Matsumo menyeringai sinis. "Sebentar lagi hasil kompetisi akan diumumkan. Lihat saja, ayahmu pasti kalah."Matsumo berbicara tanpa memperhatikan ekspresi Vedro. Matsumo menegakkan tubuh dan menunggu pengumuman panitia."Panitia telah memberikan penilaian ...." Lanora mengambil hasil penilaian yang diberikan salah seorang juri.Ketika hendak membacakan hasil, Lanora tersentak dan refleks melirik ke arah juri.Semua juri kompak menganggukkan kepala.Lanora menarik napas panjang, lalu berbicara dengan suara lantang yang terdengar agak gugup, "Pemenang Kompetisi Medis Internasional jatuh kepada ... Negara Sanggola yang dipimpin Jean!"Kelompok yang dipimpin Jean? Semua orang terkejut mendengarnya.Matsumo tidak terima, dia bangkit berdiri dan berteriak, "Mustahil!"Tadi Matsumo baru sadar memberikan selamat kepada Smith untuk mempermalukan Jean, tetapi nyatanya malah Jean yang menang?Matsumo tidak menerima keputusan ini, tetapi tidak ada seorang pun yang memedulikannya.Jean dan kelompokn
Matsumo membalikkan badan dan beranjak pergi. Ketika menyadari tidak ada langkah kaki yang mengikuti, Matsumo menoleh ke belakang dan memelototi Vedro. "Vedro!"Vedro mengepal erat tangannya. Sepertinya dia telah menyadari sesuatu, lalu bangkit berdiri dan berjalan ke hadapan Matsumo.Kemudian Vedro membungkukkan badan sambil berkata, "Guru, ini adalah terakhir kalinya aku memanggilmu. Aku mengundurkan diri sebagai muridmu. Aku ingin belajar dari orang yang benar-benar berkompeten di dunia kedokteran.""Apa maksudmu?" Matsumo mengernyit.Vedro pergi tanpa memedulikan Matsumo.Pembagian piala penghargaan baru selesai. Roger menahan kekecewaannya sambil menyerahkan piala kepada Jean."Selamat," kata Roger.Perasaan Jean campur aduk saat memegang piala ini. Jean sudah lama menantikan momen ini, akhirnya dia berhasil mewujudkan mimpinya. Dia tidak mengecewakan Gilbert.Jean mengangkat piala tersebut sambil berkata kepada anggota kelompoknya, "Ini adalah kemenangan kita bersama."Ivan dan y
"Mulai sekarang aku tidak akan membantah Ayah."Setelah sekian lama, akhirnya Jean dan anaknya berdamai.Di ruang rapat.Suzy canggung menghadapi Roger yang menatapnya dengan tatapan membara.Suzy berusaha tetap tenang dan bertanya, "Yang Mulia, ada apa mencariku?"Roger mengangguk sambil tersenyum. Tanpa basa-basi, dia langsung mengutarakan maksudnya, "Profesor Smith merekomendasikanmu kepadaku. Aku harap kamu bersedia tinggal di sini dan menjadi ketua Asosiasi Dokter Filic."Suzy tersentak. "Ketua?"Roger mengangguk. "Benar, jabatan dokter tertinggi di dunia medis Negara Filic. Selain itu, aku akan memberikan upah yang tinggi kepadamu. Katakan saja berapa gaji yang kamu minta."Akhirnya Suzy memahami senyuman licik yang tersirat di wajah Roger. Ternyata Roger berusaha menarik Suzy untuk berkontribusi di Negara Filic dalam bidang kedokteran.Hanya saja ...."Aku tidak tertarik dengan jabatan maupun uang." Suzy tersenyum ramah. "Aku ingin pulang menemui keluargaku.""Tidak perlu buru-b
Benson tidak menyangka Nolan datang ke Negara Filic.Benson tidak berhak membuat keputusan, dia kembali menghadap Roger dan melaporkan situasinya.Tak berapa lama, Roger buru-buru beranjak ke mobil Nolan dan duduk di sampingnya."Kenapa Anda datang tanpa memberi tahu?" tanya Roger.Nolan tersenyum. "Kedatanganku mendadak, anggap saja sekalian mengunjungimu."Akhirnya lokasi pesta pindah ke kedutaan Negara Sanggola.Tak hanya Benson, sebenarnya Roger pun tidak senang. Namun kedua negara bekerja sama untuk membasmi Pelelangan Baren, mereka harus tampil harmonis di depan umum.Di tengah perjamuan yang meriah, orang-orang bersulang untuk merayakan kemenangan Negara Sanggola.Suzy tidak minum alkohol, dia hanya mengambil jus. Berbeda dengan Suzy, Jean dan Ivan benar-benar sangat bahagia, mereka meneguk segelas demi segelas alkohol hingga wajahnya memerah.Tiba-tiba Nolan berjalan ke samping Suzy dan berbisik, "Kamu tidak menyadari kedatangannya?"Suzy melirik Nolan, lalu memandang ke sekeli
"Lagi pula aku datang untuk menjemput istriku. Menang atau kalah tidak penting."Suzy tersenyum lebar. "Tapi penting bagiku ....""Aku tahu, makanya aku ikut senang." Robert mengusap kepada Suzy.Tak jauh dari sana, Nolan dan Roger duduk sambil menyaksikan kemesraan Suzy dan Robert. Nolan dan Roger iri melihat keharmonisan mereka, lalu menarik kembali tatapannya secara serentak dan malah saling memandang.Roger dan Nolan tercengang.Untuk mencarikan suasana, Roger bertanya, "Aku dengar perjodohanmu dengan putri Negara Prihanda dibatalkan?""Em, benar." Nolan mengangguk."Kamu tidak berencana mencari istri?" Roger bertanya dengan penasaran.Nolan tertawa mendengarnya. "Kamu saja belum nikah, untuk apa aku buru-buru?"Nolan dan Roger adalah raja yang masih melajang, tetapi usia Roger berada di atas Nolan."Aku pikirkan setelah usiaku setua kamu." Nolan menyindir Roger.Ekspresi Roger sontak membeku, bibirnya tampak berkedut. Anak ini ....Perjamuan yang meriah telah usai, pihak kedutaan
Henry tidak memaksa. "Baik, aku akan segera mengatur penerbangan kepulangan."Setelah bicara, Henry melirik ke arah Suzy. Suzy tahu apa yang ingin dikatakan Henry, dia meletakkan alat makan dan menyeka bibirnya.Kemudian Suzy berbicara kepada Robert, lalu bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Henry. "Pak Henry."Henry mengajak Suzy mengobrol di tempat yang sepi. "Selama dua bulan ini aku memberikan obat sesuai anjuranmu, kondisi mereka sudah membaik, tapi wajah mereka .... Apakah ada cara untuk mengobati penampilan mereka agar kembali seperti manusia normal?"Henry tidak bisa membebaskan para mutan sebelum penampilan mereka pulih seperti manusia normal. Masyarakat tidak mungkin bisa menerima keberadaan "monster" di tengah mereka. Takutnya para mutan itu malah dijadikan musuh.Suzy terharu mendengar Henry yang tulus merawat para mutan. Sebelumnya Suzy pun pernah memikirkan masalah ini, tetapi prioritas saat itu adalah memulihkan genetik mereka."Pak Henry, aku akan mencari cara," kat
Penyambutan semacam ini justru membuat Jean dan yang lainnya canggung.Selama hidupnya, ini adalah pertama kalinya Jean disambut dengan begitu antusias."Ayah." Vedro memberikan dukungan kepada Jean. "Jangan takut, semua orang menunggu kalian."Jean menarik napas dalam-dalam, lalu melepaskan kepalan tangan dan berjalan keluar. Anggota kelompok yang lain pun mengikuti dari belakang.Suzy dan Robert berjalan di barisan paling akhir. Mereka bergandengan tangan, seperti suami istri yang baru pulang bulan madu.Begitu Suzy dan Robert muncul, orang-orang langsung bersorak-sorai."Pahlawan pulang!""Kalian keren banget!""Terima kasih, kalian sangat hebat."Selain masyarakat, para wartawan yang berkumpul langsung menyodorkan mikrofon sambil memberikan berbagai pertanyaan. Para petugas keamanan menahan masyarakat dan wartawan yang memaksa untuk mendekat. Hanya keluarga yang diizinkan mendekati para peserta kompetisi."Putraku, kami bangga kepadamu.""Ibu hebat banget. Setiap hari aku dan Ayah
Setelah Suzy menyapa para kerabat yang menyambutnya, Welly memeluk Suzy dan meminta digendong.Welly sangat merindukan ibunya.Setelah sekian lama tidak berjumpa, Suzy menyadari tubuh Welly yang makin tinggi. Suzy menggendong Welly dan mengecupnya, dia sangat merindukan anaknya.Jenny menarik Robert ke samping, lalu menatapnya dengan ragu-ragu."Nenek, ada apa?" Robert menyadari keanehan pada tatapan Jenny."Kata James ...." Jenny kelihatan ragu-ragu. "Kakekmu masih hidup?"Jenny bertanya dengan hati-hati. Robert tidak tahu bagaimana menjelaskannya, dia berpikir sebentar dan menjawab, "Kita bicarakan di rumah, ya?"Jenny memiliki firasat yang buruk saat mendengar jawaban Robert. Namun Jenny tidak mendesak, dia mengangguk dan menunggu sampai pulang ke rumah.Di tengah suasana bahagia, seseorang berteriak, "Pak Gilbert datang!"Semua orang sontak mengalihkan pandangan sambil memberikan jalan. Tampak seorang pria tua yang berjalan dengan tegak ke arah Suzy.Semua anggota tim langsung berk