"Aku akan pergi melihatnya," ucap Suzy yang merasa penasaran. Dia ingin memastikan perbedaan apa saja yang ada di antara para mutan yang dikurung di kediaman Keluarga Stane dengan yang ada di Pelelangan Baren.Raja Roger juga penasaran dengan para mutan itu sehingga hanya menanggapi, "Aku akan melihatnya dulu."Kemudian, Raja Roger mengikuti Suzy, begitu juga dengan orang lainnya. Di alun-alun istana, terlihat 20 hingga 30 mutan ganas yang diikat dengan rantai besi tebal. Mereka berteriak, seakan-akan ingin melepaskan diri dari kekangan.Pengawal dan pasukan aliansi yang berjaga di samping pun mengangkat pistol dengan waswas untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.Dari kejauhan, Raja Roger sudah melihat para mutan yang diikat menjadi satu. Meskipun jauh, dia bisa merasakan aura mereka yang begitu mengerikan.Raja Roger, para petinggi Negara Filic, bahkan Daniel, Henry, dan lainnya, tanpa sadar memperlambat langkah kaki mereka. Hanya Suzy dan Robert yang tetap berjalan deng
Daniel berterima kasih atas niat baik Raja Roger, lalu menolak, "Tidak perlu repot-repot, mereka masih harus menangani para bawahan Stanson. Kami bisa kembali sendiri."Selesai mengatakan itu, Daniel menyuruh Oradin untuk mengikuti mereka membawa mutan-mutan itu kembali ke kedutaan.Raja Roger menghela napas saat melihat sekelompok orang yang pergi itu. Dia tidak mungkin berani membiarkan makhluk-makhluk mengerikan itu tinggal di istananya.Kemudian, Raja Roger memasang ekspresi dingin dan bertanya kepada pengawal di depan, "Apa kalian sudah menemukan Percy, Colin, dan Eileen?""Kami sudah mengerahkan banyak orang untuk menyelidiki dan sudah memblokir pusat transportasi. Yang Mulia tenang saja, mereka tidak akan bisa kabur," jelas pengawal itu.Raja Roger tersenyum puas sambil membalas, "Baiklah."Ketika berbalik dan hendak berjalan kembali, Raja Roger tiba-tiba melihat sebuah sosok. Dia berseru dengan tatapan suram, "Benson!"Benson merasa agak gugup, tetapi tetap memaksakan diri untu
"Baiklah," ucap Henry yang juga tidak menghalangi Chuck. Tidak lama setelah Chuck pergi, Lance tiba-tiba menghampiri."Paman Henry, tolong jaga ayah dan adikku," ujar Lance."Kamu mau ke mana?" tanya Henry dengan penasaran saat mendengarnya."Aku akan kembali ke negaraku, aku sudah memberi tahu ayahku dan lainnya," timpal Lance.Melihat tatapan Lance yang tegas, Henry baru teringat pada sesuatu. Dia mengangguk mengerti dan berkata, "Oke, cepat pergilah. Di sini ada aku, kamu tenang saja.""Terima kasih banyak." Lance adalah orang yang lugas. Setelah berpamitan dengan Henry, dia segera berbalik dan pergi. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu Aluna.Di dalam kamar, Suzy dan Robert berbaring di atas ranjang. Setelah melewati begitu banyak rintangan, mereka akhirnya merasa sangat rileks sekarang.Suzy memandang cahaya lampu di langit-langit sembari tersenyum dan berkata, "Kita menang.""Benar. Untungnya, kita bisa selamat." Selesai mengatakan ini, tatapan Robert menjadi suram, lalu dia terd
Meskipun berkata demikian, Suzy tak kuasa menggigil saat ditiup angin dingin. Melihat ini, Robert merentangkan lengannya untuk mendekapkan Suzy ke pelukan. Dia memeluk Suzy dengan erat dan berkata, "Tidurlah lebih awal, kamu pasti kelelahan beberapa hari ini."Robert mengecup kening Suzy dengan lembut, lalu mengulurkan tangannya untuk mematikan lampu. Malam berlalu dengan tenang, Suzy tertidur lelap di pelukan Robert.Keesokan harinya, Suzy merasa sekujur tubuhnya dipenuhi energi. Dia masih berbaring di pelukan Robert dan merasa enggan untuk bangkit. Keduanya berpelukan dengan sangat erat.Beberapa hari ini, mereka terus dihadapkan dengan situasi menegangkan sampai lupa kapan terakhir kalinya mereka bermesraan begini.Tempat tidur terasa sangat hangat di pagi hari. Keduanya masih tidak ingin bangun. Tangan keduanya meraba-raba selimut dan saling berpelukan dengan makin erat. Tidak lama kemudian, terdengar suara Robert yang dipenuhi gairah.Suzy menatap Robert dengan terkejut, tetapi Ro
Henry mengangguk karena juga merasa sangat lega. Dia berkata, "Benar, kita akhirnya bisa tenang sekarang. Kita tidak perlu takut ada yang membuat keributan lagi."Seusai mengatakan itu, Henry mengalihkan topik pembicaraan, "Omong-omong, para mutan itu terus meronta-ronta. Lihatlah ....""Paman Henry, aku memang ingin membicarakan masalah ini denganmu. Obat yang kupunya terbatas. Aku ingin meminta bantuanmu mencarikan beberapa bahan untuk membuat obat ini. Seharusnya, aku memberitahumu kemarin. Tapi, aku terlalu lelah sampai melupakan hal ini," jelas Suzy.Henry pun memahaminya sehingga menimpali, "Kamu berikan saja daftar obatnya kepadaku. Aku akan menyuruh orang mempersiapkan berapa pun yang kamu butuh.""Baiklah," sahut Suzy. Selesai membahas masalah obat, Suzy meminta bantuan lain lagi dari Henry.Sejam kemudian, Suzy dan Robert menaiki mobil yang diatur kedutaan dan pergi ke pangkalan kompetisi medis.Suzy teringat saat pertama kali dia datang kemari. Waktu itu, dia berambisi untuk
Air mata Suzy mengalir sesaat melihat sahabat-sahabatnya dan mendengar sambutan mereka yang begitu antusias.Suzy tersenyum sambil mengangguk. "Em."Pria yang berdiri di samping Suzy langsung berdeham untuk mengingatkannya.Suzy pun menambahkan. "Tunggu sampai urusanku selesai."Suzy harus menenangkan para mutan. Jika berhasil menyelesaikan semua urusannya sebelum kompetisi selesai, Suzy pasti akan kembali untuk ikut bertanding. Tak jauh dari sana, seseorang muncul sambil berbicara dengan sinis, "Memangnya peserta yang sudah didiskualifikasi masih bisa kembali berkompetisi? Mustahil!"Tanpa menoleh pun orang-orang tahu siapa yang sedang berbicara. Senyuman di wajah mereka pun pudar.Jean adalah orang pertama yang menoleh. Dia memutar bola matanya sambil menjawab, "Matsumo, berdasarkan skor saat ini, kelompokmu tidak akan bisa masuk ke babak final. Kalau aku jadi kamu, aku sudah mengundurkan diri dan kembali ke negaraku. Kulihat, anggota kelompokmu masih tahu malu, tidak seperti kamu,
"Kalian ngapain? Kalian ngapain? Tahan mereka, jangan!" Matsumo berteriak histeris.Ivan dan temannya tidak memedulikan teriakan Matsumo. Mereka menarik lengan Matsumo, lalu menyeretnya keluar.Penjaga gerbang terkejut melihat tindakan Ivan. Sesaat tersadar dari lamunan, Jean dan yang lainnya mengadang penjaga gerbang untuk menolong Matsumo.Dengan kekompakan anggota kelompok, Matsumo berhasil diseret keluar dari gerbang pangkalan.Ivan tersenyum dingin sambil berbicara kepada Matsumo, "Sekarang kamu sama kayak kami. Bukankah kelompokmu juga harus didiskualifikasi?"Matsumo mengentakkan kakinya dengan marah. "Bajingan! Kalian keterlaluan!""Kamu sendiri yang cari penyakit!" Jean melirik sinis.Matsumo membelalak tanpa bisa membantah. Sembari menahan amarahnya, Matsumo mendorong Ivan dan berjalan ke depan penjaga gerbang untuk protes. "Kalian lihat sendiri, mereka yang menyeretku keluar secara paksa!"Setelah selesai bicara, Matsumo meninggalkan mereka dan masuk kembali ke dalam pangkal
Jean mengangguk setuju. "Ivan mempertaruhkan nyawanya untuk menangkap mata-mata yang menyusup ke dalam pangkalan."Ivan menggaruk kepala sambil tersenyum canggung.Mereka mengobrol cukup lama, intinya mereka membahas pengalaman Suzy dan Robert saat ditangkap. Semua orang yang berada di pangkalan mengkhawatirkan keselamatan mereka."Sudah, kita harus pulang." Robert melirik Suzy.Meskipun tidak rela berpisah dengan teman-temannya, Suzy mengangguk dan harus pergi. Terlalu banyak hal luar biasa yang terjadi beberapa waktu lalu, Suzy bahagia dan bersyukur bisa bertemu kembali bersama kerabat dan sahabatnya."Pak Jean, Ivan, Christina, kami pamit dulu." Kata Suzy.Jean mengangguk, sedangkan yang lain melambaikan tangan. "Cepat kembali, kami menunggumu.""Em." Suzy mengangguk.Ketika Suzy dan Robert hendak pergi, terdengar suara asing yang memanggilnya. "Suzy!"Sesaat menoleh, terlihat Profesor Smith yang berlari ke arah Suzy. "Aku dengar dari Matsumo, katanya kamu sudah kembali. Tadinya aku