Robert Calvin bahkan tidak bisa berpikir terlalu panjang sekarang. Sudah berapa lama ibu dan anak itu pergi? Sudah hampir seminggu.Jika masih belum bisa menemukannya, dia akan gila.Wolter merasa tidak berdaya, tapi dia bisa memahami perasaan Tuan muda Calvin.Ketika terakhir kali kehilangan kontak dengan Suzy dan anaknya, Tuan muda Calvin hampir gila, jadi dia tidak bertanya lagi, dan berkata: "Ya, kita segera mengetahuinya ketika sampai di sana.Mereka sudah memutuskan untuk memastikan sendiri di tempat kejadian.Namun, pada saat ini, ponsel Robert Calvin berbunyi.Itu adalah Han Mozart.Robert Calvin mengerutkan alisnya dan melihat ke layar, akhirnya dia mengangkatnya dengan tidak sabar."Han Mozart, kau menelponku pada saat ini, apakah karena Melisa Han ingin kau menyampaikan sesuatu, sejak kapan kau menjadi anjing yang bisa disuruh-suruh?""Haha." Han Mozart tertawa dengan tidak berdaya.Namun, dia segera menyembunyikan emosinya, dan berkata: "Robert Calvin, aku punya kabar untuk
Mendengar ini, Robert Calvin menjadi lebih tenang."Kirimkan setengah anak buah untuk membantu Paman kedua!"Robert Calvin tidak ragu lagi, dan memberi tahu sopir untuk segera pergi ke pelabuhan.Tiga mobil lainnya segera berbalik, menuju ke arah yang berlawanan.…..Suzy dan Welly sudah tiba di pelabuhan."Sayang, kau duduk di sini dan tunggu sebentar. Mama akan mengambil tiket."Suzy memberi isyarat pada Welly untuk membawa tas ransel dan duduk di ruang tunggu sebentar, dia akan mengambil tiket di konter di sebelahnya.Setelah mendapatkan tiket dan hendak kembali ke ruang tunggu, Suzy melihat ada beberapa orang yang berjalan ke arahnya dari kejauhan.Dia sangat waspada sekarang, Langsung merasa orang-orang itu bermasalah.Dia segera pergi ke tempat Welly, "Sayang, ada orang jahat di sini, kita harus segera naik ke kapal!"Dia membawa putranya ke tempat yang ramai.Pelabuhan itu penuh sesak dengan orang-orang sehingga bisa menyembunyikan jejak ibu dan anak itu dengan baik.Tapi ini bu
"Mama..." Welly seperti memiliki firasat, mencengkram tangan Suzy erat-erat, dan tidak ingin melepaskannya.Suzy menghela napas, "Sayang, selama kau tinggal di sini dengan tenang dan tidak ditemukan oleh orang jahat, Mama punya cara untuk melindungi diri sendiri, mengerti?"Setelah berbicara, dia mengeraskan hatinya dan menarik tangannya."Mama, Welly tidak mau terjadi sesuatu padamu, jangan tinggalkan aku ..." Welly terisak."Ingat, jangan ketahuan oleh orang jahat!"Suzy menutup pintu gudang dengan kencang, lalu menarik selembar karpet untuk menutupinya.Kemudian dia mengambil napas dalam-dalam dan berhenti menangis.Sekarang bukan waktunya untuk menangis!Suzy tidak tinggal diam.Dia menaiki tangga ke lantai atas, dan melihat sekeliling dengan panik."Dia ada di sana!" Seseorang berteriak ketika melihatnya.Kemudian, semua pembunuh berkumpul di atas kapal penumpang.Menghadapi orang-orang ini, Suzy tahu tidak dapat bersembunyi, dan bertanya dengan marah: "Di mana anakku? Kalian mem
Pria itu mengutuk dan melempar jarum ke tanah dengan jijik.Dia segera menghalangi jalan Suzy, yang lainnya juga langsung mengepung Suzy.Tepat ketika mereka akan menangkap Suzy, sebuah sosok tiba-tiba muncul dan menendang salah satu dari mereka."Siapa yang berani menyentuh Suzy!"Julius Liu berteriak dan berdiri di depan Suzy.Melihat pria yang tiba-tiba muncul, Suzy tercengang. Kemudian, matanya jatuh pada lengan yang tergantung di dadanya, "Julius, kau ...""Untung, masih sempat."Julius Liu menatap Suzy dengan lega.Dadanya masih terengah-engah, dapat dilihat dia datang ke sini dengan tergesa-gesa.Suzy bertanya dengan tenang: "Lengan mu masih belum sembuh, apakah bisa melawan mereka?"Julius Liu melengkungkan bibirnya, "Apakah kau tahu apa pekerjaanku?"Tidak menunggu jawaban Suzy, dia langsung melanjutkan: "Untuk memberantas kejahatan dan sampah masyarakat. Orang-orang seperti inilah yang aku berantas!"Melihat pembunuh bayaran di seberang mulai melawan, dia tidak punya waktu un
"Haha, tak disangka bocah ini begitu setia!"Mereka mengejeknya, dan agak mengendurkan leher Suzy.Julius Liu tidak memperdulikan mereka dan masih menatap Suzy, dia berkata dengan penuh harap: "Kalau kita tidak mati kali ini, berjanjilah untuk menjadi pacarku!"Suzy menatap ke arahnya, pikirannya sangat kacau.Pada saat ini, Julius Liu masih membicarakan hal semacam ini? Melihat situasi saat ini, mereka sepertinya tidak ada harapan lagi.Orang-orang ini adalah pembunuh yang kejam dan tidak takut pada hukum, bagaimana mungkin akan melepaskan mereka?Suzy berusaha menghirup udara segar dan berkata, "Baik! Tapi, kau harus melawan dan tetap hidup... er ..."Lehernya dicekik lagi, membuat Suzy tidak bisa meneruskan berbicara.“Pukul dia!” Ketua itu sudah tidak sabar menunggu.Sekilas cahaya melintas di mata Julius Liu, kemudian di luar dugaan semua orang, tiba-tiba muncul daya serang yang kuat. Tidak peduli dengan luka-lukanya, seperti seekor binatang buas, dia menggunakan tubuhnya untuk m
Wolter berseru, tetapi tiba-tiba menyadari sesuatu dan segera menutup mulutnya.Ketika melihat ke samping, tuan mudanya sudah menatapnya dengan tajam.Robert Calvin melirik Wolter, lalu membungkuk untuk mengangkat Welly dari bawah."Mama menaruhku di sini, dan menghadapi orang-orang jahat sendirian, woooo..." Welly berbaring di pelukannya, dan menangis.Robert Calvin mengerutkan bibirnya, dan menepuk punggung anak itu.Dia berkata dengan tegas: "Anakku jangan menangis, Papa pasti akan membawa Mama pulang dengan selamat!"Welly mengedipkan matanya dan menatap Robert Calvin dengan bingung. Setelah beberapa saat, dia berteriak: "Papa..."......Klub Grup Han.Setelah menelpon Robert Calvin, Han Mozart menunggunya datang.“CEO Han, sudah lama sekali, apakah Robert Calvin benar-benar akan datang?” anak buahnya bertanya.Han Mozart menunduk dan melihat jam, merasa tidak berdaya.Dia berpikir sejenak lalu berkata, "Kenapa tidak ada pergerakan di luar, coba periksa ke luar.""Baik."Anak buahn
Asap tebal mengepul di atas klub."Tuan Kedua, sepertinya terjadi sesuatu!"Sekelompok orang yang baru turun dari mobil melihat ini dan segera bergegas masuk.Orang yang berjalan di depan adalah James Calvin yang sudah lama tidak muncul!Mereka segera menemukan sumber api.Melihat panel pintu yang diblokir, James Calvin segera membuka pintunya.Setelah menghantam cukup lama, hanya bisa membuat sebuah lubang kecil.Api sudah memenuhi ruangan, lidah api menjulur keluar dari lubang itu, orang-orang tidak berani mendekat.Namun, dari lubang itu bisa melihat orang-orang yang terperangkap di dalamnya dengan jelas."Tuan Kedua, itu adalah Han Mozart, Sandy dan anaknya!"Asisten di sebelahnya berkata pada James Calvin.“Di mana Suzy dan anaknya?” James Calvin segera bertanya."Sepertinya, tidak ada di dalam..."James Calvin berkata dengan tegas: "Cepat cari mereka!"Setelah berbicara, dia bersiap pergi dari sini bersama orang-orangnya. Lagi pula, asap di sini sangat tebal, jadi tidak bisa tin
Dia menatap James Calvin dengan memelas dan penuh harap: "Tuan Kedua Calvin! Mengingat aku pernah menyelamatkanmu dari Melisa Han... Tolong selamatkan aku, tidak, selamatkan anakku! Jimmy dan Sandy tidak bersalah ... Mereka tidak bersalah!"Dia mendorong anaknya dari lubang pintu, dan menyerahkannya pada James Calvin dengan gemetar, kedua tangannya menghitam api."Tuan Kedua, ini ..." asistennya merasa bingung.James Calvin masih terlihat acuh tak acuh, tetapi matanya bergerak.Han Mozart memang pernah menyelamatkannya.Ketika Melisa Han mengambil alih bisnis Grup Han, wanita itu ingin menyingkirkannya, tetapi Han Mozart melindunginya.Memikirkan hal ini, James Calvin merasa agak bingung.Terutama ketika melihat tatapan Han Mozart yang penuh harap, meskipun, dia yang selalu acuh tak acuh, juga merasa terharu.Dia mengulurkan tangannya perlahan, dan mengeluarkan anak itu."Terima kasih, Tuan Kedua, serahkan anak itu pada ibuku, terima kasih ... aah!"Sebelum Han Mozart selesai berbicar
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny