“Benarkah?” Robert Calvin agak terkejut dan menatap Suzy.Melihat ekspresinya yang canggung, Robert Calvin menepuk punggung tangan Suzy, lalu menatap Nenek Jenny dan Lucy Liu, "Bu, Nenek, aku sudah mengatakan dengan sangat jelas hari ini. Kami baru berpacaran sekarang, dan belum menikah. Meskipun aku tahu apa yang kalian pikirkan, tetapi betapa canggungnya jika kalian seperti ini.""Bocah tengik ini ..." Nenek Jenny bergumam dengan kesal.Tidak masalah jika Robert Calvin menolak niat baik mereka kali ini. Tetapi setelah dia berkata seperti ini, maka mereka akan merasa malu, jika ingin menciptakan peluang untuk dia dan Suzy lagi kelak.Suzy berjalan maju untuk menengahi, "Nenek, Robert hanya tidak ingin kalian mengkhawatirkan urusan kami, jadi dia berkata seperti itu, jangan marah. Terima kasih atas undangan Anda. Aku akan sering-sering mengunjungi Anda dan Nyonya Calvin."“Kau memanggilku apa tadi?” Nenek Jenny menatapnya.Suzy tersenyum tipis, dan menjelaskan, "Sekarang Robert dan a
Dia mengangkat matanya, dan saling bertatapan dengan mata pria itu. Suzy merasa terpana, karena terlalu tegang, dia menelan ludah secara spontan.Robert Calvin menganggap dia sudah setuju, pria itu tersenyum tipis, membungkukkan badannya lalu mencium bibirnya dengan lembut.Ciuman ini menjadi semakin ganas.Suzy merasa lemas dan jatuh ke dalam pelukannya, dengan napas terengah-engah.Robert Calvin mengambil kesempatan ini untuk menghembuskan napas ke telinganya, dan berkata, "Apakah kau menginginkannya?"Suaranya sangat menggoda, tetapi Suzy tiba-tiba sadar.Wajahnya yang memerah segera kembali normal."Tidak, tidak boleh."Dia mendorongnya, dan mengambil napas dalam-dalam.Hampir saja, dia terjerumus dalam godaannya!Mereka baru mulai berpacaran secara resmi selama beberapa hari, perkembangan ini terlalu cepat untuknya.Dia masih perlu mengenalnya lebih jauh, agar bisa mengetahui apakah mereka benar-benar cocok.Suzy berkata dengan tegas, "Robert, bersabarlah dulu, aku belum siap."R
Melihat pengirim bernama "Rob", dia tercengang, dan tiba-tiba teringat bahwa ini adalah akun pribadi yang ditambahkan Robert Calvin dalam ponselnya malam ini.“Sudah tidur?”Melihat pesan singkat ini, Suzy berpikir sejenak, lalu menjawab: Belum.Kemudian dia menambahkan kalimat lain: Aku sedang melihat berita di Internet, semuanya membicarakan acara perjamuan malam ini.Setelah pesan itu terkirim, video call pria itu pun datang.Suzy hampir melompat dari tempat tidur karena kaget, dan segera menutup permintaan video call dengan jarinya.Robert Calvin: ? Suzy merasa agak malu dan segera menjelaskan: Tidak sengaja kepencet.Robert Calvin mengirimkan emoji sedang berpikir, dan menulis: Oh.Dia membalas dengan tegas: Aku sudah mau tidur. Robert Calvin: Ok, tidurlah lebih awal.Setelah melihat jawaban Robert Calvin, Suzy akan meletakkan ponselnya, tetapi pria itu segera mengirim pesan yang lain: Berita itu hanya untuk orang-orang luar, tidak perlu dimasukkan ke dalam hati. Aku dapat menja
Suara Robert Calvin segera terdengar, "Masih sibuk setelah jam kantor? Ayo, aku akan membawamu makan malam.""Tuan Muda Calvin." Hailey buru-buru menundukkan kepalanya dan menyapa dengan hormat. Pada saat yang sama, dia diam-diam melirik Suzy.Suzy juga merasa canggung.Dia tidak menyangka Robert Calvin langsung mencarinya di sini. Dia langsung menolak, "Aku masih ada kerjaan, setelah beres, aku makan sendiri saja nanti.”Kemudian, dia menerima dokumen dari Hailey.Pria itu langsung mengambil dokumen itu.Suzy mengerutkan alis dan menatapnya."Sekarang sudah lewat jam kantor, semua karyawan sudah pergi makan. Apakah kau mau bekerja lembur?" Robert Calvin berkata, lalu menunjuk Hailey, dan menambahkan, "Lagi pula, jika kau tidak mau makan, orang lain mau masih harus makan."Hailey buru-buru berkata, "Kak Suzy, aku tidak apa-apa, kau pergi makan malam dengan Tuan Muda Calvin dulu."“Kalau begitu, ayo kita pergi bersama. Makanan di kantin karyawan kita lumayan enak.” Suzy hanya ingin mak
Suzy melirik Robert Calvin dan mengedipkan matanya.Robert Calvin mengangguk dan berkata dengan santai, "Aku adalah member restoran ini, jadi tagihannya langsung dipotong dari rekening ku. Selain itu, apakah kau pernah melihat seorang karyawan mentraktir bosnya?"Wajah Hailey memerah dan tidak bisa berkata-kata.Sebelum pergi, dia sengaja melirik tagihan, dan sangat terkejut.Tagihan tadi hampir sebesar setengah bulan gajinya!Dia mengerutkan bibirnya, dan segera mengikuti Suzy dan Robert Calvin berjalan keluar.Robert Calvin dan Suzy ingin membicarakan sesuatu, jadi Hailey pergi lebih dulu.Setelah dia pergi, Robert Calvin bertanya dengan tenang, "Kau sangat menyukai karyawan magang itu?"Suzy mengangguk, "Hailey sangat cerdas, juga pintar beradaptasi. Dia pasti bisa mengukir prestasi yang cemerlang kelak.”Robert Calvin tidak menyangkal, dan berkata, "Aku mengetahui beberapa informasinya. Dia satu almamater denganmu, juga pernah mengerjakan proyek dengan dosen yang sama, jadi kalian
Ibukota.Rumah Keluarga Xin.Kepala pelayan wanita paruh baya membawa sekelompok pelayan untuk menyambut Lorraine dan rombongannya.Melihat Lorraine perlahan turun dari mobil dengan dibantu Barbie Xin, mereka terlihat sangat senang.Nyonya mereka sudah pergi selama tiga tahun dan akhirnya kembali!Kepala pelayan segera melangkah maju dan mengulurkan tangannya untuk menuntunnya, "Nyonya, bagaimana kabarmu selama tiga tahun ini?"“Yah, sudah jauh lebih baik.” Lorraine meletakkan tangannya di tangan kepala pelayan itu dan bertanya dengan santai, “Bagaimana dengan keadaan rumah?”"Semuanya sama seperti dulu. Jenderal Xin pergi ke medan perang barat daya. Tuan Muda pertama dan Tuan Muda Kedua belum pulang. Sekarang hanya ada kakek di rumah," jawab Jeanny.Lorraine mengangguk dan berkata pada Barbie Xin di sebelahnya, "Ayo kita temui kakekmu dulu.""Baik."Lorraine, Barbie Xin ditemani oleh kepala pelayan dan sekelompok pelayan lain, berjalan menuju tempat Kakek Xin.Joris tidak pulang bersa
Itu adalah mobil Robert Calvin.Mobil diparkir di pinggir jalan, jendela diturunkan, Robert Calvin sedang berbicara dengan seorang gadis di luar mobil.Suzy juga mengenal gadis itu, dia adalah karyawan magang dalam timnya, Katy.Karena jarak mereka cukup jauh, dia tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya melihat Katy menyerahkan sebuah kotak yang dibungkus dengan rapi pada Robert Calvin dengan malu-malu.Suzy merasa sangat tidak senang.Apa yang dilakukan Katy?Suzy segera berjalan mendekat."Katy." Suzy berteriak dengan kencang dari jauh.Katy tampak terkejut, dan segera menoleh ke arahnya."Ketua Suzy." Dia menyapa dengan panik.“Apa ini?” Mata Suzy tertuju pada kotak di tangannya, kemudian melirik Robert Calvin.Begitu dia datang, Robert Calvin menatap lurus ke arahnya.Katy buru-buru menjelaskan, "Ini ... adalah sedikit hadiah dariku. Aku melihat di berita bahwa Anda dan Tuan Muda Calvin sudah bersama, ku pikir ini adalah kabar baik yang patut dirayakan, jadi aku menyi
Tak disangka, Robert Calvin sudah memikirkan cara untuk menghadapi Katy.Suzy terdiam beberapa saat, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Memecatnya hanya karena masalah ini, bukankah agak berlebihan? Mari kita lihat dulu saja."Robert Calvin juga tidak keberatan.Pikirannya sangat sederhana.Katy adalah anggota tim Suzy, dia yang berhak memecatnya.Lagi pula, ini adalah perusahaannya sendiri, mereka hanya seorang karyawan magang, bisa membuat kekacauan sebesar apa?Dia tidak membicarakan topik ini lagi, dan mendesak, "Cepat masuk ke mobil, aku sudah lama menunggu mu."Suzy sebelumnya merasa heran, mengapa mobilnya ada di sini, ternyata sedang menunggunya.Hati terasa hangat, dia segera masuk ke dalam mobil.Mobil yang hangat mengisolasi udara dingin di luar, tubuhnya langsung merasa rileks.Setelah makan makan bersama, Robert Calvin mengantarnya kembali ke villa Anna Wen.Mereka berpamitan di dalam mobil."Paman kedua seharusnya sudah memberitahumu tentang proyek itu. Aku sangat yaki
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny