Jenderal Xin pergi ke medan perang barat daya. Tuan Muda pertama dan Tuan Muda Kedua belum pulang. Sekarang hanya ada kakek di rumah," jawab Jeanny.Lorraine mengangguk dan berkata pada Barbie Xin di sebelahnya, "Ayo kita temui kakekmu dulu.""Baik."Lorraine, Barbie Xin ditemani oleh kepala pelayan dan sekelompok pelayan lain, berjalan menuju tempat Kakek Xin.Joris tidak pulang bersa
Itu adalah mobil Robert Calvin.Mobil diparkir di pinggir jalan, jendela diturunkan, Robert Calvin sedang berbicara dengan seorang gadis di luar mobil.Suzy juga mengenal gadis itu, dia adalah karyawan magang dalam timnya, Katy.Karena jarak mereka cukup jauh, dia tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya melihat Katy menyerahkan sebuah kotak yang dibungkus dengan rapi pada Robert Calvin dengan malu-malu.Suzy merasa sangat tidak senang.Apa yang dilakukan Katy?Suzy segera berjalan mendekat."Katy." Suzy berteriak dengan kencang dari jauh.Katy tampak terkejut, dan segera menoleh ke arahnya."Ketua Suzy." Dia menyapa dengan panik.“Apa ini?” Mata Suzy tertuju pada kotak di tangannya, kemudian melirik Robert Calvin.Begitu dia datang, Robert Calvin menatap lurus ke arahnya.Katy buru-buru menjelaskan, "Ini ... adalah sedikit hadiah dariku. Aku melihat di berita bahwa Anda dan Tuan Muda Calvin sudah bersama, ku pikir ini adalah kabar baik yang patut dirayakan, jadi aku menyi
Tak disangka, Robert Calvin sudah memikirkan cara untuk menghadapi Katy.Suzy terdiam beberapa saat, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Memecatnya hanya karena masalah ini, bukankah agak berlebihan? Mari kita lihat dulu saja."Robert Calvin juga tidak keberatan.Pikirannya sangat sederhana.Katy adalah anggota tim Suzy, dia yang berhak memecatnya.Lagi pula, ini adalah perusahaannya sendiri, mereka hanya seorang karyawan magang, bisa membuat kekacauan sebesar apa?Dia tidak membicarakan topik ini lagi, dan mendesak, "Cepat masuk ke mobil, aku sudah lama menunggu mu."Suzy sebelumnya merasa heran, mengapa mobilnya ada di sini, ternyata sedang menunggunya.Hati terasa hangat, dia segera masuk ke dalam mobil.Mobil yang hangat mengisolasi udara dingin di luar, tubuhnya langsung merasa rileks.Setelah makan makan bersama, Robert Calvin mengantarnya kembali ke villa Anna Wen.Mereka berpamitan di dalam mobil."Paman kedua seharusnya sudah memberitahumu tentang proyek itu. Aku sangat yaki
Robert Calvin tiba-tiba teringat dengan kasus Karen Wang, dan segera menelpon Wolter untuk menanyakan perkembangannya.Wolter segera melaporkan, "Buktinya cukup kuat, Karen Wang akhirnya mengaku, vonis segera dijatuhkan, pasti jauh lebih lama dari hukuman Siska Yu. Sedangkan Victor Wang, kejahatannya lebih ringan, tapi aku sudah berpesan agar tidak membiarkan dia hidup dengan nyaman.""Baik." Robert Calvin menanggapi dengan tenang.Karena Wolter sudah membereskan semuanya dengan baik, dia tidak akan memperhatikan Karen Wang dan ayahnya lagi. Dia segera bertanya tentang hal lain, "Apakah kau sudah menemukan dompet itu?"Wolter ragu-ragu sejenak, dan berkata, "Belum ... Saya sudah mengikuti petunjuk tuan muda kecil dan berfokus pada video pengawasan di dekat kamar kecil, tetapi tidak melihat ada yang mengambil dompet itu. Kami juga sudah mencarinya di tempat lain, tetapi tidak bisa menemukannya."Robert Calvin mengerutkan alisnya.Dia merasa aneh, tidak mungkin ada barang yang bisa meng
Anna Wen mengeluarkan sebuah album yang berat dari atas rak buku, kemudian perlahan membukanya di depan Suzy.Suzy menatap album foto itu dengan heran dan kagum. “Ini adalah gaun pengantin yang dirancang untuk diriku sendiri.” Anna Wen membelai gambar itu dengan lembut, matanya lebih berbinar dari sebelumnya.Dulu, dia tidak berani menunjukkan album ini pada siapa pun, jadi hanya bisa membukanya diam-diam dan melihatnya dengan sedih, sambil memegang pensil untuk menyempurnakan desain di dalamnya."Kudengar guru mengenakan gaun pengantin yang dia rancang sendiri ketika menikah dengan ayah Kak Ivan. Aku berharap suatu hari nanti aku juga bisa mengenakan gaun pengantin aku rancang dan buat sendiri ketika menikah dengan Kak Ivan." Anna Wen berkata dengan penuh harap.Suzy merasa terharu, dan tersenyum tipis, "Selamat, keinginanmu sudah bisa terwujud."“Iya.” Anna Wen tersenyum bahagia sambil memeluk album itu.Keluar dari kamar Anna Wen, Suzy berjalan menuju kamarnya.Dia memikirkan p
“Nona Suzy, Tuan Muda Calvin mengirimkan aku untuk menjemput Anda.” Sopir menurunkan jendela mobil dan melambai pada Suzy.Melihat wajah sopir yang ramah, Suzy langsung masuk ke mobil dan berkata, "Terima kasih sudah datang pagi-pagi.""Tidak, Nona" Sopir itu buru-buru melambaikan tangannya dan berkata sambil tersenyum, "Ini sudah tugas saya."Setelah Suzy masuk ke mobil, sopir menghubungi Robert Calvin, "Tuan Muda Calvin, saya sudah menjemput Nona Suzy.""Baik." Robert Calvin menjawab.Ponsel segera Suzy berbunyi, dia menelepon."Apakah kau sudah melihat pesan yang aku kirimkan semalam?" Robert Calvin bertanya."Aku sudah melihatnya."Suzy berpikir sejenak, dan berkata dengan jujur, "Sebenarnya, aku juga mempertimbangkan untuk membeli mobil akhir-akhir ini, tetapi aku akan membelinya sendiri, kau tidak perlu membelikan untukku."Robert Calvin mendengus, "Apakah mobil yang aku belikan tidak lebih baik?""..."Suzy berkata dengan tidak berdaya, "Baik atau tidak, itu ditentukan sesuai de
Lima menit kemudian.Jun dan Lewis masuk ke ruang rapat.Ketika keduanya bertemu, ketegangan segera merebak.Jun mengangkat kepalanya, dan membuang muka.Sedangkan Lewis juga melipat lengannya, melengkungkan bibirnya dan mendengus.Sebelum proyek ini dimulai, seluruh pusat penelitian sudah mengetahui hubungan mereka memang kurang baik.Ketika Suzy menyatukan mereka dalam tim, semua orang tercengang, dan hanya menunggu saatnya menonton pertunjukkan.Saat proyek baru dimulai, mereka masih bisa bekerja sama dengan baik, karena hanya melakukan pekerjaan yang mendasar. Seiring dengan semakin mendalamnya penelitian, perbedaan pendapat mulai bermunculan.Sampai kemarin, akhirnya mencapai puncaknya.Perselisihan dalam tim merek sudah menyebar ke seluruh perusahaan hanya dalam semalam.Jadi Suzy begadang semalam untuk memikirkan solusi.Pada saat ini, tatapan Jun dan Lewis tertuju pada Suzy, mungkin mereka sudah menebak Suzy memanggil mereka kesini untuk membujuk mereka berdamai.Tapi ... Ini s
Jadi, maksud dia mengajukan pertanyaan ini sebenarnya berharap Suzy bisa merumuskan rencana kerjanya, itu akan jauh lebih baik daripada menyerahkannya pada Lewis.Jarang-jarang, Lewis sependapat dengan Jun, tetapi kata-katanya lebih lugas, "Ketua Tim Suzy, sebaiknya kau yang merumuskan rencana kerjanya, jika diberikan pada Jun, entah seperti apa hasilnya nanti.”Jun yang disindir dengan terang-terang, langsung memprotes, "Lewis, kau …”Suzy segera menghentikan mereka sebelum mulai bertengkar, dan mengingatkan, "Ok, waktu kita sangat singkat. Aku harap kalian dapat mengesampingkan prasangka dan bekerja sama dengan baik. Jadi proposal ini, aku serahkan pada kalian berdua!"Mereka menatapnya dengan heran.Suzy tersenyum tipis dan menjelaskan, "Ide awal proposal ini dari berasal dari kalian berdua, jadi tidak ada yang lebih memahami proposal ini dari pada kalian berdua. Selain itu, selama kalian menjadi rekan kerja selama bertahun-tahun, seharusnya belum pernah bekerja sama menyelesaikan s
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny