Setelah menangani luka Siska Yu, langit sudah gelap.“Tidak bisa melihat apa-apa di sini, kita tidak perlu turun lagi, bukan?” Anna Wen melihat ke sekeliling dan berkata.“Hah?” Siska Yu terkejut. Dia merasa tidak nyaman jika harus digendong turun gunung lagi.“Hari ini adalah hari ulang tahunmu, acara baru akan dimulai.” Suzy berkata, lalu menarik tangan Anna Wen, “Lihat, ada apa di sana?”Anna Wen mendongak.Seberkas cahaya meluncur ke atas langit malam dan meledak dengan kencang.Setelah itu, diikuti oleh cahaya lain, satu per satu meledak di langit malam, kembang api bermekaran.Anna Wen menahan napas, terpesona dengan festival kembang api yang tiba-tiba muncul.Matanya berkaca-kaca, "Kak Suzy, kalian ..."Ketika menoleh, dia melihat Suzy dan Ivan Zhang sedang berjalan ke arahnya sambil mendorong sebuah kereta dengan kue dan lilin yang menyala di atasnya."Anna, selamat ulang tahun!" Suzy berhenti di depannya dan tersenyum."Anna Wen, selamat ulang tahun." Ivan Zhang juga berkata.
Melihat orang yang datang adalah Joan Calvin, Karen Wang menyembunyikan emosinya.“Karen, aku mengantarkan anggur dan makanan penutup. Eh, kenapa kakak ku tidak ada di dalam kamar?” Joan Calvin memegang nampan dan melirik ke dalam."Hari ini adalah hari pertunanganmu. Bukankah sudah disepakati akan merayakannya sehari semalam di kapal pesiar? Dia meninggalkanmu sendirian di sini, dan pergi begitu saja. Sungguh keterlaluan!" Kata Joan Calvin.Karen Wang tersenyum dengan canggung, "Robert... seharusnya ada urusan mendesak jadi pergi dulu."“Baiklah, makanan ini untukmu, tadi aku melihatmu hanya makan sedikit.” Joan Calvin menyodorkan nampan ke Karen Wang lalu pergi.Karen Wang mengerutkan kening dengan curiga.Ketika Joan Calvin berjalan ke koridor, dia melihat sekeliling dan memastikan tidak ada orang lain, lalu mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor telepon.Dia berbisik: "Aku sudah memastikan, dia tidak ada di kamar. Kapan kau akan memberiku barang-barang itu?... Baik, aku akan menu
Dia membandingkan kedua luka itu, dan mengerutkan alisnya.Setelah berpikir sejenak, dia melepaskan sabuk pinggangnya.Ada luka yang sudah sembuh di bagian dalam pahanya, kondisinya lebih baik daripada luka di dada, jahitannya sangat halus, bekas lukanya juga rata.Robert Calvin mengusap bekas lukanya, keraguan kembali muncul di hatinya.Apakah dia telah melakukan kesalahan? Tapi tidak mungkin, dia sudah memastikannya.Robert Calvin tiba-tiba merasa tidak yakin.......Setelah merayakan ulang tahun Anna Wen, mereka menginap di puncak gunung.Ternyata ada penginapan di puncak gunung, tetapi sebagian besar belum mulai beroperasi, Ivan Zhang sudah memesan kamar sebelumnya.Pagi-pagi sekali, pergelangan kaki Siska Yu terluka, akhirnya mereka menaiki bus wisata untuk turun gunung.Suzy tidak memberi tahu mereka bahwa dia bertemu Robert Calvin kemarin, dia tidak menduga akan bertemu dengan Robert Calvin lagi.Setelah berpamitan dengan Anna Wen dan yang lainnya, dia pergi ke supermarket untuk
Suzy tertegun.Dia memahami maksudnya, dia menenangkan diri dan berkata dengan geli: "Tentu saja aku yang menyelamatkanmu semalam. Tuan muda Calvin begitu cepat sudah melupakannya?"Semalam dan malam itu... Suzy berpura-pura salah mendengar.Jika Robert Calvin hanya bertanya dengan santai, topik ini akan segera berlalu.Namun, Robert Calvin belum menyerah, dan mengubah pertanyaannya: "Kalau begitu, apakah luka di pahaku ada hubungannya denganmu?"Suzy menatap matanya, "Apa yang ingin kau ketahui?"“Katakan padaku.” Robert Calvin tidak menjelaskan, tetapi menatapnya dalam-dalam.Suzy mengerutkan bibirnya, ekspresinya berangsur-angsur menjadi serius.Mengapa dia datang untuk menyelidiki masalah itu sekarang? Apakah... masih meragukan anak dalam perutnya? Apakah dia tidak percaya dengan perkataannya sebelumnya?Tapi dia adalah tunangan Karen Wang sekarang, tidak boleh membiarkan dia tahu, anak ini adalah miliknya.Suzy berpikir sejenak, dan berkata: "Seharusnya ada."Ekspresi Robert Calvi
Bagaimana dengan dia? Saat Sandy terlibat masalah, dia tidak peduli sama sekali, padahal mereka jelas sedang menjalin hubungan gelap.Dasar pria tak berperasaan!Suzy mengutuk dalam hatinya.Tapi dia tidak menunjukkan apa-apa di wajahnya Setelah Han Mozart meletakkan telpon, dia mengetuk pintu dan masuk dengan membawa dokumen."CEO Han, ini adalah laporan yang Anda inginkan."Han Mozart mengangguk, "Baiklah, letakkan di sana."Suzy meliriknya, dan berjalan keluar tanpa berkata apa-apa.Pada saat ini, seorang wanita berjalan di depannya.Tatapan mereka tidak sengaja bertemu.Sandy?Bukankah dia sudah dipecat dan sedang diselidiki di kantor polisi sekarang?"Nona Suzy." Sandy menyapa lebih dulu.Suzy menyembunyikan keheranannya, mengangguk padanya, dan langsung berjalan keluar.Tetapi terdengar suara kedua orang di belakangnya."Aku mengeluarkanmu tidak ada maksud lain. Jangan kembali lagi kelak. Sedangkan anak dalam perutmu, terserah padamu, apakah mau melahirkannya." Han Mozart berkata
Suzy melihat senyum polos di wajahnya, tetapi hatinya merasa tidak nyaman.pPertama kali bertemu, Melisa Han langsung menyinggung kematian Sonia Han.Apakah dia menyiratkan sesuatu?Suzy mengerutkan alisnya, dan menatapnya dengan tenang: "Tidak ada yang mengira helikopter akan meledak saat itu."“Ya, siapa sangka helikopter bisa tiba-tiba meledak.” Melisa Han mendongak dan tersenyum padanya: “Senang bertemu denganmu, aku Melisa Han.”"Halo, Nona Han." Suzy menjabat tangannya, lalu segera melepaskannya."Nona Suzy sepertinya tidak terlalu senang bertemu denganku. Apakah karena kakiku yang cacat?”"Anda salah paham, aku ada urusan mendesak," kata Suzy.Melisa Han mengangguk sambil berpikir, "Oh, pantas, kau sudah mau pulang siang-siang begini.""Ya, aku sudah mengajukan cuti sebelumnya."Melisa Han ingin mengatakan sesuatu, Han Mozart datang dan menggenggam tangannya, "Melisa, ayo kita naik dulu."Melisa Han menatapnya, "Ok."Dia memiringkan kepalanya dan berkata pada Suzy: "Nona Suzy, j
“Shabu-shabu? Ok!” Mendengar shabu-shabu, Anna Wen menjawab dengan penuh semangat.Suzy tersenyum, dia tahu Anna Wen suka shabu-shabu."Kalau begitu kau mau makan apa..."Suzy melirik lampu lalu lintas di seberang persimpangan dan menyebrangi zebra cross.Hari ini jalanan tidak ramai, hanya ada beberapa orang yang menyeberang jalan.Suzy berbicara dengan Anna Wen di telepon sambil berjalan, pada saat ini, sebuah sepeda motor menerobos lampu merah dan bergegas ke arahnya.Suzy berteriak dan segera menghindar, tetapi ponselnya terlempar ke tanah.Dia melihat sepeda motor yang lewat di depannya. Setelah melewatinya, pengemudi motor yang mengenakan helm itu menoleh dan tersenyum sinis pada Suzy.Seolah-olah dia melakukannya dengan sengaja.Suzy merasa kesal, dan mengambil ponselnya dari tanah.“Kak Suzy, ada apa? Kau baik-baik saja?” Anna Wen bertanya dengan cemas di ujung telepon, dia mendengar teriakan Suzy tadi.Suzy berjalan dengan cepat ke seberang jalan, dan berkata, "Tidak apa-apa,
Anna Wen tersenyum, "Ini adalah pakaian yang aku desain untuk anakmu. Aku sengaja mempelajari desain pakaian anak-anak akhir-akhir ini."Dia membalik halaman pertama dan menunjukkannya ke Suzy, " Ini untuk dipakai sebelum berusia satu tahun, kemudian usia dua hingga tiga tahun ..."Dari satu hingga delapan tahun, Anna Wen benar-benar mendesain banyak pakaian.“Ada lagi di belakang. Aku ingin mendesain semua pakaian untuk anakmu sampai usia 18 tahun.” Anna Wen menatapnya dengan mata berbinar."Baik, serahkan padamu semuanya," kata Suzy sambil tersenyum.Anna Wen mengangguk puas, "Bagus sekali, Kak Suzy. Aku ingin menjadi ibu angkat anakmu, bolehkah?""Tentu saja."Suzy mengusap perutnya, dan berkata dengan lembut, "Sayang, kau sungguh beruntung, sudah ada ayah angkat dan ibu angkat sekarang."“Ayah angkat?” Anna Wen tercengang."Ya, Ivan."Pada saat ini, Ivan Zhang baru selesai membersihkan piring dan keluar dari dapur.Dia mengeringkan tangannya dan berkata: "Kita sudah sepakat, aku ak
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny