Julius Liu tidak bisa mendapatkan kontrak pernikahan dari Lucy Liu, keinginannya untuk mencari Keluarga Xin dan membatalkan kontrak pernikahan secara resmi di tentang dengan keras.Dia pergi dengan marah.Setelah beberapa saat, Barbie Xin berjalan keluar dari balik dinding bunga mawar, dengan ekspresi acuh tak acuh, dan bertanya, "Bibi Liu, kenapa Kak Julius pergi?"......Di dalam kamar.Ketika Suzy membawa Welly kembali ke kamar, pria kecil itu tiba-tiba menjadi manja dan meminta Suzy untuk memeluknya.Dia mengedipkan matanya dan berkata sambil menyeringai, "Mama, tidak akan meninggalkan aku dan papa, kan? Jangan pergi dengan Paman 183, ya Ma?"Suzy meletakkan Welly di pahanya, memeluknya dengan satu tangan dan mengusap kepala anak itu dengan tangan lainnya, "Tentu saja tidak. Jika Mama pergi dengan Paman 183, tidak akan duduk di sini sekarang."Welly tersenyum lebar, tiba-tiba menjadi bersemangat, dan turun dari paha Suzy, "Bagus sekali! Apakah kau tahu apa yang aku bicarakan dengan
Dia tiba-tiba menjadi agak khawatir, dan segera menasihati:“Welly, bekerja tidak hanya untuk mencari uang, tetapi juga untuk mewujudkan impian. Impian Mama adalah menjadi seorang dokter, bisa mengobati penyakit dan menyelamatkan orang, mengembangkan lebih banyak obat untuk melawan penyakit. Meskipun belum tentu bisa menyelamatkan semua umat manusia, tetapi juga ingin berkontribusi melalui pekerjaan yang aku cintai, membawa harapan bagi lebih banyak orang yang membutuhkan perawatan.""Kau juga sama. Meskipun Keluarga Calvin sangat kaya dan dapat memberimu kehidupan yang nyaman, mungkin kau memiliki kekayaan yang tidak mungkin orang lain dapatkan dalam seumur hidup. Tetapi kau juga harus menemukan karir yang kau cintai dan berusaha mewujudkan impianmu. Bukan hanya untuk mendapatkan uang."Suzy berkata begitu banyak karena dia tidak ingin putranya menjadi robot yang hanya bisa mencari uang.Welly mengedipkan matanya, dan berusaha mencerna perkataan Suzy.Setelah beberapa saat, dia menggo
Karena menurut Guru Mo, sebagai ibu Welly, jika dia tetap di sisinya, akan mengganggu konsentrasi belajar anak itu.Suzy merasa sangat lega ketika melihat Welly mendengarkan pelajaran Guru Mo dengan baik.Dengan adanya bimbingan guru, dia perlu khawatir meskipun tidak berada di sisi Welly kelak.Suzy melihat ponsel, ekspresinya tiba-tiba berubah.Ups, sudah hampir terlambat melihat rumah, dia harus segera pergi.Akhirnya, setelah melirik putranya dengan berat hati, Suzy berbalik dan pergi.Suzy menghabiskan setengah hari untuk melihat empat rumah dan menghabiskan seribu yuan untuk biaya agen, tetapi tidak ada yang sesuai."Bukan saja harga sewa rumah yang melonjak, bahkan biaya agen juga naik begitu banyak ..." Suzy merasa tidak rela dengan seribu yuan yang dihabiskan dengan sia-sia, tetapi dia hanya bisa menghela napas, tidak mudah menetap di kota besar ini.Dia berdiri di pinggir jalan untuk menunggu kendaraan, dan minum air mineral untuk melegakan tenggorokan yang kering setelah ber
Di villa dua setengah lantai, lantai pertama dijadikan butik Anna Wen untuk menerima klien dan memperagakan rancangannya.Dia adalah perancang muda pakaian anak-anak paling bergengsi sekarang. Setelah memiliki butik sendiri, dia tidak perlu bekerja di tempat orang lain, dan klien akan langsung datang ke sini.Lantai dua adalah tempat tinggal dengan tiga kamar tidur dan dua kamar mandi.Ada tempat minum teh di atap dan sebuah taman.“Kak Suzy, lihatlah, aku tidak bisa tinggal di rumah sebesar ini sendirian. Apalagi, aku punya banyak barang di sini, tidak suka pembantu menyentuhnya. Setiap kali membersihkan rumah, aku kelelahan setengah mati. Jika kau tinggal di sini, kita bisa berbagi pekerjaan rumah."Anna Wen berkata sambil tersenyum, dan memegang tangan Suzy.Suzy akhirnya setuju untuk tinggal bersamanya.Anna Wen pergi menyiapkan makan siang dengan senang.Mereka makan shabu-shabu siang ini, Suzy meletakkan barang-barang di atas meja dan bertanya, "Kenapa Ivan tidak datang?"“Dia …
Mata Anna Wen berbinar."Tapi aku tidak tahu bagaimana menghadapi dia di masa depan ..." Anna Wen mengerutkan alis dan berkata dengan ragu, "Sebenarnya, aku juga iri padamu karena bisa tetap berteman dengan Kak Ivan. Aku tidak bisa ... Setiap kali melihatnya, hatiku terasa sakit."Suzy tidak memiliki pengalaman diam-diam mencintai seseorang. Dia selalu lambat dalam hal cinta. Melvin yang mengejarnya dulu sebelumnya.Tapi dia bisa memahami perasaan Anna Wen.Dia menatapnya dengan sedih, dan menghiburnya, "Semuanya akan menjadi lebih baik perlahan, meskipun kau tidak bisa berteman dengan Ivan, bukankah masih ada aku?"Melihat bahwa Anna Wen masih sedih, Suzy tidak membicarakan Ivan Zhang lagi. Dia mengganti topik dan berkata, "Oh ya, apakah kau masih menghubungi Siska selama ini, dia masih di Haicheng, bukan?"Anna Wen tertegun dan berkata, "Kak Suzy, kau belum tahu? Siska dipenjara karena pembunuhan yang disengaja tiga tahun lalu."Suzy benar-benar tidak mengetahui berita itu.Dia menge
Wajah Karen Wang memucat, dia bertanya, "Bukankah kau sudah memberiku video aslinya?!"Dia tiba-tiba berhenti dan menatapnya dengan tidak percaya, "Apakah ... kau membuat salinannya?"Joan Calvin tersenyum, dan tidak menyangkalnya, tetapi memperingatkannya, "Jika kau berani mengancamku di masa depan dan memerintahkan aku melakukan ini itu, jangan salahkan aku! Tentu saja, selama kau tidak datang menggangguku, aku juga tidak akan sengaja menggunakan video ini untuk mencelakakanmu."Karen Wang menarik napas dalam-dalam, dia tidak pernah menyangka akan dijebak oleh Joan Calvin.Dia selalu menganggap Joan Calvin adalah orang yang bodoh, mengapa dia bisa begitu waspada?!Karen Wang tiba-tiba berpikir dalam tiga tahun terakhir, Joan Calvin berhasil menipu Lucy Liu dan meracuninya tanpa memancing curiga. Ini menunjukkan gadis ini sebenarnya ... tidak terlalu bodoh seperti yang dia pikirkan!Sepertinya, kedatangannya hari ini sia-sia!Dia menatap Joan Calvin dengan muram, Joan Calvin menyering
Ivan Zhang berkata dengan bingung, "Pacar?""Bukankah kita berteman, kenapa kau tidak memberitahuku?"Suzy memprotes.Bukan hanya karena Ivan Zhang tidak memberitahunya tentang hal ini, tetapi juga karena Anna Wen, dia merasa tidak nyaman saat melihat Anna Wen terluka karena cinta.Meskipun masalah cinta tidak bisa dipaksakan, Ivan Zhang juga tidak bisa disalahkan.Tetapi karena dia dan Anna Wen adalah sama-sama wanita, dia lebih berpihak pada Anna Wen.Ivan Zhang baru menyadari, "Oh, maksudmu Lyn? Anna Wen yang memberitahumu?"Dasar Ivan! Masih berpura-pura bodoh di depannya!Ivan Zhang segera bertanya dengan tidak sabar, "Bagaimana reaksi Anna ketika berbicara tentang Lyn? Apakah dia cemburu atau bagaimana ..."Suzy merasa agak kesal."Ivan, apa maksudmu?""Aku ..." Ivan Zhang terdiam, setelah menarik napas panjang, dia berkata dengan jujur, "Sebenarnya, aku ingin menguji Anna, ingin melihat apa reaksinya. Apakah dia peduli jika aku punya pacar?""Bukankah kau sudah mengetahui ka
Suzy menutup telepon dengan percaya diri, berpikir apakah sebaiknya menelepon Anna Wen untuk menjelaskan situasinya.Lupakan saja, biarkan Ivan Zhang memberinya kejutan.Tetapi tidak ada yang menyangka, sesuatu yang mengejutkan akan terjadi.......Kembali ke rumah Keluarga Calvin.Ketika kembali ke kamar, Suzy bertemu dengan Paman Ming, dia bertanya tentang kondisi Welly pagi ini."Guru Mo terus menerus memuji tuan muda kecil, dia berkata tuan muda kecil sangat berbakat dan lebih pintar daripada anak-anak seusianya. Kelak, dia pasti akan seperti Tuan Muda Rob, menjadi seorang pemimpin yang disegani!"Paman Ming berkata dengan penuh semangat, dan bangga, seolah-olah Welly adalah cicitnya.Suzy juga tersenyum, "Syukurlah."Sepertinya Welly sangat tertarik dengan pelajaran Guru Mo, jadi memperhatikan dengan serius.Dia bisa lebih tenang meninggalkan Welly di sini.Suzy memutuskan untuk memberi tahu putranya malam ini."Apakah Welly masih ada kelas sore ini?" Suzy bertanya.Paman Ming men
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny