Memikirkan terakhir kali dia menelpon Tuan muda Calvin, Karen Wang dapat memastikan bahwa pria itu tidak bertemu dengannya akhir-akhir ini karena bersama Suzy!Dia menatap Suzy dengan tajam, seolah-olah ingin membunuhnya.Suzy tahu Karen Wang selalu membencinya, tetapi kali ini berbeda.Tatapannya membuat Suzy merasa sangat tidak nyaman."Karen Wang, apa yang ingin kau katakan?" Saat Karen Wang mendekat, dia secara spontan melindungi perut dengan tangannya.Melihat gerakannya, Karen Wang tiba-tiba tersenyum sinis."Suzy, sepertinya kau sangat peduli dengan anak dalam perutmu, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?""..."Suzy tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap Karen Wang dengan waspada.Jika dia berani menyentuh anak ini, dia pasti tidak akan memaafkannya!Karen Wang merasa puas melihat reaksinya, dan berkata padanya dengan sombong: "Karena kita pernah berteman sebelumnya, aku akan memberimu pilihan."Di bawah tatapan curiga Suzy, dia berkata: "Jika kau bersedia meninggalkan Hai
Haicheng adalah wilayah Keluarga Calvin. Jika dia ingin membereskan Suzy, harus mengusirnya dulu sebelum dia bisa mulai bergerak.Karen Wang hanya berpura-pura murah hati.Sedangkan, Suzy juga ada pertimbangannya sendiri.Selain itu, dia tidak bisa mempercayai kata-kata Karen Wang, agar bisa terhindar dari perseteruan Keluarga Han dan dan Keluarga Calvin, meninggalkan Haicheng adalah pilihan terbaik.Tetapi masalahnya, dia belum pernah keluar dari Haicheng selama ini, jadi tidak tahu harus pergi ke mana kalau meninggalkan tempat ini.Dia suka laut, jadi berharap dapat menetap di kota-kota pesisir.Keesokan harinya, dia bertemu dengan Ivan Zhang di depan kantor.Suzy masuk bersamanya dan bertanya: "Apakah kau pernah ke Lugang dan Hanbin? Bagaimana menurutmu mengenai kedua kota ini?""Keduanya adalah kota pesisir, mirip dengan Haicheng." Ivan Zhang mengerutkan bibirnya, "Aku juga tidak suka keduanya.""Lalu kota mana yang kau suka?"“Tentu saja daerah pegunungan!” Ivan Zhang berkata tanp
Melisa Han tidak menyangkal telah mengirim seseorang untuk mengikuti Suzy."Orang ku telah membuatmu ketakutan, aku minta maaf, tetapi seperti yang dia katakan, aku benar-benar tidak berniat jahat, hanya ingin bekerja sama denganmu."Apakah kata-katanya bisa dipercaya?Bagaimanapun, Suzy tidak mempercayainya."Kudengar hubunganmu dengan Sonia sangat dekat. Kau pasti belum merelakan kematiannya. Bagaimana aku bisa percaya kau tulus ingin bekerja sama denganku? "Suzy menatapnya dan bertanya dengan tenang.Melisa Han mencibir. "Bukankah Nona Suzy pernah mengatakan kematian kakakku tidak ada hubungannya denganmu. Aku percaya Nona Suzy tidak membohongiku. Mengapa kau tidak bisa mempercayaiku?""Kita bekerja sama menyingkirkan Keluarga Calvin. Aku dapat mengajakmu bergabung dengan Keluarga Han. Pada saat itu, kau bisa memiliki kekuasaan dan kekayaan!" Melisa Han menatap Suzy dalam-dalam.Suzy menggelengkan kepalanya, "Sayangnya, aku tidak tertarik dengan penawaran mu."Siapa pun tahu, untuk
“Jadi, aku akan menggunakan segala cara untuk membantumu menjadi pewaris Keluarga Han.” Dia mengangkat matanya dan menatapnya dengan serius.Han Mozart merasa terharu, "Jangan khawatir, aku akan selalu melindungimu seperti kakakmu.""Ya." Melisa Han mengangguk, tapi tatapannya dingin.Han Mozart melanjutkan: "Tetapi Suzy sudah tidak berhubungan dengan Keluarga Calvin lagi sekarang. Kau mendekatinya juga tidak bermanfaat.""Selain itu, dia pernah membantuku, aku tidak ingin melibatkannya."Melisa Han menyeringai, tetapi menanggapi dengan ceria, "Ok, aku paham."Setelah itu, Melisa Han tidak menghubungi Suzy lagi.Suzy sangat senang, akhirnya tidak ada yang mengganggunya dan dia bisa fokus pada proyek.Seiring berjalannya waktu, semuanya berjalan lancar, dalam waktu kurang dari dua minggu, dia bisa menyelesaikan proyeknya lebih awal dari perkiraan.Pada saat yang sama, rumor tentang foto Siska Yu masih hangat dibicarakan di internet.Suzy merasa agak khawatir apakah Siska Yu bisa mengata
Tatapannya penuh kekhawatiran dan sangat tulus.Suzy merasa terharu.Masalah Siska Yu sendiri belum terselesaikan, tapi dia sudah mengkhawatirkannya, dia benar-benar orang yang baik.Dia tersenyum tipis dan berkata: "Jangan khawatir, aku sangat mengenal Karen Wang, aku tidak akan membiarkan dia menyakitiku."Setelah mendengar ini, Siska Yu merasa lega.Suzy mengembalikan topik padanya dan bertanya, "Sekarang kau tahu Karen Wang yang menyebarkan foto-foto itu, apakah kau sudah punya cara untuk menghadapinya?"Suzy juga pernah dihujat di Internet, walaupun hanya orang biasa, dia sangat menderita karenanya. Apalagi Siska Yu yang adalah seorang aktris?Filmnya baru rampung, dan karirnya baru akan dimulai, jika masalah ini tidak ditangani dengan baik, karir aktingnya mungkin akan hancur.Siska Yu tentu lebih memahami konsekuensi serius yang ditimbulkan dari masalah ini.Tapi dia tidak memiliki bukti yang kuat, hanya dengan perkataannya, terlalu sulit membuktikan bahwa dia tidak bersalah.Si
Saat keluar dari kantor, Suzy bertemu dengan Melisa Han.Dia duduk di kursi roda, dan tersenyum dengan penuh penyesalan, "Nona Suzy, tak disangka kita baru bertemu tidak lama, tetapi kau sudah akan pergi.""Nona Han, selamat tinggal." Suzy berkata dengan tenang, dan berjalan melewatinya.“Semoga kita bisa bertemu lagi.” Kata-kata Melisa Han terdengar dari belakang.Suzy tidak menanggapi, dan berjalan maju tanpa menoleh ke belakang.Dia berkata dalam hati: Sebaiknya tidak bertemu lagi!Dia mengundurkan diri dan meninggalkan Haicheng justru demi menjauhkan diri dari mereka.Di sisi lain, Ivan Zhang juga mengundurkan diri.Dia sudah memesan tiket untuk pergi ke luar negeri, dan akan pergi dua hari lebih awal dari Suzy.Sebelum pergi, Suzy menelpon Anna Wen, dan mereka bertiga berkumpul sekali lagi.Selama makan malam, Anna Wen tidak berbicara dan sangat sedih.Kak Ivan dan Kak Suzy akan pergi, dia akan sendirian kelak, tentu merasa sedih.Setelah makan malam, Anna Wen akhirnya membuka mul
"Aku mengirimkan mobil untuk mengantarmu." Karen berkata di telpon."Aku bisa pergi sendiri," Suzy berkata. Sebuah mobil hitam datang perlahan ke arahnya."Tidak, aku harus memastikan kau meninggalkan Haicheng sebelum memberimu satu juta seperti yang dijanjikan. Orang-orang ku akan mengantarmu ke stasiun di kota lain, kau bisa pergi ke tempat lain dari sana." Karen Wang berkata dengan tegas.Suzy melihat mobil hitam berhenti di depannya, lalu jendela diturunkan. Theo melambai padanya, "Nona Suzy, Karen memintaku mengantarmu pergi."Melihat itu adalah Theo, dia berkata: "Ok, turuti maumu saja."Kemudian dia membuka pintu kursi belakang dan masuk ke mobil.Theo meliriknya dari kaca spion dan mengendarai mobil.Suzy menundukkan kepalanya untuk mengirim pesan ke Siska Yu: “Apakah kau akan roadshow hari ini?”Siska Yu segera menjawab: “Ya. Bagaimana kabarmu? Apakah semuanya baik-baik saja? Orang itu tidak mengganggumu lagi, bukan?”Suzy mengangkat kepalanya dan melirik Theo, ingin memberita
Uang?Suzy meneruskan bertanya: "Jadi sebelumnya kau membius Siska Yu dan mengambil foto tak senonohnya, Karen Wang juga memberimu banyak uang?"“Kenapa kau menanyakan hal ini?” Theo bertanya dengan curiga.Suzy tersenyum, "Tanya saja."Theo ternyata cukup waspada, tidak mudah memancingnya untuk berbicara.Suzy tidak bicara lagi.Mobil melaju lagi, Theo terus menerus menatapnya dari kaca spion.Suzy tahu apa yang dia tunggu, tentu saja dia tidak akan mengecewakannya."Bisakah menghentikan mobilnya sebentar, aku agak pusing?" Dia berkata sambil mengerutkan alisnya.“Akan sampai sebentar lagi, tahan saja.” Theo berkata dan semakin mempercepat mobilnya.Suzy akhirnya jatuh pingsan di kursi.Setelah memastikan dia tidak sadar, Theo meneruskan mengemudi keluar kota, keluar dari jalan raya, melaju ke jalan berlumpur yang sepi, dan berhenti di hutan yang ditumbuhi semak belukar.Dia turun dari mobil dan membuka pintu belakang.Melihat Suzy masih pingsan, dia menggosok tangannya, dan menatapny
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny